Sunday, 1 July 2018

Gagal Kuasai Hudaydah, Saudi Tawarkan Perundingan

*Pejuang Yaman Tembakkan Rudal-Rudal Ballistik Baru

Indonesian Free Press -- Koalisi pimpinan Saudi Arabia dan pejuang Yaman sepakat untuk menggelar perundingan setelah kegagalan koalisi Saudi menguasai kota pelabuhan Hudaydah. Demikian Veterans Today melaporkan, Sabtu (30 Juni).

Seperti disebutkan dalam laporan itu, utusan khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths mengungkapkan bahwa perundingan antara pihak-pihak yang berperang di Yaman akan dilangsungkan bulan Juli ini. 

“Saya akan bertemu dengan kedua pihak paling lama dalam beberapa minggu kedepan,” kata Griffiths, Kamis (28 Juni).


“Saya berharap bahwa DK-PBB akan bersidang minggu depan dan kami bisa menyampaikan rencana ini kepada mereka untuk membicarakan rencana sebelum perundingan dilakukan,” tambahnya.

Griffith menyebutkan bahwa kedua pihak yang berperang telah bersedia untuk bertemu, meski pada saat bersamaan koalisi pimpinan Saudi tidak mengurangi offensif ke kota Hudaydah.

"Kedua pihak telah memastikan kesiapannya untuk bertemu dan memulai perundingan," katanya seraya menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan pendekatan selama dua tahun untuk membawa mereka ke perundingan.

Pada saat yang sama pertempuran di Hudaydah tidak mengalamai penurunan eskalasi dengan Saudi membombardir kota pelabuhan strategis itu. Bagi Saudi menguasai kota ini akan memberikan tekanan kuat kepada kelompok pejuang Ansarullah-Houthi untuk menyerah mengingat kota ini adalah pintu masuk barang-barang kebutuhan ke sebagian besar wilayah yang dikuasai para pejuang, termasuk ibukota Sana'a.

Namun, meski telah didukung oleh serangan-serangan udara yang intensif, pasukan darat koalisi Saudi mengalami kegagalan setelah mendapat perlawanan sengit dari para pejuang. Upaya koalisi Saudi semakin berat setelah pada hari Kamis, media Arab 'al-Arabiya' melaporkan bahwa salah satu sekutu koalisi, yaitu Abduh Zayd, memisahkan diri dan bergabung dengan para pejuang. Zayd adalah kerabat dari mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang tewas dibunuh para pejuang setelah membelot ke pihak Saudi.

Abduh Zayd adalah sekutu penting Abd Rabbuh Mansour Hadi, mantan presiden Yaman dukungan Saudi Arabia yang kini berada di kota Aden sejak 2014, setelah didepak dari kekuasaan oleh pejuang Ansarullah-Houthi.

Griffiths menambahkan bahwa ia akan bertemu Hadi dalam beberapa hari ke depan untuk membicarakan persiapan perundingan. Ia juga mengatakan telah bertemu Mohammed Abdul-Salam, kepala perundingan kelompok pejuang Houthis, yang menyatakan kesediaannya untuk bertemu.

The diplomat said he had managed to prevent a major attack on Hudaydah through his discussions with Hadi and Abdul-Salam.

Media kelompok Houthi 'al-Masirah TV' melaporkan hari Kamis bahwa Saudi telah melancarkan lebih dari 20 serangan udara pada hari Rabu.


Pejuang Yaman Tembakkan Rudal-Rudal Ballistik Baru
Sementara itu situs militer SouthFront, kemarin (30 Juni), melaporkan bahwa kelompok pejuang Yaman selama dua hari berturut-turut melancarkan serangan rudal ballistik terbaru ke Saudi Arabia.

"Pada 30 Juni Yemeni Missiles Force (loyalis Houthis) mengumumkan telah meluncurkan rudal ballistik jarak pendek jenis terbaru ke markas pasukan koalisi Saudi di pantai barat Yaman. Sehari sebelumnya koalisi Saudi juga mendapat serangan dengan senjata yang sama," tulis SouthFront.

Koalisi Saudi tidak berkomentar atas serangan-serangan itu. Sementara sumber-sumber Yaman juga tidak melaporkan adanya sasaran yang terkena serangan ataupun pencegatan oleh sistem pertahanan udara Saudi.

Menurut 'al-Masirah TV' pejuang Yaman akan memamerkan senjata baru ini dalam beberapa hari mendatang. Disebutkan bahwa senjata ini adalah murni buatan para pejuang Yaman.

Pada 22 Maret lalu Yemeni Missile Forces memamerkan rudal ballistik jarak pendek Bader-1. Para ahli menyebut itu adalah rudal turunan dari rudal buatan Iran Fajr-3. Badr-1 memiliki jangkauan 40 km.

Serangan-serangan rudal ballistik pejuang Yaman telah banyak menimbulkan kerugian bagi koalisi Saudi Arabia. Para pejuang bahkan sanggup melancarkan serangan rudal ballistik hingga ke ibukota Saudi, Riyadh yang jaraknya mencapai 800 km.(ca)

1 comment:

  1. Kemajuan Yaman sudah seharusnya membuat Saudi mundur

    ReplyDelete