Wednesday, 6 May 2009

100 Hari Pemerintahan Obama yang Mengecewakan


Suatu pagi pada tanggal 27 April lalu pesawat kepresidenan Amerika jenis Boeing 747 yang diikuti dua pesawat tempur pengawal jenis F-16 terbang rendah di atas kota New York (mungkin Obama tengah menghibur keluarganya dari Kenya dan Indonesia). Selama satu setengah jam ketiga pesawat ini berputar-putar di atas New York hingga menimbulkan kepanikan masyarakat yang masih trauma dengan Tragedi World Trade Zone (WTC) tahun 2001.

Seluruh warga kota, termasuk walikota Michael Bloolberg marah dengan tindakan tersebut. Obama tidak dapat memberikan penjelasan yang memuaskan orang dan untuk tiap jam penerbangan pesawat kepresidenan, rakyat Amerika harus membayar pajak senilai $60.000 (setara lebih dari Rp600 juta).

Itu adalah satu episode dimana rakyat Amerika akhirnya kecewa dengan presiden pilihannya, yang oleh media massa digadang-gadang sebagai "Messsiah yang Ditunggu-tunggu" yang dapat menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Baru-baru ini salah satu stasion televisi besar Amerika, MSNBC, menyelenggarkan pooling secara online mengenai kinerja presiden Obmama selama 100 hari pertama pemerintahannya. Secara mengejutkan, dibanding tingkat penerimaan masyarakat yang tinggi terhadap Obama pada masa kampanye, masyarakat memberikan nilai rendah terhadap Obama. Dari 2,7 juta responden online yang mengikuti pooling tersebut sebagian besar atau 40% memberikan nilai F (sangat buruk) dan 13% memberkan nilai buruk (D). Angka itu lebih tinggi dari mereka yang memberikan nilai B (baik) sebanyak 6,8% atau A (sangat baik) sebanyak 35%.

Dan ketika angka yang memberikan nilai F semakin banyak, MSNBC menghentikan pooling untuk tidak semakin memalukan Barak Obama dan para pendukungnya termasuk MSNBC sendiri yang selama kampanye begitu gencar mendukung Obama. Sebagaimana kebiasaan kaum liberal, jika tidak bisa menang lakukanlah kecurangan atau bersilat lidahlah.

Lalu apa sebenarnya yang telah dilakukan Obama selama 100 hari pemerintahannya selain membuat ketakutan warga kota New York dengan aksi akrobat pesawatnya? Yah, ia meneruskan program tidak populer pemberian dana talangan dan stimulus yang mengalir ke kantong-kantong perusahaan keuangan Wall Street tanpa memberikan pengaruh kepada kehidupan rakyat jelata. Di sisi lain rakyat yang kehilangan pekerjaan dan kehilangan rumahnya karena tidak sanggup membayar cicilan mortgage semakin bertambah sehingga fenomena "kota tenda" atau perkampungan orang-orang yang tinggal di dalam tenda karena kehilangan rumah, semakin besar.

Selama tiga bulan pertama tahun 2009 ini sebanyak 800.000 orang telah kehilangan rumahnya. Sepanjang tahun 2009 angka pengangguran bertambah sebanyak 2,5 juta orang dengan tingkat PHK mencapai lebih dari 600.000 per-bulan.

Kesalahan paling bodoh pendahulu Obama, George W Bush selain Perang Irak adalah mendorong pemberian kredit perumahan murah kepada kalangan minoritas yang kemudian justru menjadi pangkal terjadinya krisis subprime mortgage yang berujung pada krisis keuangan global. Namun kebijakan ini justru diteruskan oleh Obama dengan tindakannya mengajukan tuntutan kepada bank-bank untuk memberikan kredit sub-prime mortgage kepada kalangan minoritas.

Obama berpendapat bahwa pemerintah harus memberikan talangan kepada para kreditor sub-prime sehingga para penerima kredit mortgage bisa mendapatkan rumahnya tanpa pembayaran down payment, untuk rumah mewah seharga hingga $500.000 sementara kebanyakan rakyat Amerika pembayar pajak tinggal di rumah-rumah yang jauh lebih sederhana. Banyak dari para penerima subsidi kredit sub-primsube tersebut yang kemudian tidak dapat meneruskan pembayaran kredit, namun oleh ACORN (LSM pembela kulit hitam) terus didorong untuk tetap menempati rumahnya.

Dan terakhir adalah wabah flu burung yang merebak di Mexico dan merembes ke Amerika karena kelemahan kontrol perbatasan.

Apa yang dilakukan Obama tampak bersalahan semuanya. Selain pemberian talangan dan stimulus kepada sektor keuangan, kunjungan muhibah ke beberapa negara luar negeri yang mahal juga tidak matching dengan penderitaan rakyatnya. Jika saja dana stimulus senilai $787 miliar yang dikeluarkannya untuk sektor keuangan dialihkan untuk rakyat, jumlah itu bisa menghidupi puluhan juta orang yang kehilangan pekerjaan selama beberapa tahun sehingga mereka tidak harus kehilangan rumahnya dan tinggal di tenda-tenda kumuh di pinggir kota sebagaimana gelandangan di negara-negara miskin.

Seandainya saja orang-orang yang tinggal di "kota-kota tenda" memiliki akses untuk mengikuti pooling MSNBC, prosentase mereka yang memberi nilai F atas kinerja Obama pasti jauh lebih tinggi.

1 comment:

andreas iswinarto said...

Barangkali berguna penilaian yang agak unik berikut ini

100 Hari Presiden Obama : The Most Expensive President Since 1945

Itulah kesimpulan Grabor Steingart, jurnalis Spiegel yang bertugas di biro Washington DC terkait kinerja 100 hari Presiden Obama. Dalam penilaian Steingart kinerja 100 hari presiden baru ini dicirikan mahal, glamour dan kontradiktif.

Grabor bekerja di majalah berita DER SPIEGEL sejak 1990, reputasinya teruji hingga meraih penghargaan jurnalistik. Bukunya yang paling laris adalah "The War for Wealth: The True Story of Globalization or Why the Flat World Is Broken" yang diterbitkan di Amerika Serikat dan Inggris tahun 2008 oleh McGraw Hill.

Silah kunjung
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/100-hari-presiden-obama-most-expensive.html