Saturday 27 September 2008

Pemimpin Sempurna Negeri Penjahat


Bulan ini negara Israel mempunyai pemimpin baru, Perdana Menteri Tzipi Livni. Meski berjenis kelamin wanita, namun tidak ada seorangpun di Israel yang meragukan peluangnya menduduki kursi perdana menteri. Ia adalah orang yang paling memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin pemerintahan Israel: sebagaimana para pendahulunya, tangan Livni berlepotan darah korban aksi-aksi teroris dan spionase yang dilakukannya. Dalam urusan ini Livni bahkan lebih legitimate dibandingkan para pendahulunya karena ia adalah keturunan sepasang perintis terorisme Israel: Eitan Livni (pimpinan operasi organisasi teroris Irgun yang banyak membunuhi warga Inggris dan Arab menjelang dan setelah berdirinya negara Israel) dan Sarah Rosenberg (anggota Irgun yang pernah merampok dan meledakkan kereta api).

Eitan bersama Menachim Begin (kemudian menjadi Perdana Menteri) terlibat dalam peristiwa peledakan King David Hotel di Jerusalem, markas pasukan Inggris di Palestina, yang menyebabkan 100 tentara dan pegawai sipil Inggris plus beberapa penduduk Arab tewas. Akibat aksinya itu Eitan ditangkap dan dihukum penjara selama 15 tahun, tapi kemudian berhasil lari.

Eitan dan organisasinya juga bertanggungjawab atas peristiwa pembantaian Deir Yassin tahun 1948. Dalam peristiwa itu 250 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dibantai meski sebelumnya penduduk Deir Yassin sudah mendapat jaminan keamanan dari Israel.

Eitan dan Sarah menikah tahun 1948, tahun yang sama dengan berdirinya negara Israel. Di makam Eitan masih terdapat lambang organisasi Irgun berupa tangan memegang senapan dan peta “Erez Ysrael”, Israel Raya, yang meliputi wilayah Palestina dan Yordania.
Zippy Livni sendiri benar-benar mewarisi darah kedua orang tuanya dengan menjadi agen Mossad. Salah satu aksinya adalah meracun Abdul Rasul, seorang ilmuwan Irak yang tengah belajar teknologi nuklir di Perancis pada tahun 1983.

"Ia tergabung dalam group elit Mossad,” kata Ephraim Halevy, mantan Direktur Mossad suatu ketika tentang kiprah Livni di Mossad tahun 1980 and 1984.
Simak baik-baik, Livni dan teman-teman se-negaranya tidak memiliki moralitas sedikitpun dengan membunuh seseorang di negara asing yang berdaulat seperti Perancis, apalagi “hanya” membunuhi warga Palestina.

Tahun lalu, selaku Menteri Luar Negeri, Livni meminta agar sekitar 7.400 pengungsi Yahudi Sudan diusir dari Israel dan menyebut mereka sebagai penyusup. Livni juga bertanggung jawab atas kebijakan Israel memblokade Gaza, satu wilayah Palestina yang dikelilingi Israel dan lautan. “Kesalahan” warga Palestina yang mengakibatkan blokade tersebut hanya karena mereka memilih Hamas sebagai pemimpin mereka. Tidak peduli proses pemilu Palestina berlangsung secara demokratis dan diawasi oleh masyarakat dunia.

No comments: