Indonesian Fres Press -- Hari Rabu (26 Agustus) lalu Presiden Bashar al Assar tampak ceria dalam sebuah wawancara dengan kantor berita BBC yang didisiarkan dengan judul "Syria's Assad 'confident' of Iranian and Russian support".
Dengan bersemangat ia menyebutkan kepercayaan dirinya dengan dukungan sekutu-sekutu utamanya Iran dan Rusia.
"Selama 4 tahun terakhir Rusia telah menunjukkan kejujuran, terbuka dan memiliki prinsip," katanya dalam wawancara itu.
Ia patut senang dan optimis dengan perkembangan konflik yang terjadi di negaranya akhir-akhir ini. Setelah pertempuran yang sengit selama empat tahun, ia melihat dukungan kepadanya dari sekutu-sekutunya itu telah memberikan hasil yang signifikan. Selain membuatnya mampu bertahan selama ini, dalam beberapa bulan terakhir ia melihat prospek kemenangan pasukannya melawan pemberontak semakin besar.
Ribuan personil Hizbollah Lebanon, milisi-milisi Syiah dari Irak, Iran hingga Afghanistan, pasukan khusus Iran dan penasihat-penasihat militer Rusia telah berada di negaranya untuk membantunya. Bersama pasukan Suriah, mereka berhasil menggagalkan offensif besar-besaran para pemberontak baru-baru ini dan kini mereka berada di pihak yang 'di atas angin'.
Teristimewa dari hal itu, senjata-senjata canggih Rusia yang dikirim ke Suriah, termasuk sistem pertahanan udara S-300, telah menjadi senjata 'pengubah permainan'. Hari Jumat (22/8), misalnya, sebuah pesawat pembom-tempur F-16 Israel berhasil ditembak jatuh saat melancarkan serangan udara di wilayah Al Qunaetra. (Beritanya tidak dimuat oleh media-media massa utama dunia yang dikendalikan zionis internasional, namun bisa dilihat di sini). Ini membuat angkatan udara Suriah semakin leluasa melancarkan serangan-serangan udaranya ke posisi-posisi pemberontak.
Wartawan senior Thierry Meyssan melaporkan di situs Voltairenet.org, Senin (24 Agustus), Rusia akhirnya memutuskan melibatkan diri langsung dalam konflik di Suriah, setelah Turki dengan kasar menolak inisiatif Rusia untuk membentuk persekutuan anti-ISIS bersama negara-negara Arab. Tanpa alasan jelas, Turki juga membatalkan rencana pembangunan jalur pipa gas Russia-Turki. Tidak hanya itu, Turki juga membantu ISIS dengan menyerang milisi Kurdi di Suriah dan Irak yang tengah berperang melawan ISIS. Dan lebih 'kurang ajar' lagi, Turki telah bersekongkol dengan Ukraina untuk membentuk gerakan seperatisme Krimea dari Rusia, dengan mengirimkan ekstremis-ekstremis Islam di Suriah ke Ukraina.
"Setelah menegosiasikan pembentukan alansi regional anti-ISIS yang mencakup Saudi Arabia, Suriah dan Turki, Rusia tiba-tiba membatalkan rencananya itu setelah Turki berbalik arah," tulis Thierry Mayssan.
Dalam waktu yang bersamaan, Presiden Amerika Barack Obama juga telah mengubah strateginya di Suriah, setelah terbongkarnya langkah ilegal Jendral John Allen yang menjadi komandan koalisi internasional anti-ISIS pimpinan Amerika, dengan menciptakan zona larangan terbang di perbatasan Suriah bersama Turki, tanpa persetujuan pemerintah Amerika.
Maka Barack Obama yang sudah kehilangan akal dengan berlarut-larutnya konflik di Suriah, terutama dengan keberadaan kelompok-kelompok teroris yang tidak bisa dikendalikannya seperti ISIS, bersama Presiden Rusia Vladimir Putin secara diam-diam melakukan langkah terkoordinasi dengan mencabut rudal-rudal patriot NATO di Turki dan membentuk Komisi Militer Suriah-Rusia.
Rudal-rudal Patriot NATO telah ditempatkan di Turki sejak Januari 2013 untuk mencegah pesawat-pesawat tempur Suriah beroperasi di sekitar perbatasan. Akibatnya para pemberontak leluasa membangun kekuatan di Suriah utara yang berada di dekat perbatasan Turki, dan secara efektif wilayah ini menjadi basis kekuatan ISIS.
Dalam Perang Kobane yang berada di perbatasan Turki, misalnya, angatan udara Suriah tidak bisa berbuat apa-apa untuk mempertahankan kota ini dari gempuran ISIS. Akhirnya Suriah hanya bisa membantu milisi-milisi Kurdi untuk mempertahankan kota ini, dengan suplai senjata dan gaji para milisi Kurdi.
Rudal-rudal Patriot itu kini tengah dalam proses pemindahan ke Lithuania. Dengan ketidak hadiran rudal-rudal itu lagi di Turki, pesawat-pesawat tempur Suriah kini leluasa menggempur wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo dan sekitarnya.
Seperti telah disebutkan, Obama sudah kecapaian dengan berlarut-larutnya konflik Suriah. Ia telah berniat untuk mengakhirinya dengan menggelar dua kali Konperensi Internasional untuk Suriah, namun selalu gagal setelah disubversi oleh unsur-unsur neo-konservatif (Hawk) dalam birokrasi sipil dan militer Amerika sendiri, terutama Departemen Pertahanan dan CIA. Sementara Rusia dan Suriah telah membentuk Komisi Militer Suriah-Rusia untuk menandingi koalisi internasional anti-Suriah.
Dalam hitungan minggu, ratusan personil militer Rusia telah berdatangan ke Suriah sebagai penasihat militer. Rusia juga telah mengirimkan 6 pesawat Mikoyan-Gourevitch MiG-31, menyusul rudal-rudal S-300 yang telah cukup lama berada di Suriah. Pesawat MIG-31 adalah pesawat penyergap terbaik di dunia yang mampu mengungguli semua pesawat tempur Turki dan Israel dalam pertempuran udara. Pesawat-pesawat tempur kedua negara itu selama ini relatif aman melakukan penyusupan ke wilayah udara Suriah.
Pada tanggal 30 Januari 2013, misalnya, pesawat-pesawat Israel membom pangkalan militer Suriah di Jemraya dengan dalih menghancurkan senjata-senjata yang hendak dikirim ke kelompok Hizbullah. Kenyataannya, serangan itu ditujukan untuk menghancurkan perangkat elektronik Israel yang berisi data-data satelit NATO tentang Suriah yang digunakan dalam peperangan. Dengan data-data satelit yang up-to-date itulah para pemberontak memperoleh keunggulan militernya dibandingkan Suriah.
Untuk mengimbanginya, Rusia pun kini telah memberikan data-data satelitnya secara real-time kepada Suriah, dan hal itu telah berhasil mengubah keadaan di medan perang.
Kehadiran personil militer Rusia juga menjadi sumber informasi yang penting tentang kondisi sebenarnya di Suriah, untuk mengimbangi provokasi dan propaganda anti-Suriah. Dengan informasi itu, Rusia bisa mendesakkan dilakukannya penggelaran pasukan perdamaian PBB, atau bahkan pasukan perdamaian dari negara-negara Collective Security Treaty Organization (CSTO) yang beranggotakan negara-negara eks Sovyet sekutu Rusia:
CSTO akan mengadakan pertemuan di Douchanbe, Tadjikistan, pada 15 September nanti.
Ide bagi penggelaran pasukan CSTO, yang 3 negara anggotanya adalah negara-negara Islam, Kazakhstan, Kirghizistan, dan Tadjikistan, pernah dimunculkan menjelang konperensi internasional untuk Suriah bulan Juni tahun 2012, namun mengalami kegagalan setelah tidak mendapat dukungan PBB. Namun, dengan situasi yang telah berubah, terutama dengan sikap Amerika terhadap Suriah, ide itu bisa saja menjadi kenyataan.(ca)
4 comments:
Alhamdullilah ya Allah semoga saja Kau berikan kemenangan kepada saudara-saudara kami yg saat ini tengah berjuang dari kebiadaban ISIS dan para pengikutnya....Maju terus pejuang Arab Suriah dan hancurkan Zionis LaknatuLlah fan para antek-anteknya...Untuk bang Adi semoga diberi kesehatan selalu ya agar dapat terus menulis demi untuk mengungkapkan kebenaran....Amien !!
saya belum membaca voltairenet, namun dari sumber lain turut menyatakan sedemikian,pegawai tertinggi paramilitiry russia dikatakan sudah bersedia bertindak, putin mengambil tindakan sejajar dengan langkah us dan turki menentang ISIs, di laporkan juga russia telah membekalkan imej satelit musuh syria kepada ASSad, ini menginggatkan kepada us yang membekalkan imej satelit kawasan iran kepada saddam hussin,
di satu blog ditemukan roket mesir dijumpai oleh pemberontak syria, dipercayai Mesir telah kembali? ke orbit syria--membekalkan amunisasi kepada Assad memungkinkan satu turn back assisi dari morsi
apa pun situs pertahanan jane *rakan BBC* menyatakan pemberontak syria menguasai 80% syria,
namun apa yang saya percayai pemberontak ini tak habis habis menguasai kawasan sempadan turki dan kampung kampung sekitaran itu dan menentang kudis di kobani sahaja tidak menang menang apalagi berperang di damaskus
turki pernah menyatakan dalam masa seminggu mereka akan menguasai damaskus
apa yang terjadi?
http://military-informant.com/news/rossiyskiy-istrebitel-byil-zamechen-v-nebe-na-severo-zapade-sirii.html
At the moment, you can not accurately identify the affiliation of the aircraft, but sources in the Israeli Defense Ministry confirmed that the aircraft in the skies over Syria belong to Russia, which has deployed a limited military contingent to Syria to support the regime of Bashar al-Assad.
Подробности читайте на : http://military-informant.com/news/rossiyskiy-istrebitel-byil-zamechen-v-nebe-na-severo-zapade-sirii.html
beritanya tidak dapat di nafi lagi ,petaka kepada pendurhaka arab
http://en.alalam.ir/news/1735952
Post a Comment