Monday, 18 January 2016

Iran: Marinir Amerika Menangis Saat Ditangkap

Indonesian Free Press -- Para marinir Amerika menangis saat ditangkap oleh Pasukan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) di Teluk Parsi baru-baru ini. Demikian pernyataan komandan senior IRGC Brigjen Hossein Salami, seperti dilaporkan kantor berita Fars News Agency (FNA), Minggu (17 Januari).

“Para marinir itu menangis saat ditangkap, namun kemudian mereka merasa tenang setelah mendapat perlakuan yang baik," kata Salami.

Salami juga mengklaim bahwa para politisi Amerika merasa sangat berterima kasih kepada Iran, setelah para marinir itu dilepaskan kembali.

“Para pejabat Amerika itu dengan memelas mengakui kekuatan kita, dan kami membebaskan para marinir itu setelah mendapat penjelasan bahwa mereka tidak sengaja memasuki wilayah Iran. Kami bahkan mengembalikan senjata mereka," tambah Salami.

Angkatan Laut IRGC menahan dua kapal cepat Amerika dengan 10 marinir di dalamnya pada hari Selasa, 12 Januari lalu, setelah mereka memasuki wilayah Iran sejauh tiga mil di dekat Pulau Farsi. Kedua kapal Amerika itu dilengkapi dengan meriam 50 mm dan sejumlah senjata ringan dan semi-berat.

Ke-10 marinir itu, seorang wanita dan sembilan pria, dibebaskan sehari kemudian setelah dipastikan mereka tidak sengaja memasuki wilayah Iran.

FNA juga melaporkan, selama drama penahanan itu nyaris terjadi perang besar di Teluk Parsia setelah Amerika dan Perancis mengirim dua kapal induk ke dekat wilayah Iran. IGRC mengklaim telah 'mengunci' kedua kapal induk itu dan siap menembaknya dengan rudal-rudal anti-kapal. Setelah diperingatkan, kedua kapal induk itupun bergerak menjauh.(CA)

No comments:

Post a Comment