Thursday 31 May 2018

Pasukan Komando Israel Dihajar Taliban

Indonesian Free Press -- Satu unit pasukan komando Israel diserang kelompok Taliban di Afghanistan, memaksa pasukan ini ditarik setelah mengalami kerugian signifikan. Demikian laporan Veterans Today, Senin (28 Mei).

Seperti dilaporkan situs inteligen dan militer terkemuka ini, insiden ini terjadi hari Minggu petang (27 Mei) di bekas pangkalan udara Amerika di Farah City, Afghanistan barat. Unit komando yang baru ditempatkan di Afghanistan ini mendapatkan serangan roket dan mortir dari Taliban sehingga harus kehilangan satu helikopter dan beberapa prajuritnya menjadi korban. Namun tidak dilaporkan seberapa besar kerugian personil di pihak Israel.

"Tadi malam, sebuah unit komando Israel yang baru ditempatkan di bekas pangkalan udara Amerika yang ditutup di Farach City, mendapat serangan dari kelompok Taliban," tulis Veterans Today.

Serangan terhadap pasukan Israel ini telah berlangsung selama beberapa hari, sebelum serangan hari Minggu petang.

"Pasukan Israel ditembak dengan roket dan mortar, kehilangan satu unit  helikopter dan sejumlah korban personil militer. Pasukan Israel kemudian ditarik dan dievakuasi ke pangkalan udara Shindand di Provinisi," tambah laporan itu.

Israel telah mengerahkan pasukan ke Afghanistan sejak tahun 2004 untuk melatih polisi. Namun sejumlah sumber membongkar bahwa Israel terlibat dalam operasi 'penumpasan' bisnis narkotik dan 'memerangi' terorisme, atau dengan kata lain melindungi bisnis narkotik dan terorisme. Sebagaiman diketahui, Afghanistan menjadi salah satu 'tambang' terorisme, yang dari ini para anggota kelompok-kelompok teroris seperti Al Qaida dan ISIS dilatih dan dikirim ke wilayah-wilayah konflik.

"Sumber-sumber di lapangan, termasuk dari pangkalan udara Jalalabad, mengatakan bahwa CIA dan Mossad membangun pusat-pusat pelatihan bagi ISIS sejak 18 bulan yang lalu dengan kontrak penerbangan dari Turki dan Irak yang mengirim jihadis-jihadis dua minggu sekali," tulis Veterans Today.

Karena Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Afghanistan, maka para prajurit Israel itu menggunakan identitas Amerika.

Sebelumnya situs VOP TODAY NEWS dan juga media Rusia Rossiyskaya Gazeta melaporkan, sebanyak 90 pasukan komando Israel telah berada di Afghanistan dengan identitas Amerika.

"Misi khusus mereka adalah melakukan latihan perang melawan kelompok-kelompok ekstremis dengan tujuan khusus mendapatkan kemampuan inteligen khusus. Tujuan lainnya adalah melatih kemampuan memerangi kelompok-kelompok yang mendapat dukungan masyarakat," tulis Rossiyskaya.

Lebih jauh Rossiyskaya Gazeta, yang berkantor di Moscow, melaporkan bahwa tujuan khusus lainnya adalah mempersiapkan peperangan melawan Hezbollah. 

Menurut media Inggris Jane’s Defense dan media Israel Yediot Aharonot, seorang menteri Afghanistan telah bertemu dengan diplomat senior Israel di Eropa.

“Tampaknya Israel tengah mencoba menanamkan pengaruh melalui partai pimpinan Rabbani, Aliansi Utara," tulis Jane's. Amerika khawatir bahwa persekutuan ini akan muncul ke publik. Karena hal ini akan mengecewakan Pakistan dan Amerika harus kehilangan sekutu kuncinya di Asia Selatan. Dalam banyak hal, tujuan utama Israel adalah meningkatkan pengaruhnya di Asia Selatan, termasuk Afghanistan,” tulis Jane’s Defense.

Menurut Veterans Today, Amerika dan Israel tengah mempersiapkan Afghanistan sebagai medan latihan bagi para teroris, setelah kekalahan di Suriah. Selanjutnya, para teroris ini digunakan sebagai senjata proksi untuk menyerang kepentingan Rusia dan Iran yang berbatasan langsung dengan Afghanistan.

Menurut Veterans Today, pasukan komando khusus yang dikirim Israel berjumlah 90 orang dengan nama “Matkal Unit” (Sayeret Matkal). Unit ini dibentuk tahun 1960-an, terdiri dari personil-personil yahudi Arab, Afrika dan Asia. Mereka berpakaian dan lancar berbahasa Arab dan bahasa lokal Pakistan dan Afghanistan. Ini untuk mendukung misi Israel untuk membangun jaringan informasi dan mata-mata di wilayah-wilayah timur Iran, utara Pakistan, Cina, Afghanistan dan Rusia, untuk menjamin kepentingan Israel di wilayah tersebut.

Keberadaan pasukan khusus/inteligen Israel dengan identitas Amerika juga menjadi kekhawatiran di Irak. Telah menjadi pengetahuan luas, Israel terlibat dalam kekacauan di Irak, termasuk mendorong upaya gerakan kemerdekaan wilayah Kurdistan Irak. Demikian sebut Veterans Today.(ca)

No comments: