Sunday 6 May 2018

Pilot Amerika Terluka Ditembak Laser oleh Cina

Indonesian Free Press -- Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon) menuduh Cina telah melukai pilot-pilotnya dengan senjata laser yang ditembakkan dari pangkalan militer Cina di Djibouti. Cina membantah tuduhan tersebut.

Seperti dilaporkan CNN, 4 Mei, Amerika telah mengajukan protes setelah sejumlah pilotnya mengalami luka ringan akibat ditembak sinar laser oleh personil militer Cina di Djibouti. Amerika dan Cina memiliki pangkalan militer yang letaknya berdekatan di negara itu. Amerika juga telah memerintahkan awak-awak pesawatnya di negara itu untuk berhati-hati saat terbang di dekat pangkalan militer Cina.


Menurut sumber diplomatik Amerika kepada CNN, Cina telah berulangkali dengan sengaja menembakkan sinar laser ke pesawat-pesawat Amerika yang sedang terbang dalam beberapa minggu terakhir.

"Dalam satu insiden terjadi dua luka ringan yang dialami awak pesawat yang terbang dengan pesawat C-130 akibat terkena sinar laser 'skala militer', yang dilaporkan berasal dari pangkalan milite Cina yang berdekatan," tulis CNN mengutip keterangan sumber diplomatik Amerika.

Sinar laser 'skala militer' atau disebut dengan istilah "dazzlers," mengeluarkan cahaya yang bisa mencapai jarak yang sangat jauh dan bisa digunakan untuk menerangi kokpit pesawat, dengan secara temporer membuat pilot kehilangan penglihatan.

Jubir Pentagon Dana White membenarkan insiden tersebut, Kamis (3 Mei), menyebutkan bahwa Amerika telah mengirimkan nota protes kepada Cina dan menuntut Cina untuk melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

"Aktifitas ini benar-benar menjadi ancaman bagi awak pesawat kami," kata White dan menambahkan bahwa aktifitas tersebut telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Seorang pejabat Pentagon juga mengatakan kepada CNN bahwa Cina telah melakukan aktifitas sejenis di Laut Cina Selatan.

Menerima tuduhan tersebut, Cina pun membantahnya. Jubir Kemenlu Cina Hua Chunying mengatakan bahwa Cina telah membalas tuduhan tersebut dengan mengatakan kepada Amerika bahwa: "Setelah dilakukan verisikasi yang ketat, kami mengatakan kepada Amerika bahwa tuduhan tersebut sangat tidak benar."

"Anda bisa mengatakan kepada pejabat Amerika untuk berhati-hati dengan pernyataan mereka dengan tidak melakukan spekulasi dan membuat tuduhan-tuduhan," tambahnya.

Dephan Cina juga melakukan bantahan serupa. "Cina selalu mengikuti dengan ketat hukum internasional, hukum negara tuan rumah, dan berkomitmen untuk menjaga keamanan dan stabilitas kawasan," demikian pernyataan Kemenhan Cina.

Djibouti yang terletak di 'Tanduk Africa', menampung pangkalan militer Amerika yang dihuni oleh 4.000 personil, termasuk pasukan khusus. Pangkalan ini menjadi basis operasi militer di Yaman dan Somalia. Namun monopoli militer Amerika di Djibouti kini tersaingi oleh Cina yang sejak tahun lalu memiliki pangkalan angkatan laut di negara itu.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

China semakin menyaingi Amerika dalam hal Ekspansi militernya di dunia..
namun sepertinya tak bertahan lama..