Indonesian Free Press -- Akhir-akhir ini dunia diributkan oleh isyu tentang ujicoba rudal Korea Utara dimana untuk pertama kali secara 'resmi' Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal ballistik dari kapal selam.
Menanggapi ujicoba ini Amerika pun mengirimkan gugus tempur kapal induk USS Carl Vinson ke perairan Korea, meski pada kenyaatannya kapal induk ini justru bergerak ke Samudra Hindia untuk berlatih dengan Australia. Cina pun dikabarkan telah mengerahkan 150.000 pasukan ke perbatasan Korut untuk menggertak negara itu membatalkan ujicoba rudalnya. Rusia juga sempat dikabarkan ikut repot mengirimkan pasukan ke dekat perbatasan Korut, meski kemudian dibantah oleh pemerintah Rusia.
Kegaduhan itu membuktikan bahwa ujicoba kali ini merupakan isyu yang sangat penting di mata Amerika dan kekuatan-kekuatan utama di kawasan. Hal ini berkaitan dengan 'lompatan teknologi' Korut.
Menurut laporan Washington Free Beacon, 20 April, Korut berhasil melakukan perkembangan yang cepat dalam teknologi peluncuran rudal dari kapal selam.
“Perkembangan teknologi yang cepat telah terjadi dalam jangka waktu singkat, membuat Korut mampu mengoperasikan sistem peluncuran rudal dari kapal selam,” tulis laporan tersebut mengutip pernyataan tim panel ahli PBB yang beranggotakan delapan orang. Laporan PBB ini memberikan sejumlah detil baru tentang pembangunan kapal selam peluncur rudal bernama KN-11.
“Perubahan dari mesin berbahan bakar cair ke mesin berbahan bakar padat adalah perkembangan penting dalam pembangunan KN-11," tulis laporan itu.
Laporan pertama tentang kapal selam berpeluncur rudal Korut dipublikasikan oleh Washington Free Beacon pada bulan Agustus 2014 di tengah keraguan para ahli kelautan tentang kemampuan negara itu membuat senjata yang sangat kompleks. Sejak laporan itu Korut terus menggelar sejumlah ujicoba di pangkalan ujicoba di kota pelabuhan Sinpo.
Sinpo juga menjadi tempat ujicoba pekan lalu yang mengalami kegagalan setelah rudal modifikasi Scud meledak tidak lama setelah diluncurkan. Setelah itu Korut mengumumkan akan melakukan ujicoba setiap minggu, menciptakan ketegangan di kawasan.
Menurut laporan itu, KN-11 dibuat berdasarkan kharakteristik kapal selam Polaris, yang merupakan kapal selam peluncur rudal pertama Amerika yang mulai dioperasikan pada dekade 1960-an.
Tahun lalu Korut melakukan setidaknya 5 kali ujicoba KN-11, tanggal 16 Maret, 23 April, 9 Juli, dan 24 Agustus.
"Empat ujicoba dilakukan dalam lima bulan di wilayah Sinpo, menunjukkan perkembangan yang cepat," tulis laporan itu.
Ujicoba tanggl 24 Agustus adalah yang paling sukses dimana untuk pertama kali Korut berhasil meluncurkan rudal dari kapal selam yang tengah menyelam dan mencapai sasaran.
Selain ketegangan terkait program kapal selam Korut, ketegangan dilaporkan juga terjadi antara Cina dan Kores Selatan karena rencana pemasangan sistem pertahanan rudal balistik THAAD oleh Korea Selatan dan Amerika. Ketegangan itu bahkan telah sampai di tengah-tengah publik.(ca)
1 comment:
Dinamika yg wajib di waspadai.. Gesekan di Asia Timur apkah sebuah sandiwara konspiratif atau murni gejolak pertentangan setiap negara..
Apapun itu, RI dan TNI harus selalu siap siaga
Post a Comment