Friday, 26 September 2008

Pelayaran Heroik Para Pembela Palestina


Suatu hari di akhir bulan Agustus 2008. Dua buah perahu kayu memulai pelayaran bersejarah yang heroik dari pelabuhan Cyprus menuju Gaza, wilayah Palestina yang tengah diblokade oleh Israel.

Pelayaran tersebut sangat bersejarah karena beberapa faktor sekaligus: bahaya yang mengancam para penumpangnya, muatan yang tidak terhingga nilainya di mata rakyat Palestina yang tengah menderita karena blokade Israel, serta dampak politik yang ditimbulkan oleh misi pelayaran tersebut bila berhasil menembus blokade Israel.
Dua perahu kayu itu memuat bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Gaza. Kedua perahu masing-masing bernama SS Free Gaza dan SS Liberty (perahu terakhir diberi nama sesuai nama kapal perang Amerika yang diserang Israel dalam konflik Perang Enam Hari antara Israel dan Arab). Perahu dan isinya dibeli oleh sekelompok individu dari 46 negara yang peduli dengan penderitaan rakyat Palestina. Mereka menamakan kelompok mereka Free Gaza Movement.

Khawatir dengan dampak misi pelayaran tersebut Israel berupaya keras untuk mencegah kedua kapal tersebut melaksanakan misinya. Yang pertama dilakukan adalah dengan ancaman untuk menenggelamkan kedua pakal bersama penumpang dan isinya. Namun dengan pertimbangan Israel tidak mungkin berani menenggelamkan kapal sipil di tengah-tengah perhatian publik (para awak merekam setiap kejadian secara riel time dan menyiarkannya ke seluruh dunia melalui satelit), para awak kapal dan penumpangnya nekad meneruskan misinya.
Upaya kedua yang dilakukan Israel adalah dengan mengacaukan sistem komunikasi kapal di tengah-tengah pelayarannya. Namun upaya inipun gagal. Para awak kapal bahkan sempat mengadakan upacara penghormatan terhadap 34 pelaut Amerika yang tewas saat kapal USS Liberty diserang Israel tahun 1967.

Akhirnya pada tanggal 23 Agustus kedua perahu berhasil mencapai pantai Gaza dengan sambutan meriah ribuan penduduk Gaza. Menurut salah seorang penumpang, Greta Berlin, sebagaimana ditulis Pat Shannan dalam situs American Free Press 8 September lalu, sebanyak 50 perahu Palestina menyambut mereka, plus 200-ribuan penduduk Palestina yang menunggu di pantai.

Setelah membongkar muatan dan tinggal beberapa hari di Gaza, perahu kembali ke Cyprus dengan membawa 10 pelajar Palestina yang mendapat beasiswa di luar negeri namun terganjal oleh blokade Israel. Akhirnya kedua kapal berhasil kembali dengan selamat ke Cyprus tanggal 29 Agustus 2008.

Aksi heroik tesebut tentu saja sangat menyentuh hati, terutama di tengah-tengah ketidakpedulian masyarakat dunia terhadap nasib 1,4 juta warga Palestina di Gaza. Bahkan Mesir, negeri para ulama yang berbatasan dengan Gaza pun ikut memblokade Gaza karena tekanan Amerika dan Israel. Dan karena pengaruh lobby Yahudi yang menguasai media massa dunia pula maka peristiwa ini luput dari pemberitaan.

Namun keberhasilan Free Gaza Movement mendobrak blokade Gaza merupakan sebuah pertanda kemenangan dari kebenaran atas kedzaliman.

No comments: