Friday, 23 April 2010

Kelahiran Obama yang Kontroversial


Masalah kelahiran Barack Obama sempat menjadi isu yang sangat serius pada masa kampanye kepresidenan akhir tahun lalu. Banyak pihak mempertanyakan validitas status kelahiran Barack Obama apakah benar lahir di wilayah Amerika atau di luar wilayah administratif Amerika. Hal ini sangat penting karena konstitusi Amerika dengan tegas menyebutkan bahwa hanya warga negara Amerika yang lahir di wilayah Amerika-lah yang berhak untuk menjadi seorang presiden Amerika. Sementara status kelahiran Barack Obama sendiri sangat kontroversif.

Kontroversi kelahiran Barack Obama dipicu oleh pengakuan nenek Obama sendiri (dari pihak ayahnya yang warga negara Kenya) bahwa Barack Obama lahir di Kenya. Pernyataan tersebut juga didukung oleh seorang pejabat tinggi Kenya yang menyebutkan hal yang sama. Barak Obama membantah pernyataan tersebut dengan mempublikasikan copy scan sertifikat kelahirannya yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan negara bagian Hawaii. Namun hal itu justru menambah runyam persoalan karena sejak dari awal saja orang tahu copy scan tersebut adalah rekayasa grafis.

Kubu Barack Obama kemudian mengeluarkan jurus ampuh melalui otoritas kesehatan Hawai yang membuat pernyataan resmi bahwa sertifikat yang dikeluarkan atas nama Barack Obama adalah asli. Namun lagi-lagi hal ini tidak bisa menyelesaikan masalah kelahiran Barack Obama karena surat kelahiran negara bagian Hawaii ternyata juga bisa diberikan kepada orang yang lahir di negara asing. Maka Obama melancarkan jurus pamungkas dengan membayar pengacara untuk melakukan tuntutan hukum kepada siapapun yang mempersoalkan status kelahiran Obama.

Untuk sementara kasus ini tenggelam seiring terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika dan masyarakat di seluruh dunia, melalui media massa, dicekoki dengan euphoria Obama. Namun kini kasus ini kembali muncul ke permukaan. Gara-garanya adalah ada seorang perwira angkatan bersenjata Amerika yang menolak ditugaskan ke Afghanistan karena menganggap Obama, sebagai panglima perang tertinggi Amerika, tidak memiliki kualifikasi sebagai presiden Amerika karena status kelahirannya.

Terry Lakin, seorang perwira menengah berpangkat kolonel yang menolak tugas tersebut terancam mendapatkan hukuman. Namun sebelum itu ia harus menjalani proses pengadilan militer. Dan jika proses itu benar-benar dijalankan, maka kasus kelahiran Barack Obama mau tidak mau harus dibuktikan, dan ini menjadi hal yang membahayakan Obama dan para pendukungnya jika benar-benar Obama tidak bisa membuktikan status kelahirannya. Betapapun demikian Obama bisa agak tenang mengingat pengadilan militer Amerika tidak bisa dikatakan independen.

Dan "pertempuran" untuk membuktikan keabsahan status kelahiran Obama dan sekaligus juga keabsahannya menjabat sebagai presiden, masih berlangsung. Meski seluruh jaringan media massa yahudi, pengadilan dan pemerintah telah menciptakan tembok pengaman kuat di sekeliling Obama, masyarakat independen tidak pernah bersedia "menyerah". Mereka terus mempermasalahkan hal ini di internet atau di warung-warung kopi. Dan semakin hari, masyarakat yang "tercerahkan" semakin banyak saja.

Tampaknya "senjata" utama para pendukung Obama adalah adanya sertifikat dari pemerintah negara bagian Hawaii yang menyatakan Obama memiliki sertifikat kelahiran asli yang dikeluarkan pemerintah negara bagian Hawaii. Ini untuk membantah rumor keras yang menganggap copy scan akte kelahiran Obama yang disiarkan di media massa adalah hasil rekayasa grafis. Namun bahkan seandainya pernyataan pemerintah Hawaii benar, hal itu tidak bisa dijadikan dalil bahwa Obama lahir di Amerika mengingat sertifikat semacam itu juga diberikan untuk warga yang lahir di luar Amerika.

Amended certificates of birth may be prepared and filed with the Department of Health, as provided by law, for 1) a person born in Hawaii who already has a birth certificate filed with the Department of Health or 2) a person born in a foreign country.” Demikian bunyi undang-undang kelahiran Hawaii.

Mengapa demikian? Inilah menariknya. Para bayi yang dilahirkan oleh warga negara Amerika di luar negeri secara otomatis berhak mendapatkan kewarganegaraan Amerika. Pengecualian diberikan kepada bayi yang lahir dari pasangan beda negara (satu warga negara Amerika dan satunya warga asing) dan jika salah seorang dari pasangan tersebut tidak mempunyai kualifikasi yang disyaratkan, misalnya usia perkawinan. Ibunda Obama, Ann Dunham berusia di bawah usia 19 saat melahirkan Obama, dan itu tidak memenuhi syarat sehingga tidak berhak menurunkan kewarganegaraannya kepada Obama. Sebaliknya, Obama otomatis mengikuti kewarganegaraan sang ayah, yaitu Kenya.

Dan inilah bunyi undang-undang kewarganegaraan Amerika: "Birth Abroad to One Citizen and One Alien Parent in Wedlock: A child born abroad to one U.S. citizen parent and one alien parent acquires U.S. citizenship at birth under Section 301(g) INA provided the citizen parent was physically present in the U.S. for the time period required by the law applicable at the time of the child’s birth…. For birth between December 24, 1952 and November 13, 1986, a period of ten years, five after the age of fourteen (umur 19, blogger) are required for physical presence in the U.S. to transmit U.S. citizenship to the child.”

Selain itu masih terdapat kontroversi lainnya. Obama pernah tinggal di Indonesia dan menjadi anak tiri warga negara Indonesia bernama Soetoro. Status kewarganegaraan Obama saat itu diyakini kuat adalah warga negara Indonesia antara tahun 1971-1986. Dengan pasport Indonesia-nya Obama berhasil bepergian ke Indonesia, Kenya dan Pakistan.

Youtube! telah menyebar luaskan pernyataan nenek Obama dari pihak ayah bahwa Obama lahir di Kenya. Demikian juga dutabesar Kenya menyatakan hal yang sama. Ditambah bukti-bukti tersebut di atas, plus ketidak mampuan Obama menunjukkan ke publik sertifikat kelahirannya yang sebenarnya, tidak bisa disangkal bahwa Barack Obama bukan hanya orang kulit hitam pertama tapi juga orang asing pertama yang berhasil menduduki jabatan presiden Amerika. Selamat.

Taliban Rebut Pos Tentara AS


Tidak ada dalam sejarah sebuah negara kecil yang berhasil mengalahkan beberapa negara superpower sekaligus seperti Afghanistan. Mereka mengalahkan Uni Sovyet dan Kerajaan Inggris pada saat kedua negara besar itu dalam puncak kekuasaannya. Dan jauh di masa lalu, sekitar 25 abad yang lalu, mereka bahkan mengalahkan pasukan Alexander the Great, sang "penakluk dunia" terbesar dalam sejarah.

Namun Amerika tidak mau belajar dari sejarah. Pada tahun 2001 lalu negara superpower ini menyerang dan menduduki Afghanistan. Dan kini, 9 tahun kemudian, Amerika belum juga sepenuhnya bisa menguasai negeri itu. Dan seperti pendahulu-pendahulunya, Amerika hampir pasti akan menjadi negara superpower lainnya yang dikalahkan Afghanistan. Inilah salah satu tandanya.

Dalam masa-masa terakhir ini Amerika terus terdesak dari posisinya di medan perang Afghanistan oleh para gerilyawan Taliban. Posisi terakhir yang mereka tinggalkan dan kini telah menjadi kekuasaan Taliban adalah Lembah Korengal. Sebagaimana disiarkan oleh televisi Al Jazeera, tgl 20 April lalu, gerlyawan Taliban memasuki pos terakhir pasukan Amerika di Lembah Korengal. Apa yang disiarkan oleh Al Jazeera itu tentu menambah semangat tempur Taliban. Sebaliknya bagi pasukan Amerika adalah sebuah pukulan yang sangat menyakitkan.

Siaran Al Jazeera menggambarkan para gerilyawan memasuki pos militer yang ditinggalkan pasukan Amerika. Selain barang-barang kurang berharga yang ditinggalkan pasukan Amerika, para gerilyawan juga menemukan sejumlah amunisi dan bahan bakar. Militer Amerika berusaha mengecilkan kekalahan mereka dengan mengatakan bahwa pos yang ditinggalkan adalah tempat yang tidak strategis. Selain itu mereka mengklaim telah mengevakuasi semua senjata dan bahan bakar sebelum meninggalkan pos.

Maj. T.G. Taylor, jubir militer Amerika di wilayah Afghanistan Timur mengatakan bahwa pasukan Amerika telah menghancurkan pos tersebut sebelum ditinggalkan dan menjamin jika Taliban menguasai pos tersebut untuk digunakan untuk kepentingan militer, "kami memiliki 2 kompi para komando yang siap menyerang kembali pos tersebut kapan saja diperlukan," kata Taylor.

Penarikan pasukan Amerika dari pos yang dijaga oleh 120 pasukan tersebut merupakan bagian dari langkah strategis yang direncanakan Amerika tahun lalu. Pasukan Amerika akan berkonsentrasi pada kota-kota berpenduduk padat dan meninggalkan wilayah-wilayah terpencil dan jarang penduduknya.

Kebanyakan pos-pos terpencil Amerika dibangun sebagai sarana untuk memonitor dan menghambat pergerakan pasukan Taliban khususnya yang sering berpindah tempat antara perbatasan Afghanistan-Pakistan. Namun alih-alih memberikan keuntungan militer, pos-pos tersebut justru menjadi beban pasukan Amerika. Serangan gerilya tanpa henti terhadap pos-pos terluar memakan banyak korban pasukan Amerika selain biaya operasional yang tidak sedikit. Bulan Oktober tahun lalu sebuah serangan gerilyawan yang terencana baik nyaris menghabiskan seluruh kekuatan Amerika di Kamdesh, sebelah utara lembah Korengal, delapan pasukan Amerika tewas ditambah tiga tentara Afghanistan. Sebelumnya pada bulan Juli 2008 pos Amerika lainnya diserang hebat hingga menewaskan sembilan tentara Amerika.

"Saat kita mereposisi pasukan kita, kita sadar bahwa cepat atau lambat gerilyawan akan menyerang," kata jubir militer Amerika, Kolonel Wayne Shanks.

Penarikan pasukan Amerika di lembah Korengal yang dijuluki pasukan Amerika sebagai "lembah kematian" mengakhiri pertempuran tanpa henti yang nyaris terjadi setiap hari di tempat tersebut dan memeras habis tenaga Amerika. Sebanyak 40 lebih tentara Amerika tewas dan ratusan luka-luka di tempat tersebut selama lima tahun terakhir. Di antara korban tersebut adalah 3 tentara khusus Navi SEALS dalam penyerbuan gerilyawan pada tahun 2005. Dan saat bantuan diberikan, gerilyawan menembak jatuh sebuah helikopter pengangkut pasukan menewaskan 16 pasukan lainnya.

Tuesday, 20 April 2010

"Selingan" Para Tentara Israel


Apa yang dilakukan para tentara Israel saat tidak menembaki rakyat sipil Palestina? Salah satunya adalah "menghibur" para turis homo asing.

Sudah menjadi rahasia umum di kalangan kaum homo internasional bahwa para tentara Israel yang gagah (namun pengecut, sehingga harus mengenakan pampers saat bertempur melawan pejuang Arab dan menangis setelah dikalahkan oleh Hizbollah) dan memiliki kecenderungan diviasi seksual adalah orang-orang yang bisa memuaskan hasrat seksual mereka. Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah event promosi telah dilakukan untuk memperkenalkan Israel sebagai surganya kaum homo internasional. Sebagai contohnya dua perusahaan asal New York, Steele Travel dan Lucas Entertainment, menawarkan paket perjalanan ke Israel kepada komunitas homo internasional.

Lucas Entertainment, sebuah perusahaan film porno, baru-baru ini berhasil "memenangkan" persaingan memperebutkan pasar pariwisata ke Israel melalui inovasinya yang "jitu". Perusahaan ini menawarkan paket wisata bagi kaum homoseksual internasional ke Israel dengan salah satu andalannya mengunjungi markas angkatan perang Israel serta kesempatan berfoto dengan tentara homo "gantheng". Sementara tentara Israel mendapakan imej yang jelek di mata masyarakat dunia, mereka tidak peduli dan tetap dengan keasyikannya sendiri. Setidaknya di mata Michael Lucas, bintang porno, produser sekaligus pemilik Lucas Entertainment.

"Potografer Israel yang bekerja untuk saya mengenal banyak tentara seksi. Ia telah banyak memotret sebagian dari mereka. Jadi kami akan membawa para turis kepada mereka dan siapa saja yang tertarik bisa berfoto dengan mereka." kata Lucas.

Lucas, adalah yahudi imigran asal Rusia yang bermigrasi ke Amerika sejak ia berumur 25 tahun. Ia sering mengungkapkan kecintaannya terhadap negara Israel kepada publik. Tahun lalu ia bankan telah membuat film porno di Israel dengan judul "Men of Israel" alias para "pejantan" Israel. Kini ia tengah memasarkan paket perjalanan wisata ke Israel selama 9 hari dengan harga $2,800 tidak termasuk tiket pesawat. Para lelaki homo akan diantar ke sejumlah tempat wisata di Israel, termasuk mengunjungi barak militer Israel dan berfoto dengan para tentara. Sejauh ini belasan orang telah memesan paket tersebut.

"Saya membantu teman-teman saya di IDF (tentara Israel) selama di Amerika, namun lebih afdhol lagi jika mendonorkannya langsung di Israel. Saya akan membawa para turis ke barak-barak militer sehingga mereka bisa melihat Israel sebagai tempatnya orang-orang cinta damai yang tidak menginginkan perang, kecuali untuk melindungi negara mereka sendiri."

Dalam promosinya Lucas menyebarkan leaflet bergambar para serdadu Israel dalam pose "sexi"-nya, termasuk foto Lucas tengah bermesraan dengan seorang serdadu.

Lukas mengatakan apa yang dilakukannya adalah murni bermotif bisnis. "Saya tidak melihat adanya masalah membawa sekelompok turis homo ke pangkalan-pangkalan militer. Saya melakukan apa yang negara tidak cukup cerdik melakukannya: mempromosikan sisi cantik negara Israel!" Katanya.

Selama kunjungan wisatanya ke Israel, Lukas merencanakan sekaligus untuk membuat film porno, termasuk melakukan pertunjukan sex live di sebuah nightclub. Hanya saja "Saya belum mendapatkan partner untuk melakukan adegan itu," katanya. Israel memang menjadi salah satu negara yang membolehkan pertunjukan sex live di klub-klub malam. "Kebebasan berekspresi" adalah jargon yang digunakan dalam hal ini.

"Saya akan membuka mata dunia tentang apa yang dihadapi oleh rakyat Israel saat ini, khususnya para gay dan homo yang menjadi target kebencian Hizbollah," tambahnya.

Sunday, 18 April 2010

Pertemuan Bilderberger Group Digelar Juni


Bilderberger Group (BG), sebuah klub elit rahasia penguasa dunia akan menggelar pertemuan tahunannya tahun ini di sebuah resort mewah terpencil di Sitges, dekat Barcelona, Spanyol, 3-6 Juni mendatang. Seperti biasa, pertemuan tersebut bersifat sangat rahasia meski dihadiri oleh orang-orang paling penting di dunia, termasuk para pimpinan media massa paling berpengaruh di dunia. Namun sebagaimana beberapa tahun terakhir, para jurnalis investigasi independen berhasil melacaknya.

Keberadaan klub ini baru diketahui publik sejak majalah independen "Spotlight" (telah dibredel pemerintah Amerika, kini diteruskan oleh "American Free Press") membuat laporan investigatif mengenainya tahun 1975. Sejak itu keberadaannya, terutama tentang anggota-anggotanya serta agenda pertemuan tahunan yang diadakan klub tersebut menjadi sumber investigasi paling eksklusif di kalangan wartawan independen.

Pertemuan BG tahun ini diadakan menyusul pertemuan "yunior"-nya, klub Trilateral Comission (TC), klub rahasia lainnya yang diadakan di Four Seasons Resort di Dublin, Irlandia, 3-6 Mei. Anggota BG yang berjumlah 100 orang juga merangkap anggota TC yang berjumlah 300 orang. Meski bukan pertemuan "resmi", event ini mendapat pengawalan super ketat melebihi pertemuan-pertemuan resmi muntilateral sekalipun. Agenda utama BG adalah mewujudkan pasar ekonomi global yang didukung oleh institusi-instusi global pendukungnya. Sedangkan agenda utama TC adalah satu tahap di bawah agenda BG, yaitu menyatukan pasar tiga kekuatan ekonomi utama dunia yaitu Amerika, Uni Eropa dan Jepang.

Para analis memperkirakan BG akan mengagendakan perpanjangan resesi global paling tidak hingga setahun mendatang. Dengan adanya resesi ini maka BG bisa mendapat situasi kondusif untuk mendorong dibentuknya lembaga semacam "Departemen Keuangan" di bawah PBB. Agenda ini sebenarnya telah dibahas dalam pertemuan tahun lalu di Yunani namun mendapat tentangan dari tokoh-tokoh nasionalis Eropa dan Amerika yang menolak menyerahkan kedaulatan negaranya kepada PBB.

Perlu dicatat bahwa Presiden Perancis Nicolas Sarkozy pada tgl 29 Maret lalu berpidato di Columbia University, Amerika dengan mengatakan apa yang menjadi agenda BG: "kita harus membentuk regim moneter internasional yang baru." Sarkozy adalah anggota BG dan ia adalah yahudi yang menurut koran nasionalis Perancis "Le Monde" aktif menjadi "sayan", yaitu keturunan yahudi mancanegara yang menjadi informan bagi dinas rahasia Israel, Mossad.

Institusi global pendukung agenda pasar ekonomi global yang diupayakan BG adalah PBB sebagai "negara super" yang memiliki konstitusi, lembaga eksekutif dengan pimpinannya seorang presiden atau sebutan lainnya, lembaga legislatif, lembaga yudikatif, mata uang, hingga polisi dan tentara sendiri yang membawahi negara-negara di seluruh dunia. Sebagai negara super, PBB berhak turut campur dalam semua masalah internal semua negara di dunia termasuk mengintervensi secara militer negara yang "membangkang".

Tidak pernah membayangkan hal seperti ini? Uni Eropa telah hampir mencapai tahap negara super seperti ini, bukan cerita fiktif.

Namun kesadaran masyarakat terhadap agenda jahat ini telah muncul di Eropa dan Amerika dan menjadi batu sandungan agenda BG. Meski media-media massa utama Amerika sengaja "menyembunyikan" agenda tersebut (ironisnya redaktur-redaktur senior Amerika dan Eropa adalah peserta rutin pertemuan BG), namun media-media massa independen secara terus-menerus membicarakan hal ini.

Pada tahun 1990-an BG menargetkan American Union atau pasar bebas Amerika yang meliputi seluruh benua Amerika, akan terbentuk pada tahun 2000. Namun resistensi masyarakat menghalangi rencana tersebut dan kini BG bahkan belum bisa menuntaskan agenda pasar bebas Amerika Utara, NAFTA, yang akan membuka perbatasan Amerika dengan Mexico serta membentuk mata uang baru.

Friday, 16 April 2010

Siapa yang Diuntungkan dengan Kematian Para Elit Polandia?


Selain gubernur bank sentral yang berintegritas tinggi sehingga tidak mudah didikte oleh otoritas keuangan Uni Eropa dan Polandia berhasil selamat dari krisis-krisis keuangan, Polandia juga memiliki menteri kesehatan wanita yang berintegritas tinggi, yaitu Ewa Kopacz ---bedanya dengan Sri Mulyani dan Boediono yang juga digembar-gemborkan orang-orang neo-liberal sebagai berintegritas tinggi, Kopacz berjuang untuk kepentingan negara dan rakyat Polandia, sedang Sri Mulyani berjuang untuk para kapitalis asing. Kedua pejabat berintegritas tinggi ini juga didukung oleh jajaran pemerintah yang tidak kalah integritasnya, termasuk presiden dan wakilnya, panglima tentara, dan kepala dinas inteligen. Namun kini para pejabat berintegritas tersebut meninggal dalam satu peristiwa kecelakaan pesawat yang masih misterius penyebabnya.

Kematian para elit penguasa Polandia tersebut tentu saja akan melemahkan posisi Polandia dalam perjuangannya mempertahankan kepentingan rakyatnya sendiri terhadap pengaruh asing. Khusus dalam hal kampanye penyebaran vaksin flu burung yang menjadi agenda Uni Eropa, Polandia akan semakin lemah posisinya. Perlu diketahui bahwa selama ini menteri kesehatan Ewa Kopacz gigih menentang kepentingan industri farmasi asing di balik program WHO dalam hal penyebaran vaksin flu burung di seluruh Uni Eropa --- kasus ini mengingatkan pada perlawanan menkes Siti Fadhillah Supari menentang WHO dalam program penanganan virus flu burung di Indonesia karena melihat motif-motif kejahatan konspirasi di balik isu flu burung. Namun Siti kini telah "diamanankan" dengan memindah tugaskannya menjadi penasihat presiden dan menggantinya dengan menteri kesehatan baru yang pro-asing.

Kopacz adalah satu-satunya menteri kesehatan di Uni Eropa yang menentang program pemberian vaksin flu burung meski mendapat tekanan keras dari para pejabat Uni Eropa dan industri farmasi asing. Penentangannya yang gigih ini tentu saja memicu perdebatan publik yang intens dan menjadi batu sandungan yang keras bagi agenda Uni Eropa.

Pada tgl 29 Maret, Council of Europe memuji langkah Ewa Kopacz dengan menyebut kebijakannya sebagai langkah tepat. Kopacz mengatakan bahwa syarat-syarat yang didiktekan oleh industri farmasi kepada rakyat Polandia --- untuk membeli faksin flu burung --- tidak bisa diterima dan bersikeras Polandia tidak membutuhkan faksi flu burung sebagaimana negara lain. Dengan penolakan tersebut Polandia menyelamatkan miliaran dolar devisanya daripada membeli faksin yang tidak perlu.

Kopacz "berani" menentang WHO dan Uni Eropa serta tekanan industri farmasi karena ia mendapatkan dukungan kuat dari presiden dan jajarannya, termasuk panglima tentara dan pimpinan dinas inteligen. Dukungan tersebut mampu membuat Kopacz dari "serangan" balik industri farmasi seperti ancaman, pemecatan atau bahkan konspirasi pembunuhan.

Satu-satunya lawan yang dihadapi Kopacz di dalam negeri adalah ketua ombudsman yang telah "dibeli" oleh kepentingan asing, Janusz Kochanowski. Ia pernah mengancam akan melakukan tindakan hukum kepada Kopactz karena kasus faksin flu burung tersebut. Memang Janusz termasuk dalam salah satu korban kecelakaan pesawat yang menewaskan para elit penguasa Polandia, namun kekuasaan Janusz jauh lebih kecil dibandingkan panglima tentara dan dinas inteligen. Dalam banyak sejarah konspirasi, banyak "pion" yang sengaja untuk dihilangkan demi mencapai tujuan. Masih ingat kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Pakistan Zia Ul Haq? Bersama Zia juga tewas dubes Amerika untuk Pakistan.

Dengan tewasnya jajaran pemerintahan Polandia, kini Polandia dipimpin oleh orang-orang yang pro-asing seperti pejabat presiden Bronislaw Komorowski yang dijamin akan menjerumuskan Polandia menjadi negara "jajahan" asing Uni Eropa-IMF-WHO-PBB.

Tanda-tanda bahwa WHO sengaja berupaya menyebarkan pandemi flu burung bisa dilihat dari adanya upaya percobaan mengawinkan virus flu babi dengan flu burung oleh profesor Bruno Lina dari WHO. Selain itu WHO juga menolak menurunkan skala pandemi tingkat 6, yang memberi WHO kekuasaan lebih tinggi dari otoritas negara. Selain itu beberapa negara termasuk Inggris telah membatalkan pembelian faksin flu babi untuk diganti dengan faksin flu burung.

"Pembunuhan konspiratif" terhadap elit penguasa Polandia sekaligus juga menjadi peringatan terhadap figur-figur oposan terhadap negara super seperti Uni Eropa atau PBB untuk tidak "neko-neko".

Paul Flynn, seorang anggota parlemen Inggris sekaligus anggota Council of European (sebuah dewan beranggota tokoh-tokoh nasionalis dari 47 negara Eropa, dibentuk sebagai oposisi terhadap Parlemen Eropa yang dibentuk oleh Uni Eropa) telah mengadakan penyidikan atas konspirasi flu burung (pandemik asli Asia) yang dilakukan WHO dan hasilnya akan dibahas dalam sidang Council of Europe. WHO telah berupaya menggagalkan penyidikan tersebut dengan menolak mengirimkan ahli-ahlinya dalam dengar pendapat bulan Maret lalu dimana Kopacz hadir memberikan keterangan. Laporan CEO dikhawatirkan akan menghancurkan kospirasi WHO menerapkan program tangan besinya berupa faksinisasi paksa dan penerapan hukuman badan bagi penentangnya.

Perlu diketahui bahwa dengan Lisbon Treaty yang telah disahkan (secara inkonstitusional) baru-baru ini, polisi Uni Eropa bisa menangkap siapapun yang dianggap sebagai teroris, bahkan seandarinya konstitusi negara-negara Eropa menolaknya (konstitusi Uni Eropa mengalahkan konstitusi negara-negara anggotanya). Di sisi lain para agen konspirator telah memperluas definisi teroris tidak saja para militan Islam dari Arab, tapi juga para oposan domestik yang berjuang demi integritas bangsa dan nasionalisme.

Wednesday, 14 April 2010

Bersiap-siaplah Menghadapi Situasi Terburuk 3


Saya telah mengingatkan dalam blog ini bahwa Indonesia cenderung menuju ke situasi yang membahayakan. Kaum neo-liberalis-kapitalis yahudi kini semakin kuat mencengkeram sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. Kini mereka akan menuju ke tahap selanjutnya, test case kekuatan umat Islam dan nasionalis Ingonesia dan itu telah dilakukan melalui aksi penggusuran makam ulama Mbah Priuk. Jika kasus ini berhasil mereka menangkan, maka mereka akan semakin menjadi-jadi menghancurkan simbol-simbol Islam sebagaimaa mereka pernah mencobanya dahulu melalui tangan komunisme.

Klik sini ....

Pembantaian Katyn dan Kecelakaan Presiden Polandia


Sebuah kereta api uap berhenti di stasiun kecil di tengah hutan Katyn, Polandia Timur yang sekarang masuk dalam wilayah Rusia. Seorang jendral tentara Polandia turun dari kereta dikawal oleh beberapa personil tentara Uni Sovyet yang menjelang perang dunia II telah menduduki Polandia Timur. Dengan langkah tenang sebagaimana keteguhan mental para perwira tinggi, jendral tersebut memasuki kendaraan yang menjemputnya. Para personil militer Sovyet pun masih menghaturkan tabik kepadanya sebagai bentuk penghormatan. Namun keadaan berubah menjadi tegang setelah sang jendral sampai di sebuah kamp tawanan di tengah hutan. Dengan agak kasar para penjaga menggeledahnya dan memintanya meninggalkan pistol dan sabuk kopelnya. Memasuki kamp, sang jendral masih berjalan tenang, mungkin menyangka ia hanya akan menjalani hukuman ringan selama beberapa bulan. Namun ketika memasuki sel tahanan, ia terkejut setelah melihat banyak bercak darah yang masih belum kering benar di lantai sel. Instingnya memerintahkannya untuk menyelamatkan diri. Ia pun berbalik dan berniat meninggalkan sel. Namun dua orang penjaga bertubuh besar menggapitnya dengan keras. Penjaga ketiga, dengan tenang mengarahkan pistol ke tengkuk sang jendral dan menembaknya. Hanya sekali tembakan, namun sudah cukup untuk mengakhiri hidup seorang jendral perkasa sekalipun. Selanjutnya mayat sang jendral diseret keluar dan seorang penjaga lain membersihkan genangan darah dari lantai.

Itulah adegan pembuka dalam film "Kathyn" yang baru-baru ini mengemparkan rakyat Polandia. Film ini menggambarkan pembantaian sekitar 40.000 perwira, tulang punggung bangsa Polandia yang telah eksis dalam sejarah selama ribuan tahun, pada tahun 1940 atau awal perang dunia 2.

Adegan berikutnya menunjukkan tiga orang perwira menengah menjalani adegan yang dilakukan sang jendral. Nyawa ketiganya pun berakhir mengenaskan dengan kepala pecah dan kemudian para penjaga membersihkan lantai sel dari genangan darah. Adegan-adegan berikutnya berjalan dengan alur yang lebih cepat, semakin cepat. Berikutnya beberapa orang tidak lagi menjalani eksekusi di dalam sel melainkan di sebuah lapangan. Dengan mata tertutup dan tangan terikat, mereka bergiliran turun dari truk yang mengangkut mereka. Begitu menginjak tanah mereka langsung dieksekusi dengan tembakan di tengkuk. Mayatnya diseret ke lobang yang telah disiapkan tidak jauh dari tempat eksekusi. Pada adegan terakhir para korban eksekusi tidak lagi ditembak satu per-satu. Mereka, puluhan orang sekaligus berdiri berjejer di pinggir kuburan massal yang telah disiapkan. Di belakang para korban tersebut berdiri para eksekutor. Setelah diberi tanda, para ekskutor menembakkan pelurunya bersama-sama. Puluhan orang serentak tersungkur ke tanah dengan kepala pecah. Mayat-mayat mereka kemudian didorong bolduzer ke dalam lubang kuburan massal sementara di latar belakang terdengar bunyi letusan senjata dari berbagai sudut hutan yang seakan tanpa henti.

40.000 eksekusi. Jika dalam sehari para pembantai berdarah dingin tersebut bisa membantai 1.000 orang maka seluruh operasi pembantaian tersebut memerlukan waktu 40 hari tanpa henti.

Pembantaian di Hutan Katyn dilakukan oleh polisi rahasia Uni Sovyet NKVD pada tahun 1940. Uni Sovyet adalah induk dari semua faham komunisme di dunia. Dan perlu ditegaskan disini bahwa komunisme adalah yahudi srigala berbulu domba. Dengan dalih mengembalikan kekuasaan kepada rakyat proletar dari genggaman kaum kapitalis serakah, rejim komunisme melakukan pembantaian sistematis kepada para goyim (masyarakat non-yahudi). Komunisme berdiri karena sokongan dana para yahudi kapitalis Amerika dan Inggris. Lenin, Stalin dan Trotsky, dedengkot komunisme Uni Sovyet menyusun kekuatan dan merencanakan revolusi Bolshevik di negara-negara barat.

Selain merupakan manifestasi penyembahan berhala, pembunuhan massal (sebagian besar elit penguasa yahudi adalah penganut paganisme kuno, atau campuran antara agama wahyu dengan paganisme) dimaksudkan untuk menyingkirkan kekuatan-kekuatan yang bisa menyaingi kekuatan yahudi. Kekuatan tersebut biasanya terbentuk oleh identitas agama, etnis, dan negara. Kami telah mengetahui bahwa perpecahan katholik-protestan adalah karena provokasi yahudi. Revolusi-revolusi di Inggris, Perancis dan Rusia adalah karena provokasi yahudi. Lebih jauh keruntuhan Romawi juga karena konspirasi mereka (Edward Gibbon, "The History of the Rise and Fall of Roman Empire"). Pembantaian serupa juga dilakukan terhadap rakyat Rusia dan negara-negara Eropa timur lainnya yang beretnis kulit putih dan beragama katholik. Di Indonesia, Afghanistan dan Yaman kaum komunis membantai umat Islam. Di Cina, Indochina dan Amerika latin mereka membantu kalangan kelas menengah yang umumnya beragama kristen/katolik.

Film "Kathyn" yang dibuat oleh sutradara Andrej Wajda tahun 2008 lalu telah menyadarkan rakyat Polandia tentang peristiwa keji tersebut serta para pelakunya meski awalnya pihak Uni Sovyet, dan juga para sejarahwan dan media massa "jew ass sucker" mengalihkan kesalahan kepada rejim Nazi Jerman. Andrej adalah salah seorang warga Polandia yang bapaknya menjadi korban kekejian komunis-yahudi tersebut. Demikian juga Presiden Polandia, Lech Kaczynski. Untuk itulah sang presiden dan jajaran kabinetnya bermaksud mengadakan penghormatan terhadap para korban pembantaian Kathyn. Namun nasib malang menimpa mereka. Kecelakaan pesawat yang menimpa mereka telah mengakhiri hidup mereka tanpa pernah sempat menunaikan menghormati leluhurnya yang malang. Di sisi lain pembunuhan ini bisa diartikan sebagai peringatan oleh para yahudi internasional kepada siapa saja untuk tidak mengungkap borok-borok lama kejahatan mereka di masa lalu. Di tengah agenda mereka yang tinggal selangkah lagi, mewujudkan negara super di seluruh dunia dengan mereka sebagai penguasanya (Uni Eropa contoh keberhasilan agenda tersebut. Amerika Utara dengan NAFTA-nya dan Asean dengan AFTA-nya adalah proyek selanjutnya), sentimentilisme presiden Polandia dapat mengganggu agenda tersebut.

False flag dan Amerika


Menurut berbagai informasi media massa baru-baru ini Amerika telah mengirimkan sejumlah besar bom penghancur bunker ke pangkalan AL San Diego di Samudra Hindia. Diduga kuat bom-bom tersebut dipersiapkan untuk menghancurkan bunker-bunker bawah tanah Iran tempat fasilitas nuklir negeri ini berada. Seorang pakar politik internasional Inggris yang juga dosen University of London, Dan Piesch mengatakan: “Amerika tengah mempersiapkan dengan serius untuk menghancurkan Iran.”

Jika persiapan tersebut telah sempurna, masih ada satu lagi tahapan yang harus dilakukan, yaitu melakukan operasi inteligen yang bisa digunakan sebagai alasan untuk mengeksekusi rencana yang telah dibuat yang biasa disebut dengan false flag. Kemungkinan besar operasi false flag atas Iran adalah serangan teroris oleh organisasi militan binaan Iran seperti Hizbollah, atau serangan dadakan atas personil militer Amerika dan sekutunya di Irak yang dituduhkan kepada Iran.

Setelah operasi false flag dilakukan, Amerika tidak akan menunggu waktu lagi untuk menyerang Iran hingga Amerika bisa mencapai agendanya atas satu-satunya negara yang masih menjadi ancaman Israel tersebut, yaitu mendudukkan penguasa baru yang "demokratis" yang tidak lain adalah boneka Amerika dan Israel.

Belajar dari sejarah, Amerika sudah seringkali melakukan operasi false flag untuk mencari alasan melakukan serangan. Selain membiarkan diri Pearl Harbour diserang dalam Perang Dunia II, Amerika melakukan false flag penenggelaman kapal USS Sussex yang menjadi alasan Amerika menerjunkan diri dalam Perang Dunia I. Amerika juga melakukan false flag dalam Insiden Teluk Tonkin yang menjadi alasan Amerika menyerang Vietnam. Selain itu serangan gedung WTC tgl 11-9-2001 juga merupakan operasi false flag yang sangat kasar karena mudah diketahui modus dan motifnya.

Logika sederhana saja sudah bisa menebak bahwa serangan WTC adalah sebuah false flag. Klaim pemerintah Amerika bahwa serangan tersebut dilakukan oleh sekelompok teroris Arab yang baru belajar menerbangkan pesawat adalah omong kosong yang kelewatan dan menghina akal sehat manusia. Bagaimana mungkin Amerika dengan sistem pertahanan udaranya yang super canggih dibuat tidak berdaya oleh sekelompok teroris Arab?

Namun tentu saja propaganda, indoktrinasi, promosi dan pencitraan yang massif di media massa, ditambah kegoncangan jiwa karena kejadian yang sangat dahsyat membuat sebagian besar masyarakat percaya begitu saja dengan klaim pemerintah Amerika. Sebagaimana "resep" rejim Nazi Jerman bahwa sebuah kebohongan jika diberitakan secara terus-menerus sebagai kebenaran, maka masyarakat akhirnya akan menganggap sebagai kebenaran juga.

Professor Laurie Manwell, seorang ahli komunikasi Inggris mengatakan bahwa operasi “false flag” mempunyai keuntungan di atas kebenaran. "Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sangat kurang berhasrat untuk menggali informasi lebih dalam dari sebuah informasi yang simpang siur. Mereka lebih berhasrat untuk membenarkan apa yang telah mereka percaya," katanya.

Sementara itu Professor Steven Hoffman, ahli informasi lainnya dari Inggris mengatakan, "Data yang kami peroleh mendukung kuat teori kognitif yang disebut ‘motivated reasoning’ yang berpendapat bahwa "daripada mencari konfirmasi atas sebuah informasi, masyarakat lebih memilih informasi yang membenarkan kepercayaan mereka. Bahkan saat bukti-bukti kuat menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat keliru, mereka malah menduduhnya sebagai "teori konspirasi".

Kesuksesan sebuah operasi "false flag" adalah tersedianya sebuah skenario yang telah disiapkan sebelumnya sebagai tindak lanjut operasi "false flag" tersebut. Pembunuhan Presiden Kennedy adalah sebuah operasi "false flag" yang gemilang hingga masyarakat Amerika tenang-tenang saja melihat pemimpin mereka dibantai di depan mata jutaan orang. Bahkan ketika penjelasan rasional mengenai motif dan modus pembunuhan tersebut tidak diperoleh, masyarakat tetap tenang. Motif sebenarnya adalah untuk menghentikan kebijakan presiden yang mengeluarkan "executive order" kepada menteri keuangan untuk menerbitkan uang kertas sendiri lepas dari uang kertas buatan bank sentral milik konsorsium bankir yahudi internasional. Motifnya sama persis dengan pembunuhan presiden Abraham Lincoln yang juga pernah mengeluarkan kebijakan serupa.

Wednesday, 7 April 2010

Persekongkolan Yahudi Cabul dengan Media Hipokrit


“Seorang yahudi boleh berhubungan seks dengan seorang anak kecil selama anak kecil itu berumur kurang dari 10 tahun" (Sanhedrin 54b, Talmud, kitab suci yahudi)


Beberapa waktu media-media massa di seluruh dunia, termasuk media-media massa Indonesia, dihebohkan oleh skandal seks yang dilakukan gubernur New York Elliot Spitzer. Surat kabar JP, salah satu koran terbesar di Indonesia, bahkan menuliskan tulisan bersambung di halaman muka. Skandal yang dilakukan sang gubernur sebenarnya sebuah peristiwa biasa-biasa saja. Seorang laki-laki normal yang suka "jajan", 9 dari 10 laki-laki normal Amerika melakukan hal yang sama. Bahwa kejadian itu kemudian dicover begitu massif oleh media massa Amerika dan underbow-nya di seluruh dunia termasuk Indonesia kemudian menjadi pertanyaan. Namun pertanyaan tersebut tentu saja tidak pernah dijelaskan oleh media-media massa karena sang gubernur "dijerat" oleh orang-orang yahudi terkait perkara serius antara dirinya dengan mafia industri keuangan Wall Street dan penggerak "holocoust industry" yang telah memeras industri perbankan Swiss dan Jerman hingga miliaran dollar. Bahkan pemilik dan pengelola "Emperor's Club", tempat sang gubernur dijebak dengan umpan pelacur kelas atas, tidak pernah disebutkan dengan jelas, karena mereka adalah yahudi.

Berita-berita yang begitu gegap gempita tentang skandal "tidak penting" Elliot Spitzer tersebut sekaligus juga menutupi berita lainnya yang jauh lebih penting, yaitu pengunduran diri Laksamana Fallon sebagai kepala staff gabungan Amerika. Fallon, seorang patriot, adalah penentang keras kebijakan militerisme-zionisme Presiden Bush (ia menyindir Bush dan pendukung-pendukungnya sebagai orang-orang gila) dan oleh karenanya ia dipaksa untuk mundur. Berita tentang pendunduran diri Fallon jika tidak diredam bisa membuat para patriot nasionalis Amerika marah. Jangan dilupakan, para patriot yagn kecewa dengan pemerintahnya ini pernah membom gedung WTC tahun 1993 selain sebuah gedung federal yang menewaskan puluhan orang.

Marilah mengungkap sedikit fakta yang disembunyikan media-media massa hipokrit itu. "Emperor's Club" dioperasikan oleh Michael Brener, warga negara Israel yang saat ditangkap ternyata memiliki dua passport, Israel dan Amerika, dan di dalam tasnya ia membawa jutaan dollar. Ini bukan masalah bagi Israel meski menjadi masalah besar di negara lain. Israel menganggap semua orang yahudi, tidak peduli ia sudah menjadi warganegara manapun, akan dianggap sebagai warganegara Israel, asal bisa menunjukkan kesetiaan kepada Israel. Mereka lah yang kemudian menjadi ujung tombak mata-mata Israel dan dikenal sebagai "sayan". Presiden Perancis Nicholas Sarkozy adalah salah seorang yang diduga kuat sebagai "sayan" dan perihal ini pernah dipublikasikan oleh media massa nasionalis Perancis, Le Monde. Dan soal bisnis prostitusi, orang-orang yahudi adalah pelopornya. Selain itu bagi dinas inteligen Israel, Mossad, prostitusi menjadi salah satu senjata utama mereka. Menjebak sasaran dengan umpan pelacur adalah salah satu metode favorit mereka.

Saat ini, sebagaimana tahun-tahun yang lalu dan dilakukan tanpa mengenal lelah, media-media massa hipokrit meng-cover secara bombastis skandal seks yang melibatkan para pendeta katholik saat umat kristen menyambut hari raya paskah. Ironisnya pada saat yang sama mereka "menyembunyikan" skandal-skandal seks para pendeta dan tokoh-tokoh yahudi. Tahu kasus Leo Frank, seorang yahudi yang dituduh memperkosa dan membunuh seorang gadis kecil berumur 13 tahun? Kasus yang terjadi di tahun 1930-an ini begitu menghebohkan. Bukan saja menyulut kemarahan orang-orang kulit putih dan menimbulkan sentimen anti-yahudi yang kuat di Amerika, tapi juga karena kegigihan orang-orang yahudi untuk membelanya. Kasus ini bahkan membuat orang-orang yahudi mendirikan LSM bernama Andi Defamation League (ADL), yang saat ini telah menjadi sebuah kekuatan politik yang ditakuti di Amerika dan di negara-negara barat.

Atau pernahkan Anda mendengar kasus suami istri Arie Adler dan Marisa Rimland, pasangan yahudi dari New York. Mulanya Arie Adler memperkosa putrinya sendiri, kemudian istrinya membunuh putri malang tersebut kemudian bunuh diri.

Faktanya adalah yahudi adalah para pemimpin, godfather, guru dan suhunya dunia prostitusi. Mereka juga bangsa yang prosentase warganya yang menderita kelainan seks seperti pedophili, extrem sex, homoseksual dan jangan ditanya soal seks bebas, paling tinggi di dunia. Negara-negara Rusia dan Eropa timur adalah negara orang-orang kristen katholik yang taat. Setelah diperintah oleh komunisme-yahudi kawasan ini kemudian menjadi kawasan paling rusak moral penduduknya. Demikian juga halnya negara-negara barat dimana yahudi menjadi penguasa.

Banyak sekali kasus kejahatan seksual yang dilakukan oleh pendeta yahudi. Namun media massa hipokrit selalu menyembunyikannya. Bahkan untuk kasus yang terkuak ke publik, media massa tetap berupaya menyembunyikannya dengan dalih "sensivitas agama", atau dalih yang paling ampuh: "anti-semit".

Berikut ini adalah sebagian kecil dari kasus kejahatan seksual oleh orang yahudi yang muncul ke permukaan. Namun sebelumnya saya ingin mengingatkan kasus yang dilakukan sutradara Hollywood keturunan yahudi, Roman Polanski. Ia pada tahun 1970-an terbukti melakukan perkosaan terhadap seorang gadis kecil. Orang-orang yahudi internasional menyelamatkannya dari hukuman dan menyembunyikannya di Swiss hingga sekarang. Alih-alih mengucilkannya karena perbuatan aib, orang-orang yahudi penguasa industri perfilm-an bahkan memberinya bermacam-macam penghargaan film seperti piala Oscar.

1. Rabbi David Kaye berjalan ke dalam sebuah rumah, kemudian menyodomi seorang bocah laki-laki. Semuanya terekam dalam kamera video yang oleh pembuatnya diberi judul “To Catch A Predator” dan diedar luaskan. Kasusnya menguap begitu saja.

2. 25 tahun lalu Rabbi Abraham Mondrowitz didakwa melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak di Brooklyn New York. Orang-orang yahudi mengungsikannya ke Israel dan pemerintah Israel menolak permohonan ekstradisi Amerika sebagaimana pemerintah Swiss menolak ekstradisi Amerika atas kasus Roman Polansky.

3. Kasus sebaliknya dilakukan oleh Rabbi Nachman Stal. Setelah melecehkan seorang bocah berumur 14 tahun di Israel, ia terbang ke Inggris. Pemerintah Inggris mengekstradisi Rabbi Nachman Stal ke Israel dan dijatuhi hukuman 13 tahun penjara.

4. Rabbi Baruch Lebovits dituduh melakukan serangkaian pelecehan seksual di Upper Side New York. Selah seorang korbannya yang menanggung malu, bunuh diri dengan meloncat dari balkon tinggi, 2 hari setelah menikah.

5. Rabbi Yaakov Weiss was busted for serial molestation of a young boy back in 2008. Weiss ran a Chabad school and was part of an extremist Chabad Jew group going around setting up displays of Menorahs on public property, sanctioned by the State of New York.

6. Guru David Greenburg dituduh melakukan pelecehan seks terhadap bocah 15 tahun menjelang Natal tahun lalu.

7. Bulan lalu Rabbi Bramly ditangkap di luar sinagognya di Chandler, Arizona, karena memperkosa seorang gadis kecil di New York. Kasusnya terjadi 10 tahun lalu.

8. Tgl 7 Desember 2006 rabbi Yehuda Kolko ditangkap polisi New York karena memperkosa 4 anak kecil yang duduk di bangku kelas 1 SD selama tahun 2002-2003.

9. Tgl 5 Mei 2006 (lagi-lagi) Rabbi Yudi Kolko dituntut hukuman denda $20 juta karena kejahatan pedophilia terhadap 2 anak 25 tahun lalu. Salah satu korbannya mengaku Yudi Kolko memperkosanya saat ia duduk di kelas enam SD. Rabbi satu ini selanjutnya masih menghadapi tuduhan serupa pada tahun 2007 dan 2008.

10. Dan daftarnya semakin panjang: Rabbi Shlomo Aviner, Rabbi Lewis Brenner, Rabbi Ephraim Bryks (rabbi "gila" ini kini justru menjadi anggota kehormatan Vaad Harabonim of Queens, sebuah komite para rabbi yang berwenang membuat keputusan hukum di kalangan yahudi orthodox), Rabbi Shlomo Carlebach, Rabbi Perry Ian Cohen, Rabbi Yitzchak Cohen, Rabbi Ephraim, Rabbi Sidney Goldenberg, Rabbi Joel Gordon, Rabbi Israel Grunwald (dituduh bersama asistennya Rabbi Yehudah Friedlander, melakukan pelecehan seksual di atas pesawat terbang terhadap bocah 15 tahun pada tahun 1995. Ia hanya dijatuhi hukuman kerja sosial selama 500 jam. Grunwald adalah rabbi kepala di sinagog Hungarian Hasidic Congregation di Brooklyn), Rabbi Alan J. Shneur Horowitz (dihukum 20 tahun karena mensodomi pasien psychiatric berumur 9 tahun. Diduga ia juga terlibat dalam tindakan pelecehan seksual terhadap sejumlah besar anak-anak di Kalifornia Amerika, New York hingga di Israel. ia pemegang magna cum laude, M.D., Ph.D dari Duke University. Ia adalah penulis pada NAMBLA (North American Man/Boy Love Association), Jacob Frank, Rabbi Israel Kestenbaum, Rabbi Robert Kirschner, Rabbi Ze’ev Kopolevitch, Rabbi Baruch Lanner, Rabbi Jerrold Martin Levy, Rabbi Pinchas Lew, Rabbi Mordecai Magencey, Rabbi Richard Marcovitz, Rabbi Juda Mintz, Rabbi Yona Metzger, Rabbi Avrohom Mondrowitz, Rabbi Howard Nevison, Rabbi Michael Ozair, Rabbi Stanley Rosenfeld, Rabbi Charles Shalman, Rabbi Robert Shapiro, Rabbi Michael Segelstein, Rabbi Ze’ev Sultanovitch, Rabbi Melvin Teitelbaum, Rabbi Isadore Trachtman, Rabbi Hirsch Travis, Rabbi Matis Weinberg, Rabbi Yaakov Weiner, Rabbi Don Well, Rabbi Phillip Wittlin, Rabbi Mordechai Yomtov, Rabbi Sheldon Zimmerman, Rabbi Max Zucker, Rabbi Elior Chen, Simcha Adler, Eugene Loub Aronin, Chaim Ciment, James A. Cohen, Larry Cohen, dan masih banyak... sangat banyak lagi.

Semua kasus tersebut tidak se-"heboh" kasus yang menimpa Tzuriel Refael. Duta besar Israel untuk El Salvador ini ditemukan polisi El Salvador tertidur di depan rumah dinasnya dalam keadaan telanjang, mabuk dengan alat-alat sek di tangan dan mulutnya.

Namun itu semua tidak membuat orang-orang yahudi, melalui media-media massa hipokrit, untuk malu membuka aib para pendeta katholik.

Manusia di Atas Keledai


Bandingkan seekor kuda dengan seekor keledai. Semua orang tentu menganggap kuda jauh lebih baik daripada keledai. Secara fisik saja kuda tampak jauh lebih gagah dibanding keledai, apalagi kemampuannya. Keledai bahkan, mungkin karena ada komparasi yang sangat mencolok dengan kuda, oleh kebanyakan orang dianggap sebagai binatang dungu.

Sepanjang sejarah kuda selalu diidentikkan dengan para pahlawan dan "orang-orang besar". Alexander Agung, Jengis Khan, Napoleon, Pangeran Diponegoro, George Washington, Simon Bollivar, Otto von Bismark, adalah beberapa contoh "orang-orang besar" yang digambarkan selalu mengendarai kuda gagah. Sebaliknya orang-orang yang mengendarai keledai selalu digambarkan hanya sebagai "pelawak" kalau bukan orang bodoh. Sebut saja misalnya Don Kisot.

Namun tunggu dulu. Ada beberapa manusia agung yang lebih besar dari "orang-orang besar" tersebut di atas, yang selalu mengendarai keledai, bahkan dalam medan perang sekalipun. Mereka, sebut saja Raja Daud (King David) dan Raja Sulaiman (King Solomon), Isa Almasih (Yesus) dan Muhammad Rosulullah. Dalam tradisi agama-agama samawi Yahudi, Kristen dan Islam, keledai bahkan dianggap sebagai salah satu tanda kenabian.

Ada beberapa peristiwa besar dimana para manusia agung tersebut mengendarai keledainya. Di antaranya tatkala Isa Almasih "menaklukkan" Jerussalem, mengobrak-abrik pasar yang mengelilingi kuil Solomon seraya memproklamirkan diri sebagai raja-nabi kaum yahudi, messiah yang dinanti-nantikan. Namun aku paling terkesan dengan apa yang dilakukan Rosul Muhammad dalam perang Hunain. Tatkala pasukannya, termasuk pasukan berkuda yang gagah itu kocar-kacir karena terjebak oleh pasukan pemanah musuh, Rosulullah Muhammad dengan keledai yang dikendarainya justru merengsek maju seraya berseru: "Akulah Muhammad Rosulullah, putra Abdullah bin Abdul Muthalib!" Musuh pun terkejut dengan apa yang dilakukan Rosulullah. Tidak pernah mereka melihat orang yang seberani beliau, menentang hujan panah sendiri dengan keledainya. Sementara itu pasukan Rosulullah, demi melihat pemimpinnya maju sendirian, dengan rasa malu dan menyesal segera berbalik mengikuti Rosulnya menyerbu musuh. Musuh pun akhirnya berhasil dikalahkan.

Kini, setiap melihat gambar atau film keledai, aku menunduk hormat sebagaimana aku menghormati para nabi.

Sunday, 4 April 2010

PPATK, BI, Kepentingan Siapa?


Nama PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) menjadi sangat populer menyusul terkuaknya skandal Bank Century akhir tahun lalu, dan kini semakin populer saja karena menjadi whistle blower mega-kasus makelar pajak Gayus Tambunan.

Kasus terakhir ini berawal dari informasi yang diberikan PPATK kepada Polri mengenai transaksi keuangan mencurigakan pada rekening Gayus Tambunan, seorang petugas muda Dirjen Pajak golongan IIIA yang memiliki rekening puluhan miliar rupiah. Diduga kasusnya diatur oleh mafia kasus (markus), kasus ini menjadi mencuat ke permukaan dan menjadi perhatian publik setelah mantan kabareskrim Polri, Komjen Susno Duaji, membongkar kasus ini ke media massa.

Seandainya saja PPATK tidak memberikan informasi tentang rekening Gayus Tambunan ke Polisi tentu kasus ini tetap tersembunyi. Lalu benarkah hanya ada satu rekening mencurigakan milik Gayus Tambunan di antara jutaan transaksi keuangan yang terpantau PPATK? Dan seandarinya saja PPATK berkehendak untuk tidak melaporkan kasus Gayus ke penyidik, mungkinkah penyidik (polisi, jaksa dan KPK melakukan tindakan terhadap Gayus?

Pertanyaan ini perlu karena seperti diketahui, PPATK, terkesan tidak terbuka kepada Pansus Bank Century DPR (dengan alasan UU hanya membolehkan PPATK memberikan laporan kepada penyidik polri dan kejaksaan jika diminta) beberapa waktu lalu sehingga penyelesaian kasus ini menjadi tidak tuntas. Padahal PPATK, dengan dana anggaran triliunan rupiah, dibentuk untuk mencegah terjadinya terjadinya kejahatan keuangan. Lalu jika kepada DPR saja yang notabene adalah lembaga perwakilan rakyat PPATK tidak terbuka dan di sisi lain tidak ada kewajiban memberikan laporannya secara lengkap dan dan rutin kepada penyidik, untuk apa PPATK dibentuk? Untuk siapakah data-data yang diperoleh PPATK itu disimpan?

PPATK adalah lembaga inkonstitusional. Meski dibentuk dengan UU, tidak ada satu pasal pun dalam konstitusi yang menyebutkan perlunya dibentuk sebuah lembaga baru di luar jangkauan eksekutif dan legislatif yang berhak "menyembunyikan" data transaksi keuangan dari lembaga-lembaga pilihan rakyat karena rakyat adalah pemilik kekuasaan tertinggi di negeri ini.

Menjadi pertanyaan adalah, apa urgensi dibentuk lembaga tersendiri seperti PPATK yang berwenang melakukan pemantauan transaksi keuangan namun tidak memiliki kewenangan penyidikan dan penindakan? Mengapa wewenang pengawasan transaksi keuangan ini tidak diberikan kepada lembaga penyidik yang sudah ada sehingga setiap terjadi pelanggaran transaksi keuangan bisa langsung dilakukan penyidikan dan penindakan hukum? Siapa sebenarnya yang mempunyai kepentingan terhadap PPATK, DPR dan pemerintah, atau kepentingan asing? Jika DPR dan pemerintah yang mempunyai kepentingan dengan mengeluarkan UU tentang PPATK rasanya tidak mungkin. Karena bagaimana mungkin mereka mengeluarkan kebijakan yang justru mengamputasi kekuasaan mereka sendiri?

Pertanyaan serupa bisa diajukan perihal UU Bank Indonesia. Mengapa DPR dan Pemerintah membiarkan BI memiliki kekuasaan di luar kontrol mereka? BI berhak mencetak uang sesuka mereka. BI berhak menentukan besarnya gaji pegawai mereka jauh lebih tinggi dari gaji pegawai lembaga lain termasuk menteri dan Presiden. BI berhak menentukan besarnya suku bunga SBI sesuka mereka (dalam kondisi krisis keuangan tahun 2008 lalu BI bahkan tidak peduli untuk menurunkan suku bunga meski pemerintah dan dunia usaha berteriak-teriak meminta perbankan menurunkan suku bunga). Bahkan ketika para pemimpin BI terindikasi melakukan korupsi dalam skandal Bank Century, mereka bisa berdalih melakukan "kebijakan" yang tidak bisa dipidanakan. UU BI itu aspirasi siapa, DPR, pemerintah atau asing?

Mengapa Israel Berani Kurangajar?


Prolog: Israel kini dipimpin oleh perdana menteri Benjamin "Bibi" Netanyahu. Ia adalah murid dari Ze'ev Jabotinsky, sang pendiri kelompok zionis paling radikal. Jabotinsky adalah zionis yang pernah menyerukan perlunya dibangun tembok besi untuk memisahkan Palestina. Israel dan masyarakat dunia kini tengah berada di satu titik yang tidak mungkin lagi berbalik, yaitu masalah pembangunan pemukiman ilegal yahudi di wilayah pendudukan Palestina. Di satu sisi dunia menganggap penghentian pembangunan pemukiman yahudi dan pengembalian wilayah-wilayah pendudukan kepada Palestina serta pendirian negara Palestina yang merdeka adalah solusi yang tidak mungkin lagi ditolak untuk mencapai perdamaian timur tengah. Satu syarat yang tidak pernah diinginkan Israel. Pertanyaannya adalah sampai kapan "ketegangan" ini bisa bertahan mengingat Israel dan yahudi, dalam kondisi terpojok, biasanya akan menggunakan kekerasan dan aksi-aksi teror. Ini telah dibuktikan dengan gempuran Israel atas Gaza setelah Amerika, Uni Eropa dan Sekjen PBB mengecam Israel atas pembangunan pemukiman ilegal di Jerussalem.

Tokoh zionis Ariel Sharon pernah bekoar: "Kita menguasai Amerika, dan orang-orang Amerika tahu itu." Tulisan ini semoga bisa sedikit menjelaskan mengapa Sharon bisa berkoar seperti itu.


==============

Orang bijak mengatakan, jatidiri seseorang bisa dilihat dari teman-teman dekatnya. Bernard Madoff, penipu ulung abad ini dengan hasil tipuan mencapai $60 miliar (setara 1/2 APBN tahun 2010) yang menjadi salah satu sebab terjadinya krisis finansial global tahun 2008, adalah teman dan mitra bisnis Netanyahu dan mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak.

Mulanya Netanyahu dan Barak adalah teman dan mitra bisnis Larry Silverstein, pemilik kompleks World Trade Center New York yang mengalami serangan tgl 9-11-2001 (Perlu dicatat, kantor Silverstein adalah tempat dimana pesawat jet menabrak gedung WTC hingga menimbulkan spekulasi Silvertein terlibat dalam konspirasi penyerangan WTC dengan menempatkan perlengkapan pemandu untuk mengarahkan pesawat menabrak WTC, blogger). Melalui Netanyahu dan Barak, Silverstein bisa membangun kawasan industri bebas pajak bersama dengan Larry Tisch (pemilik televisi CBS) dan Sy Syms Merns (alias Seymour Merinsky). Merinsky adalah salah satu direktur Discount Bank of New York, yang bersama Bernard Madoff melalukan pencurian dan pencucian uang untuk disalurkan ke Israel melalui Discount Bank. Melalui Merinsky inilah, koneksi Netanyahu-Madoff terjalin.

Madoff, berkat jasa jaksa wilayah New York, Lev L. Dassin, bebas dari hukuman penjara dan hanya menjalani hukuman rumah di apartemennya yang mewah sementara gunung es kasus kejahatannya tetap tersembunyi di Israel dan para bankir yahudi New York. Dassin menjadi jaksa wilayah New York sejak Desember 2008 hingga Agustus 2009 bertanggungjawab atas kasus Madoff dan kejahatan kerah putih lainnya yang melibatkan Marc Dreier, serta kasus "kebangkrutan disengaja" General Motors. Ia juga bertanggungjawab atas kasus pemboman World Trade Center tahun 1993.

Menurut Christopher Bollyn, seorang peneliti independen tragedi WTC, dalam kasus Madoff Dassin tidak memasukkan dakwaan konspirasi dan menelan mentah-mentah pengakuan Madoff bahwa ia menghabiskan sendirian dana curian masyarakat senilai $50 miliar (yang berhasil dilacak keberadaannya oleh aparat hukum kurang dari $1 miliar). Menurut Dassin tidak ada bukti Madoff menginvestasikan dana tersebut (dengan kata lain seluruh dana tersebut dihabiskan untuk konsumsi, sangat tidak masuk akal). Fakta bahwa Madoff bermitra bisnis dengan para eksekutif Discount Bank milik Israel, sama sekali tidak mampu mengaitkan penyidikan dengan Discount Bank. Dan $59 miliar, uang yang tidak akan habis digunakan selama 7 keturunan itu menguap begitu saja.

Madoff adalah co-chairman Yeshiva University di Israel milik Seymor Merinsky. Merinsky sendiri menjadi direktur Discount Bank sejak tahun 1991. Pendiri Discount Bank adalah Netanyahu. Discount Bank yang memiliki cabang di Swiss dikenal di kalangan pebisnis Amerika sebagai bank pencuci uang haram yang mengalirkan dananya untuk proyek-proyek investasi di Israel.

Pada tgl 31 Januari 2006 keluarga Bronfman, pengusaha sekaligus fundamentalis zionisme Amerika, membeli bergabung dalam komplotan dengan membeli sebagian saham Discount Bank dan mengontrol sepenuhnya Discount Bank cabang New York. Bisnis keluarga Bronfman menggurita dari sektor agribisnis (DuPont), pers (Vanity Fair dll), perbankan, hiburan (Warner Music) hingga percetakan (Random House, penerbit novel The Da Vinci Code). Namun "core" bisnis keluarga ini adalah minuman keras, dan mereka mendapatkan keuntungan besar saat Amerika menerapkan UU anti-alkohol tahun 1920-1930-an dengan menjadi penyelundup. Keluarga ini menjalin hubungan bisnis yang kuat dengan Meyer Lansky, bapak dari para mafia Amerika. Keluarga Bronfman menyediakan minuman alkohol yang diproduksinya di Kanada, dan Lansky menjadi penyelundupnya. Meyer Lansky ini demikian berkuasanya dalam dunia Mafia Amerika hingga Al Capone dan para mafia Italia sebenarnya tidak lebih dari para "tukang pukul"-nya. Ia menghabiskan hari tuanya hingga meninggal, di Israel, namun hal ini tidak pernah disebut-sebut di Amerika meski ia pernah menjadi tokoh sentral film Hollywood terkenal: Bugsy. Kembali ke keluarga Bronfsman, mereka menjadi motor kampanye holocoust (holocoust Industry) tahun 1990-an yang berhasil "memeras" industri perbankan Swiss miliaran dollar.

Hubungan gelap antara Netanyahu, Barak, Larry Silverstein, dan Seymour Merinsky, dibongkar oleh koran Israel, Haaretz dalam sebuah artikelnya tahun 2001 berjudul "Up in Smoke". Haaretz menulis bahwa hubungan Netanyahu dan Silverstein sedemikian dekat hingga selama bertahun-tahun, setiap hari Minggu, mereka mengadakan kontak.

Menurut artikel tersebut, segera setelah terjadinya peristiwa 11 September WTC, PM Ariel Sharon menghubungi Larry Silverstein, seorang yahudi pengusaha properti raksasa New York dan pemilik kompleks WTC. Setelah itu mereka sering berhubungan. Selain itu itu Sharon juga segera menghubungi Benjamin Netanyahu (yang menyebut Sylverstein sebagai "teman") dan Ehud Barak (Sylverstein pernah menawarkan jabatan menggiurkan kepadanya).

Sylverstein juga menjadi anggota Komite Kerjasama Amerika-Israel untuk Pembangunan Perumahan dan Pemukiman yang didirikan oleh presiden Bill Clinton. Pada awal tahun 1990-an, ia dilibatkan dalam proyek pembangunan pemukiman yahudi. Namun namanya menjadi semakin terkenal di Israel setelah ia, dengan dukungan para pemimpin Israel: Benjamin Netanyahu, Ehud Barak dan Ariel Sharon, membangun kawasan industri di Negev.

Ide awal pembangunan kawasan industri bebas pajak itu pada tahun 1989 saat ia bertemu dengan Simon Peres yang saat itu menjadi menteri keuangan Israel. Namun saat itu Peres menolak usulan tersebut karena menganggap kawasan industri bebas pajak identik dengan dunia ketiga serta identik dengan kawasan perbudakan (buruh murah). Namun Silverstein tidak menyerah. Pada bulan September 1992 di New York ia bertemu dengan menteri keuangan baru Israel, Avraham Shochat, dan membujuknya dengan prospek ekonomi yang didapan Israel bahwa selain menciptakan puluhan ribu lapangan kerja, proyek itu juga akan membuat kawasan Negev berkembang pesat. Namun upaya ini juga belum berhasil sampai Benjamin Netanyahu berhasil menduduki kekuasaan sebagai perdana menteri.

Naiknya Netanyahu ke kursi kekuasaan membuka era baru hubungan Silverstein dengan Israel. Silverstein adalah pendukung kuat partai Demokrat dan secara politik condong ke sistem sosialis. Namun ia justru melihat Netanyahu, seorang ultranasionalis, akan mendukung proposalnya, dan harapannya terkabul. Sejak itulah ia memberi julukan Netanyahu "sang pahlawan pasar bebas". Silverstein dan Netanyahu pertama kali bertemu saat Netanyahu masih menjabat sebagai dubes Israel di Amerika dan langsung terlibat dalam hubungan yang akrab. Mereka bertemu setiap hari minggu sore di New York.

Adapun hubungan Silverstein dengan Ehud Barak, dimulai pada tahun 1995, saat Barak meninggalkan jabatannya di angkatan perang dan memasuki dunia politik. Saat itu Silverstein menawarkan jabatan sebagai kepala perwakilannya di Israel, namun ditolak Barak. Meski demikian hubungan mereka tetap dekat dan Barak adalah pendukung proyek Silverstein di Negev.


NETANYAHU, PEMBOHONG YANG BERUNTUNG

Joe Lockhart, juru bicara kepresidenan Amerika semasa Presiden Bill Clinton, menggambarkan Benjamin Netanyahu sebagai "pembohong dan licik". "Ia boleh saja membuka mulutnya (berbicara) namun kita tidak bisa mempercayai setiap perkataannya," kata Lockhart suatu ketika, tentu saja setelah tidak lagi menjadi pejabat. Dalam pidatonya di depan peserta konperensi lembaga lobi yahudi paling berpengaruh, AIPAC, tgl 22 Maret lalu Netanyahu membual:

"Pendapat-pendapat yang menentang Israel adalah didasarkan pada keterangan-keterangan palsu. Salah satu kepalsuan tersebut adalah pendapat yang menyebutkan negara Israel sebagai sebuah koloni asing di Palestina. Ini adalah tuduhan palsu terbesar di dunia modern. Di kantor saya tersimpan cincin kuno yang dipinjamkan oleh Departemen Pengelola Barang Antik. Cincin ini ditemukan di Tembok Ratapan dan dibuat 2.800 tahun lalu, 200 tahun setelah Raja Daud mendeklarasikan Jerusalem sebagai ibukota bangsa yahudi. Cincin ini menjadi "segel resmi" keberadaan kerajaan Israel. Di permukaannya tertulis "Netanyahu". Netanyahu Ben-Yoash. Itulah nama akhir saya. Nama awal saya, Benjamin, merujuk pada masa 1.000 tahun sebelum Raja Daud, pada Benjamin, putra Yakub. Salah seorang saudara Benjamin adalah Shimon, yang juga menjadi nama awal sahabat saya, Shimon Peres. 400o tahun yang lalu Benjamin, Shimon dan 10 saudara mereka mendiami tanah Judea (Palestina)."

Benjamin Netanyahu sebenarnya adalah nama samaran. Ayahnya bernama Benzion Mileikowsky lahir di Warsawa-Polandia tahun 1910. Sebagaimana imigran yahudi lainnya dari Eropa timur, Mileikowski mengganti nama keluarganya, menjadi Netanyahu. Shimon Peres pun demikian. Ia terlahir bernama Szymon Perski di Wiszniewo, Poland, 2 Agustus 1923. Baik keluarga Netanyahu maupun Shimon Peres, juga hampir semua penduduk Israel, adalah kolonialis dan tidak memiliki hak sejarah untuk tinggal di Palestina.

Mereka adalah orang-orang yahudi ashkenazi, yahudi Eropa Timur yang sama sekali bukan keturunan Yakub ataupun Raja Daud. Mereka adalah keturunan bangsa khazaks yang mendiami kawasan sekitar Laut Kaspia. Pada abad VIII bangsa khazaks dipimpin rajanya, memeluk agama yahudi. Klaim orang-orang yahudi bahwa mereka adalah keturun Yakub dan Raja Daud justru adalah kebohongan terbesar di jaman modern ini. Justu orang-orang Palestinalah, yang setelah kedatangan Islam memeluk agama ini dengan teguh, adalah keturunan Yakub dan Raja Daud yang sebenarnya. Merekalah yang Rosulullah Muhammad pernah bersabda, sebagai bagian umat Islam yang selalu berjuang menegakkan kebenaran hingga hari kiamat.

Pada tahun 2009 lalu surat kabar Haaretz menuliskan laporan yang menyebutkan pemerintahan Barack Obama sebenarnya menyadari Netanyahu sebagai pembohong dan licik. Setidaknya menlu Hillary Clinton tentu sudah mendengar pengalaman suaminya Bill Clinton, yang pernah "ditipu" oleh Netanyahu perihal proses perdamaian Israel-Palestina yang digagasnya. Sebagaimana ditulis oleh Dennis Ross, utusan perdamaian Amerika semasa pemerintahan Bill Clinton yang kini menjadi penasihat politik Barrack Obama dalam bukunya "The Missing Peace", Bill Clinton menegur keras Netanyahu yang mengingkari janjinya untuk melepaskan tahanan politik Palestina. "This is just chicken shit. I'm not going to put up with this kind of bullshit," kata Bill Clinton kepada Ross.

Aaron David Miller, wakil Dennis Ross pun punya pengalaman sendiri perihal kekecewaan Bill Clinton terhadap Netanyahu. Dalam bukunya "The Much Too Promised Land," Miller menuliskan bahwa pada pertemuan pertama Bill Clinton dengan Netanyahu, Netanyahu tahun 1996 membahas perdamaian timur tengah, Netanyahu bersikap seolah ia adalah tuan dan Bill Clinton adalah pembantunya. Bill Clinton tentu saja tersinggung. "Persetan dengannya. Dia pikir siapa yang superpower, Amerika atau Israel?" kata Bill Clinton.

Adapun Joe Lockhart, yang saat itu adalah jurubicara Gedung Putih dalam pernyataannya yang dibulis di buku "The Truth About Camp David," mengatakan, Netanyahu adalah "one of the most obnoxious individuals you're going to come into - just a liar and a cheat. He could open his mouth and you could have no confidence that anything that came out of it was the truth."

Namun, seperti kata Ariel Sharon, Israel menguasai Amerika. Bahkan Presiden Barack Obama tidak bisa menolak kedatangan Ehud Barack dan Netanyahu yang telah mempermalukan Amerika di hadapan dunia dengan mengumumkan pembangunan pemukiman yahudi di Jerussalem, di saat wakil presiden Joe Biden tengah berada di Israel untuk merundingkan proses perdamaian timur tengah. Lagipula Barack dan Netanyahu diduga terlibat juga dalam aksi terorisme WTC.

Thursday, 1 April 2010

Agen Rahasia Amerika di Balik Teror Mumbai


Apa kaitan antara Amerika dengan Tragedi Terror Mumbai tahun 2008 yang menewaskan 166 orang itu? Sangat besar kaitannya, bahkan mungkin Amerika-lah yang menjadi dalang peristiwa tersebut.

Sebagaimana tragedi WTC 9-11 tahun 2001, banyak terjadi keanehan yang mementahkan tuduhan teroris Islam sebagai pelakunya. Kalau dalam peristiwa WTC terdapat lima orang agen Mossad yang tertangkap merekam runtuhnya Gedung WTC (tidak mungkin terjadi jika mereka tidak mengetahui peristiwa tersebut sebelumnya) dan berpesta kembang api, maka dalam tragedi Mumbai tertangkap kamera CCTV seorang teroris yang mengenakan gelang berwarna merah yang biasa digunakan oleh para ekstremis Hindu.

Adapun benang merah yang menunjukkan keterlibatan Amerika dalam tragedi Mumbai adalah ditangkapnya David Coleman Headley, seorang agen dinas federal anti obat bius Amerika (DEA) yang juga bekerja untuk dinas intelegen luar negeri CIA, di Chicago bulan Oktober 2009 lalu. David adalah orang yang dicurigai dinas inteligen India sebagai salah satu orang yang terkait dengan serangan tersebut. Alih-alih menyerahkan David ke India, polisi federal Amerika (FBI) menahannya dengan fasilitas "plea bargain" atau semacam kompromi pemberian informasi penting oleh terdakwa dengan imbalan hukuman ringan, yang membebaskannya dari segala tuntutan hukum bahkan investigasi oleh pemerintah India.

Selain hilangnya kemungkinan menghadirkan David dalam pengadilan, fasilitas "plea bargain" juga menutup informasi tentang kaitan David dengan dinas ineligen Amerika serta keterlibatannya dengan peristiwa teror Mumbai. Bagi David sendiri fasilitas tersebut memungkinkan dirinya bebas dari tuntutan hukuman mati.

Awalnya penangkapan David menjadi harapan besar terungkapnya motif dan pelaku di balik tragedi Mumbai yang media-media massa seluruh dunia menyebutkan kelompok Lashkar-e-Taiba (LeT), kelompok militan Islam yang berbasis di Pakistan sebagai pelakunya. Namun pemerintahan Presiden Obama justru berupaya menutup-nutupi kasus ini dengan pemberian "plea bargain" kepada David.

"Plea bargain" ini menimbulkan tanda tanya besar. LeT diketahui telah merencanakan aksi tersebut sejak September 2006. Sejak saat itu hingga terjadinya serangan teror, David Headley telah mengunjungi India sebanyak lima kali dalam misi mata-mata. Sebelum kembali ke Amerika, David selalu mampir ke Pakistan dan menjumpai beberapa kontak termasuk orang-orang LeT". LeT memiliki hubungan dekat dengan dinas inteligen Pakistan ISI dan lagipula tidak masuk akal sebuah operasi besar yang bisa memicu perang regional antara Pakistan dengan India tidak diketahui oleh ISI.

Dalam pengakuannya kepada FBI David mengaku bahwa setelah kunjungan terakhirnya ke Pakistan, seorang tokoh LeT menginformasikan kepadanya tentang rencana serangan Mumbai, termasuk anggota tim penyerang, serta tekad mereka untuk melakukan aksinya sampai mati.

"Plea bargain" yang diberikan kepada David mengkonfirmasikan jati dirinya. Ia adalah mantan pengedar obat bius yang pernah dipenjara selama enam tahun karena kasusnya. Namun kemudian ia direkrut oleh dinas penanganan obat terlarang DEA (Drugs Enforcement Agency) yang sejak peristiwa Tragedi WTC tahun 2001 menjalin kerjasama erat dengan dinas inteligen luarnegeri (CIA).

"Plea bargain" yang diberikan David tidak memungkinkan aparat keamanan India menggali informasi langsung darinya selain informasi yang diberikan Amerika. Ini menjamin kerahasiaan kaitan antara David dengan dinas inteligen Amerika, dengan Dinas inteligen Pakistan serta dengan LeT.

Sebuah editorial di India menulis mengenai peristiwa penangkapan David: "Headley ... pernah terbukti sebagai pengedar obat bius dan dipenjara di Amerika. Kita juga tahu ia kemudian dibebaskan dari penjara dan diserahkan kepada DEA yang mengatakan mereka ingin mengirimkannya ke Pakistan sebagai agen rahasia. Ini semua tercatat dalam dokumen. Apa yang terjadi antara waktu ia dikirim ke Pakistan dan penangkapannya di Chicago beberapa bulan lalu? Bagaimana mungkin seorang agen rahasia negara tiba-tiba berubah status menjadi teroris? (Ini sama anehnya dengan masalah terorisme di Aceh. Bagaimana mungkin tempat dimana orang-orang GAM tinggal tiba-tiba menjadi sarang teroris seolah-olah tiba-tiba saja orang-orang GAM yang sekuler dan berorientasi ke barat, berubah menjadi teroris yang berkiblat ke Arab, blogger).

Dari keterangan yang berhasil dikorek dari David diketahui bahwa dalam misinya di Pakistan antara bulan Februari 2002 hingga Desember 2003 David mengikuti beberapa sesi latihan penggunaan senjata, perang kota (yang dipraktikkan dalam serangan di Mumbai), dan teknik kontra-spionase. Itu masih ditambah beberapa sesi latihan antara bulan bulan April hingga Desember 2003 di kamp-kamp latihan LeT.

Kerjasama India-Amerika kini tertumpu pada isu utama pemberantasan terorisme dan serangan teroris Mumbai membuat kerjasama tersebut semakin kuat hingga bisa "merobohkan halangan birokrasi" antara kedua negara. Namun kasus David mengancam hubungan strategis yang telah terbina tersebut.

Beberapa pengamat masalah keamanan internasional mempertanyakan kebijakan keamanan Amerika yang menjalin hubungan dengan LeT meski organisasi ini terbukti sejak tahun 2006 menjadi pendukung Taliban di Afghanistan dengan menyediakan relawan mujahidin yang menyusup melalui perbatasan Pakistan-Afghanistan. Mereka, sebagaimana banyak pihak di India, mencurigai setidaknya Amerika telah mengetahui rencana serangan teroris Mumbai kalau tidak turut aktif merencanakannya.

Di Balik UU Kesehatan Amerika


Dengan UU Kesehatan yang baru tampak Amerika telah menempatkan diri sebagai negara facsis dan komunis sekaligus. Ciri-ciri negara facsis tampak dari semangat mendukung aborsi dan bunuh diri (euthanasia) dalam undang-undang tersebut. Sedang ciri negara komunis tampak dari disentralisasikannya layanan kesehatan masyarakat. Hal ini tentu jauh dari gambaran sebuah negara demokrasi modern yang selama ini ada di benak masyarakat. Atau memang demikianlah hakikat yang disebut dengan negara demokrasi modern dan gambaran tentang negara demokrasi yang ada di pikiran masyarakat, termasuk yang didapatkan dari bangku kuliah, hanya ilusi belaka. Namun jika melihat orang di belakang Barack Obama, kita bisa menarik benang merah tentang apa yang sebenarnya terjadi di Amerika dan akan seperti apakah negara ini nantinya.

Namun orang-orang kulit putih yang "sadar" melihat sisi lain yang sangat membahayakan eksistensi mereka. UU tersebut mereka pandang sebagai alat untuk mereduksi kekayaan orang-orang kelas menengah kulit putih secara sistematis demi dialihkan ke warga kelas bawah non-kulit putih termasuk para imigran gelap. Semuanya dibuat dalam rangka melemahkan kekuatan etnis kulit putih-kristen-katholik sebagai lawan potensial kaum yahudi selain Islam. Bukan dalam kasus ini saja orang-orang kulit putih itu mencurigai adanya agenda pelemahan terhadap eksistensi mereka khususnya di Amerika. UU imigrasi yang diundangkan dekade 1960-an mereka anggap sebagai milestone upaya sistematis pelemahan kepada orang-orang kulit putih oleh orang-orang yahudi.

Orang di belakang Obama yang dimaksud adalah George Soros, operator dari kepentingan "kekuasaan di belakang layar" kapitalis yahudi internasional yang sukses memecah belah Balkan namun gagal menggulingkan Presiden Iran Ahmadinejad, serta sosok di balik krisis moneter Asia Timur tahun 1997. Setelah menangguk keuntungan tiada tara karena krisis finansial Amerika (merampok dana masyarakat dan setelah terjadi krisis tampil sebagai penolong dengan bantuan hutang dengan bunga mencekik leher) tahun 2008 lalu, Soros berusaha berusaha mengendalikan nasib seluruh bangsa Amerika.

Dikenal sebagai "mesin uang"-nya Obama, hubungan Obama dengan Soros telah dimulai sejak tahun 2005 saat Obama mencalonkan diri sebagai senator dan terus berlanjut hingga pencalonan Obama sebagai presiden. Pada saat yang sama Soros juga mengucurkan dana kepada partai demokrat untuk menyetir kebijakan partai menjadi lebih sosialis. "George Soros telah membeli Partai Demokrat," kata Christine Iverson, jubir Partai Republik suatu ketika.

Sebagian dana Soros mengalir ke kelompok-kelompok masyarakat sosialis-progresif-komunis yang agenda politiknya mendukung sentralisasi program kesehatan masyarakat serta "membuka" pintu perbatasan Amerika bagi imigran asing. Namun sejauh ini tidak ada kelompok masyarakat Amerika, termasuk para politisi, yang secara terbuka berani menentang Soros yang telah menggiring Amerika ke jurang kebinasaan.

"Mengubah nilai pasar dari dunia kesehatan" adalah apa yang dikatakan Soros tentang undang-undang kesehatan yang dicita-citakannya, ketika berbicara di hadapan mahasiswa dan dosen kedokteran Universitas Columbia baru-baru ini.

Untuk memperlancar cita-citanya itu Soros membangun LSM Institute On Medicine As A Profession tahun 2003 dengan dana $7.5 juta melalui LSM global miliknya, The Open Society Institute. Secara terbuka Institute On Medicine As A Profession memiliki misi "menformalisasikan undang-undang industri kesehatan baik melalui negara atau melalui pemerintah."

Beberapa ahli kesehatan yahudi menjadi anggota dewan direktur Institute On Medicine As A Profession seperti suami istri David dan Sheila Rothman yang memiliki Universitas Columbia. Selain itu Soros juga menggunakan dua LSM-nya yang lain untuk mewujudkan misinya, yaitu The Center For American Progress dan The Democratic Alliance.

Untuk mendukung rencana undang-undang kesehatan Obama, sebuah aksi demonstrasi dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Health Care for America Now!. Mereka mengklaim sebagai "kampanye akar rumput nasional dari lebih dari 1.000 organisasi pendukung UU kesehatan yang melindungi seluruh rakyat Amerika". Sudah tentu para tokoh kelompok ini memiliki hubungan dekat dengan Barack Obama, Partai Demokrat, dan George Soros. Secara umum mereka memiliki 2 ciri: tidak berkepentingan dengan masalah kesehatan dan jauh dari akar rumput. Mereka adalah para aktivis LSM yang selama ini hanya peduli pada masalah sosial-politik dan mendapatkan dana operasionalnya dari para miliuner yahudi seperti George Soros.

LSM-LSM utama pendukung aksi demo Health Care for America Now! adalah MoveOn.org, The Center for American Progress, dan The Campaign for America’s Future, semuanya bentukan George Soros. Para aktifisnya di antaranya adalah mantan kolumnis Washington Post Harold Meyerson, Tom Hayden, dan aktivis wanita Barbara Ehrenreich, semuanya yahudi. Orang-orang yahudi memang suka melakukan aksi-aksi demo yang dilanjutkan dengan pesta pora di apartemen mewah hasil kejahatan kerah putih, selama mereka diakui sebagai sebagai "orang-orang yang paling peduli terhadap masyarakat". Dan gaya hidup seperti ini ditiru oleh orang-orang non-yahudi yang berhalusinasi sebagai orang-orang "progresif", "demokrat", "liberal" atau istilah-istilah omong kosong lainnya --- Halo apa kabar Andi Arief (staff ahli Presiden dan Komisaris PT Pos) dan Budiman Soedjatmiko (lulusan S2 di Inggris dan anggota DPR-RI dari PDI), sangat jauh nian perbedaan orientasi politik kalian kini dengan dahulu), masih ingat slogan-slogan pro petani miskin?---.

Setiap tahun The Campaign for America’s Future mengadakan konperensi berjudul "mengundang": “Take Back America”, yang diikuti oleh orang-orang yang mengaku dan digembar-gemborkan media massa "jew ass sucker" sebagai figur-figur “progressif” (istilah lain untuk “marxists”). Pada tahun 2006 konperensi ini dihadiri oleh Barack Obama, anggota Congress Nancy Pelosi, dan Senator Russ Feingold. Konperensi tersebut mengkampanyekan sentralisasi layanan kesehatan Amerika yang kini direalisasikan oleh Obama.