Indonesian Free Press -- Amerika dan sekutu-sekutunya (Inggris dan Perancis) menembakkan 103 rudal jelajah ke Suriah, Sabtu dinihari (14 April) atau Jumat tengah malam. Dan Suriah menembak jatuh 71 di antaranya. Dengan kata lain, serangan Amerika Cs mengalami kegagalan total.
Seperti dilaporkan Sputnik News hari ini (Sabtu, 14 April), militer Rusia mengkonfirmasi jumlah rudal yang ditembakkan Amerika Cs ke Suriah dan jumlah rudal yang ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Suriah.
"Keseluruhan, 103 rudal jelajah ditembakkan. 71 di antaranya ditembak jatuh," kata pejabat militer senior Rusia Sergei Rudskoi, dalam sebuah rapat di Moscow.
Hal ini mengkonfirmasi pernyataan Kemenhan Rusia sebelumnya yang menyebutkan bahwa 'sejumlah besar' rudal Amerika Cs berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Suriah. Kemenhan Rusia juga menyebutkan bahwa sistem pertahanan udara Rusia di Suriah tidak terlibat dalam aksi tersebut setelah tidak satupun rudal Amerika Cs memasuki wilayah yang dilindunginya.
"Lebih dari 100 rudal jelajah dan rudal-rudal udara ke darat ditembakkan oleh Amerika, INggris dan Perancis dari laut dan udara ke arah fasilitas militer dan sipil Suriah," demikian pernyataan Kemenhan Rusia kepada RIA Novosti sebelumnya.
Kemenhan Amerika mengatakan bahwa belum ada rencana bagi serangan berikutnya. Sementara militer Suriah menyatakan terima kasih pada Rusia yang telah memperingatkan rencana serangan udara Amerika dan menyarankan pengosongan sejumlah pangkalan militer yang menjadi sasaran serangan.
"Kami berhasil menangkal serangan. Kami telah mendapat peringatan dini tentang serangan ini dari Rusia. Dan sejumlah pangkalan militer telah dikosongkan beberapa hari yang lalu," kata jubir militer Suriah.
Beberapa jam setelah serangan, ratusan warga Suriah melakukan aksi dukungan kepada pemerintah dan militer Suriah di Lapangan Umayyad Square di pusat kota Damascus. Mereka mengibarkan bendara Rusia, Iran dan Hizbollah di samping bendera Suriah. Gambar Presiden Bashar al Assad juga dikibar-kibarkan para peserta aksi. Sementara televisi Suriah menayangkan gambar kegiatan Bashar al- Assad di kantornya hanya beberapa saat setelah terjadi serangan.
Kemenlu Suriah mengutuk serangan tersebut sebagai aksi "brutal, barbar, dan agresi" yang sengaja dilakukan untuk menggagalkan penyelidikan yang tengah dilakukan Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW), terhadap serangan kimia di Douma yang menjadi dalih serangan oleh Amerika Cs.
"Terjadinya serangan bersamaan dengan kedatangan misi OPCW ke Suriah untuk menyelidiki tuduhan serangan kimia di Douma, dan dengan misi utama menggagalkan pekerjaan misi ini," demikian pernyataan Kemenlu Suriah seperti dilansir kantor berita Suriah SANA.
Kemenlu Suriah menyebut serangan tersebut merupakan 'upaya untuk menggagalkan terungkapnya kebohongan atas tuduhan serangan kimia di Douma'.
Serangan tersebut, sebut Kemenlu Suriah, selain menargetkan Damaskus, juga kota Homs di utara Suriah. Tiga orang dilaporkan terluka di HOms, namun tidak disebutkan jumlah korban keseluruhan.
Rusia Ancam Kirim S-300 ke Suriah
Sementara itu paska terjadinya serangan, Sergei Rudskoi mengancam akan mengirim sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah untuk memperkuat sistem pertahanan udara negara sekutunya itu.
Rusia memiliki sistem pertahanan S-300 dan yang lebih canggih S-400 di Suriah. Namun senjata-senjata ini hanya ditempatkan di fasilitas-fasilitas vital Rusia di Suriah terutama pangkalan udara dan laut di Provinsi Latakia di barat-laut Suriah.
Adapun pertahanan udara Suriah sebagaimana dikutip dari Wikipedia, hanya diperkuat dengan rudal-rudal S-75 Dvina, S-125 Neva/Pechora, S-200, 9K33 Osa, 2K12 Kub dan Buk, serta meriam-meriam anti pesawat kalibar 23mm hingga 100mm. Namun, dengan bantuan radar yang diberikan oleh Rusia, sistem pertahanan Suriah bisa jauh lebih efektif, terbukti dengan keberhasilan menembak 71 rudal jelajah Amerika.
Di sisi lain, rudal-rudal jelajah Tomahawk yang menjadi andalan dalam serangan Amerika Cs, relatif sudah ketinggalan jaman dibandingkan rudal-rudal sejenis buatan Cina dan Rusia. Rudal jelajah Kalibr-N milik Rusia, misalnya, jauh lebih efektif dari Tomahawk, baik dari segi keakurasian maupun kecepatan yang menjadi andalan rudal jelajah untuk menghindari sistem pertahanan lawan. Bila Tomahawk terbang dengan kecepatan sub-sonik (di bawah kecepatan suara), maka Kalibr-N terbang dengan kecepatan 2,5 sampai 3 kali kecepatan suara.(ca)
Meski Rusia g mengakui bantu Suriah.. tp dilapangan, Rusia benar2 total melindungi langit Suriah.
ReplyDeleteMantab, kasus libya tak boleh terulang
Lapor debka bomber Russia memasuki iran
ReplyDeleteAmerika tahu persis kekuatan iran dan fasiltas iran tidak diusik tapi fasilitas suriah kerjasama dengan iran dan amerika mencoba S200 suriah sudah di upgrade iran sangat akurat
ReplyDelete