Monday, 23 June 2014

Bila AS Bermaksud Jerumuskan Iran di Irak

Medan, Juni 2014 -- Sudah sangat jelas motif di balik invasi kelompok militan wahabi ISIS di Irak. Pertama adalah memecah belah Irak menjadi 3 negara berdasarkan etnis-agama Shiah, Sunni dan Kurdi, dan kedua adalah menjerumuskan Iran dalam perang tak berkesudahan yang menggerogoti kekuatan Iran.

Motif pertama terlihat jelas dengan tindakan ISIS yang meninggalkan kota Kirkuk begitu saja dan memberikannya kepada kelompok milisi bersenjata Kurdi. Dengan dikuasainya kota minyak Kirkuk oleh milisi bersenjata Kurdi maka membuat peluang terbentuknya negara merdeka Kurdi di Irak utara semakin besar, setelah sebelumnya telah terbentuk wilayah otonomi Kurdi.

Adapun motif kedua terlihat dari “sikap manisnya” AS terhadap Iran setelah invasi ISIS, sementara selama ini AS seolah tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk memusuhi Iran.

Setelah jatuhnya Mosul dan Tikrit dan ISIL pun mendekati Baghdad, secara tiba-tiba Menlu AS John Kerry menyatakan bahwa “AS membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan Iran dalam upaya mencegah kejatuhan pemerintah Irak”.

Tidak hanya itu, Inggris, sekutu terpercaya AS pun tiba-tiba mengumumkan akan membuka kembali kantor kedubesnya di Iran setelah bertahun-tahun tutup. Menlu Inggris William Hague menyebutkan bahwa rencana itu mencerminkan “hubungan hangat” antara Iran dengan negara-negara barat atas kriris di Irak.

Sementara itu New York Times (NYT) melaporkan bahwa negara-negara barat dan Iran tengah mencari “kepentingan-kepentingan keamanan bersama” di Irak. Lebih jauh NYT mengklaim bahwa barat dan Iran memiliki musuh yang sama di Irak, yaitu Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).


Namun NYT tidak menyebutkan, atau dengan kata lain menyembunyikan fakta bahwa ISIS bukanlah musuh AS dan barat, melainkan sekutunya sebagaimana negara-negara Arab Teluk. Idiologi ISIS sama dengan sponsornya Saudi dan Qatar yang telah menggelontorkan $10 miliar kepada ISIS dan kelompok-kelompok ekstremis lainnya seperti Al Nusra Front. Mereka adalah orang-orang wahabi-salafi.

Hanya seminggu sebelumnya ISIS merilis video yang memperlihatkan senjata-senjata baru yang disuplai dari AS, termasuk rudal anti-tank TOW.

Jadi klaim bahwa ISIS adalah musuh bersama Iran dan AS adalah kebohongan besar. ISIS adalah “kaki tangan” AS, Eropa dan negara-negara Arab Teluk, untuk mengacaukan keamanan Timur Tengah demi agenda tertentu.

Kaki tangan ini telah mengobok-obok Suriah dan tujuan menggulingkan Presiden Bashar al Assad. Namun tujuan sebenarnya aksi ini adalah menghancurkan sekutu utama Iran, dengan kata lain menghancurkan Iran juga.

Inilah perspektif sebenarnya dari hubungan AS dengan Iran. Maka ketika AS membujuk Iran untuk bekerjasama memerangai ISIS di Irak, itu sebenarnya adalah jebakan untuk menjerumuskan Iran dalam perang yang menguras sumber daya Iran di Irak.

Setelah 3 tahun lebih gagal menumbangkan Bashar al Assad di Suriah dan Bashar al Assad justru tampil sebagai pemenang pemilihan presiden dengan suara mutlak, AS dan sekutunya pun sadar bahwa mereka harus menempuh strategi lain untuk menghancurkan Iran.

Mengalihkan konflik dari Suriah ke Irak adalah “rencana alternatif” AS untuk menghancurkan Iran dengan menyeret Iran ke dalam perang secara langsung. Dan saat Iran mengirimkan pasukannya untuk membantu rezim Nouri al Maliki, AS dan sekutu-sekutunya pun secara diam-diam mengirimkan bantuannya kepada ISIS.

Namun syukurnya Iran tidak terpancing oleh perangkap itu.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Mayjen Hassan Firouzabadi menegaskan bahwa negaranya tidak akan mengirim tentara ke Irak dan tidak akan pula bekerjasama dengan Amerika Serikat (AS). Ia berdalih bahwa dengan adanya fatwa jihad melawan teroris yang dikeluarkan oleh ulama besar Irak Ayatullah Ali al-Sistani, bangsa Irak sendiri pasti mampu mengatasi ISIS.

Pernyataan tersebut disampaikan Firouzabadi dalam wawancara dengan kantor berita resmi Iran, IRNA, hari Rabu (18/6).

“Kerjasama antara Iran dan AS tidak akan pernah terjadi selamanya, dan hal itu sama sekali tidak bermakna,” ungkap Firouzabadi.(ca)

2 comments:

abu bakar said...

selamat kembali singa timur,,,analisa anda dinantikan,hangat dan cerdas...

cahyono adi said...

Terima kasih. Saya tersanjung. Mohon do'a restunya selalu.