Saturday, 10 July 2010

Korupsi Tingkat Tinggi di Perancis


Presiden Nicholas Sarkozy memang jagonya membuat berita. Tingkahnya ber-"kumpul kebo" dengan model porno Carla Bruni, masa lalunya sebagai "sayan" (warga keturunan yahudi yang secara aktif menjadi agen rahasia Mossad) dan kini menjadi "orang upahan" miliuner pemilik industri kecantikan L'Oreal, semuanya dipadukan dengan fakta bahwa ia, sebagaimana sebagian besar pemimpin "negara-negara demokrasi" tidak pernah membuat suatu prestasi gemilang.

Akhir-akhir ini publik Perancis dikegetkan dengan pernyataan seorang mantan akuntan dari Liliane Bettencourt (87 th) sang pemilik saham terbesar L'Oreal bahwa Sarkozy secara rutin mendapat "gaji" dari Liliane. Menurut akuntan tersebut, diidentifikasi sebagai Claire T, adalah sebuah kebiasaan, Liliane memberikan amplop berisi uang hingga senilai ratusan ribu euro kepada politisi-politisi Perancis yang diundang ke villanya di Neuilly-sur-Seine.

"Para politisi secara terus-menerus berbaris masuk ke rumah itu, khususnya pada masa pemilihan umum," kata claire T kepada situs Mediapart News.

Menurut Claire T, Sarkozy yang saat itu walikota Neuilly, adalah pengunjung rutin vila Liliane antara tahun 1998 hingga 2002. Claire T mengaku mendengar jelas pembicaraan antara bosnya dengan Sarkozy karena karena semua orang memang harus berbicara keras-keras agar Liliane, yang sudah agak tuli karena usianya, mendengar. Menurutnya setiap menjelang kunjungan politisi, ia harus menarik sejumlah uang di bank di Paris untuk dipecah-pecah ke dalam beberapa amplop tebal.

"Nicolas Sarkozy mendapatkan amplop juga, yang diberikan di sebuah ruangan di lantai dasar yang bersebelahan dengan ruang makan. Biasanya dilakukan setelah makan," tambah Claire. "Semua orang di vila itu tahu, Sarkozy berkunjung ke tempat itu untuk mendapatkan uang."

Sarkozy membantah berita itu dan menyebutnya sebagai fitnah tanpa dasar. Katanya: 'I would so like it if the country could be passionate about the big problems such as health, pensions, or how we can create growth, instead of getting involved with the first slanderous horror which has only one goal, that's to bring people down without any element of truth.'

Claire T juga mengungkapkan, salah seorang menteri kabinetnya Sarkozy, Eric Woerth, termasuk di antara politisi yang sering berkunjung ke villa Liliane untuk mendapatkan uang kas. Tuduhan ini semakin menyudutkan Woerth yang kini tengah disorot publik karena kasus kosupsi dan penggelapan pajak yang tengah melandanya.

Menurut Claire "jatah untuk Sarkozy adalah 160.000 poundsterling, sedang Woerth adalah 125.000 poundsterling.

Eric Woerth, yang istrinya bekerja pada Liliane Bettencourt sebagai menejer kesehatan, kini mendapatkan tuntutan dari kalangan oposisi untuk mengundurkan diri karena kasus ini. Namun ia menolak. Ia membantah telah mencampuradukkan kepentingan saat menjabat dua jabatan sekaligus, yaitu sebagai menteri keuangan dan bendahara partai UMP pimpinan Sarkozy.

Bantahan Sarkozy dan Woerth tidak mengurangi skeptisme rakyat Perancis atas para pemimpin mereka. Sebuah jajak pendapat yang diadakan baru-baru ini menunjukkan bahwa 2/3 rakyat Perancis percaya para pemimpin mereka adalah koruptor.

Kasus-kasus tersebut membuat konflik politik di Perancis kini semakin memanas. Anggota parlemen dari oposisi berulangkali mengajukan pertanyaan kepada anggota parlemen dari kubu pemerintah tentang kasus tersebut sampai pada satu kondisi dimana anggota parlemen dari pemerintah menuduh kubu oposisi telah "memainkan permainan yang di luar kewajaran". Tuduhan itu membuat kubu oposisi marah dan melakukan aksi walkout.

No comments: