Friday, 19 August 2016

Pangkalan Udara Rusia di Iran Percepat Pembebasan Aleppo

Indonesian Free Press -- Dalam beberapa hari terakhir media-media internasional disibukkan oleh berita tentang serangan udara Rusia di Suriah melalui pangkalan udara Hamadan, Iran. Lebih jauh bahkan dilaporkan bahwa Rusia telah menempatkan sistem pertahanan udara tercanggihnya, S-400 di pangkalan udara itu, lebih cepat dari rencana Iran mengoperasikan sistem pertahanan udara S-300 untuk melawan ancaman Amerika dan Israel.

Editor Veterans Today Jim W. Dean, dalam tulisannya hari Selasa (16 Agustus), menyebut hal ini sebagai ‘Great Tactical Importance’, atau faktor yang sangat penting bagi penyelesaikan konflik Suriah. Sementara Robert Fisk dalam tulisannya di The INdependent menyebut hal ini sebagai 'kemenangan Iran' di Timur Tengah.

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Iran memiliki Amerika dan Rusia berada di pihaknya (untuk melawan ISIS) dan Turki mengikuti di belakang," tulis Fisk, wartawan senior yang dihormati di INggris.


"Jika kita melihat di map, Anda akan melihat pesawat-pesawat pembom TU-23 yang tinggal landas dari pangkalan udara Hamadan tidak hanya tepat berada di Timur Suriah, jika terbang di atas medan perang Irak dimana bom-bom Rusia dengan mudah dijatuhkan. Pesawat-pesawat pengawal akan lebih mudah menjalankan misinya, dengan jarak tempuh lebih pendek tidak memerlukan pengisian ulang bahan bakar.

Jadi apa yang kita lihat sekarang adalah koalisi (Iran, Rusia, Suriah) tengah dalam persiapan untuk melakukan serangan terakhir terhadap ISIS, tidak hanya jalur suplainya, namun juga pangkalan-pangkalan mereka," tulis Jim W. Dean.

Para pakar politik Iran sendiri menyebut keberadaan pangkalan udara Rusia di Iran sebagai langkah taktis yang bisa mempercepat pembebasan Aleppo yang saat ini menjadi medan perang yang strategis dalam penentuan konflik Suriah.

Ketua Dewan Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani mengatakan kepada kantor berita IRNA News Iran dan Rusia tengah menjalankan kerjasama strategis dengan keberadaan pangkalan udara Rusia di Iran untuk memerangi terorisme. Sedangkan Sabbah Zanganeh, anggota komisi pertahanan parlemen Iran (Majlis) menyebut keberadaan pangkalan udara Rusia di Iran sebagai 'warna baru' kerjasama militer kedua negara.

"Langkah ini akan meningkatkan kecepatan dan akurasi operasi militer melawan teroris di Suriah, dengan memperpendek jarak terbang dan waktu penerbangan yang memberikan kesempatan lebih besar bagi kekuatan udara Rusia," kata Zanganeh kepada Sputnik News.

Pakar politik lainnya, wartawan senior Iran Hassan Khani Zadeh, menyebut perkembangan terbaru ini semakin memperjelas prospek berakhirnya konflik Suriah.

"Melihat fakta bahwa pasukan Suriah telah memblokir kota Aleppo dan dengan signifikan bergerak maju ke utara, kita bisa melihat bahwa jalan bagi berakhirnya krisis Suriah telah lebih jelas terlihat," kata Zadeh.

"Faktor ini (terbentuknya koalisi Iran, Rusia, Turki) dan penempatan pesawat-pesawat pembom Rusia di Iran membuktikan keberhasilan kerjasama stategis Iran-Rusia memerangi terorisme, khususnya di Suriah. Maka penempatan kekuatan udara Rusia di Iran akan segera memberikan dampak yang jelas," tambahnya.(ca)

No comments: