Wednesday 13 April 2016

Bila Pesawat Tempur Rusia Mempermainkan Kapal Perang Amerika

Indonesian Free Press -- Pesawat-pesawat tempur Rusia kembali mempermainkan kapal perang Amerika di Laut Baltik setelah sebelumnya insiden serupa terjadi tahun 2014 lalu di Laut Hitam.

Seperti laporan Sputnik News, Rabu (13 April), pesawat-pesawat tempur SU-24 Rusia melakukan 'serangan simulasi' terhadap kapal destroyer Amerika, USS Donald Cook, di Laut Baltik, hari Selasa lalu (12 April). Pesawat-pesawat tempur tersebut berkali-kali terbang sangat dekat dengan USS Donald Cook hingga menimbulkan riak air di laut.

"Ini adalah tindakan paling agresif yang pernah kami lihat," kata seorang pejabat militer Amerika kepada Defence News dan dilansir Sputnik News.

Dalam laporan itu disebutkan SU-24 Rusia terbang hingga jarak 30 kaki (kurang dari 10 meter) dari USS Donald Cook. Pejabat tersebut menyebut manuver pesawat-pesawat tempur Rusia itu sebagai 'manuver serangan simulasi'.

Pada tahun 2014 kapal yang sama, USS Donald Cook, mengalami peristiwa yang sama saat berlayar di Laut Hitam.

Departemen Pertahanan Amerika kini tengah melakukan penyidikan untuk memastikan tindakan Rusia tersebut melanggar perjanjian militer antara kedua negara, sebelum Amerika melayangkan surat protes.

"Saya dengar Rusia memainkan kembali trik-trik lama mereka terhadap EUCOM (Komando Militer Amerika di Eropa) di AOR (wilayah tanggungjawab)," kata Jubir militer Amerika Kolonel Steve Warren kepada wartawan, Rabu kemarin.

Sputnik News membandingkan insiden ini dengan yang dilakukan Amerika terhadap Cina di Laut Cina. Sebagai respon atas pembangunan pulau-pulau buatan di Laut Cina Selatan oleh Cina, pesawat-pesawat dan kapal perang Amerika berkali-kali melakukan patroli ke dalam wilayah 12 mil laut yang diklaim Cina.

Namun Sputnik News tidak menyinggung tentang aspek militer dari insiden tersebut seperti diungkapkan sejumlah media massa independen seperti Veterans Today. Media-media independen menjelaskan secara rasional dan faktual, bahwa insiden tersebut dimungkinkan karena Rusia telah mengalahkan Amerika dalam 'perang elektronik'. Insiden tersebut tidak mungkin terjadi jika sistem persenjataan di kapal perang Amerika tidak mengalami kelumpuhan karena serangan elektronik Rusia. Hal ini telah dijelaskan oleh media-media independen sejak insiden tahun 2014 yang dialami USS Donald Cook di Laut Hitam.

Pada bulan Januari lalu situs Intersection menulis:

"Di Suriah, Krasukha-4, sistem jamming yang dipasang di atas truk, melindungi pasukan Rusia dari pengamatan NATO dan dilaporkan mampu menetralisir pengamatan satelit-satelit orbit rendah Amerika. Sistem jamming Richag-AV Rusia yang dipasang di helikopter, kapal dan peralatan militer lainnya mampu melumpuhkan sistem-sistem persenjataan canggih lawan hingga beberapa ratus kilometer. Rusia juga telah mengembangkan senjata elektronik yang mampu melumpuhkan rudal-rudal jelajah dan senjata-senjata ketepatan tinggi Amerika.(ca)

1 comment:

hanimasra said...

Itulah juga yang dilakukan oleh Iran,ketika mereka menurunkan drone USA pd tahun.2013 tanpa dapat dikesan..hingga Us sendiri tak sedar.Begitu juga Iran mengintip kapal perang US tepat di atas deknya..dan merampas seketika awak kapal US di Teluk Parsi ;di mana sistem elektronik mereka dapat dinetralkan oelh Iran..bunyi macam jenaka..tetapi kenyataannya.