Wednesday, 2 August 2017

Leaderless and Stateless

Oleh: Emha Ainun Najib

Indonesian Free Press -- Problem Indonesia Diluar Kapasitas Jokowi "Leaderless and Stateless" #Indonesiaku "Kalo SBY itu peragu, kalo yang sekarang ini gak ngerti apa yang harus diragukan atau apa yang harus ditegaskan" (Cak Nun) Kondisi leaderless (negara tanpa pemimpin) seperti sekarang ini sangat membahayakan NKRI . #tragis "Malaikat pun tertawa melihat Indonesia, punya presiden 'i don't read what i sign'" (Cak Nun) 


"Wong bangsamu ini milih kepala desa aja ndak bisa, disuruh milih presiden" (Cak Nun) Tragis negeriku... Kondisi leaderless seperti sekarang ini cocok bagi mereka yg punya sumber daya "mendikte" negeri ini. Tertipu pencitraan benar-benar menghadapkan Indonesia pada resiko yg besar. Dan kondisi tragis spt ini kok masih ada yg tetep fanatik "pokoknya benar", masih memilih tertipu pencitraan. #makintragis Mungkin jadi benar ustadz YM, tinggal berdoa saja... demi keselamatan negeri ini. Negara tanpa pemimpin (leaderless), bahkan negara tanpa negara (stateless), negara tanpa kedaulatan... #kosong Bukan tidak move on dari pemilu, tapi kondisi leaderless dan stateless seperti sekarang ini dampak langsung dari kebodohan saat itu. Masing-masing kita harus jadi agen pencerahan negeri... berat bener pekerjaan mencerahkan. Bener kata Cak Nun, "Bangsamu ini milih kepala desa aja ndak bisa apalagi milih presiden". #sakit Kita kecewa dg era SBY, tapi jelas jauh lebih baik. Sekarang ini benar-benar tanpa presiden.. Menteri saling ribut, wapres ribut sama menteri, presidennya gak ngerti tentang apa yang haruss dilakukannya ... kehancuran tanpa perlawanan. Kita udah ingatkan ini orang kosong... kesian republik. tapi banyak yg memaksakan diri untuk manggut-manggut ketipu pencitraan. Belum siap bangsa ini berdemokrasi ... masih gampang ditipu. Kayaknya gak sampe akhir tahun udah jatuh ini presiden. Kecuali rakyat yang lapar ini tetep puas makan dan kenyang berita pencitraan nan kosong. Bahaya banget ini negara autopilot.... ada yg pegang setir tapi ndak tau apa-apa, mau kemana, dalam situasi apa. Ketika amanah diserahkan pd yg bukan ahlinya... kehancuran “@mittafaried: tukang becak disuruh nyetir pesawat..ya beginilah jadinya” Relawan-relawan dah puas dg posisi komisaris dan dubes... tapi rakyat yg jadi korban, rapuh tanpa pembelaan. Presiden paling blah bloh sepanjang sejarah... tentunya cerminan rakyat yg blah bloh juga. Dua hari lalu kedatangan teman lama, curhat ttg lesunya bisnis beliau dan pun teman-teman beliau. Order sepi. Udah merata ini. Problemnya sudah di luar kapasitas jokowi dg segala kekosongannya. Problemnya terlalu nyata ... gak bisa dg solusi-solusi pencitraan. Ada pihak2 yg mau ambil keuntungan besar dg merekayasa agar indonesia punya presiden selemah ini... Dengan punya presiden selemah ini, Indonesia jadi mudah diacak-acak... Kasihan rakyat kecil, meski krn dampak langsung kebodohannya sendiri saat pilpres kmrn ... Relawan berpesta dg jabatan komisaris dan dubes, rakyat sedang sakratul maut. Saat kampanye bisa dg solusi "makan pecel, nasi seperempat" "mendadak umroh"... hari ini gak bisa... Lupakan solusi dg logika dewan redaksi media.. "jokowi makan pecel, nasi seperempat" Problemnya ndak bisa lagi dg logika "menteri lompat pagar" "jokowi makan pecel, nasi seperempat" ... terlalu nyata problemnya. Tiap hari dulu kita udah kita ingatkan, tapi banyak org yg memilih utk menjerumuskan NKRI dg leaderless spt ini. Ketika semua problem itu pencitran sbg solusinya, maka gak ada satu pun masalah yg terselesaikan. Kondisi yg sangat tidak ideal justru dipimpin oleh orang yg bahkan tak tau sekarang lagi kondisi apa. #tragis Yang sabar ya sahabat... terutama rakyat-rakyat kecil di seluruh pelosok negeri yg makin sulit hidupnya... Jujur saya berharap apa yg kami ingatkan dulu soal jokowi itu salah... karena benarnya kami gak membuat kami bahagia ... negara taruhannya. Dulu saya bilang jokowi itu kosong... jujur saya berharap saya salah... krn ketika saya benar tidak membuat saya bahagia ... rakyat ***


Dicopas dari status Nanik Sudaryati

No comments:

Post a Comment