Indonesian Free Press -- Rusia menegaskan bahwa pesawat-pesawat Amerika dilarang terbang di atas wilayah-wilayah de-eskalasi di Suriah dalam apa yang disebut para oposisi Suriah sebagai 'zona pengaman versi Rusia'.
"Berkaitan dengan tindakan-tindakan mereka (Amerika cs) di zona-zona de-eskalasi, mulai saat ini zona-zona ini tertutup bagi penerbangan mereka," kata Alexander Lavrentyev, ketua delegasi Rusia dalam perundingan Astana kepada kantor berita Rusia Interfax, 4 Mei lalu.
Sebelumnya pada hari itu Lavrentyev bersama delegasi diplomat dari Iran, Turki dan pihak-pihak yang bertikai di Suriah menetapkan empat zona pengaman (de-eskalasi) di wilayah-wilayah paling bergejolak di Suriah.
“Operasi-operasi penerbangan, khususnya oleh koalisi internasional (Amerika Cs) sama sekali tidak diperkenankan," tambah Lavrentyev, seperti dilansir Veterans Today, Jumat (5 Mei).
Setelah melalui empat putaran perundingan yang berlangsung di ibukota Kazakhtan, Astana, pada hari Kamis (4 Mei), Rusia, Iran dan Turki yang bertindak sebagai mediator serta pihak-pihak yang bertikai, yaitu pemerintah Suriah dan pemberontak, menyepakati pembentukan empat wilayah aman di Suriah.
Iran dan Rusia adalah sekutu Suriah, sementara Turki sekutu pemberontak. Ketiganya setuju untuk menginiasi proses politik untuk menyelesaikan konflik di Suriah pada Desember tahun lalu. Sebulan kemudian, perundingan Astana pun dimulai.
Memorandum yang ditandatangani hari Kamis lalu diadopsi dari usulan Rusia yang mengusulkan empat zona aman di wilayah-wilayah konflik paling panas. Dari empat zona tersebut termasuk di wilayah Idlib, Homs dan Ghouta timur di dekat Damaskus.
Dalam kesepakatan itu semua pihak yang bertikai dilarang melakukan tembak-menembak dan menggunakan persenjataan. Kondisi ini diperlukan untuk memfasilitasi berlangsungnya perundingan damai.
Lavrentyev mengatakan bahwa di bawah kesepakatan itu Rusia diijinkan untuk mengirimkan tim pengamat di wilayah-wilayah aman. Tim monitoring dari pihak ketiga bisa dilibatkan selama disetujui Iran dan Turki.
Diplomat penting Suriah yang memimpin delegasi, Bashar al-Ja’afari memuji hasil perundingan di Astana, yang disebutnya sebagai 'langkah maju yang belum pernah dicapai sebelumnya'. Sekjend PBB Antonio Guterres juga menyambut positif perundingan ini. Sementara Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura menyebut langkah tersebut sebagai 'langkah positif, penting dan menjanjikan'.
Perundingan Astana merupakan bentuk nyata dari kegagalan diplomatik Amerika dalam menangani konflik Suriah. Dua perundingan internasional tentang Suriah yang digagas Amerika mengalami kegagalan total.(ca)
Zona Larangan terbang vs Zona Aman...
ReplyDeleteErdogan terpukul,putin checkmate
ReplyDelete