Saturday 5 November 2011

POLISI SAUDI ANIAYA ULAMA KANADA


Meski saya mempunyai banyak teman dan kerabat penganut aliran Salafiyun, saya tidak sungkan untuk mengatakan penganut aliran ini adalah "orang-orang paling bodoh di dunia" (tentu saja saya tidak pernah mengatakannya langsung kepada mereka). Bayangkan! Hanya karena ada orang-orang yang mengkeramatkan makam (hal yang masih "debatable" apakah tindkan itu termasuk bid'ah atau tidak), maka mereka memutuskan untuk membongkar makam-makam para syuhada dan alim-ulama terhormat. Mereka bahkan nyaris membongkar makam Rosulullah karena alasan yang sama. Tindakan mereka setingkat kecerdasannya dengan membakar rumah untuk membunuh tikus.

Hal bodoh lainnya adalah mereka mengharamkan adanya makam di dekat masjid dan mengkafirkan orang-orang yang sholat di dalam masjid yang di sekitarnya terdapat kuburan. Padahal di Masjid Nabawi sendiri, satu dari 3 masjid paling mulia bagi orang muslim, terdapat makam Rosulullah, Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Kanapa mereka tidak mengharamkan masjid ini juga, kecuali mereka takut dicaci maki umat Islam di seluruh dunia yang masih memiliki akal dan nurani?

Saking bodohnya mereka sehingga menganggap orang yang berziarah ke makam sama dengan menyembah makam. Padahal tidak. Memuliakan makam demi memuliakan almarhum yang dimakamkan adalah sebuah amalan mulia yang diajarkan Rosulullah. Bahkan sejarah mencatat bahwa salah satu tindakan terakhir Rosulullah sebelum meninggal, seolah menunjukkan tindakan yang penting, adalah berziarah ke kuburan Baqi di Madinah. Tindakan melarang ziarah kubur sama dengan tindakan melarang orang mencium Al Qur'an karena dianggap men-Tuhankan kitab.

Dan dalam "menjaga" keyakinan mereka itu, aparat keamanan Saudi Arabia (negara yang dipimpin oleh penganut aliran Salafiyun-Wahabiah), teramat sering berbuat kekejian yang keterlaluan. Memukuli orang yang berziarah ke makam para syuhada pahlawan Islam dan para alim ulama terkenal, adalah tindakan sehari-hari mereka. Bahkan saling kejinya, banyak di antara korban pemukulan itu sampai meninggal dunia.

Baru-baru ini kejadian seperti di atas kembali terjadi, dan korbannya adalah seorang mubalikh muda dari Kanada kelahiran Irak.

Sebagaimana diberitakan situs berita almanar.com.lb tgl 31 Oktober lalu mengutip laporan televisi Kanada, CBC, polisi Saudi menangkap dan memukuli ulama asal Kanada, Shiekh Usama Al-Atar di Madinah, Minggu (30/10) setelah yang bersangkutan berziarah ke kompleks pemakaman syuhadai di Baqi, Madinah, di sela-sela ibadah haji yang dilakukannya.

CBC melaporkan pernyataan saksi mata yang menyebutkan terjadinya caci maki terhadap Al Atar yang kemudian berhenti setelah seorang polisi Saudi mendekati Al Atar dan mengajaknya bersalaman. Namun kemudian secara tiba-tiba polisi tersebut memanggil orang-ornag yang berada di dalam sebuah taxi yang berhenti. Orang-orang itu kemudian langsung memukuli Al Atar dan berusaha menyeretnya. Perlakuan itu baru berhenti setelah polisi Madinah Central tiba dan membawa Al Atar dengan mobil.

Beberapa sumber menyebutkan Al Atar menghadapi tuduhan, yang ironisnya adalah, aksi penyerangan. Namun polisi belum memberikan pernyataan resmi.

Untuk mendoakan keselamatannya, pada hari Minggu sore, ratusan orang menghadiri acara dia bersama di Edmonton, Kanada. Mereka meminta pemerintah Kanada untuk turut tangan menangani masalah yang menimpa Al Atar, ulama muda penyandang gelar Doktor ilmu kimia dan kini menjadi mahasiswa post-doktoral di University of Alberta.

Deplu Kanada akhirnya mengeluarkan pernyataan, Minggu malam, menyatakan keprihatinannya atas penangkapan Al Atar dan akan menyediakan bantuan hukum baginya.

Organisasi pembela HAM yang berbasis di Inggris, Islamic Human Rights Commission mengeluarkan pernyataan, Minggu (30/10), yang menyerukan pelepasan Al-Atar dengan segera. Organisasi ini juga akan mengirimkan tim pembela bagi Al Atar.

Tidak diketahui apakah ada korban kekerasan lainnya dalam peristiwa itu. Saat peristiwa terjadi, Al Atar ditemani sekelompok peziarah dari Kanada dan Inggris.

No comments: