Homs, kota terbesar ketiga di Syria yang selama ini disebut-sebut pemberontak sebagai "ibukota revolusi", akhirnya berhasil dibersihkan dari para pembontak setelah melalui pertempuran sengit memperebutkan distrik Khaldiyeh yang menjadi kantong pertahanan terakhir pemberontak di kota tersebut.
Kemenangan tentara Syria di Homs tersebut "diresmikan" oleh menteri pertahanan Jendral Fahd al-Freij, yang melakukan peninjauan lapangan di distrik Khaldiyeh, Senin (5/8).
Menurut laporan kantor berita Syria SANA, Jendral Fahd al-Freij (beberapa waktu lalu digossipkan oleh media-media barat dan para pendukung pemberontak telah meninggal setelah sempat dirawat di Lebanon) telah melakukan "peninjauan di Khaldiyeh, dimana ia mengunjungi unit-unit tentara yang telah mengembalikan keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut."
Kepada SANA sang jendral mengatakan bahwa, “Syria akan mengalahkan para teroris pengecut yang dibantu oleh lebih dari 80 negara.” Jendral Freij menyebutkan bahwa aksi-aksi terorisme di Syria yang dilakukan pemberontak merupakan bagian dari agenda Amerika dan Israel di kawasan.
Kunjungan jendral Freij dilakukan hanya sehari setelah Presiden Bashar al-Assad mengatakan kepada media massa bahwa krisis di Syria hanya bisa diselesaikan melalui "serangan tangan besi terhadap teroris".
Homs merupakan salah satu kota paling strategis di Syria. Kota ini menghubungkan ibukota Damascus dengan pantai Laut Mediterania. Keberhasilan militer Syria menguasai Homs merupakan kemenangan besar setelah keberhasilan menguasai kawasan al Qusayr yang juga terletak di Provinis Homs, bulan Juni lalu.
Sebelumnya pada hari MInggu (4/8) Presiden Bashar al Assad melalui televisi nasional Syria menyatakan tekadnya untuk memerangi pemberontak dengan tangan besi.
"Tidak ada solusi yang bisa didapatkan dari teroris kecuali dengan menyerang dengan tangan besi.... Saya tidak yakin ada orang seorang yang sehat pikirannya yang menganggap bahwa terorisme bisa ditangani dengan cara politis," kata Bashar.
Menurut Basar, ketika terorisme telah muncul, maka satu-satunya cara mengatasinya adalah dengan menghancurkannya.
Menurut Bashar, dalam konflik yang terjadi di Syria telah terjadi perang media antara pihak-pihak yang bertikai, namun penyelesaian tetap ditentukan di medan perang.
REF:
"Syria Defense Minister Tours Homs’ Khaldiyeh: Syria Will Triumph"; almanar.com.lb; 5 Agustus 2013
"President Assad: Terror Should Only be Striken with Iron Fist"; almanar.com.lb; 5 Agustus 2013
SAMA KAYAK MOYANG LUH!!!ABDULLAH IBNU SABA!!!TAQIYAH MULU!!!DASAR ANJING SYIAH RAFIDHOH!!LUH!!!
ReplyDeleteBiasanya komentar-komentar seperti ini langsung saya hapus. Tapi sebagai bukti kebajatan akhlak orang-orang bodoh yang mengaku Islam (biasanya pengikut aliran salafi-wahabi, tapi terkadang aliran lain pun ikut ketularan), komentar ini saya biarkan.
ReplyDeleteSya kira apa yang dilakukan As'ad adalah hal yang memang semestinya dilakukan oleh seorang kepala Negara yang sah, bila ada sebuah pemberontakan di suatu negara maka pemimpin sah semsetinya meredam pemberontakan sebisanya agar stabilitas tercapai ... demikian menurut akal sehat .. Syiria terlah lama menderita akibat intervensi asing (pemberontak yang dibiayai dan di kontrol asing), maka sekiranya wajar apabila rakyat Syiria dan pemerintahnya mempertahankan diri dengan sekuat tenaga :-)
ReplyDeletepasukan Asad sudah mulai sempoyongan menghadapi pemberontak. baca keberhasilan pemberontak menguasai Allepo dan daerah yang lainnya.
ReplyDelete