Indonesian Free Press -- Iran dan Israel saling menembakkan rudal dalam satu aksi 'perang terbuka langsung' pertama antara kedua musuh bebuyutan tersebut.
Seperti dilaporkan CNN hari ini (10 Mei), kedua kekuatan tersebut menembakkan rudal-rudalnya Rabu petang. Iran, disebut-sebut memulai pertempuran dengan menembakkan rudal-rudalnya ke wilayah Dataran Golan, wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak tahun 1967. Penembakan tersebut dilakukan dari wilayah Suriah.
Israel mengklaim Iran menembakkan 20 rudal dan sebagian ditembak jatuh dengan pertahanan 'Iron Dome'. Israel membalas dengan menembakkan rudal-rudal darat-darat ke wilayah Suriah yang direspon dengan tembakan pertahanan udara Suriah. Selanjutnya, Suriah dan Israel saling menembakkan artilerinya ke posisi lawan.
Kemenhan Israel menuduh pasukan khusus Iran, Al Quds Force, tertanggungjawab dalam penembakan rudal-rudal Iran tersebut. Jubir Kemenhan Israel Jonathan Conricus mengatakan bahwa roket-roket Iran mengincar posisi garis depan militer Israel di Dataran Golan, namun sebagian besar berhasil ditembak jatuh dan sisanya tidak mengenai sasaran dan jatuh di wilayah Suriah. Conricus menyebut Israel menembak jatuh 'belasan rudal Iran' seraya menyebut hal itu sebagai 'operasi militer terbesar melawan Iran' dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Kamis pagi (10 Mei) Menhan Israel Avigdor Liberman mengatakan Israel telah berhasil menghancurkan sebagian besar infrastruktur militer Iran di Suriah.
Sementara itu pada Rabu petang, saat tembak-menembak berlangung, televisi Suriah Sana TV, melaporkan bahwa Israel telah menembakkan sejumlah rudal ke kota Baath di Provinsi Quneitra, namun tidak ada korban jiwa. Tidak lama kemudian laporan menyebutkan bahwa, meski sebagian besar rudal Israel berhasil ditembak jatuh, dua rudal menghantam instalasi radar dan gudang senjata.
Tidak ada pesawat tempur Israel yang tampak terlibat dalam aksi. Sementara Conricus menyebutkan peralatan-peralatan tempur darat turut dilibatkan dalam aksi tersebut.Israel telah memperkirakan serangan Iran setelah sejumlah serangan dilancarkannya terhadap posisi-posisi Iran di Suriah dalam beberapa waktu terakhir. Serangan Israel terakhir terjadi Selasa petang (8 Mei), atau beberapa saat setelah Amerika menarik diri dari Perjanjian Nuklir Iran dengan negara-negara besar yang ditandatangani tahun 2015.
Seorang pejabat Amerika mengatakan kepada CNN bahwa serangan itu menghantam pangkalan militer Iran di dekat Damascus. Menyusul serangan ini, Israel meningkatkan status siaga dan melakukan mobilisasi pasukan secara terbatas. Israel pun membuka bunker-bunker bawah tanahnya di Dataran Golan, namun tidak menyerukan warga untuk mengungsi. Pada hari Rabu pagi Kastaf Gabungan Gadi Eisenkot melakukan pertemuan dengan para pemimpin sipil dan militer membahas situasi.
Pada hari yang sama PM Benjamin Netanyahu bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moscow dalam peringatan 'Hari Kemenangan' yang menandai kemenangan Rusia dalam Perang Dunia II. Pada pertemuan tertutup antara keduanya, Netanyahu mengatakan kepada Putin bahwa Israel 'berhak untuk mempertahankan diri dari ancaman Iran di Suriah'.
"Iran tengah mencoba untuk mentransfer pasukan dan senjata-senjata mematikan ke Suriah dengan tujuan menyerang Israel. Tentu Israel berhak untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan diri dari agresi ini," kata Netanyahu.
Di sisi lain Putin meminta Netanyahu untuk menahan diri.
Rusia dan Israel memiliki saluran komunikasi khusus untuk menghindarkan konflik antara keduanya di Suriah. Dalam kasus ini pun, Israel telah memberitahukan Rusia sebelum melakukan serangan. Demikian kata Conricus.(ca)
Masih sangat terbatas..
ReplyDeletePerang psikologis
Khabarnya rudal yang ditembakkan berjumlah 68 tapi israel hanya mendeteksi 20 yang lain kemana ya...
ReplyDelete