Oleh Hendrajit, Global Review Institute
Indonesian Free Press -- Di negeri kita, sedang dibangun suatu opini bahwa impor itu bukan karena keterdesakan kebutuhan akibat kelangkaan barang. Melainkan impor merupakan ideologi.Lebih baik impor daripada produksi sendiri atau swasembada.
Inilah sebentuk Perang Asimetris yang dilancarkan asing. Kita dikondisikan agar secara sukarela jadi orang yang tidak produktif, tidak kreatiff dan tidak imajinatif. "
Padahal, seperti ungkapan Bung Karno: "Barang siapa punya imajinasi tentang masa depan, maka dia akan dimenangkan oleh sejarah."
Agaknya, secara bertahap negeri kita masuk dalam jebakan skema para kapitalis global yang dilancarkan lewat IMF dan Bank Dunia. Mereka punya skema bernama Structural Adjustment Program (SAP) salah satunya adalah, membuka kran impor yan seluas-luasnya. Selain titah pada negara-negara patuh pada skema IMF ini, untuk memprivatisasi BUMN dan mencabut subsidi sektor-sektor yang sangat vital bagi masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan BBM.***
Keterangan: dicopas dari status Facebook.
Ironis, krisis garam di surga garam..
ReplyDeleteJangan dipikir, jgn di tanya, jgn diresapi