Friday, 6 December 2019

ALUR BERPIKIR PAK JOKOWI ITU NGAWUR !!!

Oleh: Azwar Siregar

Lagi rame ya Pak Jokowi lagi-lagi ngomong lewat cuitan di Twitternya dengan bahasa yang cuma di pahami oleh beliau sendiri.
(Saya haqqul yakin, para pendukung Pak Jokowi biarpun tepuk tangan tapi pasti tidak paham).
Pak Jokowi mau menghadirkan Pancasila melalui Olahraga, Musik dan Film
(Bagus...kalau saja beliau memang paham Pancasila).
Tapi cuitan selanjutnya ....
1. Tidak masalah kita nebeng sama Didi Kempot
(Apa hubungan Pancasila dengan Didi Kempot? ðŸ˜…)
2. Titip sama Sad Boy dan Sad Girl
(Apaan sih...?🙄🙄)
3. Jadi bagian Sahabat Ambyar
(Oo...maksudnya biar jadi Pancasilais kita ikutan di komunitas fans Mas Didi Kempot. Hayuk tepuk tangan ðŸ¤—)
4. Titip satu lirik di "Pamer Bojo".
(Mungkin ini ada kaitannya dengan kisah Bu Iriana terjengkang dan sering pakai sepatu kebesaran satu nomor...🤣🤣🤣)
#Penutupnya
Demi Nilai-nilai Pancasila yang menjangkau Generasi Muda.
Pertanyaan saya :
Dari poin nomor satu sampai poin nomor empat, dimana yang ada nilai Pancasilanya?
Ok..pertanyaanya saya permudah (siapa tahu ada cebong yang ikut baca), dari poin pertama sampai poin ke empat cuitan Pak Jokowi, dimana yang ada bersinggungan dengan kelima sila dari Pancasila?
Cara dan alur berpikir Pak Jokowi menurut saya ngawur !!!
===================================
Ok. Kita coba masuk kecuitan beliau yang lain yang berhubungan dengan Pancasila.
1. Beliau mengaitkan program-program kartunya, misalnya Kartu Indonesia Sehat dengan Pancasila khususnya Peri Kemanusiaan, yaitu Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pertanyaanya :
Keadilan di dalam kemanusiaan seperti apa yang dirasakan rakyat kalau peserta KIS dibagi-bagi berdasarkan kemampuan membayar?
Keberadaban didalam kemanusiaan seperti apa yang diterima rakyat kalau peserta KIS kelas tiga dianggap benalu dan diperlakukan berbeda dengan pasien umum.
2. Beliau mengaitkan Keadilan Sosial atau sila kelima Pancasila (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) dengan kebijakan BBM satu harga.
Kebijakan ini menurut saya paling ngawur dan tidak adil kalau ditinjau dari sudut sosial. Bagaimana bisa harga BBM sama sedangkan setiap daerah berbeda tingkat kemakmurannya. Kalau mau adil secara sosial, harusnya harga berbeda berdasarkan kemampuan sosial setiap wilayah. Pertimbangkan juga daerah-daerah yang wilayahnya jadi penghasil minyak seperti Aceh, Palembang, Riau dan Kaltim. Harusnya masyarakat disana mendapatkan harga BBM yang lebih murah karena minyaknya dari tambang di tanah dan laut mereka. Keadilan sosial itu bukan harus sama rata-sama rasa. Itu keadilan sosial ala komunisme. Anak-anak ku aja yang sama-sama SD jajannya berbeda. Kakaknya yang kelas lima jajannya lebih banyak dibandingkan adiknya yang kelas 1 SD apalagi si Bungsu yang masih TK. Karena keadilan sosial yang sesungguhnya harus mempertimbangkan banyak hal.
3. Makin Ngawur Pak Jokowi mengaitkan pembangunan infrastruktur dengan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Kalau yang belia bangun jembatan yang menyatukan antar pulau-pulau di Indonesia, Ok, saya sepakat. Tapi kalau infrastruktur yang dimaksud justru jalan tol, benar-benar pikiran tolol. Jalan tol itu berbayar dan motor dilarang masuk.
Tapi penutup cuitan beliau saya setuju :
Semua pihak hendaknya menampakkan rasa ideologi Pancasila dalam kebijakan dan regulasi ....
Sayangnya semua cuma manis dibibir (atau sekali lagi Pak Jokowi memang tidak mengerti). Rasa ideologi Pancasila apa yang dimaksud beliau dengan menaikkan iuran BPJS sedangkan ekonomi rakyat semakin susah. Lucunya, tunjangan pejabat BPJS-nya beliau naikkan. Semakin lucu karena dana BPJSnya malah defisit besar-besaran...
#Ngawur !!!
Note :
Saya bukan mengatakan Pak Jokowi bodoh. Tapi menurut saya beliau memang sangat tidak cerdas...

No comments:

Post a Comment