Sunday 12 October 2008

KONSPIRATOR BERAKSI LAGI


Akhir-akhir ini dunia tengah mengalami krisis keuangan yang oleh para pengamat teori konspirasi diyakini sebagai ulah para spekulan kapitalis Yahudi dalam rangka menancapkan kekuasaannya lebih dalam atas dunia. Namun peristiwa tewasnya Joerg Haider dalam kecelakaan mobil hari Sabtu 11 Okt ’08 mungkin memiliki alasan lebih kuat untuk menjadi dasar kepercayaan adanya fenomena teori konspirasi.
Joerg Haider adalah Gubernur Provinsi Carinthia dan pemimpin partai Alliance for Austria’s Future adalah sosok paling kuat di balik fenomena menguatnya gerakan nasionalis Austria selama dua puluh tahun terakhir. Gerakan ini berupaya mengembalikan Austria sebagai sebuah negara yang lebih “murni” Eropa dengan menentang arus imigrasi (agenda utama konspirator Yahudi untuk melemahkan negara-negara yang didominasi ras kulit putih-Kristen), memuja Nazi Jerman dan sekaligus otomatis anti-semit (Yahudi).
Gerakan ini baru saja meraih suara signifikan (29%) dalam pemilu Austria akhir September lalu dan memunculkan kembali kekhawatiran kembalinya ultranasionalis Eropa yang diinspirasi Nazi. Dengan latar belakang seperti itu wajar saja jika telunjuk terarah pada Yahudi sebagai dalang peristiwa kecelakaan misterius tersebut. Apalagi dunia masih mengingat betul peristiwa tragis yang menimpa Anna Lindh, menteri luar negeri dan kandidat kuat Perdana Menteri wanita pertama Swedia, lima tahun lalu, yang dikaitkan dengan ulah konspirator Yahudi.
Ada baiknya kita membahas sekilas kasus kematian Anna Lindh.
Anna Lindh tewas secara mengenaskan tanggal 11 September 2003, beberapa jam setelah seorang pembunuh profesional (media massa mengaburkannya dengan menyebut pelaku sebagai figur sakit jiwa) mengoyak-ngoyak tubuhnya dengan pisau komando di siang hari bolong di tengah-tengah pusat perbelanjaan pakaian di pusat ibukota Stockholm. Setelah membunuh, tanpa resistensi apapun dari polisi maupun petugas keamanan setempat, pembunuh melarikan diri tanpa jejak. Padahal Nordiska Kompaniet, pusat perbelanjaan tempat kejadian dilengkapi puluhan kamera CCTV dan puluhan petugas keamanan profesional dari perusahaan jasa keamanan Duty Security.
Tuduhan Yahudi di belakang pembunuhan Anna jauh dari tanpa dasar. Anna adalah figur yang secara politik sangat keras menentang Israel. Di antaranya, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah wawancara televisi bulan Oktober 2001 adalah:
1. Pengusiran pemukim illegal Israel dari Tepi Barat (wilayah Palestina).
2. Palestina harus mempunyai negara sendiri yang berdaulat.
3. Israel harus meninggalkan daerah pendudukan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
4. Israel harus menghentikan perampasan wilayah Palestina serta penyerangan terhadap warga Palestina.
5. Seluruh langkah tersebut di atas harus dilaksanakan secepat mungkin.
Pada bulan Juni 2002, organisasi pemuda partai sosial demokrat yang dipimpin Anna mengeluarkan pernyataan menuduh perdana menteri Israel Ariel Sharon sebagai penjahat perang dan pelanggar hukum internasional. Anna mendukung pernyataan tersebut.
“Seringkali masalah konflik Israel-Palestina membuat saya sangat marah sehingga tanpa sadar saya menendang tempat sampah di kantor saya atau melempar apa saja yang ada di meja kantor saya,” kata Anna dalam sebuah wawancara televisi seraya menambahkan bahwa Ariel Sharon adalah “maniak” dan mengancam akan memboikot produk-produk Israel sebagai protes atas aksi brutal Israel atas Palestina.
Lebih jauh dalam pertemuan Uni Eropa bulan April 2002 Anna mendesak Uni Eropa untuk memutuskan hubungan dengan Israel sebagai bentuk protes kepada Israel. Selanjutnya pada bulan Mei 2002 Anna menyatakan ambisi pribadinya adalah membuat rakyat Israel menentang kebijakan politik “Sang Jagal” Ariel Sharon, dalang peristiwa pembantaian Sabra-Shatilla atas ribuan rakyat sipil Palestina tahun 1982.
Ia menuduh pemerintah Israel telah memilih kebijakan politik yang bertentangan dengan masyarakat dunia.

Anna juga mengkritik Presiden George W. Bush yang secara tidak adil telah memojokkan Presiden Palestina Yasser Arafat (dengan tuduhan teroris) sembari membela Ariel Sharon. “Kebijakan tersebut selain tidak tepat juga bodoh. Ini sangat membahayakan. Bertentangan dengan proses perdamaian… dan hanya dapat memicu peperangan,“ katanya

Hanya beberapa hari sebelum kematiannya dalam suatu pertemuan Uni Eropa di Riva del Garde, Italia, Anna lagi-lagi mengkritik Israel dan Amerika sebagai biang kegagalan proses perdamaian Arab-Palestina.
Anna adalah tokoh Swedia ketiga yang dibunuh oleh agen-agen Yahudi. Yang pertama adalah Count Folke Bernadotte, utusan khusus PBB di Palestina tahun 1948. Kedua adalah Perdana Menteri Olof Palme yang dibunuh saat berjalan-jalan dengan istrinya di Stockholm tahun 1986.
Pembunuhan-pembunuhan itu, bersama-sama dengan banyak pembunuhan tokoh-tokoh dunia lainnya, seakan-akan memberikan pesan kepada para pemimpin dunia untuk berhati-hati terhadap kepentingan Yahudi. Namun kebenaran tidak dapat dikalahkan oleh kebathilan sakalipun dengan teror sekalipun. Setiap saat selalu saja muncul figur-figur terkenal yang menyuarakan kebenaran dan menentang dominasi Yahudi. Bisa dicatat di antaranya adalah Mahathir Mohammad, Ahmadinejad, Hugo Chavez, dan Vladimir Putin.


Keterangan foto: Anna Lindh

No comments: