(ALEPPO BERHASIL DIBEBASKAN DARI KEPUNGAN PEMBERONTAK)
Seiring kondisi keamanan yang semakin membaik di Syria, milisi Hizbollah pun mulai menarik diri. Demikian laporan media Israel Debkafile baru-baru ini. Debkafile adalah media yang dikenal dengan validitas laporan-laporannya karena kedekatannya dengan kalangan inteligen Israel.
Menurut laporan tersebut sampai saat ini sebanyak 1.500 milisi Hizbollah telah kembali ke Lebanon dan sekitar 3.500 sisanya dalam persiapan untuk kembali. Kembalinya milisi-milisi Hizbollah itu menurut Debkafile menunjukkan bahwa militer Syria telah berhasil mengendalikan keadaan. Meski jumlah milisi Hizbollah di Syria tidak banyak mengubah keseimbangan konflik secara keseluruhan (jumlah mujahilin Syria mencapai 100.000 personil lebih, demikian juga tentara dan milisi pro-pemerintah Syria), namun kehadiran milisi-milisi Hizbollah mampu memjadi "pengubah keseimbangan" di beberapa wilayah konflik, seperti Perang Al Qusayr yang strategis.
Pada bulan Mei lalu pemimpin Hizbollah Sayyed Hassan Nasrallah untuk pertama kalinya mengakui keterlibatan milisinya dalam konflik Syria. Tidak lama kemudian Hizbollah berhasil merebut kota strategis Al Qusayr di dekat perbatasan Lebanon.
Sementara itu secara pelan namun pasti militer Syria berhasil memulihkan keadaan keamanan. Pada hari Rabu (9/10) lalu misalnya militer Syria berhasil membuka blokade yang dilakukan pemberontak terhadap kota Aleppo sehingga memungkinkan 20 truk kontainer BBM dan bahan-bahan pokok dari Hama untuk memasuki Aleppo. Menurut keterangan militer keberhasil tersebut akan mempermudah kampanye pembebasan wilayah Syria Utara, dari keberadaan pemberontak, terutama di kota-kota di sekitar Aleppo.
Jalan raya Hama-Aleppo sejak Agustus lalu ditutup akibat pertempuran antara militer dengan pemberontak yang mengepung Aleppo, kota terbesar serta pusat bisnis dan ekonomi di Syria sebelum konflik. Setelah melalui pertempuran sengit tentara berhasil menguasai jalan tersebut hari Minggu (6/10). Itu merupakan keberhasilan terbesar dari kampanye militer Syria di wilayah utara Syria.
“Keberhasilan ini merupakan hasil dari berbagai keberhasilan operasi militer dalam beberapa minggu terakhir dan akan menjadi fase baru bagi kota Aleppo dan wilayah sekitarnya," kata seorang perwira kepada media Lebanon "Al Akhbar", 9 Oktober lalu, merujuk pada keberhasilan militer Syria menghancurkan basis-basis pemberontak di Ghouta dan wilayah sekitar Damaskus sejak akhir tahun 2012 lalu.
Dan sementara penduduk Aleppo menunggu dengan antusias pembukaan kota mereka agar kehidupan bisa kembali normal, tentara Syria terus melanjutkan operasinya untuk mengamankan lembah-lembah di sekililing jalan raya Athraya-Khanasser dan Khanasser-Aleppo. Tentara juga memperkuat cengkeramannya terhadap desa-desa Rasm Okeiresh, Rasm al-Sheikh, Rasm al-Helou, Rasm Bakrou, al-Wawiyeh, Rasm al-Safa, Barzanieh, Jalagheem, Zarraa, dan Kafar Akkad.
Satu gangguan sempat terjadi saat pemberontak menyerang pos militer di Zarbeh di Utara kota Hama, dan memaksa kendaraan-kendaraan yang hendak menuju Hama dari Aleppo memutar balik. Para pemberontak melakukan pencarian terhadap orang-orang Kurdi dan membawa yang ditangkap ke lokasi yang tidak diketahui sebagai tawanan. Pemberontak dari kelompok terafiliasi Al Qaida, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), memang tengah terlibat pertempuran sengit dengan milisi-milisi Kurdi di Syria Utara.
Pesawat-pesawat tempur Syria melakukan serangkaian serangan udara terhadap posisi-posisi pemberontak di luar Aleppo dan menewaskans sejumlah besar pemberontak, demikian keterangan militer Syria. Serangan udara dan artileri juga diarahkan ke beberapa wilayah pemberontak di Ikarda, Barqoum, Tall Hadiyyeh, al-Zarieh, Azzan, Andan, Babis, Kafar Naha, Mennagh, Hraytan, Kaffin, Maarasta, dan di luar penjara utama kota Aleppo.
Di Afrin di Timur Laut Aleppo, ribuan penduduk lokal menghadiri pemakaman 7 pejuang Kurdi dari kelompok People’s Protection Units (YPD), yang menjadi korban pertempuran melawan pemberontak Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mereka meneriakkan caci makian kepada pemberontak dan pemerintah Turki yang mendukung pemberontak Syria.
Kemajuan militer Syria itu terjadi bersamaan dengan semakin terpecah-belahnya pemberontak Syria. Saat ini pertempuran sengit terus berlangsung antar pemberontak Syria di Al Raqaa, yaitu antara kelompok Free Syrian Army melawan ISIS. Sementara persaingan antara ISIS dengan sesama kelompok terafiliasi Al Qaida, Al Nusra Front juga semakin memanas.
REF:
"Hezbollah members leave Syria: Israel media"; Press TV; 9 Oktober 2013
"Commuting on key Syria road back to normal"; Press TV; 9 Oktober 2013
"Syrian Army Ends Opposition Siege on Aleppo"; Basel Dayoub; Al Akhbar; 8 Oktober 2013
susahnya ya..ngajak orang damai...korban dah begitu banyak. Hai manusia-manusia !!! dimana nuranimu?
ReplyDelete