Sunday 4 April 2010

Mengapa Israel Berani Kurangajar?


Prolog: Israel kini dipimpin oleh perdana menteri Benjamin "Bibi" Netanyahu. Ia adalah murid dari Ze'ev Jabotinsky, sang pendiri kelompok zionis paling radikal. Jabotinsky adalah zionis yang pernah menyerukan perlunya dibangun tembok besi untuk memisahkan Palestina. Israel dan masyarakat dunia kini tengah berada di satu titik yang tidak mungkin lagi berbalik, yaitu masalah pembangunan pemukiman ilegal yahudi di wilayah pendudukan Palestina. Di satu sisi dunia menganggap penghentian pembangunan pemukiman yahudi dan pengembalian wilayah-wilayah pendudukan kepada Palestina serta pendirian negara Palestina yang merdeka adalah solusi yang tidak mungkin lagi ditolak untuk mencapai perdamaian timur tengah. Satu syarat yang tidak pernah diinginkan Israel. Pertanyaannya adalah sampai kapan "ketegangan" ini bisa bertahan mengingat Israel dan yahudi, dalam kondisi terpojok, biasanya akan menggunakan kekerasan dan aksi-aksi teror. Ini telah dibuktikan dengan gempuran Israel atas Gaza setelah Amerika, Uni Eropa dan Sekjen PBB mengecam Israel atas pembangunan pemukiman ilegal di Jerussalem.

Tokoh zionis Ariel Sharon pernah bekoar: "Kita menguasai Amerika, dan orang-orang Amerika tahu itu." Tulisan ini semoga bisa sedikit menjelaskan mengapa Sharon bisa berkoar seperti itu.


==============

Orang bijak mengatakan, jatidiri seseorang bisa dilihat dari teman-teman dekatnya. Bernard Madoff, penipu ulung abad ini dengan hasil tipuan mencapai $60 miliar (setara 1/2 APBN tahun 2010) yang menjadi salah satu sebab terjadinya krisis finansial global tahun 2008, adalah teman dan mitra bisnis Netanyahu dan mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak.

Mulanya Netanyahu dan Barak adalah teman dan mitra bisnis Larry Silverstein, pemilik kompleks World Trade Center New York yang mengalami serangan tgl 9-11-2001 (Perlu dicatat, kantor Silverstein adalah tempat dimana pesawat jet menabrak gedung WTC hingga menimbulkan spekulasi Silvertein terlibat dalam konspirasi penyerangan WTC dengan menempatkan perlengkapan pemandu untuk mengarahkan pesawat menabrak WTC, blogger). Melalui Netanyahu dan Barak, Silverstein bisa membangun kawasan industri bebas pajak bersama dengan Larry Tisch (pemilik televisi CBS) dan Sy Syms Merns (alias Seymour Merinsky). Merinsky adalah salah satu direktur Discount Bank of New York, yang bersama Bernard Madoff melalukan pencurian dan pencucian uang untuk disalurkan ke Israel melalui Discount Bank. Melalui Merinsky inilah, koneksi Netanyahu-Madoff terjalin.

Madoff, berkat jasa jaksa wilayah New York, Lev L. Dassin, bebas dari hukuman penjara dan hanya menjalani hukuman rumah di apartemennya yang mewah sementara gunung es kasus kejahatannya tetap tersembunyi di Israel dan para bankir yahudi New York. Dassin menjadi jaksa wilayah New York sejak Desember 2008 hingga Agustus 2009 bertanggungjawab atas kasus Madoff dan kejahatan kerah putih lainnya yang melibatkan Marc Dreier, serta kasus "kebangkrutan disengaja" General Motors. Ia juga bertanggungjawab atas kasus pemboman World Trade Center tahun 1993.

Menurut Christopher Bollyn, seorang peneliti independen tragedi WTC, dalam kasus Madoff Dassin tidak memasukkan dakwaan konspirasi dan menelan mentah-mentah pengakuan Madoff bahwa ia menghabiskan sendirian dana curian masyarakat senilai $50 miliar (yang berhasil dilacak keberadaannya oleh aparat hukum kurang dari $1 miliar). Menurut Dassin tidak ada bukti Madoff menginvestasikan dana tersebut (dengan kata lain seluruh dana tersebut dihabiskan untuk konsumsi, sangat tidak masuk akal). Fakta bahwa Madoff bermitra bisnis dengan para eksekutif Discount Bank milik Israel, sama sekali tidak mampu mengaitkan penyidikan dengan Discount Bank. Dan $59 miliar, uang yang tidak akan habis digunakan selama 7 keturunan itu menguap begitu saja.

Madoff adalah co-chairman Yeshiva University di Israel milik Seymor Merinsky. Merinsky sendiri menjadi direktur Discount Bank sejak tahun 1991. Pendiri Discount Bank adalah Netanyahu. Discount Bank yang memiliki cabang di Swiss dikenal di kalangan pebisnis Amerika sebagai bank pencuci uang haram yang mengalirkan dananya untuk proyek-proyek investasi di Israel.

Pada tgl 31 Januari 2006 keluarga Bronfman, pengusaha sekaligus fundamentalis zionisme Amerika, membeli bergabung dalam komplotan dengan membeli sebagian saham Discount Bank dan mengontrol sepenuhnya Discount Bank cabang New York. Bisnis keluarga Bronfman menggurita dari sektor agribisnis (DuPont), pers (Vanity Fair dll), perbankan, hiburan (Warner Music) hingga percetakan (Random House, penerbit novel The Da Vinci Code). Namun "core" bisnis keluarga ini adalah minuman keras, dan mereka mendapatkan keuntungan besar saat Amerika menerapkan UU anti-alkohol tahun 1920-1930-an dengan menjadi penyelundup. Keluarga ini menjalin hubungan bisnis yang kuat dengan Meyer Lansky, bapak dari para mafia Amerika. Keluarga Bronfman menyediakan minuman alkohol yang diproduksinya di Kanada, dan Lansky menjadi penyelundupnya. Meyer Lansky ini demikian berkuasanya dalam dunia Mafia Amerika hingga Al Capone dan para mafia Italia sebenarnya tidak lebih dari para "tukang pukul"-nya. Ia menghabiskan hari tuanya hingga meninggal, di Israel, namun hal ini tidak pernah disebut-sebut di Amerika meski ia pernah menjadi tokoh sentral film Hollywood terkenal: Bugsy. Kembali ke keluarga Bronfsman, mereka menjadi motor kampanye holocoust (holocoust Industry) tahun 1990-an yang berhasil "memeras" industri perbankan Swiss miliaran dollar.

Hubungan gelap antara Netanyahu, Barak, Larry Silverstein, dan Seymour Merinsky, dibongkar oleh koran Israel, Haaretz dalam sebuah artikelnya tahun 2001 berjudul "Up in Smoke". Haaretz menulis bahwa hubungan Netanyahu dan Silverstein sedemikian dekat hingga selama bertahun-tahun, setiap hari Minggu, mereka mengadakan kontak.

Menurut artikel tersebut, segera setelah terjadinya peristiwa 11 September WTC, PM Ariel Sharon menghubungi Larry Silverstein, seorang yahudi pengusaha properti raksasa New York dan pemilik kompleks WTC. Setelah itu mereka sering berhubungan. Selain itu itu Sharon juga segera menghubungi Benjamin Netanyahu (yang menyebut Sylverstein sebagai "teman") dan Ehud Barak (Sylverstein pernah menawarkan jabatan menggiurkan kepadanya).

Sylverstein juga menjadi anggota Komite Kerjasama Amerika-Israel untuk Pembangunan Perumahan dan Pemukiman yang didirikan oleh presiden Bill Clinton. Pada awal tahun 1990-an, ia dilibatkan dalam proyek pembangunan pemukiman yahudi. Namun namanya menjadi semakin terkenal di Israel setelah ia, dengan dukungan para pemimpin Israel: Benjamin Netanyahu, Ehud Barak dan Ariel Sharon, membangun kawasan industri di Negev.

Ide awal pembangunan kawasan industri bebas pajak itu pada tahun 1989 saat ia bertemu dengan Simon Peres yang saat itu menjadi menteri keuangan Israel. Namun saat itu Peres menolak usulan tersebut karena menganggap kawasan industri bebas pajak identik dengan dunia ketiga serta identik dengan kawasan perbudakan (buruh murah). Namun Silverstein tidak menyerah. Pada bulan September 1992 di New York ia bertemu dengan menteri keuangan baru Israel, Avraham Shochat, dan membujuknya dengan prospek ekonomi yang didapan Israel bahwa selain menciptakan puluhan ribu lapangan kerja, proyek itu juga akan membuat kawasan Negev berkembang pesat. Namun upaya ini juga belum berhasil sampai Benjamin Netanyahu berhasil menduduki kekuasaan sebagai perdana menteri.

Naiknya Netanyahu ke kursi kekuasaan membuka era baru hubungan Silverstein dengan Israel. Silverstein adalah pendukung kuat partai Demokrat dan secara politik condong ke sistem sosialis. Namun ia justru melihat Netanyahu, seorang ultranasionalis, akan mendukung proposalnya, dan harapannya terkabul. Sejak itulah ia memberi julukan Netanyahu "sang pahlawan pasar bebas". Silverstein dan Netanyahu pertama kali bertemu saat Netanyahu masih menjabat sebagai dubes Israel di Amerika dan langsung terlibat dalam hubungan yang akrab. Mereka bertemu setiap hari minggu sore di New York.

Adapun hubungan Silverstein dengan Ehud Barak, dimulai pada tahun 1995, saat Barak meninggalkan jabatannya di angkatan perang dan memasuki dunia politik. Saat itu Silverstein menawarkan jabatan sebagai kepala perwakilannya di Israel, namun ditolak Barak. Meski demikian hubungan mereka tetap dekat dan Barak adalah pendukung proyek Silverstein di Negev.


NETANYAHU, PEMBOHONG YANG BERUNTUNG

Joe Lockhart, juru bicara kepresidenan Amerika semasa Presiden Bill Clinton, menggambarkan Benjamin Netanyahu sebagai "pembohong dan licik". "Ia boleh saja membuka mulutnya (berbicara) namun kita tidak bisa mempercayai setiap perkataannya," kata Lockhart suatu ketika, tentu saja setelah tidak lagi menjadi pejabat. Dalam pidatonya di depan peserta konperensi lembaga lobi yahudi paling berpengaruh, AIPAC, tgl 22 Maret lalu Netanyahu membual:

"Pendapat-pendapat yang menentang Israel adalah didasarkan pada keterangan-keterangan palsu. Salah satu kepalsuan tersebut adalah pendapat yang menyebutkan negara Israel sebagai sebuah koloni asing di Palestina. Ini adalah tuduhan palsu terbesar di dunia modern. Di kantor saya tersimpan cincin kuno yang dipinjamkan oleh Departemen Pengelola Barang Antik. Cincin ini ditemukan di Tembok Ratapan dan dibuat 2.800 tahun lalu, 200 tahun setelah Raja Daud mendeklarasikan Jerusalem sebagai ibukota bangsa yahudi. Cincin ini menjadi "segel resmi" keberadaan kerajaan Israel. Di permukaannya tertulis "Netanyahu". Netanyahu Ben-Yoash. Itulah nama akhir saya. Nama awal saya, Benjamin, merujuk pada masa 1.000 tahun sebelum Raja Daud, pada Benjamin, putra Yakub. Salah seorang saudara Benjamin adalah Shimon, yang juga menjadi nama awal sahabat saya, Shimon Peres. 400o tahun yang lalu Benjamin, Shimon dan 10 saudara mereka mendiami tanah Judea (Palestina)."

Benjamin Netanyahu sebenarnya adalah nama samaran. Ayahnya bernama Benzion Mileikowsky lahir di Warsawa-Polandia tahun 1910. Sebagaimana imigran yahudi lainnya dari Eropa timur, Mileikowski mengganti nama keluarganya, menjadi Netanyahu. Shimon Peres pun demikian. Ia terlahir bernama Szymon Perski di Wiszniewo, Poland, 2 Agustus 1923. Baik keluarga Netanyahu maupun Shimon Peres, juga hampir semua penduduk Israel, adalah kolonialis dan tidak memiliki hak sejarah untuk tinggal di Palestina.

Mereka adalah orang-orang yahudi ashkenazi, yahudi Eropa Timur yang sama sekali bukan keturunan Yakub ataupun Raja Daud. Mereka adalah keturunan bangsa khazaks yang mendiami kawasan sekitar Laut Kaspia. Pada abad VIII bangsa khazaks dipimpin rajanya, memeluk agama yahudi. Klaim orang-orang yahudi bahwa mereka adalah keturun Yakub dan Raja Daud justru adalah kebohongan terbesar di jaman modern ini. Justu orang-orang Palestinalah, yang setelah kedatangan Islam memeluk agama ini dengan teguh, adalah keturunan Yakub dan Raja Daud yang sebenarnya. Merekalah yang Rosulullah Muhammad pernah bersabda, sebagai bagian umat Islam yang selalu berjuang menegakkan kebenaran hingga hari kiamat.

Pada tahun 2009 lalu surat kabar Haaretz menuliskan laporan yang menyebutkan pemerintahan Barack Obama sebenarnya menyadari Netanyahu sebagai pembohong dan licik. Setidaknya menlu Hillary Clinton tentu sudah mendengar pengalaman suaminya Bill Clinton, yang pernah "ditipu" oleh Netanyahu perihal proses perdamaian Israel-Palestina yang digagasnya. Sebagaimana ditulis oleh Dennis Ross, utusan perdamaian Amerika semasa pemerintahan Bill Clinton yang kini menjadi penasihat politik Barrack Obama dalam bukunya "The Missing Peace", Bill Clinton menegur keras Netanyahu yang mengingkari janjinya untuk melepaskan tahanan politik Palestina. "This is just chicken shit. I'm not going to put up with this kind of bullshit," kata Bill Clinton kepada Ross.

Aaron David Miller, wakil Dennis Ross pun punya pengalaman sendiri perihal kekecewaan Bill Clinton terhadap Netanyahu. Dalam bukunya "The Much Too Promised Land," Miller menuliskan bahwa pada pertemuan pertama Bill Clinton dengan Netanyahu, Netanyahu tahun 1996 membahas perdamaian timur tengah, Netanyahu bersikap seolah ia adalah tuan dan Bill Clinton adalah pembantunya. Bill Clinton tentu saja tersinggung. "Persetan dengannya. Dia pikir siapa yang superpower, Amerika atau Israel?" kata Bill Clinton.

Adapun Joe Lockhart, yang saat itu adalah jurubicara Gedung Putih dalam pernyataannya yang dibulis di buku "The Truth About Camp David," mengatakan, Netanyahu adalah "one of the most obnoxious individuals you're going to come into - just a liar and a cheat. He could open his mouth and you could have no confidence that anything that came out of it was the truth."

Namun, seperti kata Ariel Sharon, Israel menguasai Amerika. Bahkan Presiden Barack Obama tidak bisa menolak kedatangan Ehud Barack dan Netanyahu yang telah mempermalukan Amerika di hadapan dunia dengan mengumumkan pembangunan pemukiman yahudi di Jerussalem, di saat wakil presiden Joe Biden tengah berada di Israel untuk merundingkan proses perdamaian timur tengah. Lagipula Barack dan Netanyahu diduga terlibat juga dalam aksi terorisme WTC.

No comments: