Sunday 12 October 2008

Holocoust, Yahudi dan Paradoks Demokrasi Barat


Sekitar empat tahun lalu dunia dikejutkan dengan peristiwa penangkapan dan penahanan terhadap tiga orang sejarahwan terkenal di Amerika dan Eropa: Germar Rudolph, Ernst
Zundel dan David Irving, karena penyangkalan mereka atas mitos holocoust (pembantaian 6 juta orang Yahudi oleh Nazi Jerman). Kegemparan tersebut disebabkan karena penangkapan dan penahanan tersebut bertentangan 180 derajat terhadap persepsi masyarakat dunia selama ini bahwa barat adalah tempat dimana demokrasi mendapat tempat yang paling terhormat di sana.

Kini paradoks demokrasi barat semakin menjadi-jadi dengan peristiwa penahanan sejarahwan Fredrick Toben, seorang sejarahwan Australia dalam kasus yang sama. Toben ditangkap di Inggris 1 Oktober lalu karena menolak mitos holocoust. Kini ia tengah menghadapi ancaman untuk diekstradisi ke Jerman dimana pelanggar mitos holocoust dijamin bakal mendapat hukuman penjara.

Para sejarahwan tersebut sebenarnya tidak menolak adanya warga Yahudi yang tewas karena perlakuan Nazi Jerman pimpinan Hitler selama Perang Dunia II tahun 1939-1945. Mereka hanya menolak klaim jumlah korban Yahudi yang mencapai 6 juta orang yang menurut mereka terlalu berlebihan mengingat jumlah orang Yahudi di wilayah pendudukan Nazi tidak terlalu signifikan. Jumlah korban Yahudi jauh lebih kecil dibandingkan korban perang dari etnis lain seperti Rusia, Polandia, dan Jerman.

Namun jumlah 6 juta sudah menjadi dogma, mengalahkan keyakinan terhadap agama yang dianut orang barat abad pertengahan. Bahkan karena agama sudah ditinggalkan oleh masyarakat barat, maka holocoust kini telah menjadi keyakinan (agama) yang paling kuat. Itulah sebabnya siapa saja yang menolak keyakinan itu harus menjalani hukuman penjara.

Penangkapan Toben sebagaimana pendahulunya sangat kontroversial namun menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Yahudi di Eropa dan Amerika. Penangkapan Toben misalnya, bertentangan dengan hukum konvensi di Inggris yang melindungi kebebasan menyampaikan pendapat. Ancaman ekstradisi ke Jerman yang dihadapi Toben lebih kontroversi lagi karena Toben tidak pernah melakukan perbuatan melanggar hukum di Jerman. Alasan hukum yang mendasari ancaman ekstradisi ke Jerman adalah karena tulisan Toben telah beredar di internet sehingga dapat diakses di Jerman.

Bayangkan, setiap pandangan menolak holocoust, oleh siapa saja dan dimana saja, asal beredar di internet dapat menghadapi ancaman hukuman penjara di Jerman! Karena internet bisa diakses dimana saja.

Ilusi dongeng holocoust

Terlepas dari hal tersebut di atas, ilusi tentang holocoust sudah ditentukan jauh sebelum dilegalisir oleh pengadilan Nurenberg paska Perang Dunia II. Inilah buktinya:
Koran New York Times tanggal 7 Mei 1920 menulis: “Jewish war sufferers in Central and Eastern Europe, where six millions face horrifying conditions of famine, disease and death.”

New York Times tanggal 5 Mei 1920 menulis: “…To save six million men and women in Eastern Europe from extermination by hunger and disease….. Six million starving, fever-stricken sufferers in war-torn Europe appeal to us.”

New York Times tanggal 3 Mei 1920 menulis: “Your help is needed to save the lives of six million people in Eastern and Central Europe.”

New York Times tanggal 2 Mei 1920 menulis: “…Six million human beings, without food, shelter, clothing or medical treatment.”

New York Times tanggal 1 Mei 1920 menulis: “But the lives of 6,000,000 human beings are waiting for an answer.”

New York Times tanggal 12 November 1919 menulis: “…tragically unbelievable poverty, starvation and disease about 6,000,000 souls, or half the Jewish population of the earth. …a million children and five million parents and elders.

The American Hebrew tanggal 31 Oktober 1919 menulis: “From across the sea, six million men and women call to us for help. …six million human beings… Six million men and women are dying. …in the threatened holocaust of human life. …six million famished men and women. Six million men and women are dying…”
New York Times tanggal 29 September 1919 menulis: “tragically unbelievable poverty, starvation and disease… about 6,000,000 souls, or half the Jewish population of the earth.”

New York Times tanggal 14 Januari 1915 menulis: “In the world today there are about 13,000,000 Jews, of whom more than 6,000,000 are in the heart of the war zone; Jews whose lives are at stake and who today are subjected to every manner of suffering and sorrow […].”

Pada tahun 1900 pemuka agama Yahudi Amerika, Rabbi Stephen Wise mengatakan: “there are 6,000,000 living, bleeding, suffering arguments in favor of Zionism.”
Menarik bukan?

Keterangan gambar: Fredrick Toben

1 comment:

Mohammad Rizal said...

Oke pak, tulisannya. Boleh saya kutip ya, dengan mencantumkan link bapak tentunya.