Indonesian Free Press -- Presiden Rusia Vladimir Putin memamerkan senjata-senjata super Rusia yang akan mengubah 'cara pandang' perang modern di masa depan. Seorang pengamat menyebut langkah Presiden Putin ini untuk menyadarkan pemerintah dan rakyat negara-negara barat tentang bahaya yang akan ditanggung mereka bila terus memprovokasi Rusia.
Seperti dilaporkan oleh The Saker, Kamis (1 Maret), dalam pernyataan kepada wartawan di gedung Majelis Federal (Manezh) di Moskow, Kamis, Putin mengumumkan keberadaan senjata-senjata 'super' Rusia yang tidak dimiliki negara-negara lain.
Senjata pertama yang disebutnya adalah rudal ballistik antar-benua (ICBM) RS-28 'Sarmat' yang akan menggantikan rudal sejenis namun lebih tua, SS-18 'Satan'. Selanjutnya masing-masing adalah rudal jelajah (cruise) yang digerakkan oleh tenaga nuklir yang memiliki jangkauan tidak terbatas.
Disusul kemudian dengan drone bawah laut yang digerakkan dengan tenaga nuklir yang juga berdaya jelajah tidak terbatas, mampu menyelam dalam kedalaman yang tidak bisa dijangkau alat selam manapun, sangat cepat, dan tidak bersuara.
Selanjutnya adalah rudal jelajah hipersonik berkecepatan hingga lebih dari 10 kali kecepatan suara dan berdaya jangkau 2.000 km. Dan terakhir adalah rudal strategis berkecepatan lebih dari 20 kali kecepatan suara bernama 'Avangard'.
"Semua senjata ini bisa dipasangi hulu ledak nuklir. Bayangkan saja implikasinya! Tidak hanya membuat semua senjata anti-ballistik (ABM) Amerika tidak berguna, namun juga sejak saat ini semua kapal induk Amerika hanya bisa digunakan untuk melawan negara-negara lemah!" tulis The Saker.
Secara khusus The Saker menyoroti rudal jelajah hipersonik 'Kinzhal' yang memiliki kecepatan lebih dari 10 kali kecepatan suara. Rudal ini, sebut The Saker, telah dipasang di pesawat-pesawat Mig-31 di wilayah Komando Militer Selatan (Southern Military District). Diperkirakan pesawat-pesawat SU-35, SU-30SM atau SU-34 juga bakal dilengkapi dengan rudal-rudal ini.
"Rudal ini adalah, tidak ada kata lain yang lebih tepat kecuali 'mengagumkan'. Kecepatan lebih dari 10 kali kecepatan suara (Match 10), mudal bermanuver dan berdaya jangkau 2.000 kilometer. Semua kekuatan laut yang ada saat ini tidak berarti lagi baginya. Kita, secara resmi telah masuk ke era baru dengan keberadaan rudal ini. Tidak ada satupun sistem pertahanan udara bahkan perspektif (dalam rencana) sistem pertahanan yang dimiliki oleh NATO yang bisa mencegat rudal ini. Tembakan salvo 5-6 rudal ini menjadi jaminan hancurnya satu armada kapal induk (Carrier Battle Group)," tulis analis-redaktur The Saker.
Dengan telah dipasangnya rudal ini di pesawat-pesawat MiG-31 Komando Wilayah Selatan, secara efektif Rusia telah menguasai seluruh wilayah laut dari Laut Hitam sampai bagian timur Laut Tengah. Tidak hanya itu, dengan pesawat-pesawat Mig-31 yang bisa beroperasi sampai wilayah Yelizovo, sebagian besar wilayah Pasifik Barat juga kini berada di bawah kendali Rusia.
"Rudal ini membuat armada kapal induk hanya berfungsi untuk melawan kekuatan yang lemah, juga membuat semua kapal perang tidak berdaya sama sekali, tidak peduli dengan semua sistem pertahanan yang dimilikinya."
Pemilihan pesawat Mig-31 sebagai pesawat pertama yang membawa rudal ini memiliki alasan logis. Pesawat ini adalah pesawat pencegat (interceptor) terbaik di dunia dengan kecepatan lebih dari 3 kali kecepatan suara. Namun dalam jangka panjang, pesawat-pesawat lain pun kemungkinan akan dilengkapi dengan rudal ini.
"Saya tidak ingin terkesan mendramatisir dan saya juga tahu selalu ada kejutan tentang persenjataan Rusia. Namun pengakuan kali ini dari pimpinan tertinggi Rusia tentang Kinzhal sungguh mengejutkan. Keseimbangan kekuatan telah berubah secara dramatis. Dengan adanya senjata ini kekuatan laut seperti yang ada sekarang ini sudah tidak berarti lagi. .... Ini adalah berakhirnya 'Empire': tidak ada lagi pilihan militer melawan Rusia.".
Sementara itu situs Off-Guardian.org memberikan ulasan yang cerdas tentang langkah Presiden Putin ini.
"Tidak ada diskusi yang lebih tepat tentang senjata-senjata generasi baru ini kecuali bahwa ini adalah respon atas langkah bodoh Amerika yang mengundurkan diri dari perjanjian ABM tahun 2002 dan langkahnya kemudian yang menggelar sistem pertahanan Aegis di Jepang, Eropa Timur dan di atas kapal-kapal perang Amerika dan mengancam kota-kota Rusia dengan dalih 'pertahanan',” tulis Off-Guardian.org.
Rusia telah mengingatkan Amerika tentang konsekuensi berbahaya atas langkahnya meninggalkan perjanjian ABM (anti-ballistik missile) yang bisa menggiring pada perang dunia ketiga. Rusia juga mengingatkan Amerika bahwa negara ini terpaksa akan merespons langkah Amerika itu.
"Namun mereka (Amerika) buta dan tuli," tambah Off-Guardian.org, seraya mengutipkan kembali pernyataan Vladimir Putin hari Kamis (1 Maret) lalu:
"Tidak ada yang mau berdiskusi dengan kita tentang masalah-masalah fundamental. Tidak ada yang mau mendengarkan kita. Kini, mereka harus mendengar!”.(ca)
Kinzhal, the new game changer n rules breaking
ReplyDelete