Sunday, 2 May 2010
Dan Selamat Tinggal Bangsa-bangsa Besar Dunia
Keterangan gambar: Eksekusi Raja Perancis Louis XVI dalam Revolusi Perancis. Slogan para revolusioner awalnya adalah persamaan, persaudaraan dan omong kosong lainnya, namun kemudian berubah menjadi: gantung raja terakhir dengan usus paus terakhir.
Pada tahun 1879 Wilhelm Marr, tokoh politik dan penulis Jerman menulis sebuah pamflet yang berisi tulisan berjudul "Kemenangan Yahudi atas Jerman". Di bagian akhir tulisan itu ia menuliskan, "Mari kita terima apa yang tidak bisa dihindarkan lagi, yaitu: tamatlah bangsa Jerman!"
Marr tidak salah dengan ramalannya. Bangsa Jerman, sejak Perang Dunia I, telah menjadi jajahan mutlak orang-orang yahudi. Mereka sempat bangkit di bawah pimpinan Hitler, namun yahudi kembali menghancurkan mereka dengan menggunakan tangan Inggris dan Amerika dalam perang dunia II. Saat itu yahudi belum sekuat sekarang, jauh lebih lemah sementara musuh-musuh mereka masih sangat kuat sebut saja Gereja Romawi dan para raja negara Eropa. Namun Marr telah melihat kekuatan yahudi yang sebenarnya dengan keberhasilan mereka menumbangkan kerajaan Perancis dan mengeksekusi raja Louis XVI. Jauh sebelum itu mereka bahkan berhasi menumbangkan kerajaan Inggris dan mengeksekusi raja Charles serta menempatkan raja boneka di tahta kekuasaan Inggris. Bahkan kalau Marr lebih cermat lagi ia akan melihat orang-orang yang sama-lah yang telah menghancurkan kerajaan Romawi. Atau bahkan jika ia lebih cemat lagi ia bisa melihat orang-orang yahudi berhasil menguasai Mesir setelah sebelumnya datang sebagai pengungsi yang kelaparan (lihat riwayat nabi Yusuf). Orang-orang Mesir yang sadar kemudian memberontak dan sebagai bentuk balas dendam mereka menjadikan orang yahudi sebagai budak sebelum akhirnya dimerdekakan oleh Musa. Oh ya, jika Marr lebih cermat lagi tentu ia juga akan melihat orang-orang yahudi berhasil menguasai Persia setelah sebelumnya mereka ditolong oleh raja Cyrus dari perbudakan raja Babylonia.
Tanyakan pada orang-orang Jerman, siapa yang paling mereka takuti sekarang? Jawabnya: yahudi. Tidak lain karena di negeri ini setiap ekspresi negatif tentang yahudi dan Israel dapat dijahuti hukuman berat. Bahkan sekedar berdemonstrasi menentang aksi Isreal di Palestina saja orang Jerman tidak akan berani. Dan tepat setahun yang lalu pemerintah Israel kembali menuntut tambahan kompensasi atas "kekejaman" Nazi Jerman terhadap orang-orang yahudi sebesar $1,4 miliar atau setara Rp 14 triliun. 65 tahun sudah perang dunia II berakhir dan orang-orang yahudi tidak pernah puas "memeras" Jerman. Padahal untuk urusan kompensasi ini Jerman telah mengeluarkan dana tak kurang dari $65 miliar atau setara Rp 650 triliun.
Menjadi sesuatu yang menarik adalah memahami mengapa Marr "memprediksikan" keruntuhan bangsa Jerman di tangah yahudi? Sejauh mana kekuasaan kaum yahudi di Jerman saat itu dan saat munculnya gerakan Nazi di bawah kepemimpinan Hitler pada tahun 1920-an, serta bagaimana dampaknya terhadap rakyat Jerman?
Adalah bangsa Yahudi dengan jaringan internasionalnya serta kerendahan moral dalam hal penumpukan harta kekayaan, memiliki kesempatan paling besar untuk menjadi "pemenang" perebutan kakuasaan hingga bahkan sampai tahun 1938, lima tahun setelah dikeluarkannya undang-undang anti-yahudi oleh Hitler, orang-orang yahudi masih menguasai 1/3 properti (tanah dan bangunan) Jerman. Kebanyakan kekayaan tersebut jatuh ke tangah yahudi setelah terjadinya krisis ekonomi dan politik yang dipicu oleh konspirasi yahudi. Tentu saja bagi rakyat Jerman, menyaksikan harta benda mereka berjatuhan ke tangan orang asing yang menumpang hidup di tanah mereka, merupakan sebuah tragedi yang menyakitkan. Orang-orang yahudi saat itu hanya berjumlah sekitar 1% dari populasi Jerman.
Saat itu Jerman menguasai sepenuhnya sektor perbankan Jerman, demikian juga bidang pers, hiburan, penerbitan. Saat itu rakyat Jerman merasa setiap tahun semakin sulit bagi mereka berpijak di bumi mereka dengan nyaman. Saat itu terjadi diskriminasi tanpa kekerasan, namun oleh orang-orang minoritas terhadap rakyat mayoritas. "It was the contrast between the wealth enjoyed — and lavishly displayed — by aliens of cosmopolitan tastes, and the poverty and misery of native Germans, that has made anti-Semitism so dangerous and ugly a force in the new Europe. Beggars on horseback are seldom popular, least of all with those whom they have just thrown out of the saddle": Sir Arthur Bryant, Unfinished Victory (1940).
Sepanjang sejarah, gereja kristen khususnya Gereja Katholik, menjadi kekuatan penyeimbang terhadap kaum yahudi, kaum yang telah diusir dari 109 tempat sejak tahun 250 karena ketamakan dan kekejiannya. Namun pelan tapi pasti kekuatan itu pun tumbang karena kepemimpinan yang korup, dan korupsi adalah senjata utama orang-orang yahudi untuk menancapkan kekuasaan. Kini halangan utama kaum yahudi adalah umat Islam, yang ironisnya justru semakin kuat pada saat yahudi merasa telah sampai pada puncak kekuasaannya. Islam bertahan dari serangan yahudi di Afghanistan, Irak, Somalia, Lebanon, dan ..... makam Mbah Priok.
Sebagaimana bangsa Inggris dan Perancis dan kemudian Rusia serta negara-negara Eropa lainnya kemudian, bangsa Jerman harus menghadapi kekuatan yahudi dan kalah. Padahal saat itu yahudi tentu saja belum sekuat sekarang. Mereka belum punya lembaga keuangan seperti sekarang meski telah menguasai sektor perbankan. Mereka belum memiliki organisasi-organisasi lobi seperti AIPAC, ADL dll. Mereka belum memiliki lembaga-lembaga internasional yang dikendalikannya seperti Bank Dunia dan IMF. Mereka belum punya "negara super power" yang dikendalikannya seperti Amerika dan Uni Eropa. Dan satu hal lagi, mereka belum punya senjata ampuh berupa isu "anti-semit" yang bisa digunakan untuk menjerat siapa saja masuk ke penjara serta "holocoust" untuk memeras negara-negara di dunia. Selain itu pada saat itu belum ada Mossad yang memonitor setiap gerakan anti-israel dan yahudi di seluruh dunia.
Jerman, sebagaimana Inggris, Perancis, Rusia, Amerika dan negara-negara lainnya di dunia kalah melawan yahudi karena kelemahan mereka sendiri yang berhasil dimanfaatkan sepenuhnya oleh yahudi, yaitu nafsu berkuasa para pemimpin politiknya.
No comments:
Post a Comment