Monday, 18 January 2016

Adu Kekuatan NATO-RUSIA Semakin Serius

Indonesian Free Press -- Awal tahun 2016 menunjukkan eskalasi baru persaingan adu kekuatan NATO-RUSIA di sekitar perbatasan Rusia, atau perbatasan barat Rusia.

Minggu ini, di Lithuania, sebagai bagian dari operasi “Atlantic Resolve”, bersama-sama dengan persenjataan standar, kekuatan utama dari batalion Amerika di Eropa, yaitu Resimen Kavaleri ke-2 yang berpangkalan di Jerman, telah tiba. NATO tidak menyembunyikan fakta bahwa kekuatan NATO di wilayah Baltik (bekas wilayah Uni Sovyet yang secara geografis berada di dalam wilayah Rusia).

Di Polandia, baru-baru ini Menteri Pertahanan Antoni Macierewicz, dalam wawancara program radio ‘Maryja’, sekali lagi mengatakan harapannya bahwa dalam pertemuan tingkat tinggi NATO mendatang di Warsaw, organisasi ini akan sepakat bagi penempatan pangkalan militer permanen di Polandia, yang selama ini ditolak Jerman.

Polandia telah mendesak NATO untuk menempatkan senjata nuklir di wilayahnya. Menurut Deputi Menteri Pertahanan Tomasz Siemoniak, NATO memiliki program untuk menempatkan senjata-senjata nuklir di negara sekutu NATO. Ini berarti, tidak hanya di Polandia, senjata-senjata nuklir juga bisa ditempatkan di Lithuania, Baltik dan negara-negara Eropa Timur lainnya yang berdekatan dengan Rusia.

Hal ini pun telah didukung oleh pernyataan Panglima NATO Jendral Philip Breedlove. Ia mengatakan, terhadap Rusia NATO harus menerapkan 'langkah-langkah keras'. Pengiriman pasukan dan persenjataan modern hingga senjata nuklir adalah bagian dari 'langkah-langkah keras' itu.

Operasi “Atlantic Resolve” dimulai tahun 2014, tidak lama setelah Krimea bergabung dengan Rusia. Kala itu pemimpin negara-negara Baltik membuat peryataan bersama bahwa hal yang sama dengan Krimea bisa terjadi di Baltik, dan menyerukan NATO untuk membantu. Sejak itu NATO menempatkan pasukannya secara berganti-ganti di kawasan itu. Pasukan NATO yang ditempatkan di Distrik Rukla terdiri dari gabungan batalion-batalion infantri mekanik “Iron wolf”.

Pada tanggal 14 Januari, NATO mengirim sejumlah besar peralatan militer ke Baltik, termasuk kendaraan lapis baja Stryker, kendaraan taktis lapis baja dan truk-truk pengangkut pasukan. Unit-unit militer Amerika, yang awalnya ditujukan untuk menangani konflik lokal, kini memiliki sejumlah besar senjata untuk melakukan offensif.

Menurut sejumlah data, kekuatan NATO di Distrik Šiauliai, Lithuania, kini dilengkapi dengan tank-tank Abrams dan Bradley. Persenjataan yang sama kini juga ditempatkan di pangkalan NATO di Latvia dan Estonia. Sebagai tambahan pangkalan udara NATO di Šiauliai, Lithuania, telah diperkuat dengan 16 jet tempur. Selain itu di dekat perbatasan Rusia, peralatan-peralatan inteligen elektronik juga telah ditempatkan secara massif.

Pada saat yang bersamaan media-media barat secara aktif memprovokasi publik dengan gambaran tentang 'ancaman Rusia' atau 'Beruang Rusia yang Berbahaya'.

Hal itu tentu bukan tanpa perhatian serius Rusia. Dalam doktrin pertahanan Rusia yang dirilis tahun lalu, Rusia memandang NATO sebagai ancaman, bukan lagi sebagai mitra. Terkait hal ini, Presiden Vladimir Putin dalam sebuah wawancara dengan wartawan Jerman menyebutkan kesalahan Amerika dan NATO adalah 'pembangunan struktur-struktur militer ke arah timur' dan 'nafsu NATO untuk menguasai Eropa'.

Dalam sebuah pertemuan Kementrian Pertahanan Rusia Desember 2015 lalu, Menhan Sergei Shoigu mengatakan, "Selama tahun ini (2015) jumlah pesawat mereka bertambah delapan kali, dan jumlah personil militer bertambah 13 kali." Selain itu, kata Shoigu, sebanyak 300 tambahan tank dan kendaraan infantri telah ditempatkan di perbatasan Rusia selain juga sistem pertahanan udara Aegis. Di antara pesawat-pesawat terbang NATO, sebanyak 310 pesawat memiliki kemampuan membawa bom-bom nuklir.

Karena alasan itulah, Rusia harus merespon. Meski kondisi ekonomi belum pulih benar, Rusia terus meningkatkan kemampuan militernya. Dalam laporan kepada Presiden Putin tanggal 11 Desember 2015, Menhan Shoigu mengatakan bahwa sejumlah langkah akan dilakukan untuk memperkuat militer Rusia di wilayah barat, barat daya dan Arctic. Dalam langkah-langkah tersebut, selain memperkuat kekuatan militer di Krimea dan Kaukasus Utara, pembentukan satuan Tentara Tank Pertama (1st tank army) di wilayah barat (Western military district) akan dipenuhi. Selain itu satuan Tentara ke-6 di wilayah St Petersburg dan Tentara ke-20 di Voronezh akan diperkuat dengan koneksi-koneksi baru. Rusia juga akan membentuk unit-unit reaksi cepat di sekitar perbatasan, sebagai reaksi atas langkah serupa sebelumnya oleh NATO.

Pada tanggal 3 Januari lalu, Komandan Pasukan Payung (Airborne Troops)  Kolonel-Jendral Vladimir Shamanov mengatakan bahwa akan dibentuk enam divisi baru pasukan payung, ditambah formasi unit-unit pesawat tanpa awak dan dua divisi perang elektronik. Dalam pasukan payung, yang selama ini tidak memiliki pasukan tank, kini dilengkapi unit-unit khusus pasukan tank yang turut diterjunkan ke daerah konflik dengan parasut khusus.

Tingkatkan Jangkauan Rudal S-400

Sistem pertahanan udara S-400 (versi NATO SA-21 Growler) adalah senjata pertahanan udara terbaik di dunia yang operasional sampai saat ini. Dengan jangkauan mencapai 400 km, senjata ini mampu menembak jatuh berbagai jenis sasaran sekaligus, mulai dari drone, pesawat siluman hingga rudal ballistik yang terbang dengan kecepatan beberapa kali kecepatan suara. Keunggulan lainnya yang tidak kalah penting adalah senjata ini tahan terhadap berbagai serangan elektronik lawan yang bermaksud mengacaukan sistem persenjataan ini.

Namun, dengan semua keunggulan itu, Rusia menganggapnya masih kurang handal, terutama untuk menangkal senjata-senjata lawan yang terbang jauh. Maka Rusia mengembangkan rudal baru untuk sistem persenjataan ini, dengan daya jangkau yang lebih besar. Seperti dilaporkan kantor berita Sputnik News (RIA Novosti), minggu lalu,

"Ujicoba-ujicoba telah selesai dilakukan. Rusal ini akan memungkinkan sistem S-400 menjadi lebih potensial," kata sumber militer Rusia kepada RIA Novosti.

S-400 Triumf (versi NATO adalah SA-21 Growler) mulai beroperasi tahun 2007. Generasi terbaru senjata ini dilengkapi dengan tiga jenis rudal, yaitu rudal jarak pendek, menengah hingga sangat jauh. Senjata ini mampu mendeteksi dan menembak sekaligus 36 sasaran dengan 72 rudal. Senjata ini dianggap sebagai sistem pertahanan udara terbaik di dunia.

Rusia kini tengah mengembangkan senjata sejenis dengan kemampuan lebih tinggi lagi, yaitu s-500. Namun baru beberapa tahun lagi senjata baru ini bisa dioperasikan secara resmi. Rusia juga dikabarkan tengah merencanakan pembangunan kapal induk baru.(ca)

No comments:

Post a Comment