Wednesday 15 April 2020

Tidak Tahan dengan Kehancuran yang Terjadi Warga AS Ramai-Ramai Gelar Aksi Protes

* Angka Kehilangan Pekerjaan Pecahkan Rekor


Indonesian Free Press -- Lebih dari 15.000 kendaraan dan truk terlibat dalam aksi menolak pembatasan aktifitas (lockdown) mencegah penyebaran Covid 19 di ibukota negara bagian Michigan, Lansing, Rabu kemarin. Mereka menolak kebijakan yang dikeluarkan Gubernur Gretchen Whitmer yang disebut mereka sebagai 'tirani'.

Tetap mengikuti perintah 'social distancing', para peserta berada di dalam kendaraan yang berjalan pelan dan menciptakan kemacetan di jalan-jalan utama kota.

"Karantina adalah mencegah pergerakan orang-orang sakit. Tirani adalah ketika Anda mengkarantina orang-orang sehat,” kata Meshawn Maddock, organiser aksi tersebut dari kelompok yang menamakan diri Michigan Conservative Coalition, kepada Fox News. 

“Semua orang telah mengalami dampak buruk dari apa yang disebut 'social distancing'. Kami tidak menginginkan 'negara babu' mengajarkan rakyat bagaimana bertindak hati-hati,” tambahnya.


Aksi yang dinamakan “Operation Gridlock” itu akan menjadi satu di antara banyak aksi 'pembangkangan sipil' di Amerika yang dilakukan warga yang kecewa dengan perintah 'tinggal di rumah' di tengah wabah. Para demonstran dari negara bagian North Carolina hingga Wyoming mengatakan bahwa mereka memahami dampak buruk ekonomi dan keuangan akibat coronavirus, mengumandangkan apa yang dikatakan Presiden Donald Trump yang mengatakan bahwa 'obatnya lebih buruk dari penyakitnya',” tulis Fox News kemarin.

Alex Berenson, mantan wartawan New York Times yang menjadi aktifis penggerak aksi di North Carolina menulis di akun instagramnya: 

"@AlexBerenson
Kini telah tumbuh viral: satu group Facebook bernama #ReopenNC telah dimulai hari Kamis kemarin dan kini telah beranggotakan 21.000 orang; mereka menyerukan protes besok. 

@AlexBerenson
Namun #reopenNC jauh lebih kecil dibandingkan group Facebook di Michigan  - “Michiganders Against Excessive Quarantine” - yang beranggotakan 262.000 orang atau 2.6% dari jumlah penduduk negara bagian, hanya dalam waktu seminggu. Warga Michigan tahu saat Anda kehilangan pekerjaan dan mereka tidak akan tinggal diam

Menurut laporan Fox News diperkirakan 16.8 juta warga AS kehilangan pekerjaan dalam tiga minggu terakhir. Itu berarti 10% dari seluruh lapangan kerja di Amerika. Angka ini jauh lebih tinggi dari tingkat kehilangan pekerjaan dalam masa Great Recession tahun 1930-an. Pada masa itu diperlukan waktu 44 minggu untuk sampai pada angka tersebut di atas.

Pada hari Kamis pekan lalu puluhan orang mengenakan topeng Guy Fawkes dalam aksi menolak langkah 'social-distancing' yang diberlakukan di negara bagian Ohio, di depan kantor gubernur Mike DeWine di Columbus. Mereka membawa plakard bertuliskan “Open Ohio,” “Karantina lebih buruk dari virus,” dan “Social distancing atau social conditioning. Kami tidak akan patuh.”

Di negara bagian Wyoming, sekitar 20 orang berkumpul di sebuah taman di kota Casper, memprotes 'social distancing'.

"Kami kehilangan bisnis-bisnis kecil kami yang selama ini menjadi tulangpunggung ekonomi kami," tulis group Facebook di halamannya.

“Penutupan tidak bisa dijamin atau sesuai dengan wilayah kami. Bahaya bisa diisolir atau dicegah dengan cara lain tanpa harus mengorbankan seluruh ekonomi negeri.”

Sementara Maddock dan para aktifis aksi di Michigan mengatakan bahwa 'social distancing' tidak hanya menghancurkan ekonomi namun juga membahayakan cara hidup warga yang mungkin akan membunuh lebih banyak manusia daripada virus.

“Rakyat hanya perlu 'common sense', kami tidak bisa menutup seluruh negara begitu saja,” tambah Maddock.

Presiden Donald Trump dan sejumlah pendukungnya di Partai Republik tengah mempertimbangkan cara terbaik mencegah virus tanpa menghancukan ekonomi, termasuk dengan membentuk 'gugus tugas coronavirus'. Namun sejumlah gubernur dari Partai Demokrat juga telah menyatakan keinginan untuk membuka kembali kegiatan bisnis dan ekonomi.

Gubernur New York Andrew Cuomo bersama gubernur-gubernur wilayah timur-laut New Jersey, Connecticut, Pennsylvania, Rhode Island dan Delaware, telah mengumumkan untuk membuka ekonomi secara terorganisir. Gubernur-gubernur di pantai barat juga telah mengumumkan hal yang sama.

“Kami telah mulai melangkah untuk 'membuka kembali', secara terencana dan cerdas, karena kalau salah bisa berbahaya,” kata Cuomo dalam pertemuan dengan para gubernur tersebut di atas.(ca)

No comments: