Friday, 11 September 2009

Taliban Kejutkan Amerika


"Amerika punya jam, kami punya waktu."
(Seorang komandan Taliban)


Taliban telah menjadi bertambah kuat dengan meningkatkan taktik dan strategi baru serta keberhasilannya menemukan kelemahan-kelemahan pasukan Amerika di Afghanistan. Demikian keterangan seorang pejabat senior militer Amerika seraya menambahkan kemampuan Taliban telah mengejutkan militer Amerika.

Kebijakan baru Amerika untuk lebih membatasi serangan udara untuk menghindari korban sipil yang telah mendapat reaksi keras masyarakat internasional, telah membuat Taliban lebih leluasa melakukan aksi militernya. Proyek-proyek pembangunan seperti jalan raya, sekolah jembatan dan kantor-kantor pemerintah telah menjadi sasaran baru Taliban. Ketidak mampuan tentara sekutu serta pemerintahan boneka Afghanistan untuk menjaga keamanan membuat dukungan rakyat kepada Taliban semakin besar.

Saat Presiden Barack Obama menghadapi persoalan-persoalan krusial dalam strategi perangnya di Afghanistan serta dukungan domestika Amerika yang semakin rendah terhadap kepemimpinannya, para pejabat sipil dan militer Amerika berfikir keras mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan Taliban, setidaknya untuk saat ini, memenangkan perang di Afghanistan.

Pada musim semi lalu Obama membeberkan strategi barunya dalam menghadapi perang di afghanistan. Seraya mengecam pendahulunya yang dianggapnya kurang peduli dengan kondisi kemananan Afghanistan, Obama memerintahkan penambahan pasukan dan dana perang. Obama mengklaim dengan tambahan itu semua, keamanan di Afghanistan dapat dicapai dalam waktu 18 bulan.

Namun banyak pejabat militer Amerika dan sekutunya NAATO merasa bahwa mereka berpacu melawan waktu, juga melawan kemampuan Taliban yang terus meningkat seiring dengan kemampuan mereka mempelajari teknik perang Amerika selama delapan tahun pendudukan Afghanistan. Jendral Stanley A. McChrystal, komandan perang Amerika di Afghanistan, dalam paparannya kepada Presiden Obama mendeskrepsikan situasi di Afghanistan sebagai "sangat serius".

Dalam wawancara dengan Wall Street Journal sebelumnya ia bahkan mengakui bahwa "Musuh sangat agresif saat ini. Kita harus menghentikan gerak maju mereka dan itu adalah pekerjaan yang berat."

Kegalauan McCrystal juga kegalauan para komandan perang NATO sekutu Amerika di Afghanistan. "Masalahnya adalah Taliban, yang memiliki tujuan perang yang jelas sejak dari awal, secara pelan namun pasti mampu meningkatkan kemampuan tempurnya," kata seorang komandan NATO.

Jumlah tentara Amerika dan sekutunya yang tewas di Afghanistan sampai pertengahan tahun 2009 melebihi jumlah kematian di tahun-tahun sebelumnya sejak pendudukan Amerika dan sekutunya atas Afghanistan tahun 2001. Pada bulan Agustus misalnya, jumlah kematian pasukan sekutu mencapai 47 orang, tertinggi sejak tahun 2001.

Meski laporan tersebut, tidak seperti biasanya tidak bobor ke media massa atau sengaja disembunyikan dari publik, laporan McCrystel menjadi perhatian utama Barrack Obama. Dalam waktu dekat kemungkinan besar akan diumumkan penambahan pasukan lagi di Afghanistan.

Baru-baru ini para komandan militer Amerika baik yang berada di Amerika maupun yang bermarkas di luar negeri telah mengadakan pertemuan rahasia membahas kondisi perang Afghanistan, terutama tentang kemampuan tempur Taliban yang terus meningkat meski Amerika dan sekutunya telah melakukan ofensif militer besar-besaran dalam dua bulan terakhir. Beberapa jendral optimis kondisi di Afghanistan mampu dikendalikan. Namun semuanya setuju bahwa Taliban telah mendapatkan kemenangan sementara.

"Ada waktu di mana musuh bertempur dengan baik, lebih trampil dan bertempur penuh semangat. Satu hal yang kita lihat di sana (Afghanistan) adalah mereka (Taliban) merasa telah memenangkan peperangan. Ini menimbulkan tindakan-tindakan yang lebih bersemangat dan keinginan kuat untuk berkorban," kata seorang komandan.

Performa yang lebih bersemangat Taliban memiliki dasar seiring pengaruh Taliban yang semakin luas. "Mereka memiliki wilayah kekuasaan yang cukup yang memungkinkan mereka melatih kemampuan tempurnya serta jarak yang lebih pendek dengan area dimana mereka berperang. Dan masyarakat yang tinggal di wilayah itu percaya Taliban mampu berbuat sesuatu," tambah jendral tersebut.

Banyak laporan yang menyebutkan bahwa Taliban secara efektif berhasil menjalankan fungsi pemerintahan di sebagian wilayah termasuk memungut pajak dan menjalankan pengadilan syariah.

Para komandan perang Amerika berbeda pendapat mengenai kesuksesan Taliban serta alasan-alasan yang menyertainya. Seorang komandan senior pasukan Amerika di wilayah timur Afghanistan dimana pasukan Taliban di bawah komando Jalaluddin Haqqani sangat mendominasi wilayah itu mengatakan, kecanggihan metode serangan Taliban telah meningkat tajam akhir-akhir ini. Ia menilai teknik mereka tidak kalah canggih dibandingkan pasukan ranger elite Amerika dengan kemampuannya bertempur dalam unit kecil di daerah terpencil.

"Di banyak kejadian kami melihat bentuk-bentuk serangan yang lebih maju," katanya. Ia menduga Taliban telah mendapat bantuan pejuangn profesional yang datang dari Arab dan Asia Tengah.

Dalam beberapa bulan terakhir pasukan Taliban telah menggunakan mortar untuk memaksa pasukan Amerika berada di posisi defensif untuk kemudian diserang dengan roket pelontar granat dan senjata mesin. Para pejuang Taliban mampu bergerak tanpa menggunakan radio untuk mencegah diketahuinya keberadaan mereka. Mereka juga lebih trampil menangani korban yang terluka.

"Pada tahun 2005 tentara dan marinir bertempur dengan Taliban yang melakukan serangan dalam skala besar. Tapi sekarang mereka lebih menyukai serangan-serangan skala kecil terhadap proyek-proyek pembangunan dan pos-pos pasukan Afghanistan di tempat terpencil."

Daerah-daerah terpencil dimana Taliban telah bertempur melawan pasukan Amerika dan NATO selama bertahun-tahun seperti di Lembah Korengal dekat perbatasan Pakistan merupakan "laboratorium perang yang sangat sempurna bagi para pejuang dalam mempelajari teknik tempur Amerika," kata seorang pejabat Pentaton. Para pejuang telah belajar menghitung kecepatan reaksi pasukan Amerika setelah mendapat serangan. "Mereka mengetahui dengan tepat kapan serangan balasan dari arteleri, jet dan helikopter tempur Amerika terjadi sebelum mereka mengundurkan diri."

Selain itu pejuang Taliban juga semakin terampil merakit dan menggunakan bom daya ledak tinggi di wilayah-wilayah kekuasaan mereka. Selain hit and run, Taliban juga telah menggunakan taktik berlindung di tempat-tempat padat penduduk dan meningkatkan frekuensi serangan malam hari.

"Bagi Taliban kemenangan adalah tidak kalah. Mereka merasa bahwa seiring berjalan waktu, mereka pada akhirnya akan dapat mengusir pasukan asing dari Afghanistan. Ini adalah hanya permainan kesabaran bagi mereka," kata pejabat Pentagon tersebut.

Seperti kata-kata terkenal dari seorang komandan: "Amerika mempunyai jam, Taliban mempunyai waktu."

No comments: