Saturday, 12 May 2012

MEDIA TURKI: CIA DAN MOSSAD DI BALIK TEROR SYRIA

Berbeda dengan pemerintahnya yang mengekor pada Amerika, media massa Turki lebih kritis dalam melihat fenomena aksi-aksi kekerasan yang kini melanda Syria. Koran terkemuka Turki, "Aydinlik" pada hari Senin lalu (7/5) menulis laporan yang menyebutkan bahwa dinas inteligen Amerika dan Isreal berada di balik aksi-aksi kekerasan di berbagai negara di Timur Tengah dan kini menjadikan Syria sebagai sasaran utama.
"Agen-agen CIA dan Mossad telah, dan masih, melakuran aksi-aksi teroris di berbagai negara termasuk Irak, Pakistan dan Libya," tulis "Aydinlik".

Menurut laporan tersebut modus utama operasi inteligen CIA dan Mossad di Irak adalah membom masjid-masjid milik kaum Shiah maupun Sunni untuk menciptakan permusuhan di antara kaum Shiah dan Sunni.

"Agen-agen itu telah meraih tujuan mereka dimana kebanyakan operasi mereka menargetkan masjid-masjid Sunni dan Shiah. Semua serangan-serangan bom itu dinyatakan sebagai bom bunuh diri dan pelakunya dinyatakan terbunuh. Namun yang sebenarnya adalah berbeda dengan yang diklaim," tulis "Aydinlik".

"Aydinlik" menyebut bahwa terror-terror yang sama kini terjadi di Syria, dengan tujuan menggagalkan upaya damai yang saat ini tengah dilakukan utusan PBB untuk Syria, Kofi Annan.

"Para analis politik menekankan bahwa serangan-serangan bom bunuh diri akan terus meningkat dalam waktu-waktu mendatang dimana agen-agen CIA dan Mossad tidak diragukan lagi menjadi penanggungjawabnya," tambah "Aydinlik".

Pada bagian akhir laporannya "Aydinlik" menyayangkan bahwa operasi-operasi teroris di Syria itu justru dirancang di Turki, menjadikan Turki turut bertanggungjawab atas aksi-aksi kekerasan yang terjadi di Syria.

"Bagaimanapun serangan-serangan bom bunuh diri akan menjadi elemen paling berbahaya untuk menciptakan kekacauan di Syria. Sayangnya perbatasan Turki bakal menjadi garis belakang operasi-operasi teror tersebut. Dengan kata lain bisa dikatakan Turki terlibat dalam perencanaan aksi-aksi teror melawan pemerintahan Bashar al Assad."


RUSIA KECAM UPAYA PENGGAGALAN PERDAMAIAN

Tudingan "Aydinlik" senada dengan kecaman menlu Rusia Sergei Lavrov tentang upaya penggagalan rencana perdamaian yang tengah dilakukan utusan PBB Kofi Annan.

"Rusia mengecam keras aksi-aksi terorisme yang terjadi akhir-akhir ini," kecam Lavrov melalui media massa Rusia, Kamis (3/5). Menurut Lavrov serangan-serangan teroris akhir-akhir ini dilakukan secara massif dan sistematis untuk menciptakan kekacauan yang bisa menggagalkan upaya damai Kofi Annan.

Lavrov menunjuk intensitas serangan teroris bersamaan dengan kedatangan Jendral Robert Mood dari Norwegia yang ditunjuk sebagai ketua tim pengamat rencana perdamaian Kofi Annan.

"Tidak ada keraguan bahwa merkea yang tidak menginginkan perdamaian dan berupaya mengacaukan situasi di negeri tersebut, berada di balik aksi-aksi teroris. Dan rencana Annan untuk menghentikan pertumpahan darah dan menggelar dialog bertentangan dengan keinginan mereka untuk mengganti pemerintahan Syria dengan kekuatan senjata," tambah Lavrov.

Dalam sehari saja di awal bulan ini aksi-aksi teroris telah membunuh 22 aparat keamanan Syria. Pada tgl 2 Mei serangan teroris membunuh 22 tentara Syria di Aleppo sementara serangan teroris di Damaskus membunuh 7 aparat keamanan.



Sumber:
almanar.com.lb; 3 Mei dan 9 Mei 2012

No comments: