Indonesian Free Press -- Korea Utara (Korut) mengklaim telah berhasil melakukan ujicoba senjata nuklir hidrogen modern yang bisa ditanamkan di dalam rudal ballistik jarak jauh (ICBM).
Seperti dilaporkan kantor berita Korut KCNA, 3 September lalu, Institut Persenjataan Nuklir Korut (Nuclear Weapons Institute) telah berhasil menciptakan 'senjata nuklir canggih'. Hal ini sekaligus mengkonfirmasi teka-teki penyebab terjadinya gempa bumi yang dilaporkan dirasakan hingga di Cina pada hari Minggu (3 September). Gempa tersebut berkekuatan 6,3 SR dan diduga kuat akibat ujicoba senjata itu.
"Para ahli telah berhasil meningkatkan kemampuan teknis ke tingkat 'ultra-modern' senjata ini berdasarkan pada keberhasilan-keberhasilan ujicoba sebelumnya atas bom Hidrogen pertama," tulis KCNA seperti dilansir Veterans Today pada hari yang sama.
"Bahan bakar hidrogen kami, yang bisa disesuaikan dari puluhan hingga ratusan kilotons tergantung target, tidak saja memiliki daya hancur yang hebat, namun juga bisa meledak di ketinggian, menghasilkan “super powerful EMP [electromagnetic pulse]" yang memberikan dampak yang luas,” tambah laporan itu.
EMP adalah efek yang mengakibatkan rusaknya segala peralatan elektronik akibat ledakan elektromagnetik berkekuatan besar di udara.
KCNA juga menambahkan bahwa teknologi yang dikembangkan dalam senjata tersebut murni dibuat oleh Korut sendiri.
"Ladang-ladang elektromagnetik akibat senjata ini didisain dan ditujukan untuk menghasilkan EMP yang bisa merusak sistem-sistem tenaga elektronik, peralatan-peralatan electronik dan sistem-sistem informasi dimana rakyat Amerika tergantung. Efeknya bisa sangat buruk bagi negara itu (Amerika),” tambah laporan itu.
Sebelumnya, pada laporan yang dibuat oleh Heritage Foundation tahun 2008, sebuah serangan 'electromagnetic pulse' bisa manghancurkan sistem-sistem elektronik vital Amerika. Sementara itu pada bulan Januari 2016, Korut mengklaim telah berhasil melakukan ujicoba senjata bom Hidrogen.
Pada bulan Juli lalu Korut mengklaim berhasil melakukan ujicoba rudal ballistik jarak jauh (ICBM) yang bisa menjangkau Amerika. Namun Rusia mengkonfirmasi bahwa rudal-rudal itu hanya berdaya jangkau menengah (Intermediate-Range Nuclear Missiles/IRNM). Namun, perang kata-kata terpicu oleh klaim Korut itu.
Pada tanggal 29 Agustus ketegangan muncul antara Korut dan Amerika setelah Korut melakukan ujicoba nuklirnya yang ke 14 tahun ini sebagai respon atas latihan perang yang digelar Amerika dan Korea Selatan (Korsel) bertajuk 'Ulchi Freedom Guardian' minggu lalu. Rudal ujicoba yang mencapai wilayah utara Jepang itu memicu kecaman keras dari Dewan Keamanan PBB.
Presiden Amerika Donald Trump sendiri sempat mengatakan bahwa “semua pilihan ada di atas meja" dan “perundingan bukan jawaban.” Sementara Rusia dan Cina berusaha keras untuk mencegah konflik menjadi tidak terkontrol.
“Situasi di Semenanjung Korea, dimana ketegangan telah menajam akhir-akhir ini, mengancam terjadinya konflik skala besar. Rusia percaya bahwa kebijakan menekan Korut untuk menghentikan program nuklirnya telah lepas kontrol dan berbahaya,” kata Putin, Jumat (1 September).(ca)
Apa kata Putin mereka rela makan rumput dari meninggalkan program nuklir karena ancaman demi ancaman yg membuat Korut harus siaga dan ketakutan Amerika ini yg menjadi jadi mau dialog Amerika paling tidak konsisten negara munafik suka ingkar janji . masalah JPOA AMERIKA YG TIDAK KONSISTEN CARI CARI JALAN UNTUK KELUAR DGN FITNAH IRAN MELANGGAR SUNGGUH TAK PUNYA MUKA MAU DIALOG DNG KORUT MASALAH NUKLIR Amerika belum begitu jelas kekuatan Korut tapi kalo perang Amerika bisa tau kekuatanya berpadu antara Rusia dan Cina juga Iran apa Amerika sanggup serang jangan cuma teriak teriak nampak bodoh dan penakut
ReplyDelete