Tuesday 28 February 2012

BAGAIMANA BANK "MERAMPOK" ANDA? (2)


Indonesian Free Press -- Banyak orang yang menyangka bahwa Bank Indonesia sebagai bank sentral pencetak uang adalah lembaga pemerintah. Tidak sama sekali. Meski para pimpinannya diangkat oleh parlemen dan pemerintah dan keberadaannya diatur oleh undang-undang, namun justru undang-undang itu menciptakan Bank Indonesia sebagai lembaga super di luar pemerintah. Pemerintah tidak memiliki hak sama sekali untuk mendikte kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter. Bank Indonesia juga tidak berkewajiban memberikan laporan keuangan kepada siapa pun. Tidak ada audit dan tidak ada laporan pertanggungjawaban kepada publik.

Padahal sebagai bank-nya bank, keuntungan yang diperoleh Bank Indonesia sangatlah besar. Tidak ada satu lembaga, organisasi atau perusahaan pun yang seberuntung Bank Indonesia. Jika ada orang yang diberi kekuasaan untuk mengubah selembar kertas menjadi uang yang berharga, maka tidak ada yang bisa mengalahkan kekayaannya. Maka tidak perlu kaget jika Bank Indonesia memiliki kantor yang paling megah di di antara kantor-kantor lain di seluruh Indonesia dan para eksekutifnya bergaji lebih besar dibanding menteri dan presiden sekalipun. Dan itu belum seberapa dibanding mekanisme yang diciptakan bank sentral dalam perekonomian.

Kepada semua bank Bank Indonesia mewajibkan untuk menyerahkan modal mereka dan dikembalikan sebagiannya sebagai "modal kerja". Namun meski notabene uang itu adalah milik bank sendiri, mereka harus membayar bunga untuk setiap sen modal kerja yang diserahkan Bank Indonesia. Pun kepada para karyawannya yang meminjam uang untuk suatu keperluan, Bank Indonesia masih membebankan bunga.

Jika jumlah "modal kerja" seluruh bank di Indonesia adalah Rp 1.000 triliun dan bunga yang harus dibayarkan kepada Bank Indonesia adalah 5%, maka pendapatan Bank Indonesia dari bunga "modal kerja" seluruh bank di Indonesia adalah Rp 50 triliun, jumlah yang bagi perusahaan-perusahaan raksasa sektor riel hanya adalah dalam impian. Bahkan itu pun belum semuanya karena bank sentral masih mendapatkan pendapatan lain yang tidak kalah besarnya, yaitu biaya "kliring" antar bank yang merupakan transaksi sehari-hari perbankan. Dengan pertumbuhan sektor perbankan yang stabil dan mantap, pendapatan Bank Indonesia tentu juga ikut "stabil dan mantap".

Namun bank-bank juga mendapatkan keuntungan sendiri yang tidak kalah menggiurkan. Jika bank menerima "modal kerja" senilai Rp 10 triliun dan tingkat suku bunga deposita tahunan adalah 6.5% dan menejemen bank lagi "malas bekerja", mereka cukup menitipkan uangnya di bank lain dalam bentuk deposito. Maka setiap tahun ia akan mendapatkan pendapatan bunga senilai Rp 650 miliar. Memang ia harus menyetor ke Bank Indonesia sebesar Rp 500 miliar, ia masih mendapat keuntungan senilai Rp 150 miliar. Bankan dengan tiduran pun para eksekutif dan pemilik bank masih bisa mendapatkan keuntungan melimpah.

Namun tentu saja bank tidak akan sebodoh itu karena dengan menggelontorkan "modal kerja"-nya sebagai kredit pihak ketiga, ia akan mendapatkan bunga 12% sehingga setiap tahunnya ia akan mendapatkan pendapatan bunga senilai Rp 1,2 triliun. Memang dari kredit-kredit yang diberikannya itu ada sebagian yang macet, namun tentu saja nilainya tidak signifikan dibanding keuntungannya.

Dan keuntungan itu belum seberapa karena dengan permainannya, bank-bank bisa memberikan kredit yang jauh lebih besar dari "modal kerja"nya. Kepada debitor yang meminjam modal kepada bank, bank pasti mewajibkannya menyimpannya dalam tabugan atau giro bank bersangkutan. Dengan kata lain, kredit yang diberikan otomatis masuk kembali ke dalam pembukuan bank dan dianggap sebagai modal. Maka modal kerja bank tidak berkurang meski telah memberikan kredit. Kemudian bank memberi kredit lagi kepada nasabah lain dan mewajibkannya menyimpan kembali di bank. Dan seterusnya sehingga bank bisa memberikan kredit tanpa batas dan tentu saja pendapatan bunganya menjadi tidak terhingga.

Okey, tentu saja itu berlebihan karena ada banyak kendala yang tidak memungkinkan bank memberikan kredit tanpa batas dalam jangka waktu tertentu. Namun katakanlah bank bisa memberikan kredit 10 x "modal kerja"-nya dalam waktu 1 tahun, maka pendapatan bunga bank tersebut dalam 1 tahun adalah Rp 12 triliun, masih menjadi angka impian perusahaan-perusahaan sektor riel yang bekerja membanting tulang. Dan bankan angka itu pun masih belum semuanya karena bank juga mengutip biaya adminstrasi yang nilainya juga menggiurkan. Jika sebuah bank memiliki 500 ribu nasabah dan setiap bulan kepada mereka dikutip biaya administrasi Rp 1.000, maka dari ini saja bank mendapat pendapatan Rp 500 juta per-bulan. Nilai sebenarnya tentu jauh lebih besar lagi dan para nasabah pun jarang peduli dengan biaya-biaya ini.

Dan karena bunga adalah penghasilan yang mengalir bagai air sungai yang dinikmati para ekskutif, pegawai dan pemilik bank-bank, tentu saja mereka sangat keberatan untuk menurunkan tingkat suku bunga meski para pelaku usaha dan pemerintah teriak-teriak meminta suku bunga diturunkan agar perekonomian atau sektor riel bisa lebih lancar bergerak.

(bersambung)

CUKUP 2 TEMBAKAN, AMERIKA PUN HENGKANG


Hizbollah hanya memerlukan 2 ledakan bom untuk mengusir tentara Amerika dan Perancis dari Lebanon tahun 1983. Dan kini Taliban hanya memerlukan 2 tembakan untuk menyingkirkan Amerika dari Afghanistan.

Hari Sabtu lalu (25/2), 2 orang penasihat militer senior Amerika yang tengah bekerja di gedung Kementrian Dalam Negeri Afghanistan di Kabul, ditembak kepalanya hingga tewas oleh beberapa pelaku yang diduga anggota Taliban. Kejadian ini begitu memukul Amerika dan sekutu-sekutunya yang tergabung dalam pasukan koalisi di Afghanistan hingga memaksa mereka menarik semua staff-nya dari kantor-kantor pemerintahan dan mempercepat panarikan pasukan dari Afghanistan.

Penembakan gaya eksekusi jarak dekat tersebut membuat kaget para pejabat Amerika dan sekutunya di Afghanistan, terutama karena dilakukan di kantor pemerintah yang dianggap paling ketat penjagaannya. Amerika memang sudah lama menyadari bahwa Taliban telah menginfiltrasi aparat keamanan Afghanistan, terbukti dengan sering terjadinya serangan di ibukota Kabul yang dikelilingi oleh berlapis-lapis penjaga keamanan. Namun insiden hari Sabtu tersebut terasa sangat mengguncangkan.

Sampai kini aparat keamanan Afghanistan dan NATO serta Amerika masih mencari tersangka penembakan yang telah teridentifikasi identitasnya. Taliban sendiri telah menyatakan bertanggungjawab atas insiden ini dan mengaku pelaku adalah anggotanya. Tindakan tersebut, klaim Taliban, sebagai aksi balasan atas insiden pembakaran Al Qur'an oleh tentara Amerika.

Dua penasihat keamanan Amerika itu, seorang letnan kolonel dan seorang mayor, ditembak di mejanya saat sedang bekerja. Diduga pelaku adalah orang yang memiliki akses ke dalam gedung tersebut. Dalam waktu beberapa jam saja setelah kejadian tersebut komandan Amerika dan NATO di Afghanistan, Jendral John Allen, langsung memerintahkan penarikan semua staff dan pejabat yang ditempatkan di kantor-kantor pemerintahan Afhanistan.

Sementara itu Taliban mengumumkan bahwa pelaku penembakan adalah simpatisannya yang bernama Abdul Rahman. Menurut Taliban, Abdul Rahman berhasil masuk ke gedung kementrian dalam negeri berkat bantuan seorang pegawai di kantor tersebut.

Aparat keamanan juga mengejar seorang anggota intel kepolisian Afghanistan bernama Abdul Saboor yang diduga turut terlibat dalam aksi penembakan. Yang bersangkutan langsung menghilang setelah kejadian tersebut. Namun masih belum jelas apakah ia hanya membantu aksi penembakan atau pelaku langsung.

Dilaporkan telah 30 lebih nyawa melayang, termasuk 2 penasihat militer Amerika itu, terkait insiden pembakaran Al Qur'an yang dilakukan aparat keamanan Amerika di pangkalan udara Bagram, Utara Kabul. Insiden tersebut memicu terjadinya aksi demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah Afghanistan menentang Amerika dan sekutu-sekutunya.

Insiden pembakaran Al Qur'an dan penembakan 2 penasihat keamanan Amerika telah memaksa kepala negara Amerika dan Afgahnistan untuk saling meminta ma'af, namun bagaimana pun kedua insiden ini membuat hubungan kedua negara semakin tidak harmonis.

"Tidak pernah seburuk saat ini dan hal ini bisa menjadi titik balik bagi misi perang barat di Afghanistan yang telah berjalan 10 tahun," kata Martine van Bijlert, analis politik dari Afghanistan Analysts' Network, New York.



Ref:
"U.S. Advisors Killed in “Execution-Style” Shooting"; News Brief – February 26, 2012 dalam thetruthseeker.co.uk, 26 Februari 2012


"Two US Troops Shot Dead, NATO Pulls Staff, Karzai Calls for Calm"; almanar.com.lb; 26 Februari 2012

PRES. LEBANON: ISRAEL MASIH MENDERITA KARENA KEKALAHAN DI LEBANON


Perang pernyataan terjadi baru-baru ini antara dua pemimpin negara yang bermusuhan, Israel dan Lebanon. Pada hari Rabu (22/2) PM Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan menyerang Lebanon seraya mengejek Lebanon sebagai negara yang tidak terdapat dalam map dunia. Pernyataan itu mendapat tanggapan keras dari Presiden Lebanon Michel Suleiman dengan menyebut Israel masih menderita karena kekalahan yang dideritanya dari Lebanon.

"Meskipun Lebanon tidak mendapatkan dukungan militer dan finansial sebagaimana Israel, Lebanon adalah satu-satunya negara yang telah mengalahkan Israel secara militer, dan Israel masih menderita karena kekalahan itu hingga sekarang," kata Suleiman kepada para wartawan di Istana Kepresidenan, Kamis (23/2). Ia merujuk pada perang Lebanon II tahun 2006 dimana Israel mengalami kekalahan hebat melawan milisi Hizbollah dan terpaksa menarik pasukannya dari Lebanon.

Suleiman mengecam pernyataan Netanyahu yang disebutkannya sebagai tidak berdasar. "Lebanon adalah negara yang telah berusia ribuan tahun. Ia berakar kuat dalam sejarah dan pernyataan tersebut tidak berpengaruh atas keberadaan Lebanon," tambah Suleiman.

Menambah ejekannya pada Israel lebih jauh Suleiman membandingkan keberadaan kedua negara. "Lebanon dengan keberagaman dan pluralismenya sangat berlawanan dengan Israel yang rasis," kata Suleiman.

Suleiman juga mengingatkan bahwa Lebanon adalah salah satu negara pendiri PBB dan penandatangan Deklarasi HAM PBB, sementara Israel sebagaimana ditunjukkan oleh pernyataan Netanyahu, dianggap sebagai pelanggar HAM.



NASRALLAH: KAMI TIDAK PERNAH TAKUT ISRAEL

Sementara itu pemimpin Hizbollah Sayyed Hassan Nasrallah turut berkomentar keras atas pernyataan bernada ancaman yang dilakukan Netanyahu. Dalam peringatan Hari Syuhada, JUmat (24/2), Nasrallah menyebut pernyataan tersebut sebagai "cerminan mental bangsa Israel yang berdasar pada pembunuhan, penyebaran teror serta pelanggaran nilai-nilai kesucian, sejak berdiri hingga saat ini".

Nasrallah juga menuduh Israel berada di balik segala tindak kerusuhan dan kekerasan yang terjadi di Timur Tengah sembari merujuk pada kasus pembakaran Al Qur'an di Afghanistan serta aksi-aksi pemboman yang terus terjadi di Irak.

"Kita harus waspada dengan peran Israel atas aksi-aksi pelanggaran kesucian di berbagai dunia, seperti yang terjadi di Amerika dan Afghanistan. Rencana zionisme adalah mengubah konflik menjadi permusuhan Muslim-Kristen dan kita sebagai Muslim harus berhati-hati, saat membela nabi kita tidak boleh menghina nabi-nabi umat lain, dan kita harus menyadari peranan Israel di balik berbagai kerusuhan di kawasan ini," kata Nasrallah melalui video yang disiarkan langsung dalam peringatan Hari Syuhada yang diadakan di Nabi Sheeth, Lembah Bekaa.

Nasrallah juga merujuk aksi pemboman di Baghdad baru-baru ini yang menewaskan puluhan orang dimana bom-bom mobil diledakkan di pagi hari saat orang tengah dalam kesibukan. "Itu adalah aksi pembunuhan keji dan itu bukan kejadian baru. Jika kita menghitung jumlah korban yang tewas karena aksi-aksi pemboman, jumlahnya mencapai ratusan ribu jiwa, di luar mereka yang tewas karena aksi pendudukan pasukan asing."

"Mengapa darah rakyat Iran menjadi korban? Siapa yang menginginkan Irak hancur? Saya ingin mengingatkan pernyataan saya dari awal pendudukan asing di Irak bahwa Israel ingin menghancurkan Irak karena jika bangsa Irak pulih dan bangkit ia akan menjadi bangsa yang kuat dengan potensi yang dimilikinya. Kami semua tahu bahwa rakyat Irak adalah orang-orang terdidik dan karenanya mereka akan menjadi pelopor model baru sebuah negara. Israel tidak menginginkan Irak semacam itu dengan latar belakang agamanya dan harapan-harapannya, karena Israel sadar bahwa angin perubahan akan bertiup dari timur (Iran, Irak, dan Palestina). Maka Israel ingin Irak dihancurkan dan tetap berkubang dalam konflik-konflik internal. Kita harus mengetahui bahwa inteligen Israel dan Amerika telah menginfiltrasi kelompok-kelompok "tafkiri" yang bertanggungjawab atas berbagai pembunuhan di Somalia, Pakistan dan beberapa negara Arab."

Mengenai ancaman Israel terhadap Lebanon, Nasrallah menyatakan, "Baik Netanyahu, Barak maupun Olmert tidak akan membuat kita takut. Biarkan mereka mengatakan sesukanya, mengancam dan sebagainya. Di masa lalu dimana orang mengatakan Israel tidak bisa dikalahkan, mereka tidak bisa menakuti kita, apalagi sekarang. Di masa lalu ketika jumlah kita sedikit dan bersenjata seadanya, sementara mereka memiliki jendral-jendral legendaris Sharon dan Rabin, mereka tidak bisa menakuti kita, apalagi sekarang ketika kita memiliki puluhan ribu milisi yang siap untuk mati syahid."

Saturday 25 February 2012

BAGAIMANA IRAN MENGALAHKAN AL AMERIKA (2)


“Kapal-kapal terbesar Amerika, kapal-kapal induk yang megah, saat ini telah menjadi jebakan terapung yang mematikan. Di Teluk Parsia yang dangkal dan sempit, manuver-manuver ekstrem sulit dilakukan dan melarikan diri tidak akan mungkin. Teluk Parsia akan berwarna merah oleh darah pelaut-pelaut Amerika.” (Mark Gaffney, military specialist)



Ketegangan merasuki ribuan awak kapal induk USS Abraham Lincoln dan 2 kapal pengiringnya, ketika melintasi Selat Hormuz, 14 Februari lalu. Dan ketegangan itu semakin memuncak ketika di kejauhan tampak satu titik hitam yang tidak lama kemudian berhasil diidentifikasi sebagai sebuah kapal cepat AL Iran. Halikopter-helikopter pun diperintahkan memberi peringatan kepada kapal cepat itu untuk menjauh. Dan pesawat-pesawat tempur siap-siaga untuk langsung mengudara begitu diberikan komando. Akhirnya kapal cepat itu pun bergerak menjauh dan ketegangan pun berangsur-angsur mereda.

Mengkhawatirkan satu kapal cepat bertonase hanya beberapa puluh ton dibandingkan kapal USS Abraham Lincoln yang berbobot sekitar 80 ribu ton, pasti dianggap berlebihan. Kapal cepat itu pasti bahkan masih kalah berat dibandingkan jangkar kapal USS Abraham Lincoln. Namun mengkhawatirkan kapal cepat Iran yang lebih mirip kapal superboat yang digunakan untuk lomba perahu cepat itu adalah tindakan bijaksana, karena kapal "liliput" itu bisa menenggelamkan raksasa seperti USS Abraham Lincoln.

Ya, benar. Dengan inovasi yang dilakukan Iran berhasil mengembangkan kapal-kapal patroli cepat yang dilengkapi dengan rudal-rudal jelajah anti-kapal canggih. Sebut saja rudal "Sunburn" buatan Rusia.

"Sunburn" mungkin adalah rudal anti-kapal paling canggih di dunia saat ini dan Iran diyakini telah memiliki ratusan rudal ini. Terbang rendah 3 meter di atas permukaan laut dengan kecepatan 2,5 x kecepatan suara serta manuver yang mampu mengecoh sistem pertahanan udara tercanggih lawan, rudal ini bisa membuat lubang sebesar ruangan di lambung kapal yang cukup untuk menenggelamkan kapal induk sekalipun. Dan dengan tenggelamnya sebuah kapal induk, dipastikan ribuan awaknya akan ikut tenggelam. Rata-rata tiap kapal induk Amerika diawaki oleh setidaknya 6.000 personil atau hampir satu divisi tentara darat.

Selain murah, dibanding kerugian yang ditimbulkannya pada pihak musuh, rudal ini juga mudah digunakan. Bisa ditembakkan dari segala kendaraan peluncur roket, termasuk truk dan kapal cepat yang didisain Iran. Rudal ini mampu menjangkau sasaran hingga sejauh 160 km, lebih dari cukup untuk menjangkau seluruh kawasan Selat Hormuz yang lebar terpendeknya hanya 60 km.

Dibandingkan rudal anti kapal "Exocet" yang terkenal selama Perang Malvinas dan Perang Iran-Irak tahun 1980-an, "Sunburn" jauh lebih canggih: lebih cepat, lebih akurat dan lebih jauh daya jangkaunya. "Sunburn" memang dirancang untuk menembus sistem pertahanan laut Amerika "Aegis" yang terpasang di seluruh armada laut Amerika. "Aegis" bahkan bisa ditembus oleh "Exocet" yang terbang di bawah kecepatan suara sebagaimana terjadi pada kapal USS Stark yang tertembak rudal "Exocet" dalam Perang Iran-Irak.

Dalam sebuah demonstrasi keakurasian yang dilakukan Cina, rudal ini berhasil tepat menembak tanda "X" yang ditempatkan pada sebuah kapal sasaran.

Tidak mengherankan jika Mark Gaffney, seorang pakar militer pada tahun 2004 menulis sebuah artikel: "Kapal-kapal perang Amerika berada dalam jangkauan rudal "Sunburn" dan juga rudal yang lebih canggih lainnya SS-NX-26 "Yakhont" (juga buatan Rusia, lebih cepat dan lebih jauh daya jangkaunya), yang digelar Iran di sepanjang pantai Teluk Parsia. Setiap kapal Amerika menjadi terbuka dan riskan. Saat Iran menjatuhkan jebakan, seluruh kawasan laut akan menjadi ladang pembantaian."

"Anda tidak perlu menjadi Hannibal yang menghadapi Perang Cannae," tulis ahli militer Russ Winter tentang kondisi Selat Hormuz yang akan menjadi "kuburan" para pelaut Amerika.

Benar, dengan ratusan pulau-pulau kecil, puluhan pelabuhan-pelabuhan dan perkampungan nelayan, Selat Hormuz menjadi tempat yang ideal untuk melakukan perang gerilya laut bagi kapal-kapal cepat Iran yang mematikan. Dan Iran masih memiliki senjata-senjata anti-kapal yang mematikan lainnya: artileri yang dikendalikan laser, ranjau laut, kapal-kapal selam, pesawat torpedo dan rudal-rudal jelajah anti-kapal lainnya yang tidak kalah canggih dari "Sunburn" dan "Yakhont" seperti "Silworm" dan "Dong Feng" buatan Cina, "Onyx", serta "Zafar" buatan Iran sendiri.

"Dong Feng" adalah rudal anti-kapal yang paling ditakuti Amerika, bukan saja karena keakurasian dan kecepatannya, melainkan daya jelajahnya yang mencapai 1.000 km hingga tidak ada satu tempat pun di Teluk Persia dan Laut Oman yang aman dari rudal ini. Sementara "Zafar" diklaim Iran sebagai rudal jelajah tercepat di dunia dan karenanya paling sulit dideteksi sistem pertahanan musuh. Kecepatan yang tinggi ini dimungkinkan karena rudal ini tidak memerlukan sirip sebagai alat kendali.

"Zafar adalah rudal yang dikendalikan radar, rudal jelajah anti kapal yang mampu menghancurkan kepal-kapal ukuran kecil hingga menengah dengan keakurasian tinggi," kata Menhan Iran Brigadier General Ahmad Vahidi saat mengumumkan dimulainya produksi massal rudal "Zafar" awal Februari lalu.

Selain memiliki sifat mobil, karena mudah dipindah-pindahkan ke berbagai alat peluncur termasuk kapal-kapal cepat, rudal ini dirancang mampu mengatasi perang elektronik.

Pada tahun 2002 lalu Amerika mengadakan simulasi perang laut melawan Iran di Teluk Parsia dengan sandi "New Millenium Challenge". Dengan menggunakan parameter-paramater yang sesuai kekuatan Iran kala itu, simulasi tersebut memberikan hasil yang mengagetkan para ahli militer Amerika. Diperkirakan 16 kapal perang Amerika, termasuk 1 kapal induknya, tenggelam pada hari pertama perang besar-besaran melawan Iran. Korban tewas di pihak Amerika diperkirakan mencapai 20.000 personil. Maka Amerika buru-buru mengganti paramater-parameternya untuk memberi kemenangan bagi mereka dan sedikit menghibur mereka.

Dengan kemajuan militer Iran yang mengesankan beberapa tahun terakhir, mimpi buruk Amerika tentang tewasnya ribuan personil militernya dalam pertempuran laut di Teluk Persia, sangat boleh jadi akan menjadi kenyataan.

PENGKHIANATAN PARA PEMIMPIN POLANDIA


Menanggapi kecaman masyarakat atas kebijakan-kebijakannya yang tidak pro-rakyat, Presiden SBY melalui seorang pembantu dekatnya pernah mengatakan: tidak mungkin seorang presiden sengaja menyengsarakan rakyatnya sendiri.

Saya katakan, sejarah dipenuhi oleh para pemimpin yang mengkhianati rakyatnya sendiri. Bahkan dalam beberapa waktu terakhir kita disuguhi berbagai berita tentang ulah para pemimpin yang suka mengumbar kesenangan pribadi tanpa peduli dengan masyarakat: PM Italia Selvio Berlusconi yang suka mengadakan pesta seks, Presiden Perancis Sarkozy yang menghabiskan ribuan euro setiap harinya hanya untuk makan dan Direktur IMF Strauss Kahn yang suka memperkosa wanita-wanita cantik yang berada di dekatnya. Dan kebijakan SBY membeli pesawat kepresidenan menyusul pesta pernikahan anaknya yang menelan biaya belasan miliar rupiah bisa digolongkan dalam kelompok pemimpin seperti itu.

Dan kasus di Polandia memberikan gambaran bagaimana sebuah negara dengan jutaan rakyatnya "dirampok" oleh para pemimpinnya sendiri yang ternyata bekerja untuk kepentingan asing yang tidak lain dan lagi-lagi adalah yahudi. Setelah membaca artikel ini silakan pembaca membandingkannya dengan tulisan berseri saya "Sang Terpilih" dan kemudian membandingkannya dengan Indonesia.

Agenda besar yahudi internasional atas Polandia adalah 2 hal yaitu: mengontrol dan menguasai pemerintahan, serta mengembalikan dana senilai $40 miliar kepada orang-orang yahudi, yaitu dana yang diklaim sebagai harta benda yang dirampas regim NAZI dari orang-orang yahudi di Polandia yang kemudian jatuh ke tangan pemerintah Polandia paska Perang Dunia II.

Untuk mengembalikan harta benda itu, maka sebuah konspirasi dilakukan terhadap Polandia. Pertama adalah menerapkan kebijakan fiskal yang bertujuan untuk menghancurkan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan koperasi-koperasi milik masyarakat untuk akhirnya dibeli orang-orang yahudi dengan harga 1/10 lebih murah. Untuk merealisasikan kebijakan ini dipilihlah agen-agen kepercayaan yahudi internasional untuk menjalankan pemerintahan, yaitu Mazowiecki dan Bielecki sebgai perdana-perdana menteri paska runtuhnya komunisme, serta Balcerowicz sebagai deputi perdana menteri. Sebagai penasihat ekonomi mereka dipilihlah seorang ekonom zionis Geoffrey Sachs dari Bank Dunia. Dengan tim ini pemerintah sengaja menghancurkan ekonomi Polandia melalui paket-paket "kebijakan" kredit ketat (LDR 80%), obral deviden hingga 32%, Super-normative wages tax hingga 500%, serta denda bunga pinjaman yang terlambat dibayarkan hingga mencapai 150%.

Langkah kedua, mengkampanyekan gerakan "pasar bebas", membanjiri Polandia dengan produk-produk "sampah" dari Eropa Barat yang menyedot keuangan negara hingga $6 miliar.

Ketiga, mengimpor BBM bersubsidi yang didistribusikan kepada pengguna kendaraan bermotor terutama sarana transportasi barang dengan tujuan mematikan transportasi kereta api yang sebenarnya lebih efisien. Akibatnya konsumsi BBM membengkak dan menguras keuangan negara hingga $5 miliar. (Kasus ini sama dengan di Indonesia dimana pemerintah mengeluarkan kereta api dari daftar alat transportasi yang berhak mendapatkan subsidi BBM. Beberapa waktu lalu para pegawai PT KAI melakukan aksi demonstrasi menuntut pemerintah memberlakukan angkutan kereta dengan kendaraan bermotor dalam hal konsumsi BBM).

Keempat, menghancurkan industri tambang batubara. Selain dampak masalah transportasi kereta api penghancuran ini dilakukan dengan pemberlakukan pembatasan ekspor hingga senilai $3 miliar. Penghentian ini mengakibatkan pendapatan angkutan kereta api semakin merosot hingga $500 juta.

Kosnpirasi penghancuran Polandia ini dilakukan oleh para zionis dan agen-agen Mossad, dibiayai oleh CIA, dan didukung sepenuhnya oleh kalangan kelas menengah yang "liberal idiot" serta para kapitalis yang mendapat keuntungan dari konspirasi ini.

Dalam periode pertama pemerintahan paska komunis yang dipimpin oleh Tadeusz Mazowiecki dan Bielecki, kapitalis-kapitalis yahudi Polandia seperti Grobelny, Baksik, Gasiorowski dan Bogatin, mentransferkan miliaran dolar uang dari Polandia ke Israel, Swiss, Jerman dan Austria. Itu semua dengan sepengetahuan pemerintah. Di Israel, para yahudi ini mendapat perlakuan istimewa sebagaimana pahlawan.



Ref:
"Polish Jew Exposed Zionist Subversion"; Marek Finkelstein-Dobrowolski; henrymakov.com; 4 Februari 2012.

Wednesday 22 February 2012

KAPAL-KAPAL PERANG IRAN MERAPAT DI SYRIA


(RUSIA, CINA, LEBANON BOIKOT PERTEMUAN "FRIENDS OF SYRIA")


Sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah Syria yang tengah mendapat tekanan zionisme internasional dan pendukung-pendukungnya, Iran mengirimkan dua kapal perangnya ke Syria. Kapal-kapal tersebut, sebuah destroyer dan kapal pengangkut, mendarat di pangkalan AL di Tarsus (220 km sebelah barat laut Damaskus), Sabtu (18/2).

Menhan Iran Jendral Ahmad Vahidi mengatakan hari Minggu malam (19/2) bahwa kehadiran kapal-kapal perang Iran di perairan internasional menunjukkan kekuatan Iran. Vahidi juga mengatakan kehadiran kapal-kapal tersebut merupakan hak Iran untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan angkatan laut Iran menghadapi segala situasi politik regional.

Ini adalah misi kedua AL Iran melintasi perairan internasional sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979. Misi pertama, akhir tahun lalu, juga berupa pengiriman kapal-kapal perang ke Syria. Misi-misi tersebut selalu mendapat perhatian serius para pengamat dan diplomat internasional karena dianggap menunjukkan pengaruh politik Iran di kawasan tersebut.

Sehari sebelum merapat di Tarsus kapal-kapal tersebut melintasi lepas pantai wilayah Israel di Laut Merah dan tak urung membuat Israel kepanasan. "Jika kapal-kapal itu lebih dekat lagi ke wilayah kami, kami akan memonitor mereka dengan lebih serius," kata jubir kemenlu Israel, Yigal Palmor, Minggu (19/2).


Rusia, Cina, Lebanon Boikot Konperensi "Friend of Syria"

Rusia, Cina dan Lebanon, hari Selasa (21/2) menyatakan tidak akan berpartisipasi dalam konperensi internasional tentang Syria "Friends of Syria" yang akan digelar di Tunisia, Jumat (24/2).

Dalam pernyataannya menlu Rusia Sergei Lavrov menyebut pertemuan tersebut sebagai, "mendukung satu kelompok untuk melawan kelompok yang lain dalam satu konflik internal." Menunjuk pada tidak diundangnya pihak pemerintah Syria sementara semua kelompok pemberontak diundang, Lavrov mengatakan hal itu tidak membawa dampak positif bagi perkembangan politik Syria.

"Ini berarti aspirasi mayoritas rakyat Syria yang mendukung pemerintah, tidak terwakili," tambah Lavrov.

Di sisi lain dubes Rusia di PBB, Vitaly Churkin mengatakan kepada televisi pemerintah Rusia bahwa "jika skenario ini terus dilakukan maka akan terjadi lebih banyak pertumpahan darah di Syria dan terpecah belahnya Syria dengan membawa dampak yang membahayakan seluruh kawasan."

Cina, pada hari yang sama juga menolak mengkonfirmasi kehadirannya dalam pertemuan tersebut. Dengan bahasa yang lebis diplomatis kemenlu Cina mengatakan, "akan mempelajari terlebih dahulu" rencana pertemuan tersebut".

Sementara itu menlu Lebanon Adnan Mansour juga memastikan tidak akan menghadiri pertemuan tersebut dengan alasan tidak ingin campur turut tangan masalah internal Syria. Menyebut pihaknya telah mendapat undangan dari menlu Tunisia Rafiq Abdul Salam, Mansour justru mendesak kepada "pihak-pihak yang ingin campur tangan masalah Syria" untuk "menyatakan dengan tegas keinginan mereka".

Mansour secara tersirat menyampaikan aspirasinya atas masalah Syria yang ingin Lebanon lebih tegas memberikan dukungan pada Syria sebagai sekutu dekat trasisionalnya, terutama dalam konflik Lebanon-Israel. Beberapa waktu lalu Mansour secara terbuka menyatakan keinginannya agar pemerintah Lebanon menentukan sikap yang tegas atas krisis Syria.

"Kebijakan ini bukanlah kebijakan pribadi saya melainkan kebijakan pemerintah Lebanon demi kepentingan Lebanon yang lebih luas," katanya.

Di sisi lain menlu Amerika Hillary Clinton, dalam sebuah acara di Mexico tidak menampik tujuan pertemuan "Friends of Syria", yaitu untuk "memberikan pesan yang jelas kepada Russia, China dan lain-lainnya atas pilihan mereka yang keliru".

Sebagai catatan tambahan, konperensi "Friends of Syria" diadakan hanya 2 hari sebelum pelaksanaan referendum konstitusi baru yang dilaksanakan pemerintah Syria tgl 26 Februari. Referendum ini merupakan salah satu upaya paling serius regim Presiden Bashar al Assad selain berbagai langkah reformasi lainnya yang telah dilaksanakan sebelumnya. Namun semua upaya itu seolah tidak ada artinya bagi Israel, Amerika dan sekutu-sekutunya.



Sumber:
"Iranian Ships Reach Syria, Israel Worried"; almanar.com.lb; 20 Februari 2012

"Lebanon will not Participate in “Friends of Syria” Conference"; almanar.com.lb; 20 Februari 2012

AROGAN, AMERIKA JADI PECUNDANG DI MESIR DAN PAKISTAN


Gambar: sebagian aktivis yang ditahan pemerintah Mesir.



"ALLAH adalah konspirator terbaik". Begitu kira-kira firman Allah alam Al Qur'an. Namun tentu saja Amerika tidak pernah mengerti hal itu.

Belum pernah dalam sejarah, Amerika begitu agresif memaksakan aspirasi politik luar negerinya selain pemerintahan dua presiden terakhir, George Bush, Jr. dan Barack Obama. Dengan kucuran dana dan todongan senjata kesana kemari Amerika berusaha memaksa semua negara di dunia, khususnya di kawasan Timur Tengah, untuk mengikuti keinginannya yaitu menjadi pengabdi negara Israel. Namun pada saat yang sama kita justru menyaksikan pengaruh Amerika begitu rapuhnya. Mungkin saja Amerika masih menjadi sekutu kuat negara-negara Arab badui seperti Saudi Wahabiah dan negara-negara Teluk yang eksistensinya memang tergantung pada perlindungan Amerika, tapi tidak bagi negara-negara Arab dan muslim non-Arab lainnya.

Di saat konfrontasi dengan Iran tengah memanas, Amerika justru kehilangan satu sekutu kuatnya, Pakistan, yang dengan tegas menyatakan menentang rencana penyerangan Amerika atas Iran. Sementara hubungan dengan sekutu paling terpercayanya di antara negara-negara ARab, yaitu Mesir, kini berada di ujung tanduk.

Amerika marah besar dengan tindakan Mesir yang telah menangkapi agen-agen Amerika yang aktif dalam berbagai LSM "kemanusiaan" dan "demokrasi" di Mesir. Bahkan seakan tidak peduli dengan kemarahan Amerika, Mesir tetap kukuh akan menyidangkan kasus pelanggaran para aktifis LSM tersebut hari Minggu ini (26/2). Di antara 43 aktifis yang akan disidang tersebut terdapat 19 warga negara Amerika. Lainnya berkebangsaan Serbia, Norwegia, Jerman, Palestina, Yordania dan tentu saja warga Mesir sendiri. Mereka semua dituduh menerima dana ilegal dari luar negeri yang mengancam kepentingan nasional Mesir.

Menlu Mesir beberapa waktu lalu menuduh Amerika berupaya "mengendalikan arah revolusi Mesir" demi kepentingan Amerika dan Israel dengan menggunakan tangan-tangan aktifis LSM.

Tidak semua tersangka akan mengikuti sidang tersebut secara langsung karena beberapa tersangka warga Amerika telah meminta perlindungan kepada kedubes Amerika di Mesir. Diperkirakan kasus ini akan berlangsung lama karena menyangkut aspek politik kedua negara. Amerika telah mengancam akan menghentikan bantuan dana kepada Mesir jika kasus ini diteruskan. Namun ancaman ini justru membuat marah Persaudaraan Muslim yang menjadi pemenang pemilu legislatif Mesir beberapa waktu lalu. Persaudaraan Muslim balik mengancam akan membatalkan perjanjian damai Mesir-Israel tahun 1979 yang disponsori Amerika. Dalam perjanjian tersebut disepakati Amerika akan memberikan bantuan kepada Mesir dengan jumlah yang sangat signifikan.


PAKISTAN BELA IRAN JIKA DISERANG AMERIKA


Sementara itu Pakistan menyatakan akan mendukung Iran jika diserang oleh Amerika. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presiden Pakistan Asif Ali Zardari kepada para pemimpin Iran dan Afghanistan dalam pertemuan puncak tiga negara "Pakistan-Iran-Afghanistan" di Islamabad, hari Jum'at (17/2).

Pernyataan tersebut menjadi puncak dari memburuknya hubungan Amerika-Pakistan yang memburuk setelah terjadinya "insiden-insiden" yang dilakukan Amerika di Pakistan seperti penyerangan terhadap Osama bin Ladin yang tanpa koordinasi dengan Pakistan dan semakin memuncak setelah Amerika membom pos militer Pakistan di perbatasan Pakistan-Afghanistan hingga menewaskan 24 tentara Pakistan.

Belum lama ini Pakistan bahkan menolak kedatangan utusan khusus Amerika untuk Pakistan dengan alasan akan semakin "memicu sentiman anti-Amerika" di Pakistan.

APA KABAR KASUS PENCURIAN PULSA?


Pencurian adalah tindak kriminal murni yang tidak memerlukan adanya pengaduan untuk diproses hukum. Demikain juga halnya dengan kasus pencurian pulsa yang marak beberapa waktu lalu. (Blogger sendiri pernah menjadi korbannya dan telah memposting masalah ini di blog ini beberapa). Pelaku kasus pencurian pulsa ini sudah sangat-sangat jelas: operator telepon seluler yang bekerjasama dengan content provider. Motif, modus, saksi dan barang bukti juga sudah sangat-sangat jelas terlebih dengan adanya laporan-laporan masyarakat yang menjadi korban tindak kejahatan ini. Namun sudah beberapa bulan kasus ini tidak pernah jelas ujungnya.

Saya sudah menduga dari awal bahwa kasus ini bakal mengendap begitu saja karena kasus ini menyangkut perusahaan-perusahaan raksasa telekomunikasi yang dimiliki para konglomerat lokal dan asing. Mereka tentu tidak ingin kasus ini disidik karena bakal mengancam "keamanan" bisnis mereka. Dan karena aparat hukum dan birokrat Indonesia dikuasai para koruptor, tentu saja aspirasi mereka dengan mudah "dikabulkan".

Padahal kerugian yang dialami masyarakat akibat kasus pencurian itu begitu besar. Melibatkan sebagian besar operator telepon seluler dan menimpa sebagian besar pelanggan telepon seluler. Inilah bentuk "kreatifitas" kapitalis yahudi pemilik saham operator-operator telepon seluler ini dalam mencari "uang tambahan". Anda pasti tidak tahu adanya agen-agen Mossad yang berada di balik bisnis telepon seluler ini, khususnya di tanah air.

Saya pernah memposting artikel tentang kondisi sosial-politik-ekonomi Indonesia yang akan semakin semrawut paska terpilihnya SBY sebagai presiden Indonesia tahun 2009 lalu berdasarkan "tanda" yang diberikan SBY kala mengucapkan pidato kemenangannya. Alih-alih menggunakan bahawa Indonesia, ia memilih berbahasa Inggris. Artinya adalah ia akan lebih memperhatikan kepentingan asing yang mengendalikannya selama ini daripada rakyat Indonesia sendiri.

Para liberal idiot yang tidak percaya "teori konspirasi", punya penjelasan lain?

Berikut adalah berita yang saya copas-kan dari rakyatmerdekaonline.com:


Kasus Pencurian Pulsa Semakin Tidak Jelas

Belum Ada Tersangka, Pelapor Cabut Laporan
Sabtu, 04 Februari 2012 , 10:24:00 WIB


RMOL. Kasus pencurian pulsa yang diduga merugikan masyarakat luas, semakin tak jelas juntrungannya. Bareskrim Polri tak berani tetapkan tersangka, sementara salah seorang pelapor, Feri Kuntoro menarik laporannya.

Kuasa hukum Feri, Didit Wi­ja­yanto beralasan, kliennya mencabut laporan karena ada niat baik perusahaan content provider, PT Colibri Network (CN) yang semula diduga mencuri pulsa Feri. Menurut Didit, Feri maupun PT CN sama-sama mengaku khilaf dan bermufakat mencabut lapo­ran masing-masing.

Kendati begitu, Didit mem­bantah bahwa kliennya menerima imbalan besar dari PT Colibri, sehingga mau mencabut laporan tersebut. “Tidak semua upaya perdamaian harus dengan uang,” ke­litnya, saat dihubungi, kemarin.

Didit pun beralasan, laporan kliennya itu laporan perdata. Menurutnya, pencabutan laporan per­data itu dilatari kelelahan kliennya menghadapi kasus tersebut. Feri, katanya, ingin proses perkara ini cepat selesai.

Didit bercerita, upaya damai ber­awal saat pihak PT CN mengajak Feri untuk bertemu. Pertemuan sedianya dilaksanakan di sebuah kafe di Jakarta Selatan. Akan tetapi, lanjutnya, Feri menolak. Feri meminta perwakilan PT CN bertemu di rumahnya saja.

Dalam pertemuan itu, menurut Didit, pihak Colibri meminta maaf dan sepakat saling mencabut laporan. Atas dasar itu, pada Jumat (27/1), Feri mencabut laporan di Bareskrim Polri dan PT Colibri mencabut laporan pencemaran nama baik di Polres Jakarta Selatan.

“Kami memaafkan dan mencabut tuntutan perdata di Mabes Polri. Mereka juga mencabut laporannya terhadap Feri di Polres Jakarta Selatan,” katanya.

Perdamaian tersebut diamini kuasa hukum PT Colibri Network, John K Azis. Menurut dia, dasar perdamaian dilatari kekhilafan kedua pihak. Dia juga menyangkal memberikan uang kepada Feri untuk mencabut laporan tersebut. “Tidak ada itu,” akunya.

Kendati Feri sudah mencabut laporan yang diklaim pengacaranya sebagai laporan perdata, Kabagpenum Polri Kombes Boy Rafli Amar mengaku, kepolisian tetap menindaklanjuti kasus pencurian pulsa ini secara pidana. “Prosesnya tetap lanjut,” kata bekas Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya ini, kemarin.

Soalnya, menurut Boy, kasus pencurian pulsa tidak masuk kategori delik aduan. Dengan sendirinya, pencabutan laporan, ti­dak bisa menggugurkan proses hukum pada kasus tersebut. Apalagi, yang melaporkan kasus ini bukan hanya Feri. “Tapi, ada atau tidak ada laporan, polisi bisa menindaklanjuti perkara yang diduga merugikan masyarakat ini,” kata dia.

Hal senada dikemukakan David Tobing, bekas kuasa hukum Feri. Menurut David, tindak pi­dana dalam kasus ini tidak gugur akibat pencabutan laporan tersebut. “Ini bukan delik aduan, sehingga prosesnya tidak bisa dihentikan begitu saja,” tandasnya.

David mengaku tidak diberi tahu sama sekali saat Feri berupaya mencabut laporan tersebut. Soalnya, surat kuasa pendampingan hukumnya sudah dicabut Feri pada awal Januari lalu. Sejak saat itu, dia tidak lagi mendampingi Feri.

Namun, David menyatakan tetap mendorong kepolisian mengusut skandal ini sampai tuntas. Soalnya, dia juga merasa menjadi korban permainan mafia pulsa. “Apalagi, masih banyak masyarakat yang menjadi korban dan tetap ingin kasus ini diusut sampai tuntas,” katanya, kemarin.

Hal senada disampaikan korban sekaligus pelapor lain kasus pencurian pulsa konsumen, yakni Hendri Kurniawan. Dia mengatakan tidak akan mencabut laporannya. “Saya akan maju terus,” tegasnya.

Hendri pun menyayangkan sikap Feri. Tapi, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak lantaran hal itu adalah hak Feri. “Saya kecewa dengan Pak Ferry. Saya setengah tidak percaya, karena dari awal dia mendorong saya,” kata pria yang sempat dikeroyok sejumlah orang tak dikenal setelah melaporkan kasus pencurian pulsa ke kepolisian.

Dia pun berharap, kepolisian dapat menuntaskan kasus ini tanpa pandang bulu. Dalam pe­na­nganan kasus ini, polisi sedikitnya sudah memeriksa 30 saksi. Jajaran Cyber Crime juga tengah mengembangkan perkara ter­se­but. Namun, hingga kemarin, Bareskrim Polri tak kunjung menetapkan tersangka kasus yang diduga merugikan masyarakat se­cara luas ini.


REKA ULANG

Dari Grapari Telkomsel Hingga Polda Metro Jaya

Kasus pencurian pulsa antara lain dilaporkan konsumen bernama Feri Kuntoro. Dia mengadu ke Markas Polda Metro Jaya pada 4 Oktober 2011.

Feri merasa dirugikan karena harus membayar tagihan pasca bayar hingga ratusan ribu rupiah setelah registrasi undian berhadiah melalui SMS premium ke nomor 9133. Registrasi itu diduga menjerat Feri. Dia sering menerima SMS berupa informasi seputar artis dan nada dering. Setiap kali menerima SMS dari nomor itu, pulsa Feri terpotong tanpa persetujuan.

Feri mengaku telah berusaha menghentikan layanan SMS dengan mengetik unreg dan mengirimkannya ke nomor tersebut. Namun, usahanya itu selalu gagal dan ia hanya mendapat jawaban “Maaf, sistem sedang bermasalah, silakan ulangi lagi”.

Lantaran terus-menerus mendapatkan jawaban senada, Feri kemudian mengadukan masalah ini ke Grapari Telkomsel di Gambir, Jakarta Pusat. Namun, kata dia, jawaban petugas di sana kurang memuaskan. Akhirnya, Feri melaporkan kasus tersebut ke Markas Polda Metro Jaya. Kasus tersebut kemudian diambil alih Mabes Polri.

Belakangan, Feri menyatakan keberatan atas tudingan pihak PT Colibri Networks, bahwa dirinya mencari keuntungan dalam perkara tersebut. Feri justru merasa banyak dirugikan dalam kasus ini. “Kalau dibilang saya cari keuntungan ekonomi, apa yang saya dapat. Apa untungnya buat saya,” katanya pada 12 Januari lalu.

Feri mengaku justru dirinya sedang susah. “Gaji saya berapa sih. Saya ini hanya karyawan swasta,” lanjutnya.

Feri juga membantah pernyataan Direktur Utama PT Colibri Networks, HB Nafing yang mengaku mencoba bermusyawarah dengannya. Menurut Feri, dia tidak pernah diklarifikasi pihak Colibri sejak kasus itu mencuat.

“Saya tidak pernah dihubungi, lewat pengacara maupun lewat saya pribadi. Bagaimana mau musyawarah? Mereka tidak pernah ko­munikasi dengan saya,” tegasnya.

Feri pun menyatakan tidak pernah mengetahui bahwa 9133 yang ia laporkan ke polisi adalah produk Colibri. Ia mengaku baru mengetahui Colibri setelah ada serangan balik terhadapnya.

“Saya keberatan dengan tudingan itu. Karena tudingan itu tidak benar, dan tidak pernah ada musyawarah dengan saya. Saya tidak tahu itu punya Colibri. Malah setelah saya lapor, justru dilaporkan balik,” kata pengguna nomor Telkomsel ini.

Nyatanya, Feri kini sudah berdamai dengan pihak yang dulu dilaporkannya.

Sedangkan General Manager Corporate Communication Telkomsel Ricardo Indra menghormati penanganan kasus ini di kepolisian.


TAK BOLEH LUKAI RASA KEADILAN MASYARAKAT

Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Fakta Anhar Na­sution berpendapat, perdamaian dalam sengketa perkara merupa­kan hal yang lumrah. Akan tetapi, katanya, upaya perdamaian mesti disikapi secara cermat.

“Jangan sampai kesepakatan perdamaian menciderai rasa keadilan masyarakat. Jangan dijadikan kesempatan untuk mendapat keuntungan diantara kedua belah pihak,” kata bekas anggota Komisi III DPR ini, kemarin.

Pertimbangan hukum, menurut Anhar, hendaknya menjadi hal utama sebelum terjadi perdamaian. Selain tidak boleh melukai rasa keadilan masyarakat, perdamaian tidak semata-mata bisa menggugurkan perkara pidana yang sudah bergulir. Soalnya, kasus pencurian pulsa tidak masuk kategori delik aduan.

Lantaran itu, lanjut dia, polisi maupun penegak hukum lain bisa terus memproses perkara ter­sebut meski laporannya sudah dicabut pihak pelapor atau korban. “Aparat hukum tetap bisa masuk ke proses penyelidikan dan penyidikan tanpa ada laporan,” ujarnya.

Dengan begitu, kata Anhar, penegak hukum wajib menyelesaikan dugaan tindak pidana dalam perkara ini. Apalagi, masyarakat luas diduga menjadi korban per /0kara tersebut. “Jika dihitung angka kerugian per individunya, memang kecil. Tapi kalau dihitung secara akumulatif, tentu angka kerugian masyarakat menjadi sangat fantastis,” tegasnya.

Lantaran itu, dia meminta proses perdamaian antara kedua pihak yang berseteru dalam perkara ini, menjadi perhatian Panitia Kerja (Panja) Pencurian Pulsa di DPR. Soalnya, selain ditangani kepolisian, kasus ini juga disorot DPR.

“Bagaimana nasib rekomendasi Panja jika setelah perdamaian ini, kasus tersebut menjadi mandeg. Tentu, apa-apa yang diupayakan selama ini menjadi sia-sia,” tuturnya.


Perdamaian Bukan Berarti Kasus Selesai

Anggota Komisi III DPR Nudirman Munir menyatakan, pencabutan laporan bukan barang baru dalam proses hukum di Indonesia.

Selama dianggap memenuhi azas keadilan dan konstitusi, menurut dia, upaya perdamaian sah-sah saja. “Upaya perda­maian atau pencabutan laporan itu tidak bisa dikatakan salah,” ujar anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar ini.

Tapi, Nudirman mengingatkan, proses damai hendaknya tidak dilatari ancaman pihak tertentu kepada pihak lainnya. Melainkan, kesepakatan pihak-pihak yang berseteru saja.

Kendati begitu, kata dia, pencabutan laporan dalam kasus pen­curian pulsa tidak bisa langsung diartikan bahwa kasus ini sudah selesai.

Nudirman juga berpandangan, kepolisian tidak bisa me­nutup perkara pencurian pulsa, karena selain masih ada pelapor lain, kasus tersebut tidak termasuk kategori delik aduan. “Proses atau pengusutan kasus ini semestinya tetap berjalan,” tandas politisi berlatar belakang pengacara ini.

Dia pun meminta kepolisian mem­percepat pengusutan kasus tersebut. Kendala-kendala dalam pengusutan kasus ini, seperti yang disampaikan pihak kepolisian kepada Komisi III DPR, hendaknya dicarikan solusi bersama.

Nudirman berharap, koordinasi Polri dan Panja di Komisi I DPR menjadi modal untuk me­ngusut perkara tersebut sampai tuntas. Sebagai mitra kerja, dia pun meminta kepolisian mampu menjawab keinginan masyarakat agar menuntaskan kasus ini. [Harian Rakyat Merdeka]

Sunday 19 February 2012

KEBOHONGAN YANG TIADA HENTI ATAS SYRIA


Bagi mereka yang membaca sejarah tentu mengetahui dengan yakin keahlian bangsa yahudi dalam hal tipu menipu. Itulah sebabnya motto dinas inteligen Israel, Mossad, adalah "dengan tipu daya".

Tipu daya pula yang disampaikan oleh dubes Amerika untuk Syria, Robert Ford dan kantor berita Amerika "CNN" minggu lalu ketika mengabarkan kehancuran yang diakibatkan aksi brutal regim Syria atas kota Homs. Pada tgl 9 Februari lalu "CNN", yang diikuti sehari kemudian oleh Robert Ford dalam akun Facebook-nya, menampilkan gambar-gambar satelit yang diklaim mereka sebagai gambar kehancuran kota Homs akibat serangan militer tentara Syria.

"Perkembangan yang mengerikan dan tragis di Syria adalah digunakannya senjata-senjata berat oleh regim al Assad terhadap penduduk sipil," kata Ford sembari menunjukkan gambar-gambar satelit yang diklaimnya sebagai bukti kebrutalan regim Syria.

Namun hanya dalam waktu sehari blog independen, "Moon of Alabama" menghancurkan klaim palsu Ford. Dengan bukti-bukti yang kuat, juga berdasarkan foto satelit yang sama, "Moon of Alabama" membuktikan bahwa gambar yang diklaim Ford adalah gambar di suatu tempat latihan militer.

Namun meski telah terbukti berbohong, Ford, dalam akut Facebook-nya, tetap bersikukuh dengan pendapatnya dengan menggunakan argumen baru: pasukan pemberontak tidak memiliki senjata berat, sehingga kehancuran yang terjadi di Syria. Untuk memperkuat tuduhannya Ford memforward rekaman tayangan "CNN" tgl 9 Februari tentang kondisi kota Homs yang menampilkan juga gambar-gambar satelit kota tersebut setelah terjadinya pertempuran dasyat tgl 3 Februari.

Mengomentari gambar-gambar tersebut host "CNN" Jonathan King mengatakan, "Ini seperti kota hantu, tanpa kendaraan sedikitpun namun terdapat kerusakan-kerusakan hebat di jalanan juga di atap-atap bangunan. Kini jelas sudah. Kita tidak berada di sana, namun gambar-gambar ini membuktikan tuduhan oposisi bahwa terdapat banyak pemboman dan pertempuran masih terjadi di sana, dan juga banyak kebakaran."

Gambar bisa memberikan 1000 cerita. Namun gambar juga bisa tidak berarti apa-apa, bahkan menyesatkan. Ketiga titik yang ditunjukkan King yang disebutnya sebagai kubunya pasukan oposisi Syria, ternyata adalah kawasan al-Zahra, kawasan yang dihuni oleh orang-orang sekta minoritas Alawi yang merupakan pendukung kuat Presiden Bashar al Assad. Bashar dan keluarganya memang berasal dari kelompok sekte pemuja Ali Murtadha sang menantu dan sepupu Nabi Muhammad S.A.W.W. ini. Dan hal ini justru membuktikan hal yang berkebalikan. Para pendukung al Assad telah lama mengeluh bahwa kawasan yang dihuni oleh para pendukung pemerintah, yaitu sekte Alawi dan orang-orang Kristen di Homs, sering menjadi sasaran serangan teroris. Hal ini sekaligus juga mematahkan klaim Ford yang menyebut pasukan oposisi tidak memiliki senjata berat.

Klaim Ford juga terbantahkan oleh laporan tim monitor Liga Arab tentang penyebab kematian jurnalis Perancis Gilles Jacquier kala mengikuti tur para jurnalis asing yang diselenggarakan pemerintah di kota Homs beberapa waktu lalu. Jacquier dan 8 korban tewas lainnya tertembak peluru mortir di kawasan Akrama yang dihuni oleh warga Alawi dan Kristen. Kawasan ini dikenal para oposan sebagai "bentengnya regim penguasa".

Tim pemantau Liga Arab menyatakan Jacquier tewas akibat tembakan mortir oleh kubu oposisi. Memang laporan tim pemantau Liga Arab tidak memuaskan negara-negara Arab yang menginginkan pergantian regim di Syria sehingga karenanya tim ini pun dibubarkan di tengah jalan.



TERORIS MEMBUNUH ULAMA
Teroris oposisi Syria telah menargetkan semua pendukung pemerintah sebagai sasaran pembunuhan, tidak hanya aparat keamanan dan para anggota milisi Alawi, Kristen maupun Druze. Selain masyarakat sipil, para ulama juga menjadi sasaran mereka. Beberapa waktu lalu mufti besar Syria harus kehilangan seorang putranya yang tewas akibat serangan teroris oposisi. Dan pada hari Rabu (15/2) teroris oposisi membunuh Imam Masjid Anas bin Malik di Damaskus.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi Syria, SANA, Sheikh Mohammad Ahmad Ouf Sadeq ditembak mati oleh kawanan teroris bersenjata. "Para terosis menembak Sheikh Sadeq di kawasan Qadam Assali saat berada di dalam mobilnya dalam perjalanan pulang ke rumahnya di kawasan al-Bweideh di pinggiran kota Damaskus," tulis SANA.

Para ulama Syria mengutuk aksi teror tersebut dan menyatakan rakyat Syria akan tetap kokoh menghadapi segala upaya yang dilakukan "musuh" untuk menghancurkan negara.

"Dalam pernyataannya pada hari Kamis (16/2) para ulama mengutuk kejahatan-kejahatan berbentuk pembunuhan serta aksi-aksi mutilasi yang dilakukan kelompok-kelompok teroris bersenjata sebagaimana juga aksi sabotase yang dilakukan terhadap hak milik masyarakat," tulis SANA.



Sumber:
"High-Tech Trickery in Homs?"; Veterans Today – February 16, 2012, dalam thetruthseeker.co.uk, 17 Februari 2012

"Militants Kill Syrian Imam"; almanar.com;lb; 16 Februari 2012

RANGKAIAN OPERASI FALSE FLAG ISRAEL UNTUK IRAN


Ide bahwa Iran melakukan serangan teroris di negara yang akan menjadi penyelamatnya akibat sanksi ekonomi barat adalah sesuatu yang sangat "bodoh". Dan jika kita percaya dengan mengikuti begitu saja apa yang ditulis media massa bahwa Iran melakukan serangan teroris di India, maka bisa dikatakan kita pun termasuk orang bodoh.

India dan Iran kini tengah terlibat dalam perundingan serius tentang ekspor minyak Iran ke India yang sangat diharapkan Iran bisa menjadi penyelamatnya setelah Amerika dan Eropa menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran. Mengabaikan tekanan Amerika dan Eropa, India memutuskan untuk tetap mempertahankan impor minyaknya dari Iran, kemungkinan dengan jumlah yang lebih besar jika Iran menawarkan harga khusus, dan atau jika bentuk pembayarannya bisa lebih fleksibel seperti menggunakan emas ataupun barter. Tentu Iran tidak bodoh untuk merusak prospeknya sendiri.

Dan aksi teroris di Bankok semakin menambah keyakinan bahwa Iran tidak terlibat dalam serangan bom sebagaimana ditulis media massa akhir-akhir ini.

Menurut penuturan para saksi, peristiwa "serangan teroris" di Bankok sungguh menggelikan dan tidak mungkin bisa dilakukan oleh agen-agen rahasia terlatih Iran. Dan satu hal lagi, tersangka yang kemudian diketahui melakukan kegiatan-kegiatan asusila seperti berhubungan dengan pelacur-pelacur dan bermabuk-mabukan, bukan kharakter seorang agen rahasia Iran yang telah digembleng dengan matang secara jasmani maupun rokhani. Dan kalau kita mengingat kembali skenario menjatuhkan Iran dengan tuduhan rencana pembunuhan dubes Saudi di Amerika akhir tahun lalu, kita bisa mengerti, Israel berada di belakang semua ini.

Kala skenario rencana pembunuhan dubes Saudi di Amerika terbongkar ke publik, para analis inteligen langsung yakin bahwa semua itu akal busuk Israel belaka. Contohnya, bagaimana mungkin inteligen Iran gagabah mengirimkan sejumlah besar uang kepada para tersangka rencana pembunuhan jika Amerika menerapkan pengawasan ketat terhadap setiap pengiriman uang dalam jumlah di atas $1.000. Dan seperti kita lihat, kasus ini berhenti begitu saja tanpa pernah terdengar lagi beritanya setelah penyidik Amerika justru menemukan jejak Mossad di mana-mana.

Menurut penuturan seorang saksi serangan bom Bankok, Thongma Danoi, tersangka serangan teroris di Bankok terlihat lari dari rumah sewanya yang meledak. Dengan tubuh berdarah-darah ia terlihat membawa dua benda berkawat dan berusaha menyetop taxi. Orang-orang berteriak-teriak tentang bom. Selanjutnya tersangka yang bernama Saeid Moradi melemparkan bom yang dibawanya ke arah taksi yang menolak berhenti. Taksi pun meledak. Namun tak lama kemudian aksi "aneh" Moradi berakhir setelah bom terakhir yang dibawanya meledak dan melukai kakinya hingga harus diamputasi.

Tidak ada korban dalam aksi tersebut kecuali sopir taksi dan tersangka sendiri. Tidak ada diplomat Israel di sekitar kejadian. Dan satu lagi, tidak ada agen rahasia Iran yang professional kecuali orang "bodoh" warga Iran bernama Moradi yang sebelumnya ketahuan menghabiskan malam dengan para pelacur. Namun para pejabat Israel langsung menuduh Iran sebagai pelaku serangan teroris terhadap diplomat Israel. Media-media massa pun dengan seia sekata menyebutkan "serangan teroris terhadap diplomat Israel oleh agen rahasia Iran sebagai bentuk balas dendam atas tewasnya ilmuwan nuklir Iran."

Serangan bom lainnya yang terjadi hampir bersamaan di India dan Georgia, yang juga disebut-sebut sebagai "serangan balas dendam Iran kepada Israel", menunjukkan hal-hal yang sama menggelikannya.

Alih-alih menuduh Iran, kita harus menaruh kecurigaan pada Israel, negara yang para pemimpinnya adalah para teroris (Moshe Dayan, Menachen Begin, Yitzak Rabin, Shimon Peres, Ariel Sharon dll). Lagipula tidak ada pihak yang diuntungkan dengan insiden-insiden tersebut di atas kecuali Israel.



Sumber:

"Iran-Israel ‘Shadow War’ Spreads to Asia"; Rixon Stewart; thetruthseeker.co.uk; 17 February 2012

Saturday 18 February 2012

BAGAIMANA BANK "MERAMPOK" ANDA?


Indonesian Free Press -- Para pengunjung blog ini pasti tahu masalah yang sedang dihadapi negara Yunani. Bulan depan pemerintah negeri para dewa, simbol peradaban manusia ini harus membayar $15 miliar hutang luar neger yang jatuh tempo. Namun karena pemerintahan yang korup, tidak ada lagi uang dimiliki pemerintah. Maka satu-satunya jalan adalah mengajukan permohonan tambahan hutang lagi kepada negara-negara dan lembaga-lembaga pengutang untuk membayar hutang yang jatuh tempo tersebut. Para pengutang setuju menambah hutang baru (yang otomatis akan semakin menambah beban hutang Yunani) namun dengan syarat yang menyakitkan: pemotongan anggaran sosial, pendidikan dan kesehatan bagi warga Yunani.

Rakyat Yunani pun marah karena syarat itu karena berarti mengurangi kesejahteraan mereka di tengah kondisi ekonomi yang sudah parah sejak beberapa tahun terakhir. Maka kerusuhan pun bergejolak dan hingga saat ini tidak ada seorang pun di antara rakyat dan pemimpin Yunani yang yakin persoalan ini bisa selesai dengan baik, kecuali berbagai kerusuhan dan kehancuran yang sudah menanti di depan mata.

Sastrawan terbesar Inggris Shakespearre pernah menulis drama berjudul "Saudagar dari Venesia" yang menceritakan tentang seseorang yang menjadi korban praktik lintah darat seorang saudagar yahudi di Venesia. Setelah sang korban lintah darat mengajukan permohonan untuk menunda pembayaran barang satu dua hari, sang saudagar yahudi menyetujui dengan syarat: sang korban menyerahkan sekerat daging tubuhnya kepada sang saudagar yahudi.

Kalau orang masih berfikir mengenai kebenaran cerita "Saudagar dari Venesia", lihat saja apa yang terjadi di Yunani. Melihat kondisi rakyat Yunani yang "sekarat" karena krisis ekonomi, para lintah darat negara-negara dan lembaga-lembaga keuangan internasional masih tega meminta pemerintah Yunani untuk melakukan pemotongan anggaran sosial sebagai syarat pemberian pinjaman baru.

Saya (blogger) sudah pernah menulis di blog ini artikel tentang asal-muasal uang kertas dan konsekuensinya terhadap perekonomian (Asal-usul Perbankan .....). Kini saya coba mengulang lagi masalah ini dari perspektif yang berbeda namun dengan dampak yang sama: krisis keuangan dan perbudakan ekonomi sebagaimana terjadi di Yunani saat ini.

Untuk memudahkan analisis kita mengambil contoh perekonomian Indonesia dengan para pelaku ekonomi yang disederhanakan. Ada sektor pertanian yang diwakili petani Slamet, sektor industri manufaktur yang diwakili Bakrie, sektor jasa perdagangan yang diwakili Hasan. Selain itu ada perbankan yang diwakili Bank Century.

Selanjutnya kita anggap kegiatan perekonomian baru akan dimulai dan belum ada uang beredar. Ketiga pelaku ekonomi mengajukan pinjaman ke Bank Century masing-masing Rp 1 miliar dengan bunga 50% per-tahun (demi kemudahan analisis kita besarkan angkanya. Dalam jangka panjang bunga 1%, 10% ataupun 50% akan memberikan dampak yang sama). Setelah disetujui dan dicairkan pinjaman tersebut, seketika di dalam perekonomian terdapat jumlah uang beredar senilai Rp 3 miliar. Setahun kemudian Bakri dan Hasan telah berhasil menjalankan usahanya dan bisa mengembalikan hutangnya senilai masing-masing Rp 1,5 miliar. Sebaliknya Slamet, meski membanting tulang tidak mungkin lagi bisa mengembalikan hutangnya karena semua uang yang beredar sebesar Rp 3 miliar sudah kembali ke bank. Maka akhir dari permainan ini adalah Bank Century menyita asset-asset milik Slamet. Kita lihat, dengan mengeluarkan kredit Rp 3 miliar bank Century mendapatkan keuntungan berupa asset sitaan milik Slamet.

Sampai di sini tentu permainan selesai sudah. Namun tentu saja Bank Century tidak ingin permainan berakhir. Bank paling benci kalau pinjamannya dilunasi karena dengan demikian tidak akan lagi mendapatkan penghasilan berupa bunga. Maka Bank Century kembali menawarkan kredit kepada Bakrie dan Hasan, termasuk juga Slamet dengan ketentuan yang sama.

Setahun kemudian keadaan berubah. Hasan dan Slamet berhasil mengembangkan usahanya, namun Bakrie gagal dalam usahanya. Kredit senilai 3 miliar pun kembali ke Bank Century dan asset-asset Bakrie disita. Maka kita bisa melihat, Bank Century mendapatkan keuntungan berupa aset-aset Bakrie.

Katakanlah kemudian Bank Century mengubah ketentuan kreditnya menjadi "kredit murah". Ketiga pelaku ekonomi mendapatkan kredit masihg-masing Rp 10 miliar dengan bunga 10% dengan jangka waktu kredit 10 tahun. Dengan ketentuan baru ini ketiga pelaku ekonomi pun lebih leluasa mengembangkan usahanya, dan berhasil. Maka setahun kemudian ketiga pelaku ekonomi menyetorkan uang ke Bank Century masing-masing Rp 2 miliar (cicilan Rp 1 miliar, bunga Rp 1 miliar) sehingga jumlah uang beredar berkurang menjadi Rp 24 miliar (Rp 30 miliar - Rp 6 miliar). Akhir tahun kedua para pelaku ekonomi kembali membayarkan cicilan dan bunganya senilai Rp 2 miliar, sehingga jumlah uang beredar berkurang menjadi Rp 18 miliar (Rp 24 miliar - Rp 6 miliar). Pada akhir tahun ketiga kembali ketiga pelaku ekonomi membayarkan uang senilai Rp 2 miliar, dan jumlah uang beredar berkurang menjadi Rp 12 miliar.

Kita lihat pada akhirnya semua uang mengalir kembali ke bank tanpa para bankir melakukan pekerjaan apapun selain duduk-duduk dan bermain golf, sementara para pelaku ekonomi bekerja membanting tulang untuk menutupi hutangnya.

Oke, mungkin Anda akan berkata: "Tunggu dulu, bukankah uang-uang itu hanya kertas tak berharga. Apalah artinya jika menumpuk di bank!"

Prasangka Anda hanya berlaku jika keadaan ekonomi kacau balau dan uang menjadi tidak berharga. Dalam kondisi biasanya seperti sekarang, tentu saja uang bisa membeli apapun.

Memang setelah sebagian besar uang kembali mengalir ke bank, kondisi perekonomian menjadi kacau balau, krisis moneter, krisis finansial, apapun sebutannya. Tidak adanya uang membuat usaha-usaha bangkrut dan orang-orang pun kehilangan pekerjaan. Orang rela mengobral murah asset-asset berharganya demi mendapatkan uang. Di sinilah bank bermain. Mereka memborong aset-aset tersebut dan uang pun kembali mengalir ke dalam perekonomian.

Kini kita melihat semua aset berharga berpindah tangan ke pemilik bank dan para pelaku ekonomi harus memulai lagi usahanya dari nol kembali.

Tentu saja kondisi tidak sesederhana itu. Para pelaku ekonomi tidak hanya mereka berempat. Ada bank sentral, ada pemerintah, ada pasar luar negeri. Namun secara garis besar, mekanisme sama. Insya Allah akan saya jelaskan nanti. Namun ijinkanlah saya mengingatkan kembali bahwa semua agama melarang praktik riba karena pada akhirnya menimbulkan ketidak adilan hingga perbudakan manusia. Bahkan agama yahudi pun melarang praktik riba. Namun bedanya dengan agama-agama lainnya, para pemuka agama yahudi memanipulir larangan riba itu khusus untuk sesama orang yahudi saja. Adapun penerapan sistem riba bagi penganut bukan yahudi justru disarankan, karena pada akhirnya akan memperbudak orang-orang non-yahudi di bawah kaki orang-orang yahudi.



Catatan:
Jangan disampaikan cerita ini kepada para pegawai bank karena akan menimbulkan "dampak sistemik". Para pegawai bank yang masih memiliki iman dan beramal sholeh akan melakukan "rush" dengan berpindah kerja ke pekerjaan lain.

Friday 17 February 2012

RUSIA DAN RAHASIA DARI FATIMA (2)


"Rusia menjadi penyelamat umat manusia". Inilah ide yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini sebagaimana termuat dalam "Rahasia Kedua Fatima".

Pada tgl 1 Februari lalu Jendral Leonid Ivashov, mantan anggota Dewan Gabungan Kepala Staff Rusia dalam wawancara dengan televisi "Russia Today", memberikan komentar tentang apa yang telah dilakukan Rusia di Syria. "Dengan mempertahankan Syria, Rusia telah mempertahankan dunia dari kejahatan facsisme," katanya.

Tiga hari kemudian di Moskow terjadi satu peristiwa yang cukup menghebohkan. Untuk pertama dalam 1 momen yang sama yang berlangsung di tempat yang berdekatan, aksi demonstrasi pendukung pemerintahan anti-barat Rusia diikuti oleh massa yang lebih besar jumlahnya daripada aksi demonstrasi pro-barat dan anti-pemerintah. Padahal biasanya aksi-aksi demo anti pemerintah selalu diikuti massa yang lebih besar, tidak lain berkat gelontoran dana yang sangat besar dari para kapitalis Rusia (oligarch) dan asing (George Soros) yang keduanya menyatu pada satu kepentingan rahasia bersama, kapitalisme yahudi. Gelontoran dana tak terbatas memungkinkan semuanya itu terjadi.

Namun hari itu keadaan berbalik 180 derajat. Jumlah demonstran pro-pemerintah, menurut hitungan polisi mencapai 136.000 demonstran. Sementara demonstran anti-pemerintah dan pro-barat, juga menurut polisi, hanya berjumlah 38.000 orang. Bahkan media miliki oposisi, Echo Moskvy, mengaku jumlah demonstran pro-pemerintah lebih besar dari demonstran anti-pemerintah dengan perbandingan 80.000 melawan 62.000.

Organiser aksi demo pro-pemerintah sendiri semula hanya menargetkan peserta sebanyak 15.000, jumlah yang masih dianggap terlalu optimistis mengingat selama ini aksi-aksi demonstrasi pro-pemerintah hanya diikuti oleh 3.000 - 5.000 orang. Apalagi dengan kondisi cuaca yang sangat tidak bersahabat saat itu, yaitu beberapa derajat celcius di bawah titik beku. Namun rakyat Rusia telah menentukan sikap untuk tidak berpihak pada pihak-pihak yang terkait dengan musuh mereka di masa lalu, kini dan mendatang.


***

Sebagaimana selalu saya tekankan di blog ini bahwa komunisme adalah salah satu metode yang dilakukan yahudi untuk meraih kekuasaan. Caranya sama di mana-mana gerakan komunisme terjadi: menciptakan kondisi sosial ekonomi dan politik yang kacau, kemudian melancarkan pemberontakan (revolusi). Dan setelah kekuasaan diraih, mereka melakukan pembersihan (sebenarnya pembunuhan massal) terhadap kalangan kelas menengah terpelajar: profesional, agamawan, akademisi, perwira militer, birokrat, dan semua orang yang memiliki kecerdasan untuk melihat kebenaran dan meninggalkan orang-orang bodoh dan lemah yang gampang dieksploitasi.

Dan satu hal lagi, karena untuk melakukan itu semua diperlukan dana yang besar, para kapitalis yahudi dari Amerika, Inggris dan Eropa akan menggelontorkan dana yang dibutuhkan.

Yahudi tidak hanya menyumbangkan ide dan pemikiran tentang komunisme, namun juga menyediakan kader-kadernya yang paling "revolusioner progressif".

Tanpa banyak diketahui orang karena tidak pernah disebut-sebut dalam buku-buku sejarah, salah satu pendiri komunisme Uni Sovyet, Leon Trotsky (mana asli yahudinya Lev Bronstein), adalah penduduk New York. Bankir Wall Street, Jacob H. Schiff, lah yang membiayai semua biaya hidup Trotsky di ibukota yahudi internasional ini, termasuk untuk sewa apartemen yang dilengkapi lemari es yang kala itu termasuk barang paling mewah di dunia. Schiff, yahudi kelahiran Jerman tangan kanan bankir yahudi internasional paling legendaris, Rothschild, juga menyediakan limosin mewahnya untuk membawa Trotsky ke mana-mana, berjumpa dengan kolega-kolega komunisnya demi merencanakan proyek paling ambisius mereka: merebut kekuasaan negara aristokrat Kristen terakhir dan terkuat di Eropa yang masih bertahan dari pengaruh yahudi, yaitu Rusia.

Kala Alexander Kerensky (yahudi kripto alias yahudi yang menyamar sebagai bukan yahudi) menduduki kursi perdana menteri sementara setelah kaisar Nicholas Romanov II mundur dari kekuasaan, Schiff mengirim Trotsky bersama kader-kader komunis revolusioner lainnya ke Rusia melalui Swedia untuk selanjutnya dengan kereta api mereka menyelinap ke ibukota Rusia, St. Petersburg. Bersama mereka Trotsky membawa 20 juta dolar emas yang diberikan oleh Schiff.

Namun baru sampai di perairan Newfoundland, Kanada, kapal yang membawa mereka dihadang oleh kapal patroli Kanada sehingga orang-orang yahudi segera mengirim kepala inteligen Inggris di Amerika Utara, Sir William Wiseman, untuk menyelesaikan masalah. Dan karena Kanada adalah dominion Inggris, tentu saja Wiseman berhasil.

Wiseman adalah kolega dekat “Colonel” Mandell House, penasihat Presiden Woodrow Wilson, tokoh misterius di balik lolosnya UU Bank Sentral Amerika yang menjerat seluruh rakyat Amerika sejak tahun 1913 dalam sistem lintah darat yahudi hingga kini secara efektif hutang pemerintah Amerika telah mencapai $13 triliun, jumlah yang hanya bisa dibayangkan karena diperlukan ratusan truk untuk mengangkut uang sebanyak itu, dan jumlah yang "tidak terhingga" itu harus dicicil oleh seluruh rakyat Amerika setiap tahun dalam bentuk pajak. Wiseman juga berteman dengan Max Warburg (yahudi yang menjadi kepala inteligen dan bendahara kaisar Jerman), orang yang bertanggung jawab atas dihukum matinya Edith Cavell, seorang perawat jenius asal Inggris yang membongkar motif jahat perbankan yahudi ke publik tahun 1915. Menurut Edith dalam tulisannya di sebuah media massa Inggris, para bankir yahudi menyuplai senjata dan amunisi kepada 2 kubu yang bermusuhan dalam Perang Dunia I dan mengeruk keuntungan darinya. Dengan menggantung Edith, selain mencegah rahasia kejahatan semakin terbuka, para kapitalis yahudi juga menciptakan histeria massa anti-Jerman hingga menyeret Amerika ke medan perang dan orang-orang yahudi mendapatkan tiket ke Palestina.

Atas pengabdiannya, yahudi memberi hadiah kepada Wiseman berupa kepemilikan saham di bank Kuhn, Loeb & co. di New York.

Sementara itu dengan skenario liciknya Kerensky mengirim tentara-tentara Rusia ke medan perang Dunia II dan meninggalkan kaisar tanpa pelindung. Pada saat yang sama ribuan kader revolusioner komunis dari beberapa negara menyelinap ke ibukota untuk mengambil alih kekuasaan dan akhirnya membunuh kaisar dan seluruh keluarganya.

Setelah semua itu Kerensky pun mengamankan diri ke .... Amerika. Benar, tepatnya di kota Riley. Bahkan Trotsky, setelah tersingkir dari perebutan kekuasaan dengan saingannya, Stalin (perang antar geng mafia yahudi sebagaimana perang antara Meyer Lanski melawan Bugsy Siegel memperebutkan Las Vegas), mencari perlindungan kepada para bosnya di New York. Namun untuk tidak mempermalukan gerakan komunisme dan membuka kedoknya sebagai alat kapitalis yahudi, ia dilarang memasuki Amerika dan harus puas tinggal di Mexico. Dan karena sudah tidak dibutuhkan lagi sementara ia menyimpan banyak rahasia besar komunisme, ia pun dibunuh dalam pengasingannya, dengan pembunuhan yang khas yahudi, dengan kampak.

Mengapa kita tidak pernah mendengar ataupun melihat tulisan-tulisan maupun film tentang pembantaian rakyat Rusia oleh komunis? Dan mengapa hampir setiap hari kita dijejali oleh hal-hal tentang NAZI, HITLER, HOLOCOUST? Tidak lain karena yahudi menguasai sumber-sumber informasi dunia: media massa, penerbit dan jaringan toko buku.

Dalam tulisan terdahulu saya telah menyebutkan bahwa sebagian ahli sejarah menyebut pembantaian rakyat kulit putih Katholik Rusia oleh komunis yahudi mencapai 60 juta jiwa. Penulis dan korban komunisme Rusia yang selamat, Aleksandr Solzhenitsyn, menyebutkan bahwa komunis telah membantai 66 juta rakyat Uni Sovyet (Rusia, Ukraina dll). Dalam bukunya "200 Years Together" ia mengatakan polisi rahasia Sovyet (NKVD, KGB) didominasi oleh yahudi dan Revolusi Bolshevik adalah pekerjaan orang-orang yahudi. Dan sekali lagi, buku itu tidak bisa beredar luas di dunia karena pengaruh yahudi.

Pada tahun 1984 dalam sebuah wawancara dengan sebuah televisi Solzhenitsyn menyebut Amerika sebagai propinsinya Israel. Ia tahu betul bagaimana yahudi melakukan konspirasi menguasai dunia.


(Bersambung)

TIDAK ADA TITIK BALIK, QUO VADIS SYRIA?


Keterangan gambar: ribuan warga Syria menyambut kedatangan menlu Rusia Sergey Lavrov belum lama ini sebagai bentuk penghormatan atas dukungan Rusia terhadap Syria.


Perang habis-habisan tampaknya takkan lagi terelakkan di Syria setelah sejauh ini zionisme internasional habis-habisan berupaya menumbangkan regim Bashar al Assad dengan berbagai cara. Dan media massa "zionist ass sucker" pun semakin nyaring menabuhkan genderang perangnya.

Hari ini (Rabu, 15/2) situs CNN News menulis tentang pembunuh bayaran pemerintah yang membelot ke kubu pemberontak dengan mengaku telah membunuh 70 demonstran, 1 di antaranya dengan menggorok leher. Sementara BBC menulis tentang parnyataan aktifis oposisi yang menyatakan bahwa kondisi tidak mungkin lagi bisa membaik kecuali "perang habis-habisan". Meski seringkali menayangkan berita-berita sampah, seperti memotret demonstran pro-pemerintah namun menyebutnya sebagai demonstran anti-pemerintah, CNN masih memiliki sedikit rasa malu dengan manyatakan bahwa "pernyataan narasumbernya belum bisa dikonfirmasi kebenarannya". Namun kalau setiap hari dibombardir dengan berita-berita bohong, masyarakat awam-pun akan tertipu juga.

Sebelum mencoba menganalisis apa yang akan terjadi di Syria bila upaya-upaya perdamaian menemui jalan buntu, saya ingin mengingatkan kembali bahwa demi menghindari kerusuhan yang semakin memburuk, pemerintah Syria sejak tahun lalu telah menyetujui untuk melakukan reformasi yang lebih dari cukup untuk memuaskan keinginan rakyatnya (bukan anarkis dan teroris yang dikirim oleh zionis internasional) seperti pemberian amnesti bagi para tahanan politik, penerapan pers bebas, penetapan UU pemilu dan parpol dll. Selain itu selama ini rakyat Syria relatif telah menikmati kondisi sosial politik ekonomi yang cukup baik, jauh lebih baik dari kondisi di Amerika maupun Eropa yang saat ini tengah menghadapi ancaman krisis ekonomi dan sosial serius. Sebagai contohnya seluruh penduduk Syria mendapatkan jaminan penuh di bidang sosial, kesehatan dan pendidikan. Dan selama 30 tahun lebih rakyat Syria yang multi-etnis dan agama mengalami kondisi sosial politik yang stabil. Serta satu hal lagi, pemerintah Syria tidak memiliki sepersen pun hutang kepada negara dan lembaga keuangan asing.

"Dosa" Syria hanya dua, selain menjadi batu sandungan dominasi sistem ekonomi global ribawi yahudi, Syria secara politik menjadi batu sandungan zionisme untuk menciptakan dominasi mutlak Israel atas kawasan Timur Tengah. Syria bersekutu dengan musuh Israel, Iran, serta mendukung kelompok-kelompok anti-Israel seperti HAMAS, JIHAD ISLAM dan HIZBOLLAH. Dan Syria adalah negara Arab terakhir yang pasukannya terlibat dalam pertempuran melawan Israel di Lebanon antara tahun 1981-1983.

Sebagaimana pengakuan wartawan senior Inggris Robert Fisk yang intens mengamati krisis politik Syria, Bashar al Assad tidak akan jatuh, setidaknya dalam waktu dekat ini, karena ia masih mendapatkan dukungan negara-negara tetangga dekatnya: Lebanon, Irak, dan Iran. Saya (blogger) setuju dengan pendapat tersebut dengan 1 kondisi, Bashar mampu bertahan dari semua upaya pembunuhan terhadap dirinya.

Namun baik Bashar bertahan maupun terbunuh, perang saudara yang melibatkan kekuatan-kekuatan internasional anti dan pro-Bashar akan berlangsung. Kondisinya akan benar-benar kacau balau sebagaimana perang sipil Lebanon tahun 1970-an hingga 1990-an, bahkan lebih parah lagi karena perang saudara di Syria akan melibatkan lebih banyak kekuatan asing. Bisa dibayangkan jika teroris-teroris Al Qaida dan salafi-wahabi bersama-sama intel-intel dan pasukan reguler yang menyamar dari Israel, negara-negara barat, Turki, Saudi dan Arab Teluk menyusup melalui Turki dan Lebanon, mereka harus berhadapan dengan gerilyawan Hizbollah, Hamas, Jihad Islam, Tentara Mahdi Irak, milisi Kristen Lebanon dan Syria, intel dan tentara reguler Iran, Lebanon, Irak serta milisi-milisi bersenjata dan tentara reguler Syria. Itu semua belum termasuk penasihat militer dan intel Rusia dan Cina yang akan berpihak kepada Syria. Tentu luar biasa kacau dan menghancurkan.

Namun sebelum itu benar-benar terjadi ingin saya ingatkan dalam tulisan ini bahwa Israel, Amerika dan NATO telah kalah melawan Hizbollah, gerilyawan Irak dan Taliban meski mereka memiliki keunggulan militer yang absolut. Dalam hal ini yang berperan besar adalah semangat juang Hizbollah, gerilyawan Irak dan Taliban yang tinggi karena berada di pihak yang "mempertahankan tanah air".

"Amerika punya jam, kami punyak waktu," kata seorang komandan pasukan Taliban suatu ketika, yang kini terbukti dengan rencana hengkangnya tentara Amerika dan NATO dari Afghanistan tanpa hasil.

Apalagi dengan Saudi dan negara-negara Arab Teluk yang tidak pernah benar-benar berperang melawan musuh dan selama ini menggantungkan keamanan mereka pada Amerika hingga mereka berani melanggar wasiat Rosulullah untuk mengusir orang-orang kafir dan musrik dari Jazirah Arab.

Adapun dalam kasus Syria, tidak ada fihak yang unggul secara militer. Sebaliknya Syria dan pendukung-pendukungnya memiliki semangat moril yang lebih besar karena berada di pihak yang "mempertahankan tanah air". Lalu apa yang diharapkan Israel, Amerika dan sekutu-sekutunya dalam petualangannya di Syria?

Tuesday 14 February 2012

OPOSISI SYRIA MINTA TOLONG PADA ISRAEL


(PASUKAN INGGRIS DAN QATAR TERLIBAT LANGSUNG DALAM PERTEMPURAN)

Televisi Israel, Channel 10, hari Kamis lalu (9/2) menyiarkan pesan dari anggota oposisi Syria yang menamakan diri “Syrian National Council (SNC)” kepada pemerintah Israel untuk membantu mereka menyingkirkan Presiden Bashar al Assad.

Dalam pesan tersebut anggota SNC yang bermarkas di Turki, Khaled Khoja, mengingatkan Israel bahwa negeri yahudi ini mendapatkan keuntungan besar dengan tumbangnya regim Bashar yang selama ini menjadi sekutu Iran, Hezbollah, and Hamas. Khoja menekankan bahwa membiarkan regim Bashar berkuasa sama dengan memberikan kemenangan pada Iran dengan segala kebijakannya yang mengancam keamanan Israel.

"Rakyat Syria meminta kepada komunitas internasional untuk mendukung dibentuknya zona pengaman dan "jalur keamanan" di Syria," papar Khoja kepada Israel.


TENTARA INGGRIS DAN QATAR TERLIBAT PERTEMPURAN DI HOMS

Sementara itu situs berita Israel yang dekat dengan kalangan inteligen Israel, Debkafile, melaporkan bahwa pasukan Inggris dan Qatar terlibat dalam pertempuran di kota Qoms.

"Empat pusat operasi telah dibangun di kota Homs dengan keberadaan pasukan darat yang akan menyiapkan penyusupan militer Turki ke Syria," lapor Debkafile.

Menurut situs tersebut keberadaan pasukan Inggris dan Qatar menjadi pembicaraan utama dalam pertemuan antara kepala inteligen Rusia, Mihkail Fradkov, dengan para pejabat Syria baru-baru ini di Damaskus.

Qatar selama ini tidak menyembunyikan hasratnya membantu oposisi Syria guna menyingkirkan regim Bashar al Assad. Pemimpin Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani pada pertengahan Januari lalu bahkan menyatakan ke publik bahwa negaranya siap mengirimkan pasukan ke Syria. Namun Inggris juga negara-negara barat lainnya secara diplomatik mengatakan tidak berniat melakukan intervensi militer atas Syria.

Menurut para pejabat Rusia skenario yang ingin dilakukan barat di Syria sama dengan yang mereka lakukan di Libya. Berdasar resolusi PBB yang memberi mandat kepada NATO untuk "hanya" menerapkan "no fly zone" atas Libya, Inggris, Perancis dan Qatar ternyata turut melibatkan pasukannya di darat hingga regim Moammar Ghadafi dengan mudah ditumbangkan. Kasus di Libya ini disinggung-singgung oleh Rusia dan Cina kala mereka memveto resolusi PBB yang salah satu poinnya memberi mandat kepada NATO untuk melakukan intervensi terbatas di Syria.



YANG BERTARUH ATAS KEJATUHAN ASSAD, AKAN KECEWA


Sementara itu sikap pemerintah Lebanon yang relatif netral dalam masalah Syria tampaknya membuat para pejabat kementrian luar negerinya gerah. Sebagai sekutu tradisional Syria mendesak mereka untuk memberikan dukungan pada Syria secara formal. Namun pemerintahan perdana menteri Najib Miqati lebih memilih "aman" dengan bersikap netral. Perbedaan "sikap" perdana menteri dengan para pejabat kemenlu tersebut tampak beberapa waktu lalu ketika menteri luar negeri Adnan Mansour menyatakan pendapatnya bahwa Lebanon harus mengambil sikap tegas (membela Syria). Dan minggu lalu deputi menlu Mikdad menunjukkan sikap kementrian luar negeri Lebanon dengan komentarnya yang cukup pedas tentang krisis Syria.

Menurut Mansour dalam pernyataannya kepada para wartawan asing di Beirut, Jumat (10/2), mengatakan bahwa mereka yang bertaruh atas kejatuhan pemerintahan Syria akan mengalami kekecewaan. Pernyataan tersebut merujuk pada rencana reformasi Syria yang segera akan dilaksanakan oleh presiden Bashar al Assad, yaitu referendum atas konstitusi baru serta pemilihan anggota parlemen yang akan diikuti oleh semua kekuatan politik Syria.

Sebaliknya Mansour mengecam para teroris asing dan pendukungnya yang sangaja membuat kekacauan dan tidak menginginkan reformasi di Syria.

"Kejahatan-kejahatan yang terus terjadi yang dilakukan kelompok-kelompok bersenjata terhadap masyarakat sipil membuktikan bahwa kelompok-kelompok ini dan pihak-pihak yang mendukungnya tidak menginginkan adanya keamanan dan reformasi di Syria dan akan terus melakukan konspirasi terhadap Syria," katanya.

Menurut Mikdad, sikap Rusia dan cina yang telah memveto resolusi PBB tentang Syria (poin pentingnya adalah pergantian kekuasaan di Syria dan ancaman intervensi bersenjata jika pergantian tersebut tidak terlaksana) berangkat dari kepercayaan mereka bahwa krisis di Syria hanya bisa diselesaikan secara damai dan dengan menghormati prinsip-prinsip dasar PBB.

Tidak luput Mikdad juga mengecam media-media asing yang telah memprovokasi situasi di Syria dengan tujuan mempengaruhi opini masyarakat yang berujung pada terpengaruhnya keputusan DK PBB.

Menurut Mikdad, eskalasi politik yang memanas dimulai setelah tim monitor Liga Arab yang dikirim ke Syria memberikan laporannya kepada "Ministerial Committee" Liga Arab yang ternyata tidak sesuai dengan keinginan beberapa anggota kunci Liga Arab (mengkonfirmasi bocoran laporan tim monitor Liga Arab yang menemukan fakta bahwa aksi-aksi kekerasan di Syria dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata asing, bukan oleh aparat keamanan Syria).

Ia juga mengecam sikap diam negara-negara yang selama ini menuntut "demokrasi" di Syria dan menuntut Bashar al Assad mundur, atas aksi-aksi teror yang terjadi di Syria, terakhir aksi pemboman di Aleppo yang menewaskan belasan warga sipil dan militer Syria. Hal ini menunjukkan negara-negara tersebut telah menerapkan politik standar ganda terhadap Syria.

Terakhir Mikdad menuduh beberapa negara tetangga (tanpa menyebut secara rinci) telah menyediakan tempat bagi kelompok-kelompok teroris bersenjata yang telah mengacaukan Syria.

"Suatu saat Syria akan menunjukkan dokumen-dokumen bukti persengkongkolan tersebut dan menuntut negara-negara itu untuk menyerahkan para pemimpin teroris serta ganti rugi atas kerugian yang terjadi di Syria," kata Mikdad.



Ref:
"AL Mull Action, Mikdad: Betting on Syria’s Downfall Betting on Failure"; almanar.com.lb; 12 Februari 2012
almanar.com.lb; 9 Februari 2012

Friday 10 February 2012

AS SADR RAYAKAN PENARIKAN PASUKAN AMERIKA DARI IRAK


Meski agak terlambat karena pasukan tempur terakhir Amerika telah hengkang dari Irak pertengahan Desember tahun lalu, Sayyed Muqtada as-Sadr dan pengikutnya secara resmi merayakan penarikan pasukan Amerika, hari Kamis (9/2).

Puluhan ribu pengikut as-Sadr, pemimpin muda Shiah paling berpengaruh di Irak, membanjiri jalanan kota Sadr City, kawasan di sebelah utara Baghdad yang dinamakan sesuai nama ayahnda Muqtada, Mohammed Sadiq al-Sadr, yang tewas dibunuh oleh tentara Saddam Hussein bersama dua saudaranya tahun 1999.

"Pasukan perlawanan telah membuat pasukan penjajah ketakutan, sehingga mereka hengkang setelah kalah bertempur," kata Muqtada dalam pidato yang disiarkan melalui layar raksasa yang dibentangkan di hadapan para pengikutnya. Kebiasaan Muqtada dan para pemimpin Shiah lainnya seperti Nasrallah di Lebanon berpidato melalui layar lebar adalah untuk menghindari ancaman pembunuhan musuh-musuh mereka.

"Parukan Amerika telah berubah dari tentara pembebas, seperti mereka katakan, menjadi tentara penjajah. Mereka bekerja untuk memecah belah dan menghancurkan stabilitas bangsa. Penjajah tidak akan pernah membawa kedamaian dan keamanan ke Irak, namun Anda dan hanya Anda sekalian," kata Muqtada.

"Ya, ya untuk persatuan. Ya, ya untuk perdamaian. Ya, ya untuk perlawanan," teriak para pengikut Muqtada.

Dalam kesempatan tersebut Muqtada juga menyerukan pemerintah untuk segera melepaskan para pejuang Irak yang masih ditahan aparat keamanan pemerintah.

Muqtada, dalam usianya yang relatif masih muda (40-an tahun) telah menjadi salah satu pemimpin paling berpengaruh di Irak, dan tidak diragukan lagi ia bakal menjadi pemimpin paling berpengaruh Irak di masa mendatang. Semuanya berkat sikap tegasnya menentang penjajahan Amerika atas Irak yang tidak bisa dibantah telah menjadi faktor utama ditariknya pasukan Amerika. Pasukannya telah terlibat dalam pertempuran-pertempuran sengit melawan tentara Amerika dan pasukan pemerintahan boneka Irak. Ia baru menghentikan perlawanan setelah dibujuk Iran tahun 2008, kemudian mengasingkan diri untuk memperdalam agama di kota suci Shiah Qom di Iran. Dua tahun kemudian ia kembali ke Irak untuk mengikuti pemilu.

Kini ia menjadi bagian dari koalisi pemerintahan PM Nuri Nur Maliki setelah partai yang dibentuknya memperoleh suara yang cukup signifikan dalam pemilu Irak beberapa waktu lalu.

Dalam peringatan penarikan pasukan Amerika tersebut di atas, ribuan anggota milisi bentukan Muqtada (Mahdi Army), berpawai membawa bendera Irak dan mendapat sembutan meriah pendukung Muqtada yang berkumpul di pinggir-pinggir jalan.

"Tidak, tidak bagi Amerika. Tidak, tidak bagi Israel," teriak para anggota milisi.



Sumber: almanar.com.lb; 9 Februari 2012

DUNIA BERSANDAR DI PUNDAK MEREKA


"Sungguh benar, di pundak merekalah dunia kini bersandar," tulis David Duke, seorang pejuang hak-hak masyarakat kulit putih dari penindasan kaum yahudi, tentang peran yang diemban orang-orang Palestina yang tinggal di wilayah yang diduduki Israel.

Yah, kalau bukan karena keberadaan mereka, yang bersabar dengan cobaan Tuhan dan tetap yakin bahwa kebenaran hakiki akan berpihak pada mereka, mungkin malaikat sudah menghancurkan dunia saat ini juga.

Tidak ada kemuliaan yang bisa ditunjukkan umat manusia saat ini lebih dari mereka. Bayangkan. Dengan kondisi mengenaskan setelah Israel menghancurkan rumah-rumah mereka dan membunuhi sanak keluarga mereka, mereka masih bisa tersenyum menyambut kedatangan para relawan asing yang hendak membantu mereka.

"Teh, Tuan?", kata mereka menawarkan segelas teh panas yang baru diseduh dari dapur darurat yang didirikan di luar bangunan rumahnya yang hancur, kepada para relawan.

Maka benarlah apa yang pernah dikatakan oleh Rosulullah: "Di sekitar baitul maqdis (masjid al Aqsa di Jerussalem) akan ada segolongan orang yang selalu berada dalam kebaikan/kebenaran."

Pada tgl 9 Januari lalu, para pemukim illegal yahudi di Kiryat Arba membakar mobil milik keluarga Jawdi Jaber di Lembah Beqa', selanjutnya mereka melempari rumah keluarga malang tersebut dengan batu-batu.

Mobil yang dibakar tersebut sebenarnya bukan mobil mahal, melainkan hanya sebuah mobil butut minivan merk Peugeot buatan tahun 1979. Namun mobil itulah tulang punggung kehidupan keluarga Jaber. Secara rutin Jaber mengantar ibunya yang sudah tua renta ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatannya. Dalam kondisi hujan mobil ini juga berguna untuk mengantar jemput anak-anaknya ke sekolah. Biasanya mereka berjalan kaki 6 km lebih melintasi pegunungan batu dan pemukiman orang-orang yahudi yang seringkali menghadang mereka dan mengganggu mereka, terkadang dengan menggunakan tongkat pemukul baseball.

Dan jika ada buah-buahan atau sayur-sayuran yang bisa dijual, Jaber akan mengangkutnya ke pasar terdekat di Hebron. Petani adalah mata pencaharian Jaber sebagaimana nenek moyangnya sejak dahulu kala. Namun setelah pemerintah Israel menutup saluran irigasi yang melintas ke kebunnya, hasil kebunnya seperti tomat, timun dan anggur, kini menyusut drastis. Ini belum termasuk ternak dan hasil kebun yang seringkali dirampok para pemukim yahudi.

Itu semua adalah penderitaan sehari-hari yang dialami Jaber dan ratusan ribu warga Palestina lainnya di wilayah pendudukan Israel.

"Kami tidak pernah merasakan satu hari pun dimana kami bisa hidup secara normal seumur hidup kami," kata Jaber.

Pada tahun 2001 ia mencoba membangun rumah kecil untuk istri dan kelima anaknya di tanah warisan orang tuanya. Setahun kemudian rumah itu dihancurkan oleh pemerintah Israel yang sejak tahun 1967 telah menghancurkan lebih dari 26.000 rumah milik warga Palestina.

Namun penderitaan Jaber belum separah Atta, saudaranya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Rumah Atta sudah tiga kali dihancurkan oleh orang-orang yahudi, pemerintah Israel maupun pemukim yahudi-nya. Yang paling mengenaskan terjadi pada bulan Januari 2000, pada hari Jumat, ketika para pemukim yahudi menyerang rumahnya dan mengusir Atta sekeluarga. Pada hari Sabtu mereka tinggal di rumah itu di bawah perlindungan polisi Israel. Pada hari Minggu mereka meninggalkan rumah itu dalam bentuk tumpukan arang. Sobekan-sobekan al Qur'an berserakan di halaman. Namun tak seorang pemukim yahudipun yang ditangkap.

Jika ada orang-orang "liberal idiot" yang mengatakan betapa baiknya orang-orang yahudi (orang-orang Jaringan Islam Liberal suka mengatakan demikian), ajak saja mereka ke keluarga Jaber. Orang-orang yang baik dan menyenangkan. Baik Jaber dan Atta lancar berbahasa Inggris. Istri-istri mereka akan menyajikan makanan khas Palestina, maklubeh, yang lezat. Dan anak-anak mereka cantik dan periang. Namun berhati-hatilah Anda, karena Anda bersama para pahlawan pemberani sejati. Mereka orang-orang yang tertindas, terluka dan trauma, namun mereka teguh dan sabar dengan semua penderitaan itu.

Di tengah-tengah dunia yang semakin kejam, keberadaan mereka sungguh bagaikan oase di tengah gurun. Dan bagi para malaikat di atas langit, sikap, perilaku dan kesabaran mereka memercikkan cahaya di tengah-tengah kegelap gulitaan dunia yang terbalut nafsu angkara murka, kemunafikan dan kelemahan iman manusia. Sungguh benar, di pundak merekalah dunia kini bersandar.



Ref:

"Freedom of Religion? You Try it in Israel"; David Duke, davidduke.com; 6 Februari 2012