Monday, 25 January 2010

Inflasi, Bailout dan Kerugian Masyarakat


Inflasia adalah fenomena terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dalam jangka waktu tertentu yang cukup lama (biasanya dihitung 1 tahun). Kebanyakan masyarakat menganggap hal ini adalah sebuah fenomena yang alami meski mereka mengalami kerugian karena inflasi mengakibatkan nilai uang, properti dan harta kekayaan lainnya pengalami penurunan nilai. Dalam sebuah sistem ekonomi yang besar seperti negara, kerugian ini sebenarnya amat sangat besar. Jika nilai barang dan jasa kumulatif sebuah negara misalnya adalah Rp 500 triliun, dan tingkat inflasi adalah 10%, maka total nilai barang dan jasa yang hilang termakan inflasi adalah Rp 50 triliun. Bayangkan Indonesia dengan Produk Domestik Bruto (nilai produksi barang dan jasa selama setahun) selama tahun 2008 saja mencapai $467 miliar atau setara Rp4.670 triliun, padahal ini hanya satu porsi kecil dari nilai kumumulatif barang dan jasa yang diproduksi selama bertahun-tahun, maka nilai kerugian yang terjadi tidak terhingga banyaknya. Namun begitulah, masyarakat sudah terlanjur menganggap inflasi adalah fenomena wajar, jadi hal itu tidak menjadi persoalan bagi mereka.

Inflasi terjadi karena adanya pertumbuhan jumlah uang yang beredar yang melebihi pertumbuhan produksi barang dan jasa. Hal ini dikungkinkan karena otoritas moneter di hampir di seluruh dunia telah melepaskan diri dari standar cadangan emas dan perak sebagaimana awalnya. Mereka dibolehkan mencetak berapapun jumlah uang dari tumpukan kertas tak berharga. Di sisi lain bank-banak juga dimungkinkan menciptkan uang sendiri (uang giral) seperti cek, giro, kartu kredit, dan surat-surat berharga, yang ikut menambah jumlah uang beredar. Dan ada 1 hal lagi yang menjadi penyebab inflasi, yaitu kebijakan bailout yang menjadi trend di sistem ekonomi kapitalis sebagaimana Indonesia. Saya akan berikan penjelasannya.

Misal ada sebuah bank seperti Bank Century yang melakukan kesalahan manajemen atau memang sengaja menggelapkan dana-dana masyarakat, yang membuat bank tersebut mengalami kesulitan likuiditas atau kekurangan uang tunai dan terancam kolaps. Dengan pertimbangan ambruknya bank-bank tersebut mengancam perekonomian, atau alasan lain untuk keuntungan pribadi, otoritas moneter kemudian menggelontorkan dana talangan (bailout), katakanlah Rp6,7 triliun.

Dengan talangan ini maka kesulitan likuiditas bank Century teratasi dan ekonomi berjalan normal kembali. Seperti tidak terjadi apa-apa. Tapi sebenarnya terjadi kerugian masyarakat berupa inflasi yang menggerogoti nilai aset-aset riel masyarakat. Pada saat terjadi penggelapan dana masyarakat, sebenarnya dana tersebut tidak lenyap ditelan angin atau amblas ditelan bumi, tapi hanya berpindah tangan ke, misalnya kantong pribadi pemilik dan manajemen bank Century, kantong pejabat yang melakukan kebijakan bailout dan lain sebagainya. Jadi secara riel tidak terjadi penambahan jumlah uang beredar dan dengan kata lain tidak terjadi inflasi. Tapi dengan masuknya dana talangan senilai Rp6,7 triliun yang dicetak Bank Indonesia dari tumpukan kertas tak berharga, terjadi penambahan jumlah uang beredar di masyarakat. Inilah yang memicu terjadinya inflasi.

Lalu kalau inflasi sebenarnya bukan fenomena yang wajar, sistem ekonomi apakah yang bisa menghindarkan diri darinya. Jawabnya adalah jika alat tukar menukar atau uang dikembalikan kepada basisnya, yaitu berdasarkan cadangan emas dan perak sesungguhnya dengan ketentuan ketat bahwa setiap pencetakan uang kertas baru adalah berdasarkan tambahan cadangan emas yang diproduksi. Atau lebih aman lagi jika uang kertas diganti dengan logam mulia seperti emas dan perak. Ralistiskan ini? Cukup realistis karena faktanya (berdasar sebuah penelitian) cadangan emas global selalu mengalami kenaikan dengan kenaikan yang proporsial dengan jumlah pertumbuhan penduduk. Cadangan emas ini mampu menjaga pertumbuhan ekonomi global yang alami sebagaimana pertumbuhan penduduk dunia. Dan satu hal lagi, dengan sistem ini ekonomi dijamin, kecuali ada sebagian orang yang melakukan aksi spekulasi dan hal ini bisa dicegah dengan pemberian sanksi yang keras, tidak akan terjadi inflasi. Asumsinya adalah jika persentase pertumbuhan cadangan emas yang sama dengan persentase pertumbuhan produksi barang dan jasa, maka secara otomatis inflasi tidak terjadi.

Friday, 22 January 2010

Sebuah Studi Kritis Sejarah Politik Islam

Meski sejarah Islam telah "dipoles" sedemikian rupa, namun kebenaran tidak akan mungkin ditutup-tutupi selamanya. Ada banyak fragmen sejarah yang tercecer yang menunjukkan kebenaran sejati yang mengganggu para pencinta kebenaran. Misalnya saja masalah pertikaian tanah Fadak antara Fathimah dan Abu Bakar, pembangkangan para sahabat terhadap perintah Rosulullah (yang paling terkenal adalah penolakan para sahabat terhadap perintah menulis wasiat Rosul sebelum beliau meninggal yang dalam tradisi Shiah kemudian disebut sebagai Tragedi Hari Kamis).

Saya telah mencoba untuk merangkai fragmen-fragmen itu menjadi satu gambaran sejarah yang utuh. Dan dibantu dengan kamampuan saya mengkaji aspek-aspek politik beberapa fenomena sejarah dunia, saya menyimpulkan dengan sangat yakin bahwa Rosulullah telah dikudeta oleh para sahabat.

Memang sangat sukar untuk sampai pada kesimpulan seperti itu mengingat banyaknya kontradiksi yang seolah-olah menentang kesimpualn ini. Misalnya saja sebuah logika yang dikembangkan (oleh yang menentang kesimpulan tersebut) yaitu jika para sahabat mengkudeta Rosul berarti Rosul telah gagal menjalankan misinya. Logika ini saya patahkan dengan memahami misi Rosul yang sebenarnya. Sebagaimana misi para rosul sebelumnya dan juga diperkuat dengan beberapa ayat dalam Al Qur'an, misi Rosulullah hanyalah menyampaikan risalah. Adapun hasilnya adalah tidak lagi menjadi tanggungjawab beliau. Dalam salah satu ayat Al Qur'an Allah berfirman: "Bukan urusanmu (Muhammad) mengenai apa yang akan terjadi pada mereka hingga Allah mengazab mereka atau mengampuni mereka."

Kontradiksi lainnya adalah adanya "kesepakatan bersama" atau konsensus seluruh sahabat terhadap apa yang mereka lakukan paska wafatnya Rosulullah. Mengingat adanya hadits kuat bahwa ummat Islam tidak akan bersepakat terhadap kezaliman, maka konsensus tersebut adalah sesuatu yang baik dan benar. Pendapat ini membantah klaim kaum Shiah bahwa Ali, Fathimah dan ahlul bait (keluarga Rosul) serta sebagian sehabat tidak ridho dengan kepemimpinan para sahabat, khususnya Abu Bakar, Umar dan Usman. Untuk masalah ini, saya menolaknya dengan alasan konsensus tentang kepemimpinan para sahabat tidak dilakukan dengan dasar keikhlasan. Perlu diketahui bahwa sebagian sahabat utama seperti Saad bin Ubadah sang pemimpin kaum Anshar dan juga putri Rosul Fathimah Az Zahra, tidak pernah setuju dengan kepemimpinan Abu Bakar sepanjang hidupnya (Fatimah meninggal 6 bulan setelah Abu Bakar dibaiat menjadi khalifah dan Saad bin Ubadah meninggal pada masa kekhalifahan Umar). Adapun mengenai pembaiatan yang dilakukan Ali bin Abi Thalib terhadap Abu Bakar "terpaksa" dilakukan karena kebesaran hati Ali yang mengkhawatirkan terjadinya perpecahan umat Islam. Hal itu dikatakan langsung oleh Ali dalam kitab "Nahjul Balaghah" khotbah ketiga. Dalam khotbah tersebut Ali mengatakan: "Kedudukan saya dengan kepemimpinan umat adalah laksana sumbu dengan rodanya.". Adapun fragmen kebenaran yang tercecer dalam kitab "Shahih" Bukhari/Muslim tanpak dalam bab "Pembaiatan Ali". Dalam kitab yang oleh sebagian besar umat Islam sebagai kitab paling valid setelah Qur'an ini terjadi dialog sbb: Ali: "Bukankah Anda mengetahui bahwa untuk urusan kekhalifahan ini saya lebih berhak daripada Anda?". Abu Bakar menjawab: "Saya tidak bermaksud merampas hak Anda, tapi saya hanya menjalankan keinginan masyarakat."

Baiklah saya akan melakukan analisis terhadap fragmen-fragmen sejarah yang tercecer tersebut. Meski banyak sekali hadits yang menunjukkan keutamaan Ali dan penunjukan Ali sebagai pengganti Rosul, saya hanya akan mengkonsentrasikan pada beberapa langkah politik yang dilakukan Rosul yang menunjukkan keridhoan Rosul kepada Ali sebagaimana beliau umumkan kepada para sahabat dalam Perang Khaibar: "Besok bendera (komando) akan saya berikan kepada seseorang yang diridhoi Allah dan Rosulnya!" dan bendera itu ternyata diberikan kepada Ali. Tidak ada seorang pun sahabat yang diproklamirkan kemuliaannya yang sedemikian tinggi seperti Ali.

Pada peristiwa haji Wada Rosulullah memberikan kembali memberikan keistimewaan kepada Ali. Ketika sebagian besar sahabat tidak bisa menunaikan ibadah haji karena tidak membawa hewan kurban dan karenanya hanya dianggap sebagai umroh saja, Ali yang tidak membawa binatang kurban karena baru menunaikan tugas kenegaraan di Yaman, oleh Rosulullah diberi hewan kurban sehingga tetap bisa menunaikan ibadah haji.

Beberapa bulan setelah haji Wada, Rosulullah sakit keras. Pada saat itu Rosul masih tetap menjalankan tugasnya sebagai kepala negara. Misi terakhir yang diperintahkannya adalah pengiriman tentara atau ekspedisi yang dipimpin oleh Usama bin Zaid, seorang pemuda remaja putra Zaid bin Haritshah yang merupakan anak angkat Rosulullah dan telah syahih dalam Perang Mut'ah. Penunjukan Usama bukan tanpa maksud politis. Rosul ingin menununjukkan kepada para sahabat bahwa masalah kepemimpinan tidak tergantung pada kesenioran, tapi pada kualitas. Seluruh sahabat senior termasuk Abu Bakar, Umar dan Usman diwajibkan ikut dalam ekspedisi tersebut. Namun anehnya Ali tidak diikutkan dalam ekspedisi ini. Ini tidak lain karena Rosulullah tidak ingin langkah politiknya mengangkat Ali sebagai pengganti beliau tidak menghadapi halangan dari para sahabat yang telah menunjukkan resistensinya terhadap kepemimimpinan Ali.

Dan sebagai bentuk resistensi, para sahabat senior menolak ekspedisi ini sehingga Rosul marah. Dengan bersandarkan pada pundak Ali dan Ibnu Abbas karena kondisi sakit, Rosulullah mendatangi para sahabat yang menolak pemberangkatan ekspedisi, menyerukan kembali keberangkatan ekspedisi dan mengutuki mereka yang menolaknya. Namun ekspedisi tetap saja tidak berjalan sebagaimana seharusnya melainkan terhenti di Jurf, perbatasan Medinah.

Kemudian datanglah pembangkangan yang sebenarnya, hari Kamis, empat hari sebelum kematian Rosulullah. Pada saat itu di rumahnya, Rosulullah memerintahkan dituliskan wasiat yang akan diberikannya kepada ummat Islam. Kemungkinan besar salah satunya adalah mengenai kepemimpinan umat sepeninggalnya. Ini adalah yang paling rasional karena Rosul, orang yang sangat menyayangi ummatnya sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an, tentu tidak akan meninggalkan umatnya dalam kondisi cerai berai. Tapi Umar, orang yang seharusnya berada dalam pasukan pimpinan Usamah, dengan keras menolak
perintah Rosul dengan alasan: Umat tidak butuh wasiat Rosul karena sudah memiliki Al Qur'an, seolah ia lupa dengan firman Allah bahwa semua perkataan Rosul adalah berdasarkan ilham yang diberikan Allah dan Rosul adalah orang yang paling mengerti tentang Al Qur'an.

Para sahabat pun terpecah menghadapi situasi ini. Sebagian menyetujui pendapat Umar, sebagian lainnya berkeras memenuhi permintaan Rosul. Para istri dan anak perempuan Rosul Fathimah (ahlul bait yang disucikan Allah dalam surat Al Ahzab: 33) mengecam perilaku Umar. Tapi Umar balik mengecam mereka: "Kalau Rosul sehat kalian menggelantungi punggungnya. Kalau beliau sakit kalian ribut menangisinya. Rosul pun kembali marah pada tingkah para sahabat itu. "Pergi kalian semua dari sini. Tidak patut kalian bertengkar di rumah Rosul!". Sebagian sehabat seperti Ibnu Abbas pun menangis melihat peristiwa ini dan menganggapnya sebagai kerugian besar bagi ummat Islam.

Umar sebenarnya sudah mengetahui apa isi wasiat yang akan dituliskan Rosul, yaitu pengangkatan Ali sebagai pemimpin ummat. Itulah sebabnya ia mencegahnya karena tidak ingin hal itu terjadi. Sebagaimana sebagian besar sahabat lainnya yang masih terikat dengan tradisi dan budaya asli Arab yang fanatik dengan kesukuan, mereka tidak menginginkan kepemimpinan dan kenabian berada di satu kabilah, yaitu bani Hasyim. Apalagi Ali relatif jauh lebih muda dibandingkan para sahabat senior.

Saat Rosul wafat, para sahabat senior tidak membuang-buang waktu untuk melaksanakan rencananya. Untuk "buying time" Umar membuat kegaduhan dengan pendapatnya yang menolak kematian Rosul seraya mengancam siapapun yang mengatakan Rosul telah wafat dengan pedang. Ini dilakukan agar Abu Bakar, yang saat itu berada agak jauh dari rumah Rosul, memiliki waktu untuk datang dan melaksanakan rencana selanjutnya. Dan setelah Abu Bakar datang, mereka segera berangkat ke Saqifah (semacam balai desa kaum Anshar) untuk merebut jabatan kepemimpinan dari kaum Anshar yang saat itu tengah mengadakan rapat membahas kepemimpinan umat. Abu Bakar dan Umar tahu, mereka harus bertindak cepat karena Ali dan keluarga Rosul tengah sibuk mengurusi jenazah Rosul. Dan akhirnya setelah melalui drama yang menegangkan, di antaranya adu debat dan adu fisik antara Umar dengan seorang anak Saad bin Ubadah, Umar berhasil mewujudkan ambisinya, merebut kepemimpinan dari Ali dan keluarga Rosul.

Selanjutnya setelah Abu Bakar menjadi khalifah, kebijakan pertama yang diambil adalah merampas hak pengelolaan tanah Fadak dari keluarga Rosul. Abu Bakar tahu, dengan kepemilikan tanah Fadak yang subur dan luas, keluarga Nabi memiliki kekuatan modal untuk merebut kembali kepemimpinan ummat.

Kharakter Umar mengingatkan saya pada seorang sahabat Isa al Masih bernama Peter. Ia dikenal sebagai seorang murid yang kasar perilakunya karena latar belakang keilmuwan yang rendah. Dalam salah satu kitab Injil gnostik yang menjadi bagian kumpulan kitab-kitab kuno dalam manuskrip "Gulungan Laut Mati" dan "Nag Hammadi", Peter mengecam Isa saat beliau mencium istrinya, Maria Maghdalena (bagi umat Islam, jangan sekali-kali berfikir nabi Isa tidak mempunyai istri karena Allah sendiri sudah menyatakan bahwa para Rosul mempunyai istri-istri dan keturunan dan tidak ada satu ayatpun yang menunjukkan adanya seorang rosul yang tidak beristri). Peter juga pernah menghina Maria Maghdalena di hadapan para sahabat hingga mengundang keributan antar para sahabat nabi Isa. Tragisnya, atas kehendak Allah dan agar menjadi ujian umat nabi Isa, Peter justru berhasil membangun institusi gereja yang eksis hingga kini, yaitu Gereja Vatican.

Saturday, 2 January 2010

Para Pembela Palestina Akhirnya Berhasil Terobos Gaza


Dari: almanar.com.lb, 3 Januri 2009
Untuk: perjuangan Palestina

Judul Asli: "Marchers to Gaza Gather in Cairo; Egypt to Allow 100 Persons into the Strip


30/12/2009 Protest leaders stranded in Cairo accepted an Egyptian offer on Tuesday to allow only 100 out of about 1,300 protesters into blockaded Gaza after the activists staged demonstrations and a hunger strike.

The decision split delegates from more than 40 countries who came to Cairo planning to reach the Palestinian enclave, which shares the Rafah border crossing with Egypt.

Some organizers said Egypt's offer was a victory after it initially refused to allow any of the protesters into the Gaza Strip for the Gaza Freedom March, which is scheduled to take place on Thursday. "It's a partial victory," said Medea Benjamin, an American activist and one of the demonstrations organizers. "It shows that mass pressure has an effect."

They said the foreign ministry offered to let them choose 100 delegates who would be allowed into Gaza. They were due to leave Cairo for Gaza on Wednesday morning.

On Tuesday, hundreds of the frustrated activists gathered to press their case on the front steps of the Egyptian Journalists Syndicate here, holding “Free Gaza” signs and chanting, “Let us go.”

Activists have staged demonstrations and sit-ins around Cairo to push for entry to Gaza. Dozens of French activists camped out in front of their embassy in Cairo after being refused passage.

The offer, however, angered many of the activists. A French organizer rejected it as divisive and said the sit-in in front of the French embassy would continue. "This just gives the Egyptian government a photo-up and the chance say we allowed people through," said Bassem Omar, a Canadian protester. Activists left behind in Cairo said they planned further protests.

Egypt had said it barred the protesters because of the "sensitive situation" in Gaza. It has refused to permanently open the Rafah crossing since the Hamas took over Gaza in 2007, prompting Israel's blockade, but opens it for a few days every month.

Egyptian Foreign Minister Ahmed Abul Gheit said earlier at a press conference that his country would allow some of the protesters to enter Gaza. "We are looking into allowing a limited number...in the coming days," he said. He accused other protesters of "conspiring" against Egypt. “Those who tried to conspire against us, and they are more than a thousand, we will leave them in the street,” he said.

Egypt has vigorously contested allegations of complicity in the blockade of Gaza, which was devastated last winter during an Israeli aggression against the Strip that killed more than 1,400 Palestinians, including 420 children and injured over 5300 others.

Egypt repeatedly refused to open its border ahead of the planned march, citing what its officials said were “security reasons,” but participants in the march flew to Cairo anyway, hoping the government would relent. “We have not come to Egypt to create trouble or cause conflict,” organizers of the march wrote in an open letter to Egypt’s president, Hosni Mubarak. “We have come because we believe that all people — including the Palestinians of Gaza — should have access to the resources they need to live in dignity.”

The letter said the group, which is urging Israel to lift its blockade, raised tens of thousands of dollars for medical aid, school supplies and clothing to take to Gaza.

Separately, organizers of another aid convoy trying to reach Gaza - Viva Palestina led by British MP George Galloway - said it would head to Syria en route for Egypt after being stranded in Jordan's Red Sea port of Aqaba for five days. They had planned to drive to Gaza from the Red Sea port of Nuweiba - the most direct route - but Egypt insisted the convoy could only enter through El-Arish, on its Mediterranean coast.

International activists have been challenging Israel’s control of Gaza’s waters, sending in boats to bring in supplies and convey support; Israel has blocked many.

Ironi Sistem Hukum Jerman: Kriminalis Yahudi Menjadi Pahlawan


Dari artikel "One Sick Jew Enjoying Demjanjuk’s Show Trial" oleh Christopher Bollyn

Keterangan gambar: Michel Friedman di sidang pengadilan Demjanjuk. Demjanjuk tampak kesakitan di atas kursi rodanya.



Pengaruh kuat yahudi dalam sistem hukum dan politik Jerman tampak jelas dalam konstitusi Jerman yang dibentuk paska menyerahkan Jerman dalam Perang Dunia II. Sebagaimana undang-undang dasar Jepang yang seharusnya sudah diganti setelah Jepang dan Jerman membayar kompensasi perang, undang-undang tersebut terus dipertahankan hingga sekarang (dengan kompenasai Jerman dan Jepang diberi kesempatan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi, tapi bukan kekuatan politik apalagi militer).

Kebiasan sisten hukum tersebut tampak pada pengekangan kepada para sejarahwan jujur yang menulis sejarah perang dunia II sebenarnya atau para penulis yang berani menyinggung peran yahudi dalam perang dunia II. Di sisi lain sisten hukum tersebut membiarkan para yahudi kriminal bertindak sesukanya.

Hal ini tampak jelas sejelas matahari di siang hari dalam kasus pengadilan John Demjanjuk yang saat ini tengah berlangsung di Jerman. Demjanjuk, seorang tua renta 89 tahun yang sudah lumpuh, secara semena-mena diseret ke pangadilan setelah dideportasi dari Amerika dengan tuduhan sebagai penjahat perang dalam perang dunia II. Padahal Demjanjuk pernah menghadapi pengadilan serupa di Israel, dan dibebaskan karena tidak terbukti. Dan di pengadilan yang sama, seorang penjahat yang sebenarnya bernama Michel Friedman, menjadi penuntutnya.

Friedman, seorang tokoh yahudi adalah seorang kriminal yang pernah dihukum karena kasus narkoba dan prostitusi pada tahun 2003. Frideman adalah operator jaringan prostitusi yang sebagian besar korbannya adalah para wanita kulit putih. Sebagian besar mereka dikirim ke Israel untuk memuaskan hasrat seks orang-orang yahudi Israel, termasuk para rabbi-nya yang menganggap berhubungan seks dengan goyim (non-yahudi) adalah ibadah. Yang paling disukai adalah wanita berambut pirang dari Rusia atau Ukraina, karena di samping terkenal cantik kedua bangsa ini pernah menumpas orang-orang yahudi di masa lalu. Dengan menghinakan mereka, orang yahudi sekaligus membalas dendam.

Namun tentu saja semua itu tidak pernah diekspos di media massa yang notabene dikuasai yahudi. Tapi cobalah searching di internet mengenai Friedman. Bahkan wikipedia yang oleh para revisionis dianggap pro-yahudi, tidak bisa menghilangkan jejak kriminal Friedman.

Saya kutipkan data mengenai Friedman dari wikipedia:

From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search
Michel Friedman (born February 25, 1956 in Paris) is a German lawyer, former CDU politician and talk show host. He withdrew from public office and was disbarred after found guilty of possession of cocaine and allegations of fostering illegal prostitution. From 2000 to 2003 Friedman was vice president of the Central Council of Jews in Germany, and president of the European Jewish Congress from 2001 to 2003. From 1998 to 2003 he had his own show on German television.

Tuesday, 22 December 2009

Pembongkaran Menorah di Moldovia


Hari raya yahudi Chanukah menggantikan Hari Natal dan menorah (simbol yahudi) menggantikan pohon natal kini telah menjadi pemandangan biasa di Amerika dan Eropa. Kini, di bulan Desember yang dahulu identik dengan hari Natal dan pohon natal berdiri di kantor-kantor pemerintah, telah berganti dengan menorah. Termasuk di Gedung Putih, sebuah menorah raksasa berdiri mengangkangi Gedung Putih. Peresmian menorah raksasa ini dilakukan oleh kepala staff gedung putih, Rahm Emmanuel, seorang zionis warga negera Israel veteran angkatan perang Israel, tgl 13 Desember lalu.

Tapi di satu sudut dunia lain, sebuah perlawanan dilakukan oleh para patriot kristen Moldovia. Pada saat menorah raksasa diresmikan di Gedung Putih, ratusan patriot kristen Moldovia merobohkan sebuah menorah yang secara "kurang ajar" didirikan orang yahudi di samping patung pahlawan Moldovia, King Stefan the Great, di ibukota Moldovia, Chisinau.

“Kita adalah negeri Kristen Orthodox. Mendirikan simbol yahudi di samping patung Stephen the Great adalah suatu pelecehan besar. Stephan the Great mempertahankan negeri ini dari para yahudi dan sekarang mereka mendirikan simbol yahudi di samping patungnya. Ini adalah pelecehan yang luar biasa," teriak pendeta Anatoly Chirbik di depan ratusan warga kristen Moldovia yang merobohkan menorah. Di tempat menorah yang dirobohkan itu para demonstran kemudian mendirikan salib raksasa.

"Salib ini adalah simbol kita. Kita akan melindungi negeri ini dengan salib suci. Tidak boleh lagi yahudi melakukan penindasan di negeri ini!" tambah Anatoly.

Tapi bukan yahudi kalau tidak bereaksi keras. Abraham Foxman pimpinan Anti Defamation League (ADL), sebuah organisasi yahudi paling berpengaruh di dunia, berteriak keras: "Pemerintah Moldovia harus menindak keras para pelaku kejahatan anti-semit ini. Pemerintah sipil Moldovia harus mengirimkan sinyal yang jelas kepada komunitas yahudi bahwa mereka tidak akan mentolerasi anti semitisme!"

Lebih jauh, Foxman bahkan menuntut gereja Orthodox Moldovia untuk memberikan sanksi kepada para pendeta yang terlibat dalam peristiwa itu.

Sunday, 13 December 2009

Kasus Prita Mulyasari: Tanggalkan Konspirasi, Ini Masalah Nurani


Sebenarnya saya ingin menulis soal motif konspirasi di balik berbagai masalah sosial-ekonomi-politik yang melanda Indonesia akhir-akhir ini khususnya terkait masalah kriminalisasi KPK, skandal bank Century, pengadilan-pengadilan hitam terhadap rakyat jelata, dan terakhir adalah kasus Prita Mulyasari.

Hal ini (soal konspirasi) bukan sekedar paranoid atau mengada-ngada. Contohnya, bagaimana mungkin seorang Anggodo yang telah mengangkangi instusi kejaksaan dan kepolisian serta mempermalukan presiden Republik Indonesia bisa melenggang bebas tak tersentuh hukum. Lalu bagaimana Prita Mulyasari, seorang ibu rumah tangga yang mendapat perlakuan tidak adil dengan menjalani penahanan selama satu bulan di penjara karena masalah sepele, yang telah mendapatkan dukungan publik, termasuk menteri, jaksa agung, DPR, para tokoh nasional hingga presiden, kasusnya tetap berjalan bahkan kemudian dijatuhi hukuman perdata (masih ada kemungkinan hukuman pidana juga).

Well, di negara-negara dimana para konspirator jahat telah mengendalikan kekuasaan, semua hal paling keji bisa saja terjadi. Lihatlah nasib Bobby Fischer, sang legenda catur dari Amerika. Menjadi figur paling terkenal di Amerika bahkan dunia selama bertahun-tahun tidak menjamin ia bebas dari perlakuan keji. Ia dikeroyok polisi, dibekukan paspornya, disita harta bendanya, dan akhirnya ia meninggal di pengasingan (Islandia). Atau John Demjanjuk. Lelaki tua lumpuh berumur 89 tahun itu ditangkap polisi Amerika dan diekstradisi ke Jerman untuk diadili dengan tuduhan komprador Nazi dalam Perang Dunia 2. Padahal 30 tahun lalu ia juga dituduh hal yang sama dan telah diekstradisi ke Israel. Pengadilan Israel bahkan menjatuhi hukuman mati terhadapnya dan ia tengah menunggu eksekusi ketika pengacaranya yang gigih berhasil menemukan bukti baru yang akhirnya berhasil membebaskannya dari kematian.

Namun nasib Demjanjuk dan Bobby Fischer tidak setragis Anton Schuessler, warga kota Chicago, Amerika. Pada tahun 1955 ia kehilangan dua anak kesayangannya oleh pembunuhan keji misterius, yang kemudian ia ketahui sebagai praktik ritual berdarah oleh sekelompok sekte ortodok yahudi. Demi keadilan, ia melaporkan kasus tersebut kepada polisi. Namun polisi justru menuduhnya sakit jiwa dan menahan paksa dirinya untuk dijebloskan ke dalam sebuah klinik kejiwaan. Pada hari yang sama ia masuk ke dalam klinik tersebut, ia meninggal dunia menyusul dua orang anaknya yang telah meninggal sebelumnya.

Rakyat Amerika, khususnya penduduk Chicago yang diinspirasi oleh Arnold Leese penulis paper "Jewish Ritual Murder", melawan ketidak adilan yang menimpa Schuessler dengan aksi-aksi demo dan aksi-aksi lainnya. Untuk menghindari kerusuhan etnis, komunitas yahudi Chicago memberi santunan sebesar $500.000 kepada nyonya Anton Schuessler. Dr Leon Steinfield, seorang yahudi pemilik klinik kejiwaan pembunuh Anton Schuessler pun melarikan diri ke Swiss. Namun pelaku pembunuhan ritual tidak pernah tertangkap.

Sebagaimana rakyat Amerika melawan ketidak adilan yang menimpa keluarga Schuessler, rakyat Indonesia juga melawan ketidak adilan yang menimpa Prita Mulyasari, dengan menggalang dukungan melalui situs internet jejaring sosial dan aksi pengumpulan uang logam untuk membayar hukuman perdata yang menimpa Prita. Aksi-aksi dukungan masyarakat itu pun membuat ciut RS Omni yang berperkara dengan Prita Mulyasari sehingga menarik tuntutan perdatanya.

Namun semua itu belum benar-benar berakhir. Prita masih menghadapi tuntutan pidana yang mungkin akan terasa lebih berat ditanggung Prita. Sebagaimana kasus kriminalisasi KPK yang jauh dari berakhir dengan masih melenggang bebasnya Anggodo dan bebasnya para "buaya" yang telah menahan pimpinan KPK Bibit dan Chandra, atau kasus bank Century dengan masih bercokolnya Sri Mulyani dan Boediono di kursi kekuasaan. Namun kasus Prita menunjukkan, bahwa rakyat Indonesia masih memiliki hati nurani yang merupakan modal dasar bangkitnya Indonesia dari keterpurukan. Insya Allah.

Bangkitlah Indonesiaku. Kau adalah bangsa besar. Satu-satunya bangsa yang berhasil menghancurkan kekuatan-kekuatan jahat dalam sejarah manusia: imperalisme mongol, kolonialisme, dan komunisme. Kau pun akan menghancurkan kekuatan jahat yang saat ini tengah mengendalikanmu.

Kontroversi Hadits Tsaqalayn


Rosulullah bersabda: "Wahai seluruh manusia, sesungguhnya telah aku tinggalkan untuk kalian dua warisan berharga, yang apabila kalian berpegang kepada keduanya niscaya kalian tidak akan tersesat, yaitu kitabullah dan 'itrah, ahlulbaytku." (HR Tirmidzi)

Rosulullah bersabda: "Aku merasa utusan Tuhanku (malaikat Israil) akan segera datang. Akupun segera menjawabnya. Sesungguhnya telah aku tinggalkan untuk kalian dua buah peninggalan agung (tsaqalayn). Yang pertama kitabullah, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Kemudian ahli baitku. Aku ingatkan kalian pada ahli baitku." (HR Muslim)

Para ahli hadits klasik maupun modern telah men-tashhih kedua hadits di atas. Di antara ahli hadits klasik adalah Muslim dalam kitabnya "Shahih", Tirmidzi dalam kitabnya "Sunan", al Hakim dalam kitab "Al Mustradrak", dan imam Ahmad dalam kitab "Musnad". Nama mereka semua adalah jaminan kevaliditasan sebuah hadits. Bahkan ummat Islam Sunni secara umum menganggap kitab "Shahih" Muslim dan Bukhari sebagai kitab paling valid setelah Al Qur'an.

Menurut ahli hadits komtemporer Mu'tashim Sayid Ahmad, hadits tsaqalayn diriwayatkan oleh 25 sahabat Rosul dan 18 tabi'in. Menurutnya antara abad II hingga IV Hijriah hadits tsaqalayn diriwayatkan oleh 323 perawi. Adapun menurut ahli hadits Husein al-Ridha, perawi hadits tersebut mencakup 35 sahabat Rosul, di antaranya Ali bin Abi Thalib, Anas bin Malik, Amr bin Ash, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Abbas, dan Abu Hurairah. Dalam tradisi Sunni nama-nama sahabat tersebut adalah jaminan validnya sebuah hadits.

Namun ironisnya dalam hal hadits tsaqalayn di atas, sebagian besar ulama Sunni menolak hadits tersebut, yang secara otomatis diikuti oleh sebagian besar umat Islam Sunni. Kalaupun umat Islam Sunni menerima hadits tersebut, redaksinya telah diubah. Kata "ahli bait" atau "ahlulbayt" telah diganti kata "sunnah", menyembunyikan keberadaan orang-orang yang telah disucikan Allah dengan surat Al Ahzab ayat 33 sekaligus melupakan kewajiban untuk menghormati keluarga Rosul padahal setiap hari mereka mengucapkan sholawat kepada Rosul dan keluarganya dalam sholat.

Marginalisasi ahlul bait dilakukan secara sistematis, hingga di Indonesia redaksi terjemahan resmi Departemen Agama dalam surat Ash Syuura: 23 pun dipelesetkan dari: "Katakanlah (Muhammad): Aku tidak meminta upah atas seruanku kecuali kasih sayang kepada keluargaku", menjadi "Katakanlah (Muhammad): Aku tidak meminta upah atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Yang pertama dengan jelas menunjukkan perintah kepada umat Islam untuk menghormati keluarga Rosul dengan segala konsekwensinya termasuk menjadikan mereka sebagai pemimpin dan rujukan ilmu dan hukum. Sedangkan yang kedua, "kasih sayang dalam kekeluargaan" adalah sebuah perintah yang normatif dan tidak jelas.

Umumnya penolakan tersebut berdasar pada pendapat dua orang ulama Ibnu Jauzi dan Ibnu Taimiyah. Menurut Jauzi lemahnya hadits tsaqalayn karena di antara perawinya terdapat ulama dari kota Kufah. Alasan tersebut sangat jelas berdasar subyektifitas belaka. Adapun menurut Taimiyah, hadits tersebut berasal dari Tirmidzi dan telah dilemahkan oleh Imam Ahmad. Padahal seperti telah disebutkan, hadits tersebut tidak hanya melalui jalur Tirmidzi, tapi juga melalui ahli hadits besar lainnya seperti Muslim, al Hakim, dan Imam Ahmad.

Jika diteliti alasan para ulama penolak hadits tsaqalain sangat subyektif dan tidak berdasar. Ali as Salus misalnya mengatakan, meski diriwayatkan oleh banyak sahabat, namun tak satupun di antaranya yang sahih. Bagaimana mungkin ia menafikan para sahabat utama yang telah meriwayatkan hadits tersebut sebagaimana telah disebutkan di atas? Adapun Ibnu Taimiyah, setelah gagal melemahkan hadits tersebut dari sisi sanad, menggunakan argumen lain yang justru memperlihatkan kekacauan berfikir. "Sesungguhnya hadits tsaqalayn tidak menunjukkan kita wajib mengikuti ahlul bait melainkan kewajiban untuk berpegang pada Al Qur'an saja," kata Taimiyah. Lihatlah bagaimana Ibnu Taimiyah, ulama yang terkenal sebagai pembenci ahlul bait, berbicara ngawur setelah kebenaran yang terang-benderang tidak bisa dibantahnya. Lebih aneh lagi pendapat Mu'tashim Sayid Ahmad yang mengatakan hadits tsaqalain tidak terdapat pada kitab-kitab induk, seolah kitab "Shahih" Muslim bukan kitab induk wajib pegangan ummat Islam Sunni setelah Al Qur'an.

Jika mau obyektif, hadits tsaqalain adalah hadits yang mutawatir (hadits dengan derajat kevaliditasan tertinggi) karena telah diriwayatkan oleh banyak sahabat dan diturunkan oleh para tabi'in dan generasi-generasi setelahnya. Hanya orang-orang yang mempunyai penyakit di hatinya kepada ahlul bait lah yang berani menolak kebenaran hadits tersebut. Adapun masyarakat umum Sunni, termasuk di Indonesia, hanya ikut-ikutan saja.

Monday, 7 December 2009

Yahudi di Balik Gerakan Politik Kulit Hitam


Sumber: Jewish Activists and White Institutions oleh Sam Davidson dalam situs davidduke.com tgl 26/11/09


Sekitar 12 tahun yang lalu saya membaca buku biografi Nelson Mandela terjemahan bahasa Indonesia. Mataku berkaca-kaca mengetahui jerih payah perjuangan Mandela "memerdekakan" negerinya, Afrika Selatan, dari penjajahan orang-orang kulit putih.

Namun na'ifnya saya waktu itu tidak mencurigai kedekatan Mandela dengan beberapa orang-orang kulit putih komunis seperti Joe Slovo. Untuk apa orang kulit putih memusuhi orang-orang sebangsanya sendiri dan berteman erat dengan orang kulit hitam? Kini saya tahu, sebagaimana orang kulit putih komunis lainnya, mereka sebenarnya adalah yahudi, bukan orang kulit putih sebenarnya.

Pertama kita mulai dengan dua fakta berikut: IQ rata-rata orang kulit hitam Amerika adalah 85 dan kulit hitam Afrika adalah 70. Bila IQ rata-rata kulit putih adalah 100, kita bisa bertanya dalam hati mengapa orang kulit hitam Afrika di Afrika Selatan bisa secara "gemilang" menyingkirkan orang-orang kulit putih dari kekuasaan? Lebih nyata lagi adalah mengapa orang kulit hitam bisa menduduki jabatan presiden dan jabatan-jabatan penting lainnya di Amerika, menjadi presenter paling berpengaruh (Oprah Winfrey), aktor paling tampan (Will Smith), atau tokoh paling "mulia" yang hari kelahirannya menjadi hari libur nasional (Marthin Luther King)?

Jawabannya adalah: Orang-orang kulit hitam tidak "berjuang" sendiri (atau bahkan sebenarnya mereka tidak memiliki kesadaran untuk "merdeka"). Orang-orang yahudi-lah yang melakukannya.

Di Afrika Selatan, kelompok politik kulit hitam paling berpengaruh adalah ANC yang didirikan oleh Nelson Mandela dengan sayap militernya Umkhonto we Sizwe (MK). Baik ANC dan MK dalam perjuangannya bekerjasama erat dengan partai komunis Afrika Selatan, South African Communist Party (SACP) yang digerakkan oleh orang-orang yahudi.

Pada tahun 1963 polisi regim kulit putih Afrika Selatan menyerbu peternakan
Liliesleaf Farm dan menangkap 19 anggota ANC and MK. Anehnya di antara mereka justru banyak terdapat orang-orang yahudi seperti Denis Goldberg, Lionel Bernstein, Bob Hepple, Arthur Goldreich, Harold Wolpe, dan James Kantor.

Goldreich dan Wolpe telah membeli Liliesleaf Farm dengan menggunakan dana SACP. Wolpe, seorang pengacara, bekerja sama dengan Goldreich menentukan target-target operasi MK. Goldberg adalah staff teknis MK. Bernstein adalah anggota SACP. Hepple adalah pengacara yang membela ANC. Pada peristiwa "Pengadilan Rivonia" yang terkenal, para pembela mereka adalah Harry Schwarz, Arthur Chaskalson, dan Joel Joffe, semuanya yahudi.

Beberapa aktifis politik yahudi seperti penulis Nadine Gordimer secara konsisten melakukan dukungan kepada ANC. Gordimer menjadi saksi yang meringankan para tersangka anggota ANC dalam peristiwa Pengadilan Delmas Treason dan sering bertemu dengan aktifis anti-apartheid yahudi lainnya, Helen Suzman dan Lulu Friedman.

Suzman kenal dekat dengan Mandela dan sering mengunjunginya di penjara. Aktifis anti-apartheid lainnya, pengacara Albie Sachs, mengajukan tuntutan ke pengadilan atas rejim kulit putih. Sementara itu Joe Slovo, salah satu sahabat peling dekat Mandela, selain menjadi pemimpin SACP, anehnya, juga menjadi kepala inteligen MK, bahkan kemudian menjadi anggota Komite Eksekutif ANC pada tahun 1987.

Atas jasa-jasanya kepada Mandela dan ANC/MK, individu-individu yahudi tersebut mendapat balasan setimpal setelah Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan tahun 1994. Kasrils diangkat menjadi Deputi Menhan antara 1994 sampai 1999. Arthur Chaskalson menjadi presiden dan kemudian menjadi ketua Mahkamah Konstitusi dari tahun 1994 hingga 2005. Albie Sachs menjadi Hakim Konstitusi kemudian menjadi mendagri yang mengeluarkan peraturan membolehkan perkawinan sesama jenis kesukaan sebagian besar orang yahudi.

Pada saat para aktifis yahudi melakukan gerakan "hak-hak sipil" atau Civil Rights di Afrika Selatan, hal yang sama juga dilakukan di Amerika Serikat. Publik mengetahui gerakan ini dipimpin oleh orang-orang kulit hitam seperti Martin Luther King Jr., Rosa Parks, dan Malcolm X. Namun pengamatan lebih mendalam akan mendapatkan, sebagaimana di Afrika Selatan, perjuangan kulit hitam ini dikendalikan oleh yahudi.

Pada tgl 21 Juni 1964 tiga orang aktifis ’Civil Rights’ dibunuh di Mississippi (menjadi inspirasi film Missisippi Burning yang meraih Oscar). Ketiganya adalah James Chaney, Andrew Goodman, dan Michael Schwerner. Chaney seorang warga kulit hitam, tapi Goodman dan Schwerner adalah yahudi asal New York. Menurut film dokumenter "From Swastika to Jim Crow", separuh dari orang-orang kulit putih yang pergi ke Mississippi di tahun 1964 untuk menentang undang-undang Jim Crow, adalah yahudi. Diperkirakan juga sekitar 50% pengacara di daerah selatan pada tahun 1960-an adalah yahudi.

Yahudi hanya mewakili 1-2% dari populasi Amerika. Prosentase di atas menunjukkan keterlibatan yahudi dalam "perjuangan" kulit hitam bukan kebetulan semata.

Mari menganalisa lebih lanjut. Satu organisasi paling penting dalam gerakan hak-hak warga sipil kulit hitam yang mencapai puncaknya tahun 1960-an adalah National Association for the Advancement of Colored People (NAACP). Organisasi ini didirikan oleh beberapa yahudi di antaranya Joel Spingarn, rabbi (pemimpin agama yahudi) Stephen Wise, bankir Jacob Schiff (donatur gerakan komunis Rusia), Jacob Billikopf, Julius Rosenwald, Lillian Wald, dan Emil G. Hirsch. Sedemikian kuat "bau" yahudinya sehingga semua pemimpin organisasi ini sejak tahun 1915 sampai 1975 adalah yahudi. Salah satu pemimpinnya, Kivie Kaplan (1966-1975) tampak dalam foto bersama Martin Luther King Jr di atas.

Bahkan Martin Luther King Jr., figur paling menonjol pejuang hak-hak kulit hitam, yang hari kelahirannya menjadi hari libur nasional (bahkan para pendiri bangsa Amerika tidak mendapatkan kehormatan seperti Martin Luther), mengandalkan sepenuhnya dukungan Stanley Levison, seorang yahudi, untuk mengorganisir penggalangan dana dan publikasi. Levison adalah seorang tokoh komunisme Amerika di tahun 1950-an sebagai pemimpin Communist Party of America. Levison dikenalkan dengan Martin Luther oleh Bayard Rustin, seorang anggota pemuda komunis Amerika.

Saat Levison dihadirkan di depan sidang Senate Subcommittee on Internal Defense, menyusul terjadinya kerusuhan pada konvensi nasional partai demokrat tahun 1968, pengacaranya adalah yahudi bernama William Kunstler. Kunstler juga menjadi pengacara geng Chicago Seven, sekelompok agitator yahudi yang dituduh merekayasa terjadinya kerusuhan konvensi nasional partai demokrat.

Jika ditelaah, para aktifis gerakan hak-hak sipil yahudi, bukanlah orang-orang yang "terpinggirkan" atau orang-orang yang tertindas. Sebaliknya mereka adalah para elit di negaranya. Bahkan Joe Slovo, komunis yahudi teman akrab Nelson Mandela, adalah seorang pengacara lulusan universitas ternama. Apa yang mereka lakukan adalah politik "menghancurkan yang kuat dengan menggunakan tangan si lemah" yang pada akhirnya memunculkan keseimbangan baru dimana tidak ada lagi satu pun kekuatan (negara, bangsa, agama, ras, organisasi massa ataupun organisasi politik) yang kuat yang bisa mengimbangi kekuatan yahudi.

Dan dalam kasus Afrika dan Amerika, sasaran yang menjadi target penghancuran adalah orang-orang kulit putih, dengan menggunakan alat orang-orang kulit hitam. Dalam kasus Islam, yahudi sengaja mendukung aliran-aliran sesat minoritas (ahmadiyah, Islam liberal, inkar sunnah, dll) untuk menghancurkan aliran-aliran utama seperti Sunni dan Syiah.

Adapun umat kristen sudah lama lemah karena politik pecah belah yahudi. Milestone utama penghancuran kristen adalah Gerakan Reformasi yang melahirkan agama protestan, Revolusi Perancis yang menghancurkan institusi gereja dalam struktur sosial politik Eropa, dan Revolusi Bolshevik yang menghancurkan kekuatan kristen yang tersisa di Rusia.

Anti-Semitisme di Ukraina


Rakyat Ukraina mengerti benar peran yahudi dalam pembersihan etnis yang dialami mereka oleh regim komunis Uni Sovyet yang didirikan dan dijalankan oleh orang-orang yahudi. Jutaan orang warga kristen Ukraina tewas mengenaskan oleh kekejaman rejim komunis yahudi, terutama pada tahun 1920-1930-an, dan itu menjadi memori gelap sejarah Ukraina yang membuat anti-semitisme (anti-yahudi) menjadi sebuah simpton (kesadaran bawah sadar) yang siap meledak setiap saat.

Kini simpton itu mulai meletus, dalam bentuk pernyataan-pernyataan tokoh politik, tulisan-tulisan dan berita-berita media massa Ukraina menjelang pemilu mendatang. Salah satunya adalah adanya berita-berita menghebohkan tentang perdagangan organ manusia dari Ukraina ke Israel.

Berita yang dimuat di beberapa situs internet Ukraina tersebut bersumber dari pernyataan seorang profesor dan penulis Ukraina, akhir bulan November lalu, bahwa dalam dua tahun terakhir sebanyak 25.000 anak-anak Ukraina telah menjadi korban perdagangan organ manusia yang dilakukan oleh orang-orang yahudi Israel. Klaim tersebut menyusul beberapa bulans setelah media massa Swedia menuliskan tentang praktik "pengambilan paksa" organ-organ tubuh warga Palestina oleh tentara Israel. (Anda pernah membaca buku "Saudagar dari Venesia" karya Shakespearre? Cerita tentang seorang lintah darat yahudi abad pertengahan yang menuntut pembayaran berupa keratan daging korbannya, jauh lebih "moderat" dibandingkan praktik perampasan paksa organ tubuh warga Palestina oleh orang yahudi Israel saat ini)

Yahudi, Israel dan anti-semitisme kini menjadi motif terbesar dalam kampanye kepresidenan Ukraina, dimana beberapa kandidat membuat pernyataan anti-semit dan yang lain mengkritiknya. Beberapa kandidat, seorang yahudi dan seorang yang dicurigai berdarah yahudi, telah menuduh salah satu kandidat, perdana menteri incumbent Yulia Tymoshenko, sebagai orang yang bertanggungjawab membuat anti-semitisme sebagai motif dalam kampanye.

"Sistem politik Ukraina adalah sebuah parodi demokrasi," kritik pemimpin agama yahudi, Rabbi Berel Lazar.

Adalah Profesor Vyacheslav Gudin yang berbicara di hadapan 300 peserta sebuah konferensi di Kiev, yang menceritakan secara ditail mengenai 15 anak-anak Ukraina yang telah dijadikan sebagai donor organ tubuh secara paksa berkedok adopsi yang dilakukan oleh warga Israel. Konperensi yang saja juga memaparkan kekejaman komunisme yahudi pada tahun 1930-an, sebagaimana peranan yahudi dalam kondisi sosial ekonomi Ukraina saat ini.

Sebagai respons atas protes komunitas yahudi terhadap isu-isu berbau anti-semit tersebut, polisi telah memeriksa para awak situs internet ZUBR, salah satu situs internet yang telah menyebarkan berita anti-semitisme tersebut. Di sisi lain, ratusan warga Ukraina melakukan demonstrasi di depan kedubes Israel di Kiev, memprotes surat yang ditandatangani oleh 25 anggota parlemen Israel yang mengecam kandidat presiden Sergey Ratushnyak yang dianggap menyebarkan anti-semitiems. Para demonstran berteriak-teriak, "Ukraina bukan Gaza!"

Ratushnyak, walikota Uzhgorod yang menjadi salah satu kandidat presiden dalam satu kampanyenya menyalahkan orang-orang yahudi sendiri sebagai penanggungjawab kejadian pembantaian warga yahudi dalam perang dunia 2. Menurutnya orang-orang yahudi telah "mencuri" harta benda rakyat Jerman dan memperingatkan hal yang sama mungkin terjadi di Ukraina.

Sodom Gomorrah di Israel


Dari: Victor Ostrovsky dalam "By Way of Deception"


Saya tidak akan melupakan apa yang saya lihat berikutnya. Ada sekitar 25 orang di dalam dan di sekitar kolam renang dan tak seorangpun mengenakan selembar benangpun pada tubuh mereka. Orang kedua Mossad --- sekarang adalah pimpinannya ---, Hessner, banyak sekretaris. Luar biasa sekali. Beberapa pria itu memang bukan pemandangan yang indah, tapi sebagian besar gadis-gadisnya sangat mengesankan. Saya harus akui bahwa mereka tampak jauh lebih baik daripada sewaktu mereka mengenakan seragam. Kebanyakan mereka adalah serdadu wanita yang ditugaskan di kantor (markas Mossad) dan baru berusia 18 atau 20 tahun.

Sebagian dari mereka bermain di dalam air, sebagian berdansa, sebagian lainnya berbaring di atas selimut di kiri dan kanan kolam sambil bercumbu di sana. Saya tidak pernah melihat kejadian seperti itu.

Kami tinggal di sana sekitar 20 menit. Mereka adalah para pembesar dan mereka bertukar-tukar pasangan. Ini benar-benar mengguncangkan saya. Jelas ini sama sekali di luar dugaan. Anda memandang orang-orang itu sebagai pahlawan dan anda menghormati mereka. Tapi kemudian anda melihat mereka mengadakan pesta seks di kolam renang.

Dengan bersikap "lurus" saya kehilangan banyak teman. Ada ikatan yang berkembang di antara pria yang suka berhubungan seks. Yang mengecewakans saya adalah saya mengira telah memasuki Olympus Israel, tapi ternyata saya mendapati diri saya berada di Sodom dan Gomorrah. Hal ini terbawa di seluruh pekerjaan. Hampir semua terikat dengan yang lain melalui seks. Ini merupakan sistem kebaikan yang menyeluruh. Saya berutang kepada Anda. Anda berutang kepada saya. Anda membantu saya. Saya akan membantu Anda. Begitulah katsa (agen rahasia) untuk naik pangkat, dengan seks untuk mencapai puncak.

Sebagian besar sekretaris di markas Mossad sangat cantik. Itulah cara menyeleksi mereka. Tapi masalahnya telah tiba pada satu titik dimana mereka merupakan lungsuran, hal ini berlangsung dengan pekerjaan.

Kami mempunyai kombatan (agen rahasia dengan tugas khusus membunuh) yang pergi jauh selama dua, tiga bahkan empat tahun. Para katsa yang mengatur mereka di Metsada adalah satu-satunya penghubung mereka dengan keluarga mereka. Ada kontak mingguan dengan para istri kombatan, dan setelah beberapa waktu kontak itu tidak lagi hanya sekedar bercakap-cakap. Mereka akhirnya melakukan hubungan seks dengan para istri kombatan.