Mengapa para mujahilin Syria begitu tega memperlakukan manusia-manusia tidak berdosa? Satu saat saya melihat mereka menancampkan salib ke mulut seorang gadis yang sebelumnya mereka perkosa bersamai-ramai. Saat lainnya saya melihat mereka menyembelih seorang gadis seperti ayam dan menampung darahnya di dalam ember. Itu belum termasuk seorang dari mereka yang dengan bangga membelah dada mayat korbannya, mengambil jantungnya dan memakannya mentah-mentah, atau video penyembelihan hidup-hidup tawanan mereka.
Saya telah mencoba mencari alasan mereka melakukan tindakan-tindakan keji itu. Namun jawaban yang paling tepat menurut saya adalah bahwa mereka adalah pengikut atau kaki tangan sekte yahudi penyembah setan. Dan darah di dalam ember yang mereka tampung dari korban mereka itu bakal menjadi bahan selai yang dioleskan dalam roti yang mereka santap pada hari-hari suci mereka.
Bagi yang sama sekali awam tentang ritual darah orang-orang yahudi, silakan lihat disini: http://cahyono-adi.blogspot.com/2009/03/pembunuhan-ritual-yahudi-1.html
di sini: http://cahyono-adi.blogspot.com/2009/03/pembunuhan-ritual-yahudi-2.html
dan di sini: http://cahyono-adi.blogspot.com/2009/03/pembunuhan-ritual-yahudi-3.html
Baru-baru ini Gilad Atzmon, musisi dan penulis serta aktifis hak-hak rakyat Palestina asal Inggris menulis artikel menarik terkait ritual darah yahudi. Hanya ini merupakan versi "moderat" dari kebiasaan ritual darah orang-orang yahudi, yaitu metzitzah b’peh, atau kebiasaan menghisap darah bayi yang disunat. Tulisannya berdasarkan laporan media Israel Haaretz tentang rancangan perda baru Kota New York yang akan memberi kewenangan dinas kesehatan setempat untuk mengawasi urusan hisap-menghisap darah oleh orang-orang yahudi di kota itu.
Dinas kesehatan New York menaruh perhatian pada banyaknya kasus kematian bayi yang diyakini terkait dengan kebiasaan metzitzah b’peh itu. Namun sayangnya tidak banyak yang mengetahui kebiasaan itu.
Dalam buku "Medicine and The German Jews", John M. Ephron menuliskan:
“Kebiasaan sunatan orang-orang yahudi telah menjadi perdebatan publik pada abad 19 di Jerman. Sunatan telah lama dianggap sebagai kebiasaan yang paling berbeda dan eksklusif di antara kebiasaan-kebiasaan yahudi lainnya, dan perdebatan seputar masalah itu telah sampai pada masalah keikhlasan orang-orang yahudi untuk benar-benar menjadi orang Jerman. Kebiasaan itu dianggap sebagai tanda penolakan orang-orang yahudi untuk membuang perbedaan mereka dengan lainnya."
Gilad percaya hanya sedikit orang yang memahami tentang kebiasaah ritual darah orang-orang yahudi. Namun yang menjadi perhatian Gilad sebagai orang yahudi dalam kasus ini adalah bahwa perhatian publik pada kasus metzitzah b’peh ini menjadi tanda bahwa para goyim (orang-orang non-yahudi) telah berteriak-teriak marah kepada orang-orang yahudi: "cukup sudah dengan kebrengsekan kalian!"
"Saya tidak yakin bisa menyelamatkan situasi ini. Saya percaya bahwa orang-orang yahudi harus berhati-hati dan siaga. Jika sejarah yahudi dijadikan pelajaran, hal ini mengingatkan bahwa orang-orang yahudi secara jelas tengah mengalami masalah. Jika sejarah dijadikan pelajaran, saran-saran saya ini bakal diabaikan oleh orang-orang yahudi. Dan begitulah tragedi-tragedi yang dialami orang-orang yahudi terjadi," tulis Gilad.
REF:
"On Blood Rituals"; Gilad Atzmon; gilad.co.uk; 30 September 2013
pantesan orang2 yahudi menolak larangan sunat oleh uni eropa, dgn alasan sunat sudah menjadi adat mereka sejak dulu, di kira sunat seperti ajaran islam, ternyata sunat hisap. naudzubillah
ReplyDelete