Monday 27 April 2009

Amerika pun Mensubsidi Taliban


Illuminati (organisasi rahasia para bankir global) membiayai semua perang. Tidak terkekcuali aturan ini juga berlaku dalam Perang Afghanistan.

Banyak berita yang menyebutkan bahwa untuk melancarkan transportasi logistiknya, pasukan Amerika di Afghanistan harus "menyuap" para gerilyawan Afghanistan hingga seringkali konvoi kendaraan logistik pasukan Amerika justru dikawal oleh gerilyawan. Namun ternyata jumlah "suapan" yang diberikan kepada para gerilyawan Afghanistan yang diperanginya, jauh lebih besar lagi.

Presiden Barack Obama terus meningkatkan jumlah pasukannya di Afghanistan. Ofensif militer juga terus ditingkatkan. Dan semuanya itu berujung pada membengkaknya hutang Amerika kepada para bankir yang menyediakan "amunisi" hutang kepada pemerintah yang harus dibayar dengan darah dan keringat rakyat Amerika. Saat ini jumlah hutang pemerintah Amerika kepada para bankir telah mencapai $11 triliun dolar dengan bunganya mencapai 200 miliar dolar setahun.

Motif para bankir anggota illuminati sangat gamblang dianalisa. Melalui para birokrat dan politisi korup, pakar analisis bayaran dan media massa yang dimilikinya, mereka mendorong pemerintah untuk terjun ke dalam berbagai peperangan. Pemerintah (presiden) yang tidak berdaya terpaksa mengajukan undang-undang perang (termasuk anggarannya) kepada Congress yang diisi oleh para politisi korup untuk segera disetujui.

Minggu lalu Hillary Clinton yang merupakan birokrat korup (sebelumnya ia adalah politisi korup yang duduk di Congress) mengeluarkan wacana untuk membantu Pakistan dengan paket bantuan ekonomi senilai $7,5 miliar. Di waktu hampir bersamaan Komandan Amerika di Timur Tengah Jendral David Petraeus mendesak Congress untuk menyetujui bantuan militer senilai $3 miliar kepada Pakistan. Pada sisi lain sebenarnya sudah menjadi pengetahuan umum bahwa dinas inteligen Pakistan (ISI) adalah pendukung gerilyawan Afghanistan dan Taliban. Dan ISI adalah "anak buah" dinas inteligen Amerika CIA.

Pada bulan Oktober 2006 lalu NATO dengan gamblang menuduh ISI sebagai pendukung kuat Taliban. "NATO telah mengidentifikasi seluruh struktur dukungan ISI kepada Taliban di Balochistan dengan membangun kamp latihan perang di Quetta, gudang-gudang penyimpanan senjata, tempat penyerahan senjata untuk Taliban, tempat-tempat pertemuan rahasia shura (dewan pimpinan para ulama dan komandan gerilyawan) yang diketuai oleh Mullah Mohammad Omar, ketua Taliban sejak organisasi ini didirikan belasan tahun lalu."

Lebih jauh NATO telah mengidentifikasi bahwa Taliban taliban telah membuat kamp latihan perang di Pajwai (Pakistan) untuk melatih gerilyawan menyerang Kandahar, kamp latihan perang lainnya untuk melatih pembom bunuh diri serta membangun sebuah rumah sakit khusus bedah serta beberapa tempat penyimpanan senjata yang nilai stok senjatanya mencapai 2,6 juta pound.

"Taliban tidak mungkin dapat melakakukan itu semua tanpa bantuan ISI," kata seorang pejabat NATO.

Inilah sebabnya mengapa Pakistan, negeri yang memiliki 500.000 tentara reguler dan 500.000 tencara cadangan tidak mampu menetralisir Taliban dan gerilyawan lainnya.

Pada bulan Agustus 2008 Presiden George W Bush dalam pertemuan dengan PM Pakistan Yusuf Gillani di Washington bahkan sempat mengungkapkan kemarahannya atas keterlibatan ISI dalam mendukung Taliban. Namun secara paradok Amerika menggunakan alasan Taliban untuk membantu Pakistan.

Mari langsung pada pokok bahasan. Dalam aksi peperangannya di Afghanistan, Amerika membantu Pakistan untuk memerangi Taliban. Namun alih-alih memerangi Taliban, Afghanistan justru mengalirkan bantuan Amerika untuk Taliban. Dengan kata lain Taliban membiayai perangnya dengan uang Amerika.

Bagi Pakistan dan Taliban mungkin pemerintah Amerika dianggap moron (lebih bodoh dari idiot). Namun tidak bagi para bankir illuminati. Semakin besar biaya yang dikeluarkan pemerintah, semakin besar keuntungan bagi mereka. Maka mereka akan terus menciptkan peperangan-peperangan.

No comments: