Saturday 28 January 2012

TALIBAN AKHIRNYA PECUNDANGI AMERIKA


Bertahun-tahun berkoar-koar menyatakan Taliban sebagai "musuh besar umat manusia" dan memeranginya hingga ke lubang-lubang persembunyian mereka, Amerika akhirnya mengakui Taliban sebagai "bukan musuh" dan siap berunding dengannya untuk menyelesaikan perang Afghanistan yang telah dijalaninya selama 11 tahun tanpa hasil kecuali melonjaknya produksi opium Afgahnistan.

Para pejabat Amerika dan Afgahnistan telah mengkonfirmasi bahwa telah dicapai kesepakatan untuk membuka kantor perwakilan Taliban di Doha, Qatar, dimana akan dilangsungkan perundingan antara Amerika dengan Taliban yang akan menghakhiri pendudukan Amerika di Afghanistan.

Wapres Amerika oe Biden mengatakan kepada majalah "Newsweek" baru-baru ini bahwa Taliban “per se" adalah bukan musuh Amerika dan menyatakan dukungannya bagi dilakukannya perundungan dengan organisasi itu demi menciptakan pemerintahan persatuan Afghanistan. Sementara pada tgl 27 Oktober tahun lalu menlu Hillary Clinton menyatakan di hadapan Congress bahwa "semua proses perdamaian di Afgahnistan akan melibatkan Taliban".

Pada dasarnya, itu semua adalah cerminan dari kegagalan aksi militer Amerika di Afghanistan yang merubah pendekatan Amerika atas Afghanistan, dari jalan kekerasan ke jalan damai dengan Taliban. Padahal sebelum memerintahkan pasukannya menyerbu Afgahnistan tahun 2001, presiden George W. Bush mengatakan dengan penuh semangat bahwa perang Afghanistan adalah "perang salib baru demi membela demokrasi dan hak-hak wanita Afghanistan dari kejahatan regim Taliban". George W. Bush juga mengatakan bahwa tidak akan pernah bernegosiasi dengan teroris seperti Taliban.

Namun perang 11 tahun yang menguras energi Amerika telah menyadarkan mereka bahwa mereka telah gagal "membela demokrasi dan hak-hak wanita Afghanistan dari kejahatan regim Taliban", dan kini harus mencari jalan keluar tanpa harus mempermalukan diri di hadapan bangsa-bangsa di dunia.

Pembentukan kantor di Doha merupakan permintaan Amerika untuk memisahkan Taliban dengan militer Pakistan yang merupakan sekutu dekat Taliban yang kini memiliki hubungan kurang harmonis dengan Amerika.

Keputusan Amerika berunding dengan Taliban juga terkait dengan rencana penarikan pasukan Amerika. Baru-baru ini Amerika menarik 10.000 pasukannya di Afghanistan dan menyisakan 91.000 pasukan. Pada pertengahan tahun mendatang Amerika juga akan menarik 23.000 pasukannya. Total 33.000 pasukan yang ditarik tersebut adalah jumlah yang dikirim Presiden Barack Obama pada awal kepemimpinannya yang dimaksudkan untuk "menghancurkan Taliban", namun terbukti gagal. Pada akhir tahun 2014 diharapkan seluruh pasukan Amerika sudah akan meninggalkan Afgahnistan.

Jubir Taliban, Zabihullah Mujahid terkait masalah ini mengatakan, "Kami sekarang siap untuk membuka kantor perwakilan di luar negeri dalam upaya kami menyatukan visi dengan masyarakat internasional. Dan dalam hal ini kami telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Qatar dan pihak-pihak terkait lainnya.

Namun Taliban juga telah menetapkan syarat, yaitu bahwa "Pendudukan asing harus dihentikan dan Afgahnistan harus dibolehkan membangun pemerintahan Islam," kata Mujahid. Selain itu Taliban juga menuntut semua tahanan Taliban di penjara Guantanamo untuk dibebaskan.

Pada bulan Oktober 2001 Amerika menginvasi Afghanistan dan menumbangkan regim Taliban karena tuduhan menyembunyikan dalang serangan WTC 911, Osama bin Laden. Sejak itu pimpinan tertinggi Taliban, Mullah Mohammad Omar, lari dalam persembunyian. Sebagian analis inteligen memperkirakan ia dilindungi oleh militer dan inteligen Pakistan. Amerika telah menawarkan hadiah sebesar 10 juta dolar bagi siapa yang bisa memberikan informasi keberadaan Omar.

Dalam 2 tahun terakhir, Taliban semakin gencar melakukan serangan terhadap tentara pendudukan pimpinan Amerika. Dari sebelumnya menjadi obyek buruan, Taliban membalikkan situasi dengan menjadi pemburu pasukan pendudukan.

"Taliban kini menjadi pengendali semuanya di Afghanistan, baik militer maupun politik," kata Paul Burton, direktur Policy of the International Council on Security and Development, sebuah kelompok kajian politik internasional yang berbasis di Paris, kepada televisi Al Jazeera tgl 7 Oktober 2011.

Menyusul kejatuhan satu demi satu wilayah-wilayah yang dikuasai Amerika dan sekutu ke tangan Taliban, pada tahun 2010 Teliban melakukan serangan beruntun terhadap sasaran-sasaran di Kabul, termasuk kantor kedubes Amerika dan markas besar NATO, Hotel Intercontinental, serta kantor British Council. Serangan-serangan ke jantung kekuatan Amerika dan sekutunya tersebut menyadarkan Amerika bahwa Taliban telah memenangkan pertempuran.

Kini jelaslah sudah bahwa, setelah kekalahan di Irak, kekalahan di Afghanistan telah membuat Amerika, negara superpower dunia itu layak menyandang gelar sebagai "pecundang terbesar abad ini". Namun seakan tidak pernah belajar, Amerika kini mencari kekalahan berikutnya, di Syria dan Iran.

KEKHAWATIRAN MEREBAK SAAT INGGRIS KIRIM KAPAL PERANG BARU KE IRAN


Inggris menambah kekuatan lautnya di Teluk Parsi dengan mengirim kapal perang HMS Westminster yang berangkat dari pelabuhan Portsmouth, Senin (23/1), atau sehari setelah flotilla kapal-kapal perang Amerika, Inggris dan Perancis melewati Selat Hormuz di tengah ancaman serangan Iran yang telah mengancam akan menutup Selat Hormuz jika sanksi ekonomi diterapkan Amerika dan Uni Eropa.

Menyadari besarnya resiko yang dihadapi para pelaut, sanak saudara para pelaut pun melepas kepergian keluarganya dengan rasa khawatir.

Mantan pelaut Philip Whiteley (48) setelah melambaikan tangannya kepada putranya Kristopher (23) mengatakan, "Tentu saja Sangat mengkhawatirkan jika Iran memulai tembakan. Ada kapal-kapal perang lain di kawasan itu (Teluk Parsi) dan semoga Westminster tidak perlu ke sana."

Namun berbeda dengan Tony Ormonde-Dobbin (76), mantan marinir kerajaan Inggris yang melepas kepergian putranya yang juga menjadi anggota marinir, Callum Smith (21). Dengan bangga ia berucap, "Saya sangat bangga melepasnya pergi. Ini adalah tugas pertamanya di atas kapal perang dan ia sangat senang berada di sana. Saya harap ia akan baik-baik saja."

HMS Westminster adalah kapal frigat berumur 20 tahun yang diawaki oleh 190 orang. Di dalamnya juga terdapat satu tim marinir.

Sebelumnya, awal bulan ini, Inggris juga telah mengirimkan kapal destroyernya, HMS Daring yang meninggalkan bertolak dari pelabuhan Portsmouth menuju kawasan Teluk Parsia. Namun kapal Inggris yang berpartisipasi dalam "unjuk kekuatan" flotilla kapal-kapal perang sekutu menerobos Selat Hormuz hari Minggu lalu (22/1) adalah kapal frigat HMS Argyll. Saat itu HMS Argyll, satu kapal perang Perancis serta empat kapal perang Amerika yang dipimpin kapal induk USS George Washington melewati Selat Hormuz tanpa insiden apapun.

Sehari setelah kapal-kapal itu berlalu dari Selat Hormuz menuju Teluk Parsi para pemimpin tiga negara besar Eropa, Inggris, Jerman dan Perancis membuat pernyataan bersama yang ditujukan kepada Iran untuk "meninggalkan jalan yang mengancam perdamaian dan keamanan semua".

PM Inggris, Presiden Perancis dan Kanselir Jerman membuat pernyataan tersebut seusai pertemuan menlu Uni Eropa di Brussels yang menghasilkan kesepakatan untuk melarang ekspor minyak Iran. Ketiganya menyebut sanksi tersebut dimaksudkan untuk "melumpuhkan" kekuatan ekonomi Iran. Menurut ketiganya Uni Eropa "tidak memusuhi rakyat Iran, namun regim yang berkuasa telah gagal mengembalikan kepercayaan internasional tentang program nuklir Iran". Mereka juga menuduh Iran telah "menyebarkan ancaman dan kekerasan ke sekelilingnya."

HMS Westminster dan HMS Argyll merupakan kapal-kapal perang paling modern Inggris. Kini ia menjadi bagian dari gugus tugas Combined Maritime Forces (CMF), satuan laut 25 negara yang dipimpin Amerika yang ditujukan untuk menciptakan stabilitas di kawasan Timur Tengah.

Selat Hormuz adalah pintu masuk ke Teluk Parsia dari Samudra Hindia, Laut Arab dan Teluk Oman. Letaknya yang sempit (34 mil pada bagian tersempit) dengan diapit tebing tinggi, menjadi sasaran mudah untuk ditutup oleh Iran. Panglima AL Iran pernah mengatakan, "menutup Selat Hormuz semudah meminum seteguk air." Setelah Uni Eropa menyetujui sanksi ekonomi, Iran langsung mengulangi ancamannya untuk menutup Selat Hormuz.

Mohammad Ismail Kowsari, deputi komite keamanan nasional mengatakan bahwa Selat Hormuz, "secara definitif akan ditutup jika ekspor minyak Iran dilanggar oleh bentuk apapun.“ Pernyataan ini ditambah oleh politisi senior Iran Heshmatollah Falahatpisheh, yang mengatakan Iran memiliki hak untuk menutup Selat Hormuz. "Selama ini Iran hanya tidak menggunakan hak itu," katanya

Baik Inggris maupun Amerika telah mengingatkan bahwa penutupan Selat Hormuz merupakan "garis merah" yang akan direspon dengan kekuatan militer. Namun di sisi lain Rusia telah mengingatkan barat bahwa ancaman terhadap Iran dianggap sebagai ancaman terhadap Rusia dan bahwa akan terjadi "perang sangat besar" jika barat terus melakukan campur tangan di kawasan Timur Tengah. Sebagai sinyal oposisi Rusia terhadap barat, Rusia telah mengirimkan flotilla kapal perang yang dipimpin satu-satunya kapal induk miliknya, ke Syria. Di samping itu, Cina yang merupakan importir minyak terbesar Iran, juga mengisyaratkan dukungannya terhadap Iran dalam konfrontasinya melawan barat. Seorang pejabat militer Cina bahkan pernah sesumber bahwa Cina akan melakukan apapun untuk membantu Iran, "bahkan jika harus mengorbankan perang dunia III," katanya.

BINTANG HOKI AS TOLAK UNDANGAN PRESIDEN


Salah satu momen penting bagi seorang olahragwan Amerika setelah memenangkan tropi kejuaraan bergengsi, adalah menghadiri undangan presiden dalam acara "Meet and Greet" di istana kepresidenan Gedung Putih. Saat itu biasanya sang presiden membanyol berbagai cerita yang sudah ditulis sebelumnya, dan para olahragawan dan undangan lain pura-pura tertawa terpingkal-pingkal.

Namun tidak bagi Tim Thomas, sang juara hoki Amerika. Thomas yang menjadi MPV liga hoki nasional Amerika dan membawa klubnya, Boston Bruins, menjadi juara liga tahun lalu, tidak melihat pertemuan dengan presiden sebagai sebuah momen berharga. Ia memboikot pertemuan itu. Dalam "beranda" Facebook miliknya ia menulis alasan pemboikotan tersebut:

"Saya percaya pemeritahan federal (pusat) telah berjalan di luar kendali, mengancam hak-hak, kebebasan dan hak milik rakyat. Ini dilakukan tidak hanya oleh eksekutif, juga legislatif dan yudikatif. Mereka adalah tantangan langsung terhadap konstitusi kita dan visi para pendiri bangsa. Karena saya percaya dengan pandangan ini, hari ini saya menggunakan hak saya sebagai warga negara yang bebas untuk tidak datang ke Gedung Putih." tulisnya.

Ia juga menambahkan bahwa pendapatnya itu tidak bermotif politik mewakili pandangan partai politik manapun, karena menurutnya dua partai utama Amerika, Demokrat dan Republik, pun turut bertanggung jawab atas kekacauan di negerinya.

Tindakan Tim Thomas tersebut tidak ayal mengecewakan para liberal idiot dan sebagian fans-nya. Jurnalis (binaan yahudi) pun ramai-ramai mengecamnya. Sebagian menyebutnya sebagai "right-wing redneck”, "neo Nazi" dan sebagainya.

Saya (blogger) menyebut Tim Tomas sangat bijak. Ia orang yang menyadari kebenaran dan tidak memerlukan seorang "right-wing redneck” atau "neo Nazi" untuk mengetahuinya.

Belum lama berselang pemerintah dan parlemen Amerika (Congress) setuju untuk mengundangkan undang-undang NDAA Act, undang-undang yang sangat facsis dan membongkar hingga ke dasar konstitusi Amerika. UU tersebut membolehkan aparat keamanan, demi alasan keamanan nasional, menahan seseorang warga negara Amerika sendiri tanpa batas waktu dan tanpa keputusan pengadilan, menyiksanya untuk mendapatkan informasi, hingga eksekusi mati tanpa proses pengadilan. Sebelumnya Amerika sudah memiliki UU facsis lainnya, Patriot Act yang mengijinkan aparat keamanan melakukan sensor dan mata-mata terhadap seluruh warga Amerika yang sebelumnya hanya boleh dilakukan dengan ijin pengadilan. Dan tidak lama lagi Amerika akan menerapkan Real ID Act, yang mewajibkan semua warga negara untuk ditatam chip di tubuhnya, untuk dipantau keberadaannya setiap saat.

HIZBOLLAH KECAM PARTISIPASI ARAB PADA KONPERENSI KEAMANAN ISRAEL


Hizbollah hari Senin lalu (23/1) menyatakan kecaman terhadap rencana partisipasi beberapa negara Arab dan tokoh-tokoh Arab dalam sebuah konperensi "keamanan nasional Israel" yang diadakan di Israel bulan Februari.

Dalam pernyataannya tersebut Hizbollah menyebutkan “informasi mengenai keinginan beberapa negara, organisasi, dan tokoh-tokoh Arab dalam konperansi di Herzliya (Israel) bertema “keamanan nasional Israel" bulan depan, menimbulkan kekhawatiran karena indikasi negatif dan tanda-tanda normalisasi dari konperensi ini yang menunjukkan komitmen para peserta bagi keamanan entitas zionis dan upaya zionis untuk mengkonsolidasikannya."

"Sementara Hizbollah mengecam pendekatan berbahaya oleh beberapa negara Arab, kami juga mengingatkan bahwa partisipasi Arab ini terjadi pada saat pemukiman-pemukiman yahudi di wilayah pendudukan semakin bertambah, dan pada saat Al Quds (Jerussalem) semakin ter-yahudisasi serta pada saat puluhan anggota parlemen Palestina ditangkap Israel."

"Lebih jauh, jika partisipasi itu merupakan tindakan pribadi, hal itu merupakan bencana yang besar dan menjadi indikasi hilangnya perhatian mereka pada masalah Palestina. Dan jika partisipasi itu merupakan tanda ketaatan pada Amerika, hal itu merupakan bencana yang lebih besar lagi," tulis Hizbollah.


Sumber: almanar.com.lb

Thursday 26 January 2012

OPERASI FALSE FLAG UNTUK IRAN?


Pada bulan Februari 1898 sebuah kapal perang Amerika, USS Maine, yang tengah bersandar di pelabuhan Havana tiba-tiba meledak dan terbakar. Meski penyidik AL belum menemukan penyebab insiden tersebut, secara massif media massa Amerika yang dipimpin oleh pionir "jurnalisme kuning" William Randolph Hearst, memberitakan bahwa insiden disebabkan oleh sabotase Spanyol yang kala itu masih menjadi penguasa Kuba. Demam perang pun langsung berkobar di kalangan rakyat Amerika, disebabkan laporan jurnalisme murahan tersebut.

Ketika jurnalis-nya dikirim untuk melakukan liputan di Havana, ternyata tidak ada bukti yang diperolah untuk menyatakan insiden tersebut akibat ulah Spanyol. Sang wartawan pun meminta untuk dikirim kembali ke Amerika, namun Hearst menolak. "Tetap tinggal di tempat. Kau percantik lukisannya, saya akan percantik perangnya."

Singkat cerita, perang pun pecah setelah Amerika "balas" menyerang Kuba.

60 tahun kemudian insiden yang lain terjadi di Teluk Tonkin. Media-media massa gencar memberitakan tentang kapal perang Amerika yang diserang oleh Vietkong. Presiden L.B. Johnson pun menyuarakan "aspirasi" media massa dan mengumumkan kepada rakyatnya bahwa kapal perang Amerika telah diserang Vietkong tanpa alasan. Dan kembali, Amerika kemudian menerjunkan diri ke dalam perang yang hasilnya tidak seperti perang melawan Spanyol.

Bahkan jika diruntutkan, peristiwa-peristiwa seperti itu, menipu publik untuk mendapatkan alasan melakukan perang, juga dilakukan dalam Perang Dunia I tatkala Amerika dan Inggris sengaja mengumpankan kapal Lusitania ke peluru-peluru torpedo kapal Jerman, atau tatkala Amerika sengaja membiarkan pangkalan Pearl Harbour diserang Jepang setelah sebelumnya membuat Jepang terpojok akibat sanksi ekonomi yang diterapkan Amerika.

Dan contoh paling gamblang bin "cetho welo-welo" tentunya adalah serangan WTC 911 2001. Semua pakar fisika dan sains tidak ada yang berbeda pendapat, kecuali mereka yang bekerja untuk pemerintah Amerika, bahwa model robohnya gedung WTC adalah akibat "pemboman terukur" yang biasa dipraktikkan para insinyur untuk merobohkan gedung tinggi tanpa harus merusak bangunan di sekitarnya.

Oh ya, nyaris lupa. Pada tahun 1967 Israel membombardir kapal mata-mata Amerika USS Liberty. Rencananya setelah kapal itu tenggelam, media massa akan ramai-ramai menuduh Mesir yang bertanggungjawab atas serangan dan Amerika akan membom Mesir hingga Israel dengan leluasa menjarah Mesir hingga Kairo. Namun meski 2 jam lebih diserbu hingga menewaskan 40 pelautnya dan melukai puluhan lainnya, USS Liberty tetap mengapung. Maka Amerika batal menyerang Mesir dan Israel pun harus puas mendapatkan Sinai. Para pelaut yang selamat mendapat panghargaan, sekaligus juga ancaman untuk tidak menceritakan kejadian sebenarnya. Pemerintah Israel mengakui salah tembak dan meminta ma'af, dan persoalan selesai.

Kini, seiring gencarnya pemerintah dan media massa Amerika dan sekutu-sekutunya mengumandangkan koor "serang Iran", ancaman operasi "false flag" sebagaimana tersebut dalam contoh-contoh di atas, sangatlah besar. Terlebih lagi setelah sanksi ekonomi Amerika dan Uni Eropa untuk memblokir ekspor minyak Iran terancam gagal total setelah Cina dan India plus Rusia dan negara-negara Amerika Latin menolak pemberian sanksi, dan Iran pun mulai melunakkan diri dengan membiarkan kapal-kapal Amerika kembali melintasi Selat Hormuz.

Obyek untuk menjadi sasaran operasi "false flag" juga sudah ditetapkan, yaitu kapal induk tua USS Enterprise yang tahun depan bakal dibesi-tuakan. Menjadikannya sasaran penenggelaman di wilayah negara lain tentunya bukan masalah, terutama dengan sampah radio aktif di dalam kapal bertenaga nuklir ini yang prosedur penanganannya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dan kapal ini telah berada di kawasan Laut Arab menuju Teluk Parsia.

Israel memiliki 3 kapal selam kelas Dolphin buatan Jerman. Kapal-kapal selam memiliki kelebihan sulit dideteksi radar, sangat cocok untuk menjalankan misi operasi "false flag". Ketiganya telah teridentifikasi melintasi Terusan Suez tahun lalu, dan belum kembali ke pangkalannya di Israel. Kemungkinan kapal ini telah berada di Teluk Parsia atau Teluk Oman, menunggu USS Enterprise untuk diserang sebagaimana mereka menyerang USS Liberty. Dan kemudian setelah aksi penyerangan, media massa akan menggelar "koor" "serang Iran", dan lagi-lagi Amerika menerjunkan diri dalam perang yang tidak pasti akan dimenangkannya atau bahkan menghancurkannya.

PESAN DARI INCOGMAN

Wednesday 25 January 2012

AMERIKA TELAH RUNTUH


"Saya menyadari bahwa Amerika telah runtuh. Iblis telah berjaya". Tulis Paul Craig Roberts, mantan asisten menteri keuangan dan kolumnis media-media besar Amerika, dalam artikelnya di blog "Darkmoon", 4 Januari.

Pernyataan ironis tersebut disampaikan Paul setelah menyaksikan kondisi Amerika saat ini dengan segala tindakannya di luar maupun dalam negeri. Namun hal yang paling menginspirasi tulisan Paul adalah kasus penahanan dan penyiksaan sistematis terhadap Bradley Manning selama 2 tahun tanpa proses pengadilan.

Setiap orang pasti akan bersimpati kepadanya. Bradley Manning, prajurit muda Amerika yang tampan dan periang. Tersentuh hatinya setelah melihat rekaman kebiadaban pasukan Amerika di Irak yang menyerang dan membunuhi rakyat sipil dari atas helikopter seakan sebagai permainan belaka. Dalam rekaman itu ditunjukkan bagaimana tiga orang korban, dari 12 orang yang meninggal, adalah seorang ayah dan dua anak kecilnya yang sedang berusaha menolong korban penembakan. Ketika ketiganya baru saja keluar mobil, mereka diberondong senapan otomatis dan granat.

"Itulah akibatnya kalau membawa anak-anak ke medan perang," terdengar ucapan bernada santai dari prajurit biadab yang telah menembaki rakyat sipil Irak yang tengah beraktifitas santai di jalanan.

Bradley tahu, jika ia melaporkan kebiadaban itu ke aparat penegak hukum kasusnya kemungkinan besar akan mengendap begitu saja. Para korban itu hanya akan dianggap sebagai korban “collateral damage” yang tidak disengaja. Maka ia membocorkannya ke Wikilieaks. Video pun beredar di internet dan membuat Amerika malu. Tapi Bradley harus menanggung akibatnya dengan sangat serius.

Meski konstitusi Amerika melindungi seorang "peniup peluit" alias orang yang memberikan informasi tentang kejahatan sebagaimana Bradley, namun ia harus menjalani penahanan dalam penjara militer selama 2 tahun tanpa proses pengadilan. Dan selama itu ia harus menerima penyiksaan sistematik, sedemikian rupa hingga kemudian Bradley mengalami kehancuran mental kepribadian. Dari seorang prajurit muda yang tampan dan periang, ia berubah menjadi seorang idiot.

Menurut pejabat Amerika Bradley mendapat perlakuan yang baik. Dan beginilah perlakuan baik tersebut:

1. Penahanan di sel isolasi selama 23 jam sehari, dengan kondisi telanjang dan tanpa kacamata yang biasa dikenakannya.
2. Setiap 5 manit ia mendapat pertanyaan, "Apa kamu baik-baik saja?" dan ia diharuskan menjawab, "Baik."
3. 1 jam "latihan" setiap hari berupa berjalan melingkar di tengah lapangan dengan beban berat di kakinya.
4. Berdiri di depan selnya dengan telanjang, sementara tahanan lain diperintah mengolok-oloknya.

Tidak ada catatan mengenai apakah ia telah ditenggelamkan ke dalam air. Namun yang pasti pada tgl 2 Juni 2010 presiden George "Dubya" Bush Jr dengan bangga berucap, “Yeah, we waterboarded…I’d do it again,” merujuk pada jenis siksaan yang dibolehkan kepada aparat keamanan Amerika.

President Barrack Obama sama-sama jenis manusia yang kurang peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan. Ketika ditanya mengenai aksi-aksi penyiksaan yang dilakukan aparat keamanan Amerika semasa kepemimpinan Bush, ia menjawab dengan ketus, "Saya adalah orang yang percaya bahwa kita harus melihat ke depan, bukan ke belakang."

Washington adalah drama pertunjukan nyata kemunafikan. Menuduh negara-negara lain sebagai pelanggar HAM sementara Congress dan presidennya menandatangani UU penyiksaan yang dikecam senator (yang masih punya hati nurani) Ron Paul sebagai negara yang "tergelincir ke dalam tirani" dan "jatuh ke dalam totalitarianisme".

Bahkan saat menandatangani undang-undang penyiksaan (Bill of Tyranny), Presiden Obama merasa semuanya itu masih belum cukup. Maka ia mengumumkan bahwa "dengan hak-hak yang dimilikinya ia boleh mengabaikan semua hukum, untuk mengirim warga Amerika untuk disiksa."

Inilah pemerintahan Amerika yang mengklaim sebagai pemerintahan "kebebasan dan demokrasi" yang akan memberikan "kebebasan dan demokrasi" ke negara-negara lain dengan bom dan pasukan militer.

Tahun lalu Obama menyatakan bahwa ia memiliki "daftar" warga negara Amerika yang ingin ia bunuh (assasinate) tanpa melalui proses hukum. Sementara Homeland Security (lembaga baru setingkat kementrian yang sangat facsis dan dipimpin oleh yahudi lesbian, Elena Kagan) menyatakan telah mengalihkan perhatian utamanya dari teroris luar negeri (asing) kepada teroris dalam negeri (warga negara sendiri). Semua pelanggaran konstitusi ini tidak dilakukan di balik pintu, tapi di depan umum yang disaksikan oleh semua orang.

Polisi kota dan negara bagian telah dimiliterisasi tidak hanya perlengkapannya namun juga mentalnya. Meski tidak ada laporan tentang teroris domestik, aparat keamanan terus menerus melakukan operasi pencarian dan penggeledahan dengan menghentikan kendaraan di jalan-jalan raya dan jalan bebas hambatan. Aparat keamanan federal dilatih secara sistematis untuk melanggar hak-hak konstitusi warga negara dan warga negara dilatih untuk menerimanya sebagai suatu kebiasaan. (Prosedur keamanan di bandara-bandara Amerika kini mengharuskan semua orang menjalani apa yang disebut sebagai pelecehan. Orang tua dan suami hanya bisa menangis melihat anak gadisnya atau istrinya meronta-ronta saat petugas menggerayangi tubuh mereka dengan alasan mencari bom).

Anak-anak muda dan anak-anak kecil dihilangkan memorinya tentang masa dimana warga negara bisa menggunakan transportasi umum tanpa melewati prosedur keamanan ketat, atau masa dimana warganegara boleh berdemonstrasi dengan bebas. Kebebasan mulai disingkirkan ke alam bawah sadar, mistik dan legenda, sementara totaliterisme dipaksakan menjadi kenyataan biasa. Semuanya itu adalah bentuk tirani yang telanjang bulat.

Dan sementara Amerika berubah bentuk dari negara demokrasi menjadi negara polisi, para politisi masih bisa membanggakan "nilai-nilai luhur". Apa nilai-nilai luhur itu? Penahanan tanpa batas waktu dan tanpa proses pengadilan, penyiksaan, penggeledahan di tempat-tempat umum dan penyerbuan ke rumah-rumah, maraknya kebrutalan polisi, pembatasan kebebasan berbicara dan berkumpul, penyerbuan terhadap negara lain tanpa alasan (preemptive war), campur tangan urusan negara lain, dan sanksi ekonomi terhadap negara asing yang pemerintahannya tidak mau didikte.

Jika pemerintahan negara polisi dimaksudkan untuk melawan ancaman terorisme, maka semestinya bentu pemerintahan seperti itu segera diubah kembali jika ancaman sudah berlalu. Namun yang tampak adalah negara polisi adalah suatu yang sudah direncanakan lama.

Mengingat tidak pernah ada ancaman teroris selama 10 tahun terakhir kecuali apa yang direkayasa FBI, tidak ada ancaman terorisme yang bisa melegitimasi pembentukan negera polisi. Semuanya adalah sebuah agenda tersembunyi. Ancaman sebenarnya rakyat Amerika adalah pemerintah di Washington DC.

Abu Ghraib kemarin... America besok.


Sumber:
"America Doomed"; Darkmoon, 4 Januari.

SYRIA TOLAK MENTAH-MENTAH INTERVENSI ARAB


Tidak ada organisasi yang begitu munafik sebagaimana organisasinya orang-orang Arab, Liga Arab. Mereka diam membisu saat negara-negara Arab, Palestina dan Lebanon terus menerus dilecehkan dan dianiaya Israel. Mereka juga diam membisu meski wilayah-wilayah Palestina, Lebanon dan Syria masih diduduki Israel. Dan kini ketika Syria tengah dilanda krisis politik karena intervensi Amerika dan sekutu-sekutunya, Liga Arab berinisiatif mengirimkan tentaranya ke Syria. Tentu saja hal ini mengundang kemarahan Syria.

"Syria menolak pernyataan pejabat Qatar mengenai pengiriman pasukan Arab yang akan membuat krisis semakin memburuk... dan merintis jalan bagi terjadinya intervensi asing," kata menlu Syria, Selasa (17/1), menanggapi usulan pemimpin (sama sekali tak demokratis dan tak bermutu) Qatar, Emir Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani tentang pengiriman tentara Arab ke Syria.

"Rakyat Syria sepenuhnya menolak setiap bentuk intervensi asing. Mereka akan menentang semua upaya untuk melecehkan kedaulatan Syria dan integritas wilayahnya. Sangat menyedihkan jika darah rakyat Arab harus tumpah di Syria demi melayani kepentingan negara tertentu (Amerika)," tambah menlu Syria.

Dalam pernyataan tersebut menlu Syria juga meminta Liga Arab untuk menghentikan kampanye negatif melalui media massa mengenai Syria serta membantu Syria menghentikan penyusupan teroris dan senjata ke wilayah Syria.

Proposal pengiriman tentara ke Syria disampaikan pemimpin tak demokratis dan tak bermutu Emir Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani hari Sabtu (14/1) yang langsung mendapat respons positif dari Sekjen Liga Arab (juga manusia tak bermutu lainnya) Amir Moussa. Moussa, salah satu kandidat presiden Mesir mendatang, hari Minggu (15/1), menyatakan akan mendiskusikan usulan kontroversi tersebut. Namun hampir pasti usulan ini tidak akan benar-benar diwujudkan jika para pemimpin Arab masih mempunyai wajah, karena jika benar perang saudara sesama bangsa Arab akan terjadi di Syria demi kepentingan musuh bangsa Arab sendiri, yaitu Amerika dan Israel. Usulan ini sendiri juga telah mendapat penolakan keras dari sekutu Syria, Rusia, yang kini telah menempatkan satu armada lautnya di Syria.


SYRIA MENGHALANGI RENCANA AMERIKA-ISRAEL

Anggota parlemen Lebanon dari Hizbollah, Mohammad Raad, hari Sabtu (21/1), menyatakan dengan tegas bahwa negara-negara yang menuntut "demokrasi" terhadap Syria sebenarnya berniat untuk menyingkirkan peran Syria yang tegas menentang dominasi kepentingan Amerika-Israel di kawasan Timur Tengah.

"Mereka yang menaruhkan harapan pada perubahan kekuasaan melalui intervensi militer asing di Syria telah dipermainkan oleh negara-negara asing yang ingin menjerat mereka dalam proyek kepentingan asing. Mereka tenggelam dalam harapan palsu dan ambisi yang menjadikan mereka tetap sebagai boneka yang diperalat kepentingan asing," kata Raad di Sidon, Lebanon, Sabtu (21/1).

Raad juga dengan tegas menolak berbagai upaya melemahkan (gerakan/kelompok) "Perlawanan" (terhadap Israel. Di Lebanon frasa "perlawanan" telah menjadi identitas bagi gerakan atau organisasi-organisasi perlawanan terhadap Israel).

"Tenggorokan Israel telah berada di tangan kami. Kami tidak ingin perang meletus, tapi jika terpaksa kami siap menghadapinya," kata Raad.

"Melalui pengalaman pertempuran-pertempuran melawan Israel kami sadar bahwa jika mereka yakin akan berhasil melakukan aksi militer, tidak ada kekuatan di dunia yang bisa mencegah mereka melakukannya. Tapi kini tampak jelas bahwa mereka ketakutan untuk melakukan serangan, karena mereka sadar bahwa tindakan semacam itu hanya akan menjadikan bencana bagi mereka," tambahnya.



DUKUNGAN UNTUK REGIM SYRIA

Selain negara-negara Iran, Lebanon, Rusia dan Cina, pemerintahan Syria masih mendapatkan dukungan kuat dari masyarakat Shiah, Kristen dan Druze baik di Syria maupun di Lebanon. Dan tentu saja kelompok Alawite yang banyak terdapat di Syria dan Turki. Satu kelompok politik Turki baru-baru ini juga menyatakan dukunganya kepada regim Presiden Bashar al Assad. Pendek kata semua orang menyadari bahwa krisis politik di Syria disebabkan konspirasi zionisme internasional untuk menyingkirkan regim Bashar al Assad karena kegigihannya melawan kepentingan zionis.

Baru-baru ini presiden Bashar al Assad bahkan mendapat penghargaan dari asosiasi penulis Rusia karena konsistensi sikap politiknya itu.

Dukungan juga diberikan oleh masyarakat intelektual Arab yang tergabung dalam "Arab Popular Initiative for Opposing Foreign Intervention". Mereka terdiri dari para aktifis organisasi civil society Arab National Conference, Arab-International Forum for the Support of the Resistance, Arab Parties Congress, National Islamic Conference, Popular Mobilization Organization, Arab Center for Communication and Solidarity, serta Pan-Arab Forum.

Pada hari Kamis lalu (19/1) mereka menemui Bashar al Assad untuk memberikan dukungan kepadanya. Dalam pernyataannya, delegasi "Arab Popular Initiative for Opposing Foreign Intervention" menyatakan dukungan penuhnya kepada pemerintah dan rakyat Syria dalam melawan intervensi dan konspirasi asing (zionisme). Delegasi selanjutnya menyatakan bahwa "Syria bukan hanya bagi rakyat Syria sendiri, melainkan juga untuk seluruh bangsa Arab berdasar sejarahnya dalam gerakan Arabisme dan perlawanan melawan zionisme". Selanjutnya ditambahkan delegasi bahwa, "melukai Syria berartu juga melukai seluruh bangsa Arab dan seluruh gerakan perlawanan. ... Menjadi kewajiban seluruh rakyat Arab untuk menghadapi apa yang tengan dihadapi rakyat Syria."

Menanggapi dukungan itu, Bashar al Assad mengatakan, dukungan tersebut akan menyatukan seluruh kekuatan dan kepercayaan diri rakyat Syria.

Bashar juga menyindir negara-negara Arab badui gurun (Saudi Wahabiah, Qatar dll) yang menuntut Syria untuk demokratis. Menyebut parlemen Syria telah terbentuk sejak tahun 1930-an, Bashar berkata, "Di mana mereka saat itu?"


Sumber: almanar.com.lb

PERKEMBANGAN MESIR KUATIRKAN ISRAEL


"Adalah jelas bagi kita semua bahwa Mesir di bawah kepemimpinan Mubarak tidak akan lagi berjadi di masa depan, dan ada banyak dampak keamanan yang harus ditanggung," kata PM Israel Benjamin Netanyahu di hadapan komisi pertahanan dan luar negeri parlemen Israel, Senin (16/1).

"Israel tengah mengadapi ancaman keamanan di perbatasan selatan akibat perubahan yang diakibatkan oleh gerakan Revolusi Arab (Arab Spring) yang sepertinya tidak akan menghilang dalam waktu dekat mendatang," tambahnya.

Menurut Netanyahu ancaman keamanan tersebut semakin meningkat saat ini dan akan terus berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga, "Israel perlu memperkuat pertahanannya dan meningkatkan kemampuan serangnya dengan segera yang akan membutuhkan dana yang sangat besar," serunya.

Menurut Netanyahu, Revolusi Arab yang terjadi di Libya telah mengakibatkan banyak senjata regim Khadafi yang mengalir ke Gaza melalui Sinai. Menurut Netanyahu kelompok-kelompok perlawanan Palestina di Gaza kini memiliki sekitar 10,000 rudal dan roket yang sebagian memiliki daya jangkau lebih dari 40 km.

Menurut Netanyahu Iran telah memanfaatkan Sinai sebagai pintu masuk senjata-senjata kirimannya ke Gaza. "Elemen-elemen terror telah memasuki wilayah itu, mereka menggunakannya sebagai basis terror, Sinai telah menjadi daerah tujuan Iran," kata Netanyahu seraya mencontohkan kasus tertembaknya helikopter Israel oleh rudal anti-pesawat buatan Iran tahun lalu yang ditembakkan dari Gaza.

Prose rekonsiliasi antara Fatah dan HAMAS juga dipandang sebagai ancaman Israel. Menurutnya Israel akan menuntut Palestina untuk melucuti senjata gerilyawan di Gaza jika terbentuk pemerintah persatuan Palestina antara Fatah dan HAMAS.

Pada bulan Agustus tahun lalu sekelompok milisi bersenjata menyusup dari perbatasan Sinai Mesir, menyerang kota pariwisata di pinggir Laut Merah, Eilat, menewaskan 8 orang dan melukai 25 lainnya.

Netanyahu juga menyinggung perjanjian damai dengan Mesir yang menurutnya merupakan aset penting bagi Israel, namun terancam oleh iklim politik di Mesir saat ini. Pada bulan September tahun lalu, misalnya, Ikhwanul Muslimin yang kini menjadi kelompok politik terbesar Mesir dengan menjadi pemenang pemilu parlemen dua putaran, menyatakan akan mengevaluasi hubungan dengan Israel meski tidak menyebut tentang pembatalan perjanjian damai kedua negara.

IKhwanul Muslimin merupakan kelompok politik berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Didirikan oleh Hasan al Banna, kelompok ini pada awalnya didirikan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan zionisme bahkan aktif terlibat dalam pertempuran melawan Israel dalam Perang Arab-Israel pertama tahun 1940-an. Namun dalam kasus Syria saat ini, Ikhwanul Muslimin tampak "bermain mata" dengan zionisme dan menuntut pembubaran pemerintahan Bashar al Assad.



Sumber: almanar.com.lb

Monday 23 January 2012

SASSONS DAN PERANG CANDU


Dalam pelajaran sejarah kita pasti sudah pernah mendengar peristiwa Perang Candu di Cina. Tapi saya jamin, kita tidak pernah mendapat gambaran sebenarnya mengenai peristiwa tersebut dari para guru sejarah kita. Para guru sejarah kita hanya mengajarkan tentang kapan peristiwa itu terjadi dan siapa tokoh-tokoh yang terlibat dengan "tokoh besar"-nya yang tersembunyi. Tidak lain karena memang, sejarah telah diselewengkan dan dimanipulasi oleh "kekuatan yang tidak dipahami" oleh sebagian besar umat manusia.

Keberadaan Hongkong tidak bisa lepas dari sosok bernama David Sassoon, keturunan yahudi kelahiran Baghdad tahun 1792. Ia putra dari Saleh Sassoon, seorang bankir kaya yang ditunjuk sebagai bendahara oleh Gubernur Baghdad Ahmed Pasha. Setelah Ahmed dipecat dari jabatannya karena korupsi pada tahun 1829, keluarga Sassoon segera pindah ke Bombay, India, kota perdagangan yang strategis yang menghubungkan India dengan kawasan Timur Jauh.

Dengan pengaruh kekayaannya, Sassoon segera mendapatkan hak monopoli perdagangan kain, sutra, dan yang terpenting, opium atau candu olahan. Kala itu opium adalah zat paling adiktif di dunia.

"Jewish Encyclopedia th 1905" mencatat bahwa Sassoon melebarkan perdagangan candunya dari India ke Cina dan Jepang. Ia menempatkan ke-8 putra-putranya pada jabatan-jabatan perusahaan yang ditanganinya, terutama di Cina. Selanjutnya "Jewish Encyclopedia" tahun 1944 menyebutkan Sasson hanya mempekerjakan orang-orang yahudi, dan di mana pun usahanya berada ia menyuruh mendirikan sinagog dan sekolah yahudi. "Ia menghimpun seluruh keluarga yahudi dan mempekerjakannya," tulis "Jewish Encyclopedia".

Putra-putra Sassons pun sibuk menjejalkan zat paling menghancurkan akal ini ke Kanton, Cina. Antara tahun 1830 dan 1831 mereka menjual 18.956 chest opium, menghasilkan jutaan poundsterling uang ke perbendaharaan mereka. Sebagian keuntungan tentu saja mengalir ke istana Inggris (kala itu dipimpin oleh Ratu Victoria) dan pemerintahan kolonial Inggris di Asia. Pada tahun 1836 penjualan meningkat hingga 30.000 chest dan pantai timur daratan Cina berubah menjadi endemik penyakit kecanduan opium.

Pada tahun 1839 kaisar dinasti Manchu di Cina memerintahkan penghentian perdagangan opium di wilayah Cina dan mengangkat Komisioner Canton, Lin Tse-hsu, untuk memimpin upaya tersebut. Lin segera menahan 2.000 chest milik Sassoon dan menenggelamkannya ke sungai.

David Sassoon yang marah langsung meminta pemerintah Inggris untuk membalas aksi tersebut. Maka Perang Candu pun terjadi setelah Inggris mengerahkan pasukannya untuk memulihkan perdagangan opium Sassons. Mereka menyerang kota-kota dan memblokade pelabuhan-pelabuhan Cina. Tentara Cina yang sebagian besar telah menderita kecanduan opium, tidak mampu menghadapi tentara Inggris dan mereka pun menyerah tidak lama kemudian. Perang secara resmi berakhir setelah ditandatangani Perjanjian Nanking tahun 1839. Namun tentu saja "pemenang mengambil semuanya". Untuk menjamin kelangsungan bisnis opium Sassons syarat-syarat perdamaian telah ditentukan Inggris, meliputi:

1. Legalisasi perdagangan opium di Cina.
2. Ganti rugi opium yang dirampas Cina senilai 2 juta pound.
3. Pengakuan atas kedaulatan Inggris pada 200 pulau di lepas pantai Cina.

Namun bahkan itu semua masih belum memuaskan Inggris. PM Palmerston meminta Crown Commissiner Captain Charles Elliot yang mengepalai pasukan ekspedisi Inggris untuk mengabaikan point-point kesepakatan itu. Tulisnya kepada Elliot: "Karena angkatan laut kita sedemikian kuat sehingga kita bisa menentukan "apa yang kita minta" daripada "apa yang bisa diberikan" kaisar Cina." Maka selanjutnya Cina tidak hanya harus mengganti kerugian 2 juta pound, melainkan 21 juta pound, yaitu seluruh biaya perang yang dikeluarkan Inggris.

Setelah perjanjian itu Sasson pun semakin merajalela. Namun ia tidak pernah puas. Selanjutnya ia menuntut hak untuk menjual opium ke seluruh daratan Cina. Sama saja dengan menghancurkan bangsa dan negara sendiri, kaisar pun menolak mentah-mentah, dan Inggris kembali mengirimkan tentaranya untuk menyerbu Cina dalam apa yang kemudian tercatat sebagai Perang Candu II antara tahun 1858 sampai 1860. Bahkan ketika perang masih berkobar, PM Palmerston mendeklarasikan seluruh Cina sebagai kawasan bebas perdagangan opium. Pada tahun 1859 Inggris untuk pertama kalinya mengalami kekalahan dalam perang memperebutkan Benteng Taku, saat pasukan yang diperintahkan menguasai benteng tersebut terperangkap dalam kubangan lumpur. Ratusan tentara Inggris tewas dan tertawan.

"Kita akan memberi pelajaran pada para penunggang kuda itu hingga sebutan "Eropa" akan menjadi momok yang menakutkan mereka!" kata Palmerston setelah mendengar kabar kekalahan tersebut.

Pada bulan Oktober Inggris mengepung ibukota Cina, Peking. Ketika akhirnya kota itu menyerah, pasukan Inggris menghancurkan kota tersebut dan membakari biara-biara dan shao-lin sebagai "terapi kejut".

Dalam "Perjanjian Damai" baru tgl 25 Oktober 1860, Inggris, maksudnya keluarga Sassons, mendapat hak untuk memperdagangkan opiumnya ke seluruh daratan Cina kecuali tempat-tempat tertentu yang dilarang. Pada tahun 1864 saja omset perdagangan opium Sassons di Cina mencapai nilai 20 juta pound. Pada tahun itu Sassons menjual 58.681 chest opium. Pada tahun 1880 jumlahnya bahkan mencapai 105,508 chest, membuat keluarga Sassoons sebagai orang terkaya di dunia, hanya dikalahkan oleh keluarga Rothschild, keluarga yahudi lainnya yang terlebih dahulu menangguk untung dari bisnis lintah darat. Namun meski Inggris memberi keleluasaan besar pada Sassons untuk menebarkan opium ke Cina dan kawasan Asia lainnya (pada masa itu wabah candu juga melanda wilayah Hindia Belanda, tentu saja karena jasa Sassons), Inggris melarang opium diperjual belikan di Eropa.

Monopoli Sassons atas industri tektil juga menghancurkan industri tekstil Inggris sembari memberi keuntungan besar bagi rekan yahudinya di Amerika, Rossevelt. Sir Albert Sassoon, putra tertua David Sassoon yang menggantikan ayahnya sebagai pimpinan bisnis keluarga Sassons membangun industri tekstil besar-besaran di Bombay, India. Terbantu oleh upah buruh yang murah, nyaris seperti upah kerja paksa, industri tekstil Sassons menguasai pasar tekstil dunia. Di sisi lain industri tekstil Inggris, penemu mesin pemintal dan kampiun revolusi industri dunia, gulung tikar. Ribuan buruh tekstil Inggris kehilangan pekerjaan setelah pabrik-pabrik tekstil di Lancashire bangkrut. Namun itu tidak menghalangi Ratu Victoria untuk memberi gelar bangsawan kepada keluarga Sasson pada tahun 1872.

Sementara itu Solomon Sassoon pindah ke Hong Kong untuk memimpin bisnis keluarganya di sana hingga meninggal tahun 1894. Selanjutnya seluruh keluarga Sassons pindah ke Inggris setelah teknologi komunikasi memungkinkan mereka menjalankan bisnisnya dari jauh, sembari membangun hubungan yang lebih dekat dengan keluarga kerajaan Inggris.

Pada tahun 1887 dua keluarga terkaya di dunia, Sassons dan Rothschild, mengikatkan hubungan mereka dengan tali perkawinan antara Edward Albert Sassoon dengan Aline Caroline de Rothschild. Seluruh anggota keluarga Sassons yang berjumlah 14 orang kemudian menjadi perwira militer Inggris selama PD I, memungkinkan mereka menghidar dari medan perang.

Franklin D. Roosevelt, presiden Amerika, mendapatkan keuntungannya dari kakeknya dari jalur ibu, Warren Delano, yang pada tahun 1830 menjadi partner senior perusahaan perkapalan Russell & Company yang mengangkut opium milik Sassoon ke Cina dan kembalinya membawa teh. Warren Delano selanjutnya pindah ke New York. Pada tahun 1851 putrinya, Sara, menikah dengan tetangganya, James Roosevelt, ayah dari bakal presiden Franklin Delano Roosevelt.

Bisnis opium Sassons masih terus berlangsung hingga kini, menghancurkan mental dan fisik jutaan orang di Asia. Namun hal itu seakan tersembunyi di balik tirai gelap. Bahkan saat media massa ramai-ramai memberitakan penyerahan Hongkong kepada Cina tahun 1999, nama Sassons tidak pernah disebut-sebut.



Sumber:

"Hong Kong and the Land Built on Opium"; thetruthseeker.co.uk; 10 jan 2012



Catatan blogger:
Anda tidak akan pernah menyaksikan film tentang Perang Candu yang dibintangi oleh Jet Lee ataupun Jacky Chen. Dan buang jauh-jauh ide tentang triad, yakuza ataupun mafioso Italia sebagai penguasa bisnis obat-obatan terlarang. Mereka hanya operator lapangan dari Mossad, CIA atau M-16, yang pada akhirnya bekerja untuk keluarga Sassons.

IAEA BOCORKAN IDENTITAS ILMUWAN NUKLIR IRAN KE MOSSAD


Sekitar 2 tahun yang lalu seorang dokter kepala sebuah klinik di Beirut Selatan, menerima sepucuk surat dari STL (pengadilan internasional bentukan PBB untuk menyidik dan mengadili kasus pembunuhan mantan perdana menteri Rafiq Hariri). Surat tersebut memberitahukan rencana kedatangan satu tim penyidik STL ke kliniknya yang hendak meminta informasi tentang data pribadi para pasiennya.

Suatu permintaan yang janggal, pikir sang dokter. Apa kaitan semua ini dengan pembunuhan Rafiq Hariri?

Maka sang dokter, seorang simpatisan organisasi milisi dan politik Hizbollah, segera memberitahukan masalah ini kepada pemimpin Hizbollah di daerahnya. Hizbollah pun langsung mengetahui, dinas rahasia Israel, Mossad, tengah menggunakan staff STL sebagai alat untuk mencari informasi nomor telepoh keluarga dan kerabat para aktifis Hizbollah. Sekali nomor itu didapat, Mossad dengan kecanggihannya mampu merekayasa data rekaman komunikasi sasarannya. Memasukkan SMS palsu, atau memasukkan data nomor telepon yang berhubungan dengan nomor sasaran. Dan dengan data rekayasa itu, STL bisa "membidik" sasarannya sebagai tersangka.

Maka pada tgl yang telah ditentukan, Hizbollah mengirimkan tim khusus untuk menggagalkan misi STL tersebut, yaitu dua bus penuh ibu-ibu simpatisan Hizbollah yang telah menunggu di depan klinik. Ketika tim STL tiba, ibu-ibu itu langsung menyerbu para anggota penyidik STL, mendorong mereka kembali ke dalam bus. Seorang anggota wanita tim STL yang berasal dari Perancis, bahkan dijambak rambutnya dan diseret kembali ke dalam mobilnya. Beberapa polisi Lebanon yang mengawal tim STL kebingungan. Mereka tahu, jika mereka melakukan tindakan keras pada ibu-ibu itu, peluru sniper Hizbollah akan bersarang di tubuhnya sebagaimana peluru-peluru itu bersarang di tubuh tentara-tentara Israel yang melakukan invasi ke Lebanon tahun 2006. Maka tidak ada lain yang bisa dilakukan kecuali membiarkan ibu-ibu itu mengusir tim STL.

Insiden itu, setidaknya untuk sementara waktu, menyelamatkan Hizbollah dari tuduhan terlibat dalam pembunuhan Rafiq Hariri. Namun tidak dengan Ahmadi-Roshan, pakar nuklir Iran yang tewas akibat serangan bom baru-baru ini. Anggota tim pengawas badan atom internasional (IAEA) membocorkan identitasnya kepada Mossad yang selanjutnya sukses mengakhiri hidup Roshan dengan bom mobil yang ditempelkan di mobil Roshan.

Meski belum dibuktikan di pengadilan, setidaknya hal itu menjadi keyakinan aparat keamanan dan inteligen, termasuk para politisi Iran. Sebagaimana disampaikan wakil duta besar Iran untuk PBB, Eshagh Al Habib kepada Dewan Keamanan PBB baru-baru ini bahwa sebelum kematiannya Roshan bertemu dengan para pengawas IAEA. "Ini mengindikasikan lembaga PBB ini (IAEA) mungkin telah berperan membocorkan informasi tentang fasilitas dan ilmuwan nuklir Iran."

Habib juga menuduh IAEA gagal menjaga kerahasiaan informasi yang didapatnya selama mengawasi pembangunan nuklir Iran.

"Ada kecurigaan tinggi bahwa .... lingkaran-lingkaran teroris telah memperolah informasi-informasi inteligen melalui lembaga-lembaga PBB, termasuk daftar sanksi dari Dewan Keamanan PBB, serta wawancara yang dilakukan IAEA dengan para ahli nuklir kami, untuk mengidentifikasi dan melakukan aksi keji mereka."

Sementara itu anggota komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran, Zohreh Elahian, mengatakan, Kamis (19/1), bahwa beberapa anggota komisinya serta para pejabat pemerintah telah mendiskusikan keberadaan tim pengawas IAEA tersebut. Mereka semua yakin bahwa IAEA telah membocorkan informasi rahasia yang diperolehnya di Iran kepada Amerika dan Israel.

Menurut Zohreh, pemerintah Iran haus merevisi kembali tata cara interaksi dengan IAEA karena semua pendekatan yang telah dilakukan tidak bisa diterima lagi. Anggota wanita parlemen Iran ini juga menyatakan bahwa bukti-bukti yang telah ditemukan semuanya mengindikasikan peran langsung Mossad dalam pembunuhan Roshan.



Sumber:
"IAEA Leaking Confidential Data Which Served in Roshan’s Killing"; almanar.co.lb; 20 Januari 2012.

Saturday 21 January 2012

BAGAIMANA PERANG DUNIA III TERJADI


Pada tahun 2007, Philip Giraldi, mantan direktur operasi CIA menulis artikel tentang terjadinya perang Iran melawan Amerika-Israel yang memicu Perang Dunia III. Artikel ini mendapat sambutan luas dan terbesar di berbagai media massa independen hingga media-media utama dunia.

Giraldi adalah salah seorang penggerak satu kelompok mantan pejabat inteligen Amerika yang beberapa waktu lalu menulis surat kepada Presiden Barack Obama dan memintanya untuk tidak melakukan "perang bodoh" melawan Iran, negara yang jauh lebih kuat dibanding Irak dan Afghanistan yang tidak bisa ditaklukkan sepenuhnya oleh Amerika.

Menanggapi situasi yang semakin genting antara Amerika dan Iran akhir-akhir ini, Giraldi kembali merilis analis-nya yang telah diperbaharui tentang jalannya perang antara Amerika dan Israel melawan Iran yang dimuat di situs antiwar.com tgl 12 Januari yang lalu. Secara ringkas analisis perang tersebut adalah sbb:

Tersudut oleh sanksi ekonomi yang diterapkan Amerika dan sekutu-sekutunya, Iran memutuskan melakukan aksi penutupan Selat Hormuz. Sebuah kapal fregat Amerika, USS Ingraham, melintas di selat tersebut untuk melakukan misi patroli di lepas pantai Bushehr tampat reaktor nuklir Iran berada. Ia dicegat oleh kapal patroli cepat Iran yang mengultimatumnya untuk menyingkir. Ultimatum diabaikan dan kapal patroli Iran menembakkan granat berpeluncur roket ke USS Ingraham yang dibalas dengan tembakan meriam Phalanx. Kapal patroli Iran tenggelam dalam insiden tersebut dan menewaskan seluruh awaknya. Di pihak Amerika beberapa awal kapal tewas dan luka-luka.

Merespon insiden tersebut Armada V Amerika mengirimkan pesawat-pesawat tempurnya yang berpangkalan dari dek kapal induk USS John C. Stennis, menghancurkan pangkalan laut dimana kapal patroli Iran berasal. Presiden Obama mengadakan konperensi pers menuduh Iran telah melakukann provokasi dan tindakan perang serta berjanji untuk melakukan apapun untuk mendukung kekuatan militer Amerika di kawasan konflik, namun ia menahan diri untuk tidak menyerang Iran dengan kekuatan penuh. Sidang darurat DK dan Majelis UMum PBB menyerukan gencatan senjata, namun ditolak Amerika dan Israel.

Israel memanfaatkan situasi dengan melakukan serangan udara atas fasilitas-fasilitas nuklir Iran, menewaskan puluhan orang termasuk tenaga-tenaga ahli Rusia. Iran menembak jatuh 6 pesawat tempur Israel.

Congress Amerika dengan dukungan pers, menyerukan serangan militer besar-besaran Amerika kepada Iran. Obama memerintahkan aksi militer terbatas terhadap Iran. Dengan keunggulan udara dan laut, Amerika menghancurkan fasilitas-fasilitas nuklir, militer dan infrastruktur Iran serta ribuan warga sipil Iran tewas.

Setelah jeda sejenak, Iran membalas dengan menembakkan rudal-rudal jarak sedang dan jarak jauhnya. Kapal induk USS John C. Stennis tertembak rudal Iran dan mengalami rusak berat hingga harus naik dok. Iran juga mengerahkan kapal-kapal patroli cepat berpeluru kendalinya untuk melakukan aksi-aksi serangan bunuh diri yang menimbulkan korban tidak sedikit pada Armada V.

Demonstran pendukung Iran berlangsung ricuh di Beirut. Hizbllah menembakkan roket-roket dan rudalnya ke Israel menghantam Tel Aviv dan menewaskan ratusan warga Israel. Israel membalas dengan membom Lebanon dan Syria yang dianggap mendukung Hizbollah. Rudal-rudal jarak jauh Shahab-3 Iran menghantam Israel, menewaskan lebih banyak korban. Israel memobilisasi pasukan dan mengerahkannya ke perbatasan dengan Lebanon dan Syria. Syria dan Lebanon juga memobilisasi pasukan. Kerusuhan terjadi di Baghdad menuntut pemerintah Irak memberikan dukungan kepada Iran seraya menyerang kantor kedubes Amerika.

Para pejuang Shiah pro-Iran melakukan aksi sabotase terhadap kilang-kilang minyak Saudi. Sebuah kapal tanker Kuwait dihantam rudal Iran, tanker lainnya menghantam ranjau laut yang ditebar Iran. Perusahaan-perusahaan asuransi menolak klaim asuransi dengan alasan korban perang tidak manjadi tanggungan asuransi. Jalur Selat Hormuz tertutup total oleh blokade Iran menyebabkan harga minyak dunia melonjak hingga $300 per-barrel. Indeks Dow Jones melorot hingga 900 point hingga membuat banyak kebangkrutan.

Amerika menawarkan gencatan senjata, tapi ditolak Iran yang sudah mengalami kehancuran fisik dan ngotot untuk membalas dendam. Presiden Afgahnistan ditembak mati oleh pengawal Shiah-nya. Terjadi kevakuman pemerintahan dan Taliban mengambil alih kekuasaan. Wilayah Mazar-i-Sharif yang mayoritas dihuni masyarakat Shiah menyatakan pisah dari Afghanistan dan menggabungkan diri dengan Iran.

Pakistan menyatakan kondisi darurat perang dan memerintahkan Amerika mengurangi personil diplomatik dan militernya. Pakistan juga menutup perbatasannya dengan Afghanisan, membuat pasukan NATO di Afghanistan secara otomatis terkepung. Operasi penyelamatan besar-besaran melalui udara pun dilakukan NATO terhadap pasukannya yang tertinggal, dengan meninggalkan sejumlah besar perlengkapan militer.

Pemerintahan Lebanon dan Palestina mengundurkan diri dan digantikan oleh Hizbollah dan HAMAS. Hujan rudal Iran menghantam kilang-kilang minyak Saudi dan negara-negara Teluk, memaksa mereka membujuk Iran untuk menghentikan aksinya dan menyatakan diri netral serta berjanji tidak akan memberikan bantuan kepada Amerika.

Ribuan sukarelawan menumpuk di perbatasan Gaza, Mesir, menuntut pemerintah mengijinkan mereka berperang di Palestina. Demonstran Shiah menumbangkan regim Sunni Bahrain dan membentuk pemerintahan baru yang pro Iran, memaksa Armada V Amerika meninggalkan pangkalannya di Bahrain. Indeks Dow Jones semakin hancur.

Amerika membujuk Cina dan Rusia untuk mempengaruhi Iran menyetujui gencatan senjata, namun ditolak kedua negara dengan alasan Amerika lah yang menjadi provokator perang selain korban jiwa tenaga ahli mereka di Iran. Aksi-aksi pemboman bunuh diri terjadi di kota-kota besar Amerika dan Eropa. Obama mengancam Iran akan menggunakan senjata nuklirnya kecuali Iran setuju gencatan senjata. Iran tetap menolak. Negara-negara nuklir di di sekitar kawasan, Cina, Rusia, India, Pakistan dan Israel langsung menyatakan kondisi darurat nuklir.

Kapal-kapal perang Amerika satu demi satu mendapat serangan rudal Iran. Kantor-kantor kedubes Amerika di kawasan Timur Tengah mendapat serangan. Demo-demo anti Amerika pecah di seluruh negara Islam termasuk Indonesia dan Malaysia. Kantor konsulat Amerika di Karachi dibakar massa.

Aksi-aksi teroris di Amerika memaksa penerbangan domestik anjlok hingga separo. Amerika menangkapi para pemimpin Islam yang dianggap membahayakan, demikian juga para aktifis anti-perang. Israel terus-menerus menerima serangan roket dan rudal dari Lebanon, Syria, Palestina dan Iran. Serangan balasan Israel menghancurkan negara-negara musuhnya tapi tidak mampu menghentikan serangan musuh. Pemerintah Israel tumbang dan digantikan regim baru yang lebih keras. India mengancam menyerang Pakistan jika tidak memberikan jaminan keamanan arsenal nuklirnya.

Amerika menggunakan senjata nuklirnya, tipe bom neutron yang mematikan namun kurang menimbulkan kerusakan fisik. Ratusan ribu rakyat Iran tewas seketika. Namun Iran terus melawan dan menembakkan rudal-rudalnya. Kapal-kapal perang Amerika pun bertenggelaman terkena tembakan rudal anti-kapal Iran. Cina dan Rusia menyatakan kondisi siaga nuklir tertinggi.

Militan Pakistan yang didukung militer mengkudeta pemerintah. India yang khawatir nuklir Pakistan jatuh ke tangan teroris melakukan serangan kilat ke Pakistan dengan sasaran utama kota Wah dan Multan yang merupakan pusat persenjataan nuklir dan konvensional Pakistan. Pakistan membalas dengan menembakkan rudal nuklirnya ke New Delhi.

Perang Dunia III pun pecah.

Meski Giraldi adalah pakar politik dan inteligen, ia melupakan fakta bahwa Saudi dan negara-negara Teluk serta Jordania adalah sekutu Amerika-Israel yang sudah lama terlibat dalam skenario serangan terhadap Iran. Karena itu mereka pun aktif terlibat dalam seranga udara ke Iran bersama Amerika. Demikian juga NATO, aktif terlibat dalam peperangan di pihak Amerika.

Ia juga melupakan fakta bahwa Iran telah memiliki sistem pertahanan udara canggih yang merontokkan 1/3 pesawat-pesawat Amerika dan sekutu-sekutunya. Iran juga memiliki ribuan rudal-rudal dan torpedo kecepatan tinggi yang sulit dideteksi radar hingga mampu menenggelamkan sebagian besar Armada V. Belum lagi ratusan speedboat dan kapal patroli cepatnya yang juga dilengkapi dengan rudal anti-kapal.

Kini saya ingin melanjutkan skenario yang telah ditulis Giraldi, versi saya sendiri:

Aksi-aksi demonstrasi, inteligen pro-Iran serta ditambah kehancuran yang ditimbulkan serangan Iran, membuat pemerintahan Arab pro-Amerika bertumbangan. Raja Saudi, Yordania dan para Emir negara-negara Teluk melarikan diri ke Amerika, termasuk para ulama Salafi-Wahabinya. Dendam pada tingkah polah orang-orang wahabi yang telah merusak makam keluarga Nabi, syuhada dan ulama serta membunuhi para ulama dan masyarakat yang tidak sefaham dengan mereka, makam-makam ulama Wahabi dan keluarga kerajaan Saudi dibongkar massa dan tulang belulangnya dibakar. Sheikh Albani bermaksud menetap di negeri leluhurnya di Albania, tapi ditolak pemerintah setempat.

Mujahidin yang terdiri dari milisi maupun tentara reguler Arab, Iran dan negara-negara Islam pun membanjiri Palestina dan mulai menginvasi Israel yang telah hancur. Meski Israel sudah menembakkan nuklirnya ke segala arah hingga dampaknya turut membunuhi ribuan warganya sendiri, namun arus mujahidin tetap terjadi. Untuk mencegah jatuhnya Israel, Amerika dan NATO menerjunkan pasukan daratnya di Israel.

Pemerintah Turki dilanda kebingungan. Awalnya terjadi aksi-aksi demonstrasi menuntut pemerintah membantu negara-negara Islam. Namun karena terikat perjanjian NATO, pemerintahan Erdogan menolak dan karenanya dipaksa mengundurkan diri. Ia melarikan diri ke Inggris setelah Perancis, yang telah terlibat pertikaian diplomatik dengannya terkait isu "pembantaian rakyat Armenia" menolak memberikan perlindungan. Militer langsung mengambil alih kekuasaan dan menyatakan Turki sebagai negara netral. Namun demi menghindari perang saudara, militer membiarkan mujahid Turki bergerak ke Israel, bahkan turut mempersenjatai mereka. Sukarelawan mujahid juga berdatangan dari Indonesia dan negara-negara muslim Asia serta Afrika.

Pasukan Amerika dan NATO berhasil memukul mundur para pejuang muslim. Namun semangat jihad para mujahid tidak runtuh, justru semakin membesar setelah menyadari "perang akhir jaman" telah tiba. Dengan bantuan Cina dan Rusia serta Iran, mereka kembali melakukan ofensif. Pasukan Amerika dan NATO yang runtuh moralnya karena aksi-aksi anti perang di negaranya, berhasil dipukul mundur. Palestina pun berhasil dibebaskan dan Israel diduduki.

Kehancuran tidak kalah hebat terjadi di Asia Timur. India dan Pakistan saling menghancurkan dengan nuklirnya. Cina, memanfaatkan situasi, menyerbu Taiwan dan Korut menyerbu Korsel. Cina dan Rusia menyerbu Jepang. Perang Pasifik jilid II terjadi antara Armada VII Amerika melawan AL Cina-Rusia. Amerika menguasai lautan lepas, namun Cina dan Rusia menetralisir kekuatan Amerika di lapas pantai dengan rudal-rudal anti-kapalnya, menjadikannya tidak berdaya untuk membantu mencegah kejatuhan sekutu-sekutunya. Perang rudal nuklir antar-benua pun terjadi antara Rusia-Cina melawan Amerika. Pantai barat Amerika, pantai timur Cina dan Rusia dilanda kehancuran hebat.

Terjadi aksi-aksi kerusuhan anti-kemapanan di Amerika dan Eropa, semacam gerakan "Occupy Wallstreet" dan anti-perang. Namun yang paling serius adalah munculnya gerakan anti-yahudi di seluruh Eropa dan Amerika, setelah masyarakat menyadari bahwa yahudilah yang menjadi biang kehancuran. Pemerintahan Amerika dan Eropa langsung merespon dengan keras hingga terjadi kerusuhan-kerusuhan berdarah yang menewaskan ratusan warga sipil di berbagai kota besar. Terjadi desersi besar-besaran di kalangan militer Amerika dan NATO. Rakyat pun, dimulai di Amerika yang warga negaranya memiliki hak memegang senjata, memberontak. Kerusuhan semakin marak dan berdarah-darah, namun justru semakin menguatkan aksi pemberontakan dan sebaliknya melemahkan moral aparat keamanan. Bagai rumah kartu, pemerintahan ZOG (zionist occupied goverment) Amerika dan Eropa pun bertumbangan. Orang-orang yahudi selanjutnya menjadi sasaran aksi kerusuhan. Mereka berusaha bersembunyi, namun kini tidak ada lagi yang bisa melindungi mereka.

Dan terjadilah apa yang diramalkan Rosulullah: orang-orang yahudi bersembunyi di balik pohon dan batu, namun bahkan pohon dan batu akan berseru kepada orang-orang muslim memberitahukan keberadaan orang yahudi untuk dibunuh.

Thursday 19 January 2012

3 RAHASIA DARI FATIMA


15 tahun yang lalu ketika saya mulai membaca buku-buku tentang "konspirasi yahudi penyembah setan", saya masih menganggapnya sebagai suatu sensasi. 5 tahun yang lalu ketika saya mulai membaca referensi mengenai "armageddon", "dajjal bermata satu", "Imam Mahdi" dan kisah-kisah tentang akhir jaman dari sudut pandang agama Islam serta setelah mengkajinya dari sudut pandang sejarah bangsa-bangsa di dunia, saya masih 1/2 percaya dan 1/2 sisanya tidak. Namun kini semua cerita "teori konspirasi" itu seakan sudah tampak di depan mata.

Baru=baru ini saya melihat film produksi Hollywood yang diputar satu stasiun televisi swasta nasional. Film ini dibintangi aktor terkenal Keanu Reeves, bercerita tentang munculnya mahluk berbentuk patung logam bermata satu yang menghancurkan bumi dengan serangga pengurai ciptaannya. Mahluk ini baru berhenti menghancurkan bumi setelah umat manusia menyatakan "bertaubat", tunduk dan berjanji untuk "berubah". Pada hari yang sama saya melihat di internet gambar logo Olympiade London 2012 yang berbentuk, lagi-lagi, mahluk aneh bermata satu dan plus angka 2012 yang didisain sedemikian rupa sehingga menyerupai kata "ZION" yang tidak lain adalah nama bukit atau gunung yang menjadi kepercayaan umat yahudi bakal menjadi tempat penyelematan terakhir orang-orang yahudi.

"Inilah dia!" teriak saya dalam hati, menganggap mahluk bermata satu itu sebagai dajjal yang disebut-sebut dalam hadits Rosul Muhammad S.A.W.W atau "anti-christ" dalam khasanah Kristen. Dengan olimpiade London yang akan berlangsung tahun ini, serta heboh mengenai "kiamat 2012" plus ancaman perang nuklir yang dipicu pertikaian Amerika-Israel dan sekutunya melawan Iran akhir-akhir ini, saya hanya bisa berdo'a, semoga ini semua hanya ilusi meski dalam hati saya tidak bisa memungkiri kebenaran itu semua.

Di kalangan umat Islam terdapat keyakinan sangat kuat bahwa menjelang akhir jaman dunia akan dikuasai oleh mahluk bermata satu yang disebut "dajjal". Dajjal membawa kehancuran fisik dan spiritual umat manusia, menggiring umat manusia menjauh dari jalan Tuhan dengan kekuasaannya. Dajjal baru bisa dihentikan setelah muncul Imam Mahdi dan nabi Isa al Masih yang bersama-sama memerangi Dajjal dan membunuhnya bersama pengikut-pengikutnya yang mayoritas adalah orang yahudi.

Berikut ini saya akan menulis tentang satu cerita "teori konspirasi" lainnya yang saya jamin sama sekali bukan sekedar sebuah teori, yaitu cerita tentang "Tiga Rahasia Fatima". Untuk membuktikan bahwa cerita ini bukan sebuah ilusi atau sekedar "teori konspirasi", silakan searching di internet dengan kata kunci "secret Fatima", Anda akan mendapat referensi yang tidak sedikit tentangnya.

Fatima di sini adalah nama sebuah kota kecil di Portugal. Nama Fatima tidak terdapat dalam kasanah Kristen melainkan dalam Islam, yaitu nama putri bungsu Rosulullah Muhammad S.A.W.W. Tidaklah menjadi kemustahilan sebuah kota di Portugis dinamakan Fatima karena Portugal, sebagaimana Spanyol, adalah bekas wilayah kekuasaan Islam, bahkan pernah menjadi pusat peradaban Islam di seluruh dunia. Dan dengan nama Fatima ini, kota tersebut menjadi salah satu "kota suci mulia" di kalangan pengikut Katholik.

Pada tanggal 13 bulan Juni dan Juli 1917, tiga anak perempuan yang tengah menggembalakan kambing didatangi oleh seorang wanita yang "bercahaya lebih terang dari matahari". Dengan bukti-bukti pertemuan yang dibawanya, sebanyak 70.000 orang berkumpul untuk menyaksikan kedatangan kembali wanita, yang oleh ketiga anak perempuan kecil itu disebut sebagai "Bunda Maria", tersebut. Dan pada tgl 13 Oktober 1917, waktu yang dijanjikan "Bunda Maria" akan muncul kembali, orang-orang yang berkumpul itu, sebagian darinya adalah para wartawan dan ilmuan, menyaksikan keajaiban berupa matahari yang berputar-putar dengan warna yang berubah-ubah.

"Bunda Maria", wanita yang dimuliakan juga oleh Islam, tidak berhenti menemui ketiga gadis kecil itu, Lúcia Santos dan dua saudara sepupunya, Jacinta dan Francisco Marto sebelum memberikan tiga buah pesan penting yang kemudian dikenal sebagai "Three Secrets of Fatima", tiga rahasia dari Fatima.

2 pesan pertama yang ditulis Lucia Santos telah dibuka ke publik tahun 1941. Isinya cukup membuat orang langsung percaya bahwa pesan-pesan itu adalah "pesan dari surga" sebagaimana Gereja Vatican menyatakan peristiwa-peristiwa penampakan "Bunda Maria" di Fatima adalah benar sebagai peristiwa ke-Ilahi-an.

Pesan pertama menggambarkan tentang keadaan di neraka. Terjemahan bahasa Inggris-nya sbb: "Our Lady showed us a great sea of fire which seemed to be under the earth. Plunged in this fire were demons and souls in human form, like transparent burning embers, all blackened or burnished bronze, floating about in the conflagration, now raised into the air by the flames that issued from within themselves together with great clouds of smoke, now falling back on every side like sparks in a huge fire, without weight or equilibrium, and amid shrieks and groans of pain and despair, which horrified us and made us tremble with fear. The demons could be distinguished by their terrifying and repulsive likeness to frightful and unknown animals, all black and transparent. This vision lasted but an instant. How can we ever be grateful enough to our kind heavenly Mother, who had already prepared us by promising, in the first Apparition, to take us to heaven. Otherwise, I think we would have died of fear and terror."

Pesan kedua lebih mencengangkan lagi karena dengan tepat meramalkan terjadinya Perang Dunia II pada masa ke-Paus-an Pius XI, dan dunia tidak akan berhenti dilanda bencana sebelum Rusia "bertobat".

Pesan ketiga oleh Lucia telah ditulis dan dimasukkan ke dalam amplop bersegel dan diserahkan ke Gereja Vatikan dengan permintaan harus dibuka ke publik pada tahun 1960, atau segera setelah Lucia meninggal. Ketika memasuki tahun 1960, umat Katholik di seluruh dunia dengan cemas menunggu dibukanya pesan rahasia tersebut, namun tiga orang Paus, yaitu Pius XII, Paul VI, John Paul II (Paulus II), menolak membuka isi pesan itu ke publik hingga isi pesan tersebut menjadi rahasia terbesar kaum Katholik selama berpuluh-puluh tahun.

Majalah Jerman "Stimme des Glaubens" telah mempublikasikan wawancara Paus Paulus II dengan sekelompok pemuka agama Katholik dalam acara kunjungan ke Fuida bulan November 1980. Dalam wawancara itu Paus menjelaskan alasan penolakan para Paus membuka pesan ketiga Fatima.


(bersambung)

JENGKEL PADA AMERIKA, NETANYAHU BATALKAN LATIHAN MILITER BERSAMA


Tanpa banyak diketahui penyebab sebenarnya, latihan militer bersama Amerika-Israel yang sedianya akan dilangsungkan secara besar-besaran bulan April mendatang, dibatalkan tiba-tiba. Sumber-sumber inteligen yang dekat dengan pemerintahan Israel menyebutkan, pembatalan itu dilakukan sendiri oleh perdana menteri Benjamin Netanyahu karena jengkel pada Amerika yang dianggapnya "lelet" dalam menghadapi Iran.

Dan benar saja, segera setelah pembatalan latihan tersebut pejabat Israel ramai-ramai mengecam Amerika. Deputi perdana menteri Moshe Yaalon pada hari Minggu (15/1) menyebut pemerintahan presiden Barack Obama sebagai “peragu”, disusul sehari kemudian menlu Avigdor Lieberman yang mengatakan Amerika harus beranjak dari "retorika menjadi tindakan nyata".

Beberapa perkembangan terakhir diperkirakan menjadi penyebab Netanyahu jengkel pada Amerika.

1. Selain meminta dikembalikan, Amerika tidak melakukan apapun setelah pesawat mata-mata silumannya, RQ-170 Sentinel, ditangkap Iran. Seorang senator Amerika mengkritik Obama karena tidak memerintahkan militernya untuk menghancurkan pesawat tersebut sebelum bisa diteliti oleh para ahli Iran. Amerika semakin dibuat malu setelah muncul kabar di Iran kini beredar video game dan mainan pesawat RQ-170. Seseorang bahkan dikabarkan telah mengirim satu mainan pesawat tersebut ke Gedung Putih sebagai balasan permintaan Amerika kepada pemerintah Iran untuk mengembalikan pesawat tersebut.

2. Amerika juga tidak bereaksi apapun terhadap pengumuman Iran tentang pengayaan uranium 20-persen mereka di fasilitas nuklir bawah tanah di Fordo, dekat kota Qom.

3. Setelah kapal induk USS Stennis melintasi Selat Hormuz awal bulan ini, panglima AB Iran mengultimatum kapal-kapal "musuh" untuk tidak lagi melintasi selat tersebut. Sampai saat ini belum ada 1 kapal Amerika pun yang berani melanggar ultimatum tersebut.

4. Sanksi ekonomi terbaru Amerika terhadap perbankan Iran, hanya akan berlaku 6 bulan setelah ditetapkan. Selama waktu itu Iran kemungkinan telah mendapatkan senjata nuklirnya.

Para ahli militer Israel telah memperhitungkan, hanya dengan kepemilikan nuklir oleh Iran tanpa harus menggunakannya melawan Israel, Israel mengalami peningkatan ancaman keamanan. Musuh-musuh Israel yang juga sekutu Iran seperti Hizbollah dan HAMAS akan lebih berani melawan Israel.

"Mereka akan semakin agresif. Mereka akan berani melakukan hal-hal yang sekarang tidak berani mereka lakukan," kata Jendral Amir Eshel, ahli militer Israel dalam sebuah pertemuan dengan para wartawan dan diplomat baru-baru ini.

Dengan itu semua, Israel semakin tertekan untuk melakukan serangan terhadap Iran, tanpa persetujuan Amerika jika perlu.



Sumber:
"Joint US-Israeli Drill Was Called-Off by Netanyahu, Not U.S."; thetruthseeker.co.uk; 17 Januari 2012

Wednesday 18 January 2012

"RAKYAT ISRAEL HARUS TAHU, PERDANA MENTERI MEREKA PEMBOHONG"


Demam pemimpin pembohong tidak hanya melanda Indonesia yang presiden-nya diolok-olok rakyatnya sebagai tukang bohong. Israel pun demikian. Baru-baru ini terjadi pertengkaran antara PM Benjamin "Bibi" Netanyahu dan ketua komisi pertahanan dan hubungan luar negeri parlemen Shaul Mofaz yang menyebut Netanyahu sebagai pembohong besar.

"Rakyat Israel harus tahu bahwa perdana menteri mereka adalah pembohong. Ia berbohong pada rakyat tentang ekonomi, diplomasi luar negeri, dan sekarang ia berbohong tentang hal yang sensitif soal anggaran pertahanan," kata Mofaz kepada wartawan usai menutup rapat dengar pendapat antara komisi yang dipimpinnya dengan Netanyahu, Senin (16/1).

Rapat dengar pendapat itu sendiri berlangsung ricuh saat Mofaz mendamprat Netanyahu dan memintanya untuk mengeluarkan tim media yang dibawanya keluar ruangan rapat. Netanyahu tampak tercenung menerima dampratan tersebut. Akhirnya rapat pun dihentikan.

Menurut laporan Jerussalem Post, insiden tersebut dipicu oleh pernyataan seorang jubir perdana menteri sejam sebelum rapat yang menyebut Mofaz telah menuduh Kastaf Gabungan Jendral Benny Gantz tidak transparan mengenai anggaran pertahan. Mofaz dengan keras membantah telah memberikan pernyataan seperti itu.

Menurut keterangan jubir parlemen kemudian adalah bahwa yang dimaksud Mofaz adalah telah terjadi ketidak-transparanan anggaran pemerintah serta mis-koordinasi antara perdana menteri dengan menteri keuangan terkait dengan anggaran pertahanan.

Berbicara kepada pers usai rapat yang dihentikan tersebut, Mofaz menyebut insiden tersebut sebagai "tidak pernah terjadi sebelumnya" dan disebabkan oleh "kekurang ajaran perdana menteri dan tim medianya".



Sumber:
"Mofaz Yells at Netanyahu: Israelis Should Know their PM is a ‘Liar’"; almanar.com.lb; 16 Januari 2012

Monday 16 January 2012

KEBENARAN YANG SEMAKIN KUAT


(Pidato Hassan Nasrallah dalam peringatan Arbain)

Mayoritas umat Islam melupakan tragedi itu. Sebagian karena terlalu pedih untuk diingat dan karenanya mengendapkannya ke alam bawah sadar. Sebagian lainnya karena sadar ataupun tidak telah menuruti nafsu kedengkian orang-orang munafik musuh-musuh Islam. Namun warga Shiah menjadikan tragedi itu sebagai pelajaran, hikmah pemantik api semangat untuk meraih kejayaan. Setidaknya itu terlihat jelas dalam peringatan Arbain yang digelar Hizbollah, Jumat malam (13/1) di kota tua Baalbek, Jumat malam, yang mengambil tema "Perayaan Kesedihan dan Kebanggaan".

Perayaan Arbain adalah perayaan untuk memperingati 40 hari penawanan keluarga Rosulullah ---yang Allah mewajibkan seluruh umat Islam untuk bersholawat kepada mereka minimal 5 x sehari dalam sholat, oleh penguasa Bani Umayyah. Setelah membantai semua keluarga dan kerabat Rosulullah laki-laki di Padang Karbala, regim Bani Ummayah menawan semua anggota keluarga perempuan Rosulullah yang tersisa serta satu cicit laki-laki Rosulullah yang masih kecil dan tengah menderita sakit, Ali Zainal Abidin. Dengan rantai di tangan dan kaki serta pakaian yang tercabik-cabik, mereka semua diarak keliling kota dan desa sepanjang ratusan kilometer dari Karbala di Irak menuju Damaskus di Syria. Salah satu tempat pemberhentian adalah kota tua Baalbek, Lebanon.

“Kita mengambil pelajaran dari pidato Ali Bin Hussein (cicit Rosulullah) dan Sayida Zainab (cucunda Rosulullah) di hadapan Yazid (penguasa ragim Umayyah yang menawan keduanya bersama keluarga dan kerabat Rosulullah lainnya) dan menjadikannya slogan, sikap dan posisi kita.”

“Hari ini, setelah melihat apa yang terjadi di dunia, mulai dari ancaman Amerika, Israel serta agen-agen mereka di kawasan ini, kami mengulang lagi seruan sikap kita dan berkata: Apakah Anda mengancam kami dengan kematian? Kami adalah anak-anak Hussein, Zainal Abidin, Rosulullah, keluarga dan sahabat-sahabat mereka, kami adalah putra-putri Perang Badar, Khaybar, Hunain, dan Karbala, maka kematian adalah hal biasa bagi kami dan Allah menganugerahi kami dengan kematian syahid," kata Sayyed Hassan Nasrallah, pimpinan Hizbollah dalam pidatonya menutup perayaan Arbain.

"Kami telah menghadapi Anda dengan semangat ini sejak tahun 1982 (tahun invasi Israel atas Lebanon)... dan dengan semangat Zainab kami merebut tanah kami dan menyerukan kepada para tiran di seluruh dunia: Gunakan semua kekuatan dan upaya, dan dengan pertolongan Allah Anda tidak akan mampu menghapus keberadaan kami, kenangan, dan pengaruhnya, Anda tidak akan pernah mengetahui kemampuan kami..."


TANGGAPAN ATAS PERNYATAAN SEKJEN PBB

Dalam kesempatan ini Nasrallah menyinggung pernyataan sekjen PBB Ban Ki Moon tentang isu persenjataan Hizbollah dalam kunjungannya ke Lebanon baru-baru ini.

"Kemarin saya merasa bahagia saat mendengar sekjen PBB Ban Ki-Moon yang menyatakan prihatin dengan persenjataan Hizbollah. Saya katakan kepadanya, pernyataan itu membanggakan kami karena kami ingin Anda, Amerika dan Israel berhati-hati dengan senjata kami. Kami tidak peduli dengan itu semua, yang kami pedulikan hanyalah rakyat kami merasa aman karena ada perlawanan di Lebanon yang tidak akan membiarkan pendudukan, pencaplokan, serta pelanggaran terhadap kedaulatan bangsa."

"Kami katakan kepada seluruh dunia bahwa senjata-senjata kami akan tetap bersama kami dan akan terus meningkat kekuatannya. Dari pengalaman di Lebanon, Palestina dan Irak serta seluruh kawasan yang menjadi saksi pendudukan (Israel dan Amerika) kami bertanya: apa hasil yang diperolah dengan memberikan kepercayaan kepada pemerintahan-pemerintahan Arab, Liga Arab, OKI, PBB, Uni Eropa dan organisasi-organisasi semacam itu?"

"Hasilnya adalah Palestina masih berada dalam pendudukan, lebih dari 10.000 rakyat Palestina berada di tahanan, jutaan rakyat Palestina masih tinggal di tempat-tempat pengungsian di berbagai negara, dan Al Quds (Jerussalem) dilanggar kesuciannya setiap hari oleh para zionis."

"Di sisi lain, perlawanan di Lebanon, yang percaya pada kebesaran Tuhan yang diturunkan pada para pejuang serta dengan dukungan seluruh rakyat, berhasil membebaskan Lebanon dari pendudukan Israel sebagaimana juga perlawanan di Gaza dan Irak," tambahnya.


ISU-ISU LAIN
Nasrallah juga menyinggung isu-isu hangat di kawasan Timur Tengah lainnya, termasuk aksi pemboman terhadap jamaah Shiah serta pakar nuklir Iran. Tentang aksi-aksi bom yang ditujukan kepada jemaah Shiah yang tengah melakukan ibadah, Nasrallah mengatakan, “Mereka yang meninggal di Irak hari ini, kesalahan mereka hanyalah karena mereka ingin bertemu dengan putra-putri Rosulullah. Para pembunuh itu juga ingin membalas kekalahan pada semangat rakyat Irak yang berhasil mengalahkan penjajah (Amerika) dan mengusirnya keluar."

Adapun mengenai pemboman terhadap pakar nuklir Iran yang baru saja terjadi, Nasrallah berkomentar, "Mereka membunuh pakar nuklir karena mereka menginginkan kawasan ini diisi oleh para penyanyi, penari, dan orang-orang yang tidak pernah berfikir dan menghabiskan hari-harinya dengan kegiatan tak berguna. Maka jika kita adalah ilmuan, baik di bidang kimia, fisika, kedokteran, dan jika kita adalah bangsa yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang merupakan kekuatan besar, mereka tidak bisa menerimanya."

RUSIA ANGGAP SERANGAN KE IRAN SEBAGAI SERANGAN KE RUSIA


Rusia menganggap setiap serangan militer terhadap Iran sebagai ancaman terhadap keamanan Rusia. Dengan kata lain Rusia akan membela Iran habis-habisan terhadap kemungkinan serangan militer Amerika dan sekutunya. Hal itu dikemukakan oleh dubes Rusia untuk NATO yang baru saja ditunjuk sebagai Deputi Perdana Menteri, Dmitry Rogozin, Jum'at (13/1). Pernyataan itu dibuat selang dua hari setelah terjadinya pembunuhan ahli nuklir Iran.

"Iran adalah tetangga kami. Setiap aksi militer yang ditujukan kepada Iran akan dianggap sebagai ancaman langsung terhadap keamanan Rusia," kata Rogozin kepada para wartawan di Brussels, sebelum kembali ke Rusia untuk menunaikan tugas barunya.

Rogozin adalah pejabat Rusia yang oleh barat dianggap sebagai anti-barat. Ia dikenal dekat dengan perdana menteri Vladimir Putin. Tugas barunya sebagai deputi Putin akan memberinya kewenangan mengawasi semua kebijakan pertahanan dan keamanan Rusia.

Menurut Rogozin Rusia menolak semua bentuk sanksi kepada Iran. "Kami tentu saja lebih tertarik pada perjanjian non-proliferation senjata pemusnah massal. Namun pada saat yang sama kami percaya bahwa semua negara memiliki hak untuk menjaga keamanan negaranya, termasuk Iran," kata Rogozin.

Sementara pejabat Rusia lainnya, Ketua Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, menuduh Israel terus mendorong Amerika untuk melakukan aksi militer terhadap Iran.

"Ada kemungkinan serius terjadinya eskalasi militer karena tindakan Israel yang terus mendorong Amerika," kata Patrushev kepada kantor berita Interfax, kemarin (16/1).

Patrushev, sekutu dekat Vladimir Putin, mengingatkan bahwa Iran mempunyai kemampuan untuk menutup Selat Hormuz, jalur yang dilalui oleh sekitar 20% produksi minyak dunia yang berasal dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk Parsia.

"Tidak boleh dikesampingkan bahwa Iran akan mampu mewujudkan ancamannya menutup ekspor minyak Saudi yang melalui Selat Hormuz, jika tindakan militer dilakukan kepada mereka," tambah Patrushev.

Sebuah studi yang dilakukan 2 universitas terkemuka Amerika, Harvard dan MIT, tahun 2008 lalu menyebutkan bahwa Iran memiliki kemampuan militer untuk menutup Selat Hormuz dengan mengandalkan rudal jelajah anti-kapal, ranjau laut, dan sistem pertahanan udara yang dimilikinya. Penutupan Selat Hormuz sebulan saja, demikian studi tersebut, akan menciptakan bencana ekonomi global. Harga minyak mentah dunia akan meroket hingga $200 per-barrel.

Menurut Patrushev, tujuan utama Amerika atas Iran sebenarnya adalah perubahan regim, bukan menghentikan program senjata nuklir Iran. “Talk about Iran creating an atomic bomb by next week we have heard for many years,” he said. Instead of making sure Iran does not develop a nuclear weapon, the United States is attempting to overthrow Iran’s leadership using “all available means” to make the country into “a loyal partner,” katanya.

Patrushev juga percaya bahwa Amerika dan NATO pada akhirnya akan melakukan intervensi militer terhadap Syria.

“Kami mendapat informasi bahwa NATO dan beberapa negara Teluk tengah melakukan skenario yang sama sebagaimana Libya, mengubah tindakan intervensi tidak langsung menjadi intervensi militer langsung. Kali ini kekuatan utamanya bukan lagi dipegang oleh Perancis, Inggris atau Italia, namun kemungkinan adalah Turki yang sampai saat ini masih menjalin hubungan intens dengan Syria dan menjadi rival Iran dalam mewujudkan ambisinya," kata Patrushev kepada surat kabar "Kommersant", Kamis (12/1).

Rusia telah mengisyaratkan akan membela Syria habis-habisan. Untuk menunjukkan keseriusannya membela sekutu dekatnya itu, Rusia telah mengirimkan satu armada tempur yang dipimpin satu-satunya kapal induk yang dimiliknye ke Syria.

KONPERENSI "GLOBAL MARCH TO JERUSSALEM" DIGELAR DI BEIRUT


Panitia gerakan "Global March to Jerusalem (GMTJ)", Minggu kemarin (15/1), mengumumkan telah selesainya persiapan bagi diselenggarakannya konperensi internasional tahunan kedua "Global March to Jerusalem". Konperensi ini akan digelar di Beirut, Lebanon, 17-18 Januari 2012.

Konperensi ini akan membahas impelementasi dari keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam konpernsi pertama yang diselenggarakan di Amman bulan lalu yang mana disepakati dibentuknya Panitia Internasional yang mewakili berbagai belahan dunia serta dibentuknya Dewan Penasihat Internasional yang terdiri dari tokoh-tokoh internasional. Konperensi pertama juga memutuskan untuk menggelar pawai besar-besaran menuju Jerussalem "Global March to Jerusalem" pada tgl 30 Maret mendatang, yang merupakan ulang tahun ke 36 peringatan "Palestinian Land Day", hari dimana terjadi penumpasan berdarah demonstran Palestina oleh militer Israel tahun 1976.

Sebanyak 40 delegasi mewakili Panitia Internasional dari tujuh benua akan menghadiri pertemuan di Beirut ini.

Konperensi akan memastikan suksesnya event pawai internasional untuk Jerussalem mendatang dengan memilih anggota panitia kerja. Kebijakan internasional terkait dengan kegiatan ini juga akan ditetapkan dalam konperensi ini. Selain itu konperensi juga akan membahas berbagai isu internasional yang terkait dengan kegiatan akbar yang akan digelar serta langkah-langkah yang akan dilakukan di tiap-tiap negara mulai pertengahan Januari hingga menjelang acara pawai.

Panitia Internasioal GMTJ menyatakan bahwa kegiatan pawai akbar serta kegiatan-kegiatan lainnya yang menyertai di berbagai penjuru dunia ditujukan untuk menyerukan kepada dunia bahwa Jerussalem adalah kota yang menjadi kunci bagi terciptanya perdamaian maupun peperangan dan menekankan bahwa tindakan rasisme Israel terhadap rakyat dan situs-situs sejarah yang ada di kota ini telah mengancam perdamaian dan dianggap sebagai kejahatan kemanusiaan.

Panitia juga menekankan bahwa kegiatan pawai ditujukan untuk memobilisasi rakyat negara-negara Arab dan muslim serta rakyat negara-negara lainnya yang mencintai perdamaian untuk mengakhiri pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Israel melalui pendudukannya terhadap Palestina dan tanah Palestina. Berbagai pelanggaran kemanusiaan Israel disebutkan panitia, di antaranya praktik pembersihan etnis melalui pembangunan tembok pemisah, pembangunan pemukiman yahudi, meningkatnya pembunuhan terhadap rakyat sipil Palestina, penghancuran pemukiman dan pengusiran penduduk Palestina serta praktik yahudisasi kota Jerussalem.

"Tindakan-tindakan pelanggaran itu membutuhkan perlawanan masyarakat internasional untuk menghentikannya serta demi menjamin hak-hak asasi rakyat Palestina. Pawai ini diinpirasi oleh keyakinan kami serta keyakinan para pendukung kami di seluruh dunia bahwa partisipasi besar-besaran masyarakat internasional adalah cara damai yang praktis untuk meraih keadilan dan menjamin perdamaian dengan menghentikan pendudukan Israel atas negeri Palestina dengan Jeerussalem sebagai ibukotanya," demikian pernyataan pantia GMTJ.

Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi atau memberikan kontribusi dan dukungan, silakan menghubungi mengontak nomor berikut: Zaher Birawi: +44 7850 896 057, atau Dr. Paul Larudee +1 510 224 3518.



Sumber: almanar.com.lb; 15 Januari 2012

Sunday 15 January 2012

15 JUTA PEZIARAH IKUTI PROSESI ARBAIN


Selama ini saya menyangka bahwa ibadah haji adalah ibadah terbesar yang dilakukan umat Islam. disusul kemudian dengan "ibadah" ziarah ulama pendiri sekte Tabligh di Bengladesh. Namun ternyata saya keliru besar. Ibadah Arbain yang dilakukan umat Shiah di Irak ternyata jauh lebih besar dari sisi jumlah pesertanya. Jika ibadah haji diikuti oleh sekitar 3-4 juta orang, ibadah Arbain diikuti oleh 15 juta orang.

Diperkirakan sebanyak 15 juta lebih peziarah dari Irak dan dari berbagai negara tumpah ruah di kota Karbala, Sabtu (14/1) demi mengikuti prosesi peringatan Arbain, yaitu peringatan penawanan keluarga Ahlul Bait (keluarga Rosulullah) oleh regim Yazid bin Muawiyah yang berlangsung selama 40 hari setelah pembantaian Imam Hasan bin Ali tgl 10 Muharram.

"Saya telah berjalan selama 12 hari," kata Adil Salim, salah satu peserta ziarah dari Irak. "Meski kehausan dan kelaparan serta menghadapi ancaman serangan teroris, kami tetap akan berpartisipasi dalam ziarah ini. Kami tidak akan berhenti meski apapun yang dilakukan para teroris," tambahnya.

Yang sangat mengagumkan saya adalah ketabahan para peserta ziarah yang harus berjalan kaki berpuluh-puluh kolometer di tengah-tengah ancaman serangan teroris yang paling suka menyerang mereka. Namun tentunya semua itu tidak seberapa dibandingkan penderitaan para anggota keluarga Rosulullah yang ditawan Yazid. Berjalan kaki dengan kondisi tangan dan kaki dirantai, sejauh ratusan kilometer dari Karbala hingga Damaskus.

Di antara keluarga Rosulullah yang ditawan adalah cucunda Rosul Sayida Zainab bin Ali serta cicit Rosul Sayid Ali Zainal Abidin bin Hussein
(kesejahteraan untuk mereka)

Gubernur Provinsi Karbala, Amal al-Din al-Har mengatakan di antara jemaah peziarah terdapat 200.000 peserta dari luar Irak. Untuk mengamankan jalannya ziarah, pihak keamanan Irak mengerahkan 35.000 personil keamanan. Selama prosesi mereka telah menangkap 60 tersangka teroris yang diduga akan mengacaukan jalannya ziarah, termasuk dengan memasang 14 bom di pinggir jalan yang dilalui peziarah.

Ziarah Arbain juga dilakukan komunitas Shiah di seluruh dunia.


Sumber:
"Despite Threats, Millions Throng Karbala for Arbaeen Commemoration"; almanar.com.lb; 14 Januari 2011