Friday, 29 January 2016

Drone dan Kapal Selam Iran Dekati Armada Amerika Tanpa Ketahuan

Indonesian Free Press -- Sebuah drone dan kapal selam Iran berhasil mendekati armada perang Amerika di Teluk Parsia tanpa ketahuan. Hal ini merupakan 'pukulan berat' dalam dunia militer karena membuktikan bahwa kapal-kapal perang Amerika sangat rawan untuk dihancurkan dalam pertempuran sebenarnya.

Kantor berita Iran FARS News Agency melaporkan hari ini (29 Januari) sebuah drone Iran berhasil mendekati kapal induk Amerika dan mengambil gambarnya, di tengah latihan perang laut yang digelar Iran di Teluk Parsia.

Sementara itu sebuah kapal selam kelas Ghadir Iran juga berhasil mendekati kapal induk tersebut tanpa diketahui. Kapal selam itu juga berhasil mengambil gambar dan mengumpulkan data inteligen tentang armada Amerika tersebut.

"Kapal selam Iran itu berhasil mengambil gambar yang jelas dari kapal induk itu tanpa menarik perhatian awak kapal tersebut," demikian laporan tersebut menuliskan.

Laporan itu tidak menyebutkan kapal induk yang didekati tersebut. Markas Armada ke-5 Amerika yang berbasis di Bahrain, yang menjadi pusat komando angkatan laut Amerika di kawasan Timur Tengah juga menolak berkomentar tentang laporan itu. Namun diketahui bahwa saat ini kapal induk Amerika yang berada di Teluk Parsia adalah USS Harry S. Truman.

Menurut Harry J. Kazianis, pakar militer laut, dalam artikel di National Interest menyebutkan bahwa kapal-kapal selam yang tidak terdeteksi akan menjadi 'pengubah permainan' dalam sebuah perang laut modern. Ia menyebutnya sebagai 'pukulan satu-dua yang tidak bisa diabaikan'.

Peristiwa ini terjadi saat Iran menggelar latihan perang laut yang diberi kode 'Velayat 94', di Teluk Persia, Selat Hormuz hingga Samudra India. Dalam latihan selama empat hari itu marinir Iran mensimulasikan penyergapan terhadap pasukan musuh yang hendak menginvasi Iran, dengan dukungan kekuatan laut dan udara.

Pada hari pertama latihan sebuah kapal perang Amerika mendapat peringatan dari kapal-kapal perang Iran untuk menjauh dari lokasi latihan. Kapal perang itu, yaitu kapal jelajah USS Monterey pun pergi tanpa menimbulkan perselisihan.


Ujicoba Rudal Jelajah Nour
Selama latihan perang tersebut Angkatan Laut juga berkesempatan mengujicoba rudal jelajah Nour yang berjalan sukses.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita Rusia Sputnik News, Jumat (29 Januari), ujicoba berlangsung di lepas pantai Makran di tenggara Iran. Dengan jarak sasaran sejauh 93 mil rudal-rudal jelajah Nour terbukti akurat dan memiliki daya hancur tinggi.

"Dengan jarak 93 mil (sekitar 150 km), rudal-rudal Nour terbukti akurat dan kuat," tulis laporan itu.

Kepada media yang meliput latihan itu, Jubir Angkatan Laut Iran Komodor Seyyed Mahmoud Mousavi mengatakan, "Kapal-kapal angkatan laut secara simultan menembakkan rudal jelajah Nour dan berhasil menghancurkan sasaran dan sukses menyelesaikan misi."

Rudal Nour selain bisa ditembakkan dari kapal, juga bisa ditembakkan dari darat. Panglima Angkatan Laut Iran Rear Admiral Habibollah Sayyari mengatakan kepada wartawan bahwa ujicoba itu adalah 'langkah membanggakan Iran' yang mampu menimbulkan ketakutan bagi musuh-musuh Iran.(ca)

No comments: