Sunday 15 May 2011
Palestina dan Arab "Serbu" Gaza
Peringati "Hari Bencana Palestina"
Israel menyambut tgl 15 Mei sebagai Hari Kemerdekaan. Namun rakyat Palestina menyebutnya sebagai "Hari Bencana" atau Nakba.
63 tahun telah berlalu sejak "Hari Bencana" dimulai tahun 1948 setelah Israel merampas negeri Palestina. Dalam pernyataannya menyambut hari itu, Presiden Israel, Shimon Perez, dengan bangga menyebut Israel sebagai “negara demokratis dimana seluruh rakyat mendapatkan kesamaan hak, tanpa melihat agama dan ras."
Namun saat Israel mempersiapkan diri hari bersejarah tersebut, rakyat Palestina di Gaza serta beberapa peserta dari negara-negara Arab tengah mempersiapkan diri untuk melakukan pawai akbar menuju wilayah bekas negeri mereka yang telah dirampas Israel, yang selama ini menjadi daerah terlarang bagi mereka untuk memasukinya.
Para peserta pawai tersebut selain Palestina juga berasal dari negara-negara Arab lain seperti Mesir, Lebanon, Syria, Yordan. Mereka bermaksud "mengepung" pemukiman yahudi di wilayah pendudukan di Gaza.
Pimpinan kampanye pawai akbar tersebut, Dr. Issam Odwan mengatakan bahwa perkembangan politik di Timur Tengah akhir-akhir ini, terutama dengan tumbangnya regim Hosni Mubarak di Mesir dan Bin Ali di Tunisia, akan banyak membantu gerakan pembebasan Palestina.
Dalam wawancara dengan situs Al Manar, Dr. Odwan menyambut seruan pawai akbar di Mesir menuju pintu perbatasan Gaza di Rafah, yang juga akan dilaksanakan tgl 15 Mei. Menurutnya aksi tersebut akan memberikan dukungan moral bagi rakyat Palestina.
"Dua pawai akan diselenggarakan. Yang pertama berangkat dari Gaza selatan yang akan bertemu di perbatasan Rafah dengan pawai dari Mesir. Yang kedua berlangsung di Gaza utara di perbatasan Beit Hanoun yang memisahkan Gaza dengan wilayah pendudukan," kata Odwan.
Pihak keamanan Israel telah mempersiapkan pengamanan ketat atas aksi pawai tersebut, namun para personil militer diperingatkan untuk tidak menggunakan senjata apinya kecuali keadaan yang sangat memaksa, demi menghindari kerusuhan. Namun mereka akan menindak keras peserta pawai yang mencoba menerobos kawat berduri.
Menurut Odwan pawai tersebut tidak dimaksudkan sebagai aksi bunuh diri, karena peserta akan berhenti 1 km dari perbatasan. Adapun tujuannya adalah untuk menekankan kembali hak rakyat Palestina untuk kembali ke wilayahnya yang diduduki Israel sekaligus mengganggu entitas zionisme.
"Israel akan berfikir dua kali untuk bertindak keras, karena akan tiap eskalasi bisa mengubah pawai ini menjadi revolusi," kata jubir panitia pawai meyakinkan.
ANGGOTA PARLEMEN EROPA AKAN TEROBOS GAZA
Sementara itu dalam misi Palestina terpisah, beberapa orang anggota parlemen Uni Eropa hampir dipastikan akan turut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan "Gaza Flotilla" (armada kecil kapal ke Gaza) yang rencananya akan berangkat bulan Juni mendatang. Hal ini disampaikan panitia misi "nekad" tersebut dalam konperensi pers yang difasilitasi parlemen Uni Eropa di Strasbourg, Selasa (10/5).
Dalam konperensi pers tersebut panitia meyakinkan kembali rencana penerobosan blokade Gaza oleh Israel untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi penduduk Palestina yang oleh pemerintah Israel dianggap sebagai "provokasi politik".
"Flotilla diharapkan akan mencapai perairan Gaza pada minggu ketiga bulan Juni," kata panitia asal Yunani, Vangelis Pissias.
Misi kali ini merupakan susulan dari misi sebelumnya tahun lalu yang berbuah aksi penyerbuan keji tentara Israel pada kapal "Mavi Marmara" yang menewaskan 9 aktifis warga Turki dan seorang warga Amerika.
Panitia menyebutkan beberapa anggota parlemen Uni Eropa telah berjanji untuk turut serta dalam misi ini sekaligus diharapkan bisa memberikan jaminan keamanan bagi para aktifis lainnya yang turut berpartisipasi.
Flotilla yang akan berangkat nanti akan membawa perlengkapan pendidikan, kesehatan, dan material bangunan yang sangat dibutuhakan rakyat Gaza yang diblokade Israel selama bertahun-tahun.
"Masyarakat sipil memiliki tanggungjawab saat para politisi enggan melakukan sesuatu," kata Manuel Tapialthe, panitia asal Spanyol.
"Misi ini akan lebih berarti dari sebuah bantuan kemanusiaan biasa. Bersama kita menyerukan agar dunia menjadi tempat yang lebih baik, hak-ha dan keadilan untuk semuanya," tambah Claude Leostic dari Perancis seraya menambahkan bahwa blokade yang dilakukan Israel adalah tindakan ilegal.
Sementara itu dalam konperensi terpisah yang diadakan diplomat Israel di Strasbourg, dubes Israel untuk Uni Eropa, Ran Curiel, membela Israel dalam kebijakannya atas Gaza seraya menyebutkan Israel baru saja menangkap kapal kargo milik perusahaan Jerman yang membawa persenjataan yang akan dikirimkan ke Palestina. Ia menyerukan panitia flotilla agar membawa material yang hendak dikirim melalui jalur yang diijinkan Israel.
"Dalam pandangan kami, misi flotilla ini merupakan sebuah provokasi, karena tidak ada urgensinya sebuah flotilla memberikan bantuan ke Gaza. Anda bisa memasuki Gaza melalui beberapa jalur normal," kata Curiel.
Saat ditanya apakah para aktifis terancam keselamatannya sebagaimana peristiwa Mavi Marmara, Curiel menolaknya.
Sumber: almanar.com.lb
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment