Tuesday, 28 December 2010

Hitler pun Terkecoh oleh "Yahudi"


Baru-baru ini sebuah stasiun televisi swasta menayangkan film dokumenter produksi "History Channel" tentang regim Nazi Jerman berjudul "Third Reich, THE RISE” dan “Third Reich, THE FALL”. Seperti biasa film-film dokumenter tentang perang dunia 2 produksi "History Channel": sampah yahudi.

Tentu saja "History Channel", sebagaimana juga film-film produksi Hollywood yang dikuasai yahudi, mempromosikan mitos holocoust dan yahudi sebagai korban tak berdosa. Dalam film tersebut di atas misalnya saja disebutkan adanya tindakan boikot ekonomi yang dilakukan oleh Hitler kepada yahudi, namun sama sekali tidak disinggung-singgung adanya boikot ekonomi yang dilakukan oleh kaum yahudi internasional terhadap Jerman sebelumnya dengan intensitas yang jauh lebih besar. Film tersebut juga tidak menyebutkan motif sebenarnya atas penangkapan dan penahanan selama puluhan tahun asisten Hitler, Rudolf Hess, yang berupaya melakukan "diplomasi damai".

Dan tentu saja "History Channel" tidak akan pernah menayangkan dokumentasi hubungan antara Hitler dengan J. Henry Schroder.

Dalam buku "Secrets of the Federal Reserve: The Hitler Connection" oleh Eustace Mullins, disebutkan bahwa Hitler secara tidak sadar telah diperalat oleh orang-orang yahudi untuk menjalankan konspirasi mereka: "Tidak berhenti menanamkan pengaruhnya di Gedung Putih, J. Henry Schroder Corporation segera melebarkan pengaruh internasionalnya, tidak kurang dengan sebuah rencana untuk menciptakan Perang Dunia II..." " .... Ladislas Farago dalam "The Game of the Foxes" melaporkan, Baron William de Ropp, seorang agen ganda, telah masuk ke "kalangan tertinggi" menjelang Perang Dunia II, dan Hitler mempercayakan de Ropp sebagai penasihatnya untuk urusan Inggris. Dan atas saran de Ropp lah maka Hitler tidak menduduki Inggris."

Victor Perlo menulis dalam "The Empire of High Finance": "Pemerintahan Hitler menjadikan Schroder Bank sebagai konsultan keuangan mereka di Inggris dan Amerika. Rekening pribadi Hitler dibuat di J.M. Stein Bankhaus, anak perusahaan Schroder Bank di Jerman. F.C. Tiarks dari J. Henry Schroder Company adalah anggota Anglo-German Fellowship dengan dua pendiri lainnya sebagai anggota dan pemilik perusahaan."

Namun cerita yang terjadi jauh lebih luas dari perkiraan Perlo. J. Dengan Anglo-German Felloship-nya, Henry Schroder memainkan peran sebagaimana organisasi America First, menarik minat para patriot pembela bangsa untuk bergabung. Para patriot itu adalah orang-orang yang tidak menginginkan negaranya terseret dalam perang yang tidak perlu melawan Jerman, dan dengan berbagungnya mereka dalam Anglo-German Fellowship mereka menyangka telah melakukan hal yang benar.

Selama bertahun-tahun menjelang perang, Schroders menggelontorkan sejumlah besar uang ke Anglo-German Fellowship, mayakinkan Hitler bahwa ia memiliki banyak pendukung di Inggris, setidaknya orang-orang yang tidak ingin bermusuhan dengannya.

Pada saat itu Inggris secara politik memang terpecah dalam dua kubu: pro perang melawan Jerman dan anti perang. Kubu pertama (seolah-olah) dipimpin oleh Winston Churchill (War Party), sedang kubu kedua oleh perdana menteri Neville Chamberlain (Appeasement Party). Pada mulanya Hitler yakin bahwa Chamberlain lebih kuat dibanding Churchill mengingat dukungan yang diberikan oleh Schroders. Ia menyangka Inggris tidak akan memerangi Jerman.

Namun tidak hanya Hitler, namun juga Chamberlain yang kemudian terkejut bahwa ternyata dukungan Schroder hanya tipu daya belaka untuk memerosokkan keduanya. Setelah Jerman, yang yakin Inggris tidak akan memusuhinya, menyerang Polandia, Chamberlain tidak mampu menahan kekuatan Churchill yang didukung yahudi internasional. Chamberlain yang menolak memerangi Jerman dipaksa mundur dari jabatannya dan naiklah Churchill ke kursi pemerintahan untuk langsung mengumumkan perang melawan Jerman.

Tipu daya yang menjerat Hitler tersebut menjelaskan beberapa hal aneh yang terjadi selama perang dunia 2 berlangsung. Seperti keengganan Hitler menyerang Inggris, meski saat itu tengah diuntungkan secara militer. Sebaliknya Hitler justru mencegah para jendralnya menghancurkan ratusan ribu tentara ekspedisi Inggris yang terjebak di Dunkirk, Perancis, dan membiarkan mereka melarikan diri ke Inggris. Selain itu pengiriman Rudolf Hess ke Inggris semakin menunjukkan bahwa Hitler setidaknya masih berharap para pendukungnya di Inggris masih bisa bertindak untuk menghentikan keterlibatan Inggris dalam perang.

Rudolf Hess sendiri harus menjalani hukaman penjara selama berpuluh tahun tanpa pengadilan, demi mencegahnya membuat pengakuan kepada dunia bahwa ia datang ke Inggris untuk menghubungi Schroder dan orang-orangnya demi menghentikan perang. Karena kalau demikian yang terjadi, negara Israel tidak akan terbentuk dan rakyat Jerman serta Eropa masih tegak berdiri menentang yahudi.

No comments: