Sunday, 24 August 2008

PERKEMBANGAN BARU KRISIS GEORGIA


Perkembangan baru krisis Georgia antara Rusia dengan Georgia memasuki perkembangan baru yang menarik untuk dicermati, yaitu perselisihan klasik antara Rusia melawan Yahudi. Stasiun televisi Al Manar melaporkan 23 Agustus lalu bahwa satu armada laut Rusia dipimpin oleh kapal induk Admiral Kutnetzov dan kapal penjelajah Moskva tengah berada dalam perjalanan dari Laut Baltik untuk berlabuh di Syria, negara tetangga musuh terkuat Israel saat ini selain Iran. Al Manar juga melaporkan Rusia dan Syria tengah membicarakan rencana penggelaran rudal SS-26 di wilayah Syria yang tentunya
sangat mengancam keamanan Israel, yang secara teknis masih terlibat perang melawan Syria paska perang Yom Kippur tahun 1973.

Bila laporan itu terealisasi maka tidak ada hal lain selain fakta bahwa Rusia bermaksud memberi pelajaran kepada Israel yang telah terlibat dalam krisis Georgia sebagai pendukung utama Georgia selain Amerika. Hal ini tentunya membuka babak baru perselisihan antara Rusia dan Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun.

Fenomena paling up to date dari pertikaian antara Rusia dengan Yahudi adalah penangkapan para pengusaha Rusia keturunan Yahudi yang sering disebut oligarch. Mereka dianggap telah memperkaya diri sendiri di atas penderitaan rakyat Rusia. Mereka memanfaatkan atau bahkan merekayasa kondisi sosial ekonomi dan politik yang tidak stabil paska runtuhnya Uni Sovyet untuk memperolah keuntungan. Dengan praktik-praktik ala mafia, mereka berhasil menguasai sektor-sektor strategis Rusia seperti perbankan, telekomunikasi & informasi serta minyak, gas dan energi.

Presiden Putin yang mengambil kebijakan politik berbeda dibanding pendahulunya Boris Yeltsin, menekan dan menangkapi para ologarch setelah mereka mengabaikan peringatannya untuk berbisnis secara jujur dan menjauhi arena politik. Di antara oligarch yang ditangkap pemerintah Rusia adalah Michael Khodorkovsky. Oligarch lainnya memilih melarikan diri, seperti Roman Abramovich (kini pemilik klub sepakbola Chalsea), Vladimir Gusinsky dan Boris Berezovsky.

Keberadaan kaum Yahudi di Rusia sangatlah lama. Catatan sejarah abad IV menunjukkan sebanyak 10 ribu hingga 30 ribu Yahudi tinggal di Semenanjung Krim, Rusia selatan. Sepanjang sejarahnya, kaum Yahudi yang memegang teguh tradisi mereka dan hidup inklusif, menjalani hubungan yang tidak harmonis dengan penduduk asli Rusia yang beretnis Slavia. Akibatnya mereka terus menerus mengalami penindasan. (Sejarah penindasan Yahudi Rusia bisa dilihat di Wikipedia artikel History of the Jew in Russia.).

Namun kaum Yahudi pun tidak tinggal diam. Mereka juga melakukan berbagai aksi anarki dan terorisme, termasuk membunuh kaisar Alexander II. Dan puncak perjuangan Yahudi untuk menguasai Rusia adalah dengan menggerakkan faham sosialisme & komunisme yang berhasil menumbangkan kekaisaran Rusia tahun 1905. Dan setelah rejim komunis berkuasa tahun 1917, kaum komunis Yahudi membantai puluhan juta warga Rusia yang secara religi adalah penganut Kristen yang taat. (Wikipedia tidak menyebutkan dalam artikel tersebut di atas, tapi sumber-sumber lain yang dapat diakses melalui situs-situs seperti jewwatch.com atau davidduke.com menyebutkan dengan jelas). Itulah sebabnya mengapa Hitler, seorang kristen fanatik, membalas dengan membantai Yahudi. Adapun penyerbuan Jerman ke Rusia pada Perang Dunia II dimaksudkan untuk membebaskan Rusia dari komunisme Yahudi. Perlu dicatat bahwa Hitler secara moral mendapat dukungan pemimpin Kristen tertinggi saat itu, Paus Vatikan.

Seperti disebutkan dalam berbagai laporan media massa, Israel secara aktif terlibat dalam krisis Georgia sebagai pemasok senjata dan instruktur militer tentara Georgia. Mungkin ini dilakukan sebagai balas dendam atas kebijakan politik pemerintah Rusia yang anti oligarch. Dan aksi Rusia yang mengirimkan armada ke negara tetangga Israel, Syria, tidak bisa diabaikan begitu saja merupakan rangkaian dari pertikaian lama antara Rusia melawan Yahudi.

Namun harus diwaspadai, pertikaian itu bisa memicu krisis lain yang lebih hebat, seperti hebatnya Perang Krim pada abad 19 yang juga dipicu oleh pertikaian antara Rusia melawan orang-orang Yahudi.

No comments: