Indonesian Free Press -- Media-media barat dan Arab akhirnya membenarkan laporan media Iran, FARS News, tentang pemberitahuan rencana kudeta oleh Rusia kepada Presiden Turki Tayyep Erdogan. Hal inilah yang telah menyelamatkan nyawa Erdogan hingga ia bisa menguasai keadaan paska kudeta tanggal 15 Juli lalu.
Seperti dilaporkan Veterans Today, kemarin (17 Agustus), Pimpinan Redaksi media Arab Rai Alyoum, Abdel Bari Atwan, dalam wawancara dengan media Rusia Russia Today, mengatakan:
“Inteligen Rusia berhasil mengetahui rencana kudeta lebih dahulu dari siapapun, dan Presiden Rusia memberitahukan hal ini melalui telepon kepada Presiden Turki.”
“Kami memperoleh informasi penting ini dari beberapa sumber, bahwa inteligen Rusia berhasil mendeteksi sejumlah langkah tidak wajar militer Turki dari pangkalannya di Tartus, Suriah,” tambahnya.
Hal inilah, menurut Atwan, yang mengakibatkan Erdogan berubah sikap dalam masalah Suriah dengan mendekati Rusia dan Iran.
Hal senada dikatakan Robert Fisk, wartawan senior Inggris, dalam tulisan terbarunya di The INdependent, Selasa (16 Agustus).
"Rusia dan Iran benar telah memainkan peran inteligen untuk memperingatkan Erdogan tentang rencana kudeta terhadapnya," tulis Fisk di The Independent.
"Orang-orang Arab itu telah diberitahu oleh mitra-mitra Rusianya bahwa Putin, telah mengirimkan pesan pribadi kepada Erdogan setelah mengetahui rencana kudeta dari komunikasi militer Turki, yang ditangkap dan dikumpulkan oleh para teknisi mereka di pangkalan udara di Lattakia, Suriah," tulis Fisk.
"Orang-orang Iran, yang akan senang jika melihat Turki mengalihkan dukungan dari musuh-musuh Sunninya di Suriah, juga memberitahukan Erdogan tentang rencana kudeta itu,” tambah Fisk.
Dalam laporannya bulan lalu, FARS News mengutip sejumlah sumber di Ankara menyebutkan bahwa tentara Rusia di wilayah itu telah berhasil meretas pesan-pesan radio militer Turki yang menunjukkan bahwa militer Turki tengah bersiap melancarkan kudeta. Di antara rencana kudeta itu adalah pengiriman pasukan lintas udara ke tempat peristirahatan Erdogan dengan missi menangkap atau membunuh Erdogan. Seperti diketahui, Erdogan meninggalkan tempat peristirahatannya di Marmaris hanya beberapa puluh menit sebelum kedatangan pasukan yang hendak menangkapnya.
Meski tidak disebutkan bagaimana Rusia mendapatkan informasi penting itu, pangkalan militer Rusia di Latakia dilengkapi dengan peralatan elektronik canggih yang mampu menangkap semua komunikasi di kawasan Turki dan Suriah, yang digunakan Rusia dalam misi anti-terorisme di Suriah.(ca)
1 comment:
Shrusnya, Russia jg sdh mmberitahukan siapa dalang kudeta Turki..
Smg saja Turki tak bermuka dua dg Russia.
Post a Comment