Indonesian Fres Press -- Ketika pada tahun 2014 lalu Congress Amerika memotong anggaran pertahanan sebesar $52 miliar menjadi $581 miliar, Menhan Chuck Hagel mencak-mencak.
"Pengurangan itu sangat dalam, sangat tinggi, sangat buruk. Ini adalah hal yang tidak bertanggungjawab," kata Hagel dalam konperensi pers yang digelar untuk menanggapi hal itu.
Padahal angka sebesar itu ($581) masih jauh lebih besar dibandingkan anggaran pertahanan Cina, Rusia, Saudi Arabia, Inggris, Perancis dan Jerman digabung menjadi satu. Angka itu bahkan mencakup 1/3 lebih dari total anggaran pertahanan seluruh dunia.
Lalu bagaimana dengan belanja departemennya sebesar $8,5 triliun (sekitar Rp 100.000 triliun, atau 50 kali APBN Indonesia) yang tidak jelas pertanggungjawabannya selama hampir 20 tahun?
Ini adalah cermin dari pemerintahan yang tidak mewakili kepentingan rakyat dan hanya mewakili kepentingan pemilik modal yang mengendalikan mereka, sejak para pejabat mulai membangun karier politik.
Mengutip laporan wartawan penyidik Reuters Scot Paltrow, situs The Anti Media pada 10 Juni lalu melaporkan bahwa sejak tahun 1996 terdapat pengeluaran di Departemen Pertahanan Amerika sebesar $8,5 triliun yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Dan selama itu Departemen Pertahanan tidak pernah memberikan laporan keuangannya.
Menurut keterangan petugas Defense Finance and Accounting Service (DFAS) atau bagian keuangan dan akuntansi Departemen Pertahanan, mereka selalu mendapat perintah untuk 'melakukan perubahan-perubahan yang tidak substansial'.
"Sepanjang waktu kita mendapati angka-angka yang tidak akurat. Kami tidak memiliki rinciannya, karena sangat banyak," kata pegawai DFAS Linda Woodford kepada Reuters.
Hal itu terjadi di semua bagian dari Departemen Pertahanan.
Faktor utama yang mengakibatkan departemen ini 'abai' dengan laporan keuangannya adalah 'kebiasaan' untuk menghambur-hamburkan dana anggaran. Dalam pertemuan dengan para eksekutif perusahaan-perusahaan penerbangan tahun 2013, Direktur Defense Logistics Agency (DLA) atau bagian logistik Departemen Pertahanan, Vice Admiral Mark Harnitchek mengatakan, “Kami memiliki sekitar $14 miliar barang-barang inventori karena berbagai alasan. Mungkin separoh dari nilai itu kelebihan dari yang benar-benar dibutuhkan."
Pada satu waktu di tahun 2008, DLA menumpuk 15.000 suspensi depan kendaraan Humvee yang jumlahnya sama dengan stok selama 14 tahun. Dalam kondisi berlebih itu, antara tahun 2010-2012, DLA menambah lagi stok barang yang sama sebanyak 7.437 unit dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini masih diperparah lagi dengan tidak adanya sistem penyimpanan yang komprehensif yang bisa menjamin setiap barang tercatat dengan baik dan terhindar dari pencurian.
Terhambur-hamburnya uang senilai $8,5 triliun ini sangat kontras dengan kondisi riel warga Amerika mengingat pada tahun 2013 saja di Amerika terdapat 45,3 juta orang yang hidup dalam kemiskinan.(ca)
No comments:
Post a Comment