Kantor berita terbesar Inggris, "BBC", baru-baru ini mepublikasikan video aktifitas pemberontak Syria yang tentu saja digambarkan sangat baik. Dalam satu video digambarkan para pemberontak merebut sebuah apartemen milik seorang perwira polisi Syria. Video menunjukkan perlakuan terhadap keluarga sang perwira. "Lihat betapa baiknya kondisi mereka!" kata seorang pemberontak sementara pemberontak lainnya menikmati kolam renang milik keluarga sang perwira polisi.
Dalam video lainnya tampak seorang tawanan pemberontak yang mereka klaim adalah anggota milisi pro-pemerintah. Pemberontak mengulurkan sebungkus rokok dan selanjutnya memasukkannya ke dalam mobil pick up dan menyuruhnya pergi melintasi pos penjagaan tentara Syria. Yang tidak diketahui tawanan tersebut adalah ternyata ia tengah diumpankan sebagai pelaku serangan bom bunuh diri.
"Apa yang ia tidak ketahui ialah bahwa pick up itu telah diisi dengan 300 kilogram bom," kata narator video tersebut.
Namun kemudian para pemberontak tampak kecewa karena pengendali jarak jauh yang digunakan untuk meledakkan bom, ngadat. Selanjutnya narator mengakui bahwa memaksa seorang tawanan untuk menjadi pelaku bom bunuh diri adalah sebuah kejahatan.
Reporter New York Times yang mengabadikan peristiwa itu mengklaim tidak mengetahui rencana para pemberontak. New York Times sendiri mempublikasikan video yang lebih lama dan memberinya judul "Singa-Singa Tauhid", merujuk pada sikap "santun" para pemberontak.
Namun setelah menyadari bahwa video tersebut memberi gambaran buruk bagi para pejuang tauhid itu (para pemimpin dan wartawan BBC serta New York Times pasti tidak mengerti makna "tauhid"), dalam hitungan jam BBC menyensor video tersebut dengan klaim bahwa video tersebut telah melanggar "copyright". Tentu saja klaim tersebut hanya klaim kosong karena video tersebut tidak di-"upload" oleh pihak ketiga, melainkan oleh "BBC" sendiri, juga "New York Times".
Ini adalah yang ke sekian kalinya media-media barat berusaha memanipulasi informasi untuk keuntungan pemberontak, yang selalu mereka gambarkan sebagai para pejuang kebebasan, kemerdekaan hingga "tauhid". Sementara fakta sebenarnya mereka adalah para teroris dan bandit bayaran serta orang-orang bodoh yang terhalusinasi sebagai pejuang "tauhid". Dengan gelontoran uang dan senjata yang telah dikeluarkan para pemerintah barat bagi pemberontak, yang semuanya dibiayai oleh uang rakyat, tentu tidak menguntungkan untuk membuka kedok sebenarnya siapa para pemberontak Syria.
Pada bulan Mei lalu BBC memuat foto yang diklaimnya sebagai korban "Pembantaian Houla" yang oleh BBC disebut sebagai tindakan kejam pemerintah Syria. Selain fakta bahwa pembantaian tersebut ternyata dilakukan oleh pemberontak, foto tersebut juga menyesatkan karena ternyata adalah foto korban pembantaian massal yang dilakukan regim Saddam Hussein di Irak yang diambil gambarnya tahun 2003.
Fotografer asli foto tersebut, Marco Di Lauro, memposting komentarnya di akun "Facebook" miliknya. “Seseorang telah memanipulasi foto saya sebagai propaganda untuk menuduh pemerintah Syria sebagai pelaku pembantaian," tulisnya.
Sumber:
"BBC Censors Video Showing Syrian Rebels Forcing Prisoner to Become Suicide Bomber"; Paul Joseph Watson; thetruthseeker.co.uk; 23 Agustus 2012
No comments:
Post a Comment