Wednesday 14 April 2010

Pembantaian Katyn dan Kecelakaan Presiden Polandia


Sebuah kereta api uap berhenti di stasiun kecil di tengah hutan Katyn, Polandia Timur yang sekarang masuk dalam wilayah Rusia. Seorang jendral tentara Polandia turun dari kereta dikawal oleh beberapa personil tentara Uni Sovyet yang menjelang perang dunia II telah menduduki Polandia Timur. Dengan langkah tenang sebagaimana keteguhan mental para perwira tinggi, jendral tersebut memasuki kendaraan yang menjemputnya. Para personil militer Sovyet pun masih menghaturkan tabik kepadanya sebagai bentuk penghormatan. Namun keadaan berubah menjadi tegang setelah sang jendral sampai di sebuah kamp tawanan di tengah hutan. Dengan agak kasar para penjaga menggeledahnya dan memintanya meninggalkan pistol dan sabuk kopelnya. Memasuki kamp, sang jendral masih berjalan tenang, mungkin menyangka ia hanya akan menjalani hukuman ringan selama beberapa bulan. Namun ketika memasuki sel tahanan, ia terkejut setelah melihat banyak bercak darah yang masih belum kering benar di lantai sel. Instingnya memerintahkannya untuk menyelamatkan diri. Ia pun berbalik dan berniat meninggalkan sel. Namun dua orang penjaga bertubuh besar menggapitnya dengan keras. Penjaga ketiga, dengan tenang mengarahkan pistol ke tengkuk sang jendral dan menembaknya. Hanya sekali tembakan, namun sudah cukup untuk mengakhiri hidup seorang jendral perkasa sekalipun. Selanjutnya mayat sang jendral diseret keluar dan seorang penjaga lain membersihkan genangan darah dari lantai.

Itulah adegan pembuka dalam film "Kathyn" yang baru-baru ini mengemparkan rakyat Polandia. Film ini menggambarkan pembantaian sekitar 40.000 perwira, tulang punggung bangsa Polandia yang telah eksis dalam sejarah selama ribuan tahun, pada tahun 1940 atau awal perang dunia 2.

Adegan berikutnya menunjukkan tiga orang perwira menengah menjalani adegan yang dilakukan sang jendral. Nyawa ketiganya pun berakhir mengenaskan dengan kepala pecah dan kemudian para penjaga membersihkan lantai sel dari genangan darah. Adegan-adegan berikutnya berjalan dengan alur yang lebih cepat, semakin cepat. Berikutnya beberapa orang tidak lagi menjalani eksekusi di dalam sel melainkan di sebuah lapangan. Dengan mata tertutup dan tangan terikat, mereka bergiliran turun dari truk yang mengangkut mereka. Begitu menginjak tanah mereka langsung dieksekusi dengan tembakan di tengkuk. Mayatnya diseret ke lobang yang telah disiapkan tidak jauh dari tempat eksekusi. Pada adegan terakhir para korban eksekusi tidak lagi ditembak satu per-satu. Mereka, puluhan orang sekaligus berdiri berjejer di pinggir kuburan massal yang telah disiapkan. Di belakang para korban tersebut berdiri para eksekutor. Setelah diberi tanda, para ekskutor menembakkan pelurunya bersama-sama. Puluhan orang serentak tersungkur ke tanah dengan kepala pecah. Mayat-mayat mereka kemudian didorong bolduzer ke dalam lubang kuburan massal sementara di latar belakang terdengar bunyi letusan senjata dari berbagai sudut hutan yang seakan tanpa henti.

40.000 eksekusi. Jika dalam sehari para pembantai berdarah dingin tersebut bisa membantai 1.000 orang maka seluruh operasi pembantaian tersebut memerlukan waktu 40 hari tanpa henti.

Pembantaian di Hutan Katyn dilakukan oleh polisi rahasia Uni Sovyet NKVD pada tahun 1940. Uni Sovyet adalah induk dari semua faham komunisme di dunia. Dan perlu ditegaskan disini bahwa komunisme adalah yahudi srigala berbulu domba. Dengan dalih mengembalikan kekuasaan kepada rakyat proletar dari genggaman kaum kapitalis serakah, rejim komunisme melakukan pembantaian sistematis kepada para goyim (masyarakat non-yahudi). Komunisme berdiri karena sokongan dana para yahudi kapitalis Amerika dan Inggris. Lenin, Stalin dan Trotsky, dedengkot komunisme Uni Sovyet menyusun kekuatan dan merencanakan revolusi Bolshevik di negara-negara barat.

Selain merupakan manifestasi penyembahan berhala, pembunuhan massal (sebagian besar elit penguasa yahudi adalah penganut paganisme kuno, atau campuran antara agama wahyu dengan paganisme) dimaksudkan untuk menyingkirkan kekuatan-kekuatan yang bisa menyaingi kekuatan yahudi. Kekuatan tersebut biasanya terbentuk oleh identitas agama, etnis, dan negara. Kami telah mengetahui bahwa perpecahan katholik-protestan adalah karena provokasi yahudi. Revolusi-revolusi di Inggris, Perancis dan Rusia adalah karena provokasi yahudi. Lebih jauh keruntuhan Romawi juga karena konspirasi mereka (Edward Gibbon, "The History of the Rise and Fall of Roman Empire"). Pembantaian serupa juga dilakukan terhadap rakyat Rusia dan negara-negara Eropa timur lainnya yang beretnis kulit putih dan beragama katholik. Di Indonesia, Afghanistan dan Yaman kaum komunis membantai umat Islam. Di Cina, Indochina dan Amerika latin mereka membantu kalangan kelas menengah yang umumnya beragama kristen/katolik.

Film "Kathyn" yang dibuat oleh sutradara Andrej Wajda tahun 2008 lalu telah menyadarkan rakyat Polandia tentang peristiwa keji tersebut serta para pelakunya meski awalnya pihak Uni Sovyet, dan juga para sejarahwan dan media massa "jew ass sucker" mengalihkan kesalahan kepada rejim Nazi Jerman. Andrej adalah salah seorang warga Polandia yang bapaknya menjadi korban kekejian komunis-yahudi tersebut. Demikian juga Presiden Polandia, Lech Kaczynski. Untuk itulah sang presiden dan jajaran kabinetnya bermaksud mengadakan penghormatan terhadap para korban pembantaian Kathyn. Namun nasib malang menimpa mereka. Kecelakaan pesawat yang menimpa mereka telah mengakhiri hidup mereka tanpa pernah sempat menunaikan menghormati leluhurnya yang malang. Di sisi lain pembunuhan ini bisa diartikan sebagai peringatan oleh para yahudi internasional kepada siapa saja untuk tidak mengungkap borok-borok lama kejahatan mereka di masa lalu. Di tengah agenda mereka yang tinggal selangkah lagi, mewujudkan negara super di seluruh dunia dengan mereka sebagai penguasanya (Uni Eropa contoh keberhasilan agenda tersebut. Amerika Utara dengan NAFTA-nya dan Asean dengan AFTA-nya adalah proyek selanjutnya), sentimentilisme presiden Polandia dapat mengganggu agenda tersebut.

No comments: