(SEORANG PANGERAN MEMBELOT DARI KERAJAAN)
Sejumlah pemuda Saudi telah membentuk kelompok oposisi baru di Saudi Arabia dengan nama "Sejuta Saudi". Mereka mengklaim tujuan kelompok ini adalah membela hak-hak rakyat Saudi. Mereka juga mengklaim tidak berafiliasi dengan kelompok politik manapun.
Dalam pernyataan yang dibuatnya kelompok ini mengajukan berbagai tuntutan terhadap pemerintahan Saudi Arabia seperti pembebasan para tahanan politik, mereformasi kebijakan luar negeri terkait dengan hubungan dengan negara-negara penjajah, menutup operasi televisi al-Arabiya TV, menghentikan ekspor minyak ke Amerika, dan mengadili para pejabat yang korup meski mereka adalah anggota keluarga kerajaan.
Kelompok ini juga mengatakan akan mengadakan unjuk rasa damai pada suatu saat yang ditentukan, yang akan diumumkan melalui media jejaring sosial dan media-media elektronik.
Berdirinya kelompok ini merupakan bagian dari gerakan anti-pemerintah yang semakin marak di Saudi sejak November 2011, ketika pasukan keamanan menembakkan peluru tajam terhadap pengunjuk rasa di kota Qatif di Provinsi Timur, Saudi. Dalam peristiwa itu sebanyak 5 orang penunjuk rasa tewas dan sejumlah besar lainnya mengalami luka-luka.
Provinsi Timur adalah wilayah kaya minyak kerajaan Saudi Arabia yang dihuni mayoritas oleh warga Shiah. Namun penduduk merasakan adanya diskriminasi terhadap mereka sehingga mereka tertinggal di berbagai aspek kehidupan mereka terutama politik dan ekonomi.
Para aktifis sosial Saudi menyebutkan ada sekitar 30 tahanan politik di Saudi. Pada bulan Oktober 2012, Amnesty International mendesak pemerintah Saudi untuk menghentikan aksi-aksi kekerasan berlebihan terhadap aksi-aksi demonstrasi yang marak terjadi.
“The Saudi authorities must end their repeated moves to stifle people’s attempts to protest against the widespread use of arbitrary detention in the country,” kata Philip Luther, Direktur Amnesty International untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara dalam pernyataannya pada tgl 16 Oktober 2012 lalu.
“The right of people to peaceful protest must be respected and the security forces must refrain from detaining or using excessive force against people who exercise it,” tambahnya.
PANGERAN SAUDI MEMBELOT
Sementara itu seorang pangeran Arab Saudi bernama Khalid bin Farhan Al-Saud dikabarkan telah melakukan pembelotan dari keluarga kerajaan Al-Saud melalui pernyataan resmi yang dikeluarkannya. Ia juga menyerukan kepada para pangeran lainnya untuk "memecah keheningan" mereka dan mengungkapkan kebenaran demi Allah.
Pangeran Saudi itu menjelaskan penderitaannya di bawah pemerintahan rezim Al-Saud dan menggambarkannya sebagai pengalaman pahit yang diungkapkan dalam jejaring sosial "twitter" bersama penulis Mujtahid serta penentang rezim, Saad Al-Faqih.
Dikatakannya, dia bersyukur kepada Allah yang memberikan pertolongan untuk memahami kebenaran mengenai rezim Saudi melalui pengalaman pribadi yang mengerikan, sehingga ia masih bisa memiliki rasa seperti yang orang lain derita di seluruh negeri, sejak masa kecilnya.
“Rezim di Arab Saudi ini sudah tidak berdiri dengan aturan Allah. Dan semua kebijakan, keputusan, dan tindakan semata-mata dan benar-benar didasarkan pada kehendak pribadi pemimpinnya. ... Semua yang dikatakan di Arab Saudi tentang penghormatan hukum dan aturan Islam hanya tiruan, dan mereka bisa berbohong dan berpura-pura bahwa rezim mematuhi aturan Islam,” katanya.
Dia lebih jauh mengkritik keluarga kerajaan yang menganggap negara sebagai milik pribadi sendiri sambil membungkam semua suara dari dalam dan luar pemerintah yang menyerukan perubahan dan reformasi.
Khalid bin Farhan juga mengatakan keluarga yang berkuasa sengaja menarik negara dengan kondisi saat ini dimana teriakan orang tertindas diabaikan.
“Mereka tidak berpikir mengenai apa pun kecuali keuntungan pribadi mereka dan tidak pernah peduli kepada negara dan kepentingan rakyat atau bahkan keamanan nasional,” tambahnya.
Dia mengingatkan masalah yang menimpa saat ini di Arab Saudi bukan perkara dan hal yang sementara atau sepele, dan masalah-masalah itu tidak akan berakhir hanya pada pengangguran, upah yang rendah, distribusi kekayaan umum, fasilitas, jasa dan lain-lain.
“Masalah-masalah yang ada sangat mendalam dan nyata,” katanya. “Masalah-masalah tersebut mengenai korupsi politik dan keuangan serta penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi dalam sistem parlemen dan peradilan.”
Pangeran Saudi itu menjelaskan, segala sesuatu yang dikatakan oleh oposisi pro-reformasi mengenai politik, ekonomi, peradilan negara, sosial dan kondisi keamanan serta penyalahgunaan mereka atas nilai-nilai Islam adalah benar, dan “situasinya bahkan lebih buruk dari apa yang dikatakan dalam kritik tersebut”.
Dia akhirnya meminta semua orang yang masih peduli untuk masa depan negara segera bergabung dengannya dan gerakan reformasi dan memecah keheningan pada korupsi yang merajalela di kerajaan Al-Saud.
"Gerakan Reformasi Islam Arabia" adalah nama gerakan tempat sang pangeran berjuang. Ia menyatakan menjadi oposisi kerajaan Saudi, yang jelas-jelas bagian dari keluarganya sendiri.
“Dengan bangga, saya mengumumkan pembelotan saya dari keluarga Al-Saud di Arab Saudi,” tulis Pangeran Khalid dalam akun Twitter-nya.
Ia juga mengatakan akan mengungkap semua penderitaan yang dialaminya selama berada di bawah rezim Al-Saud di saluran televisi milik "Gerakan Reformasi Islam Arabia". Khalid menyerukan semua pangeran keluarga kerajaan untuk buka suara dan mengungkap kebenaran atas nama Allah.
Gerakan Reformasi Islam Arabia adalah gerakan politik yang dipimpin oleh Dr Sa’ad Rashed Mohammad Al-Faqih yang saat ini tinggal di London. Pemerintah Saudi sudah menyatakan gerakan ini sebagai gerakan terlarang.
Gerakan Reformasi Islam Arabia berdiri pada tahun 1996, dan menuntut agar rezim kerajaan Saudi melakukan reformasi politik, hukum, hak asasi manusia, dan lainnya.
REF:
"New opposition group founded in Saudi Arabia"; Press TV; 28 Juli 2013
"Saudi Arabia prince defects from royal family"; Press TV; 28 Juli 2013
No comments:
Post a Comment