Friday, 9 July 2010
Paradoks Afrika Selatan: Kondom Penjerat
Apa yang Anda saksikan pada pembukaan Piala Dunia Afrika Selatan baru-baru ini? Apa pendapat Anda tentang Afrika Selatan?
Saya melihat sebuah ironi di Afrika Selatan, negeri Afrika paling maju tapi kini terjerumus dalam jurang kriminalitas. Negara macam apa yang seorang penculik dan pembunuh (Willie Mandela, janda Nelson Mandela) melenggang sebagai anggota legislatif? Dan negeri macam apa yang memperlakukan buruk orang-orang kulit putih yang telah membuat negeri itu maju. Tengok saja acara pembukaan Piala Dunia kemarin, hampir tidak ada warga kulit putih yang tampil. Sebagaimana di Zimbabwe, warga kulit putih di Afrika Selatan mengalami tragedi "ethnic cleansing".
Saya bukannya mencintai orang kulit putih penjajah sebagaimana bangsa Belanda pernah menjajah Indonesia. Tapi saya hanya bersikap fair, bangsa Belanda, sebagaimana bangsa kulit putih penjajah Afrika Selatan, juga meninggalkan warisan yang sangat berharga. Tanpa mereka, kita bahkan tidak tahu bagaimana caranya bersiul. Bukannya becanda, menurut Pramoedya Ananta Toer orang-orang Belanda bahkan mengajari kita tentang rambut model belah serta alas kaki. Jangan ditanya tentang arsitektur, musik (musik asli kita paling maju adalah sistem nada pentatonik yang hanya dipakai di dunia pewayangan), atau budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan. Tanpa orang Belanda kita tidak akan pernah mengenal kayu jati dan eboni yang tinggi dan lurus dan bernilai tinggi.
Dan bagaimana Afrika Selatan tanpa orang kulit putih? Dijamin negeri itu tidak lebih baik dari negeri seperti Kenya atau Uganda.
Berbeda dengan gambaran kegermelapan event Piala Dunia, Afrika Selatan adalah negera kriminal terbesar di dunia. Salah satu bentuk kriminalitas yang paling tinggi adalah pemerkosaan. Tingkatnya telah sampai pada titik dimana rata-rata seluruh wanita termasuk anak-anak wanita pernah mengalami perkosaan atau percobaan perkosaan. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan untuk mengurangi tingginya tingkat perkosaan, namun tidak memberikan hasil apapun. Kini fokusnya adalah bagaimana memberikan efek jera bagi para pemerkosa. Dan salah satu upaya untuk memberikan efek jera adalah diperkenalkannya kondom penjerat.
Sebuah artikel di CNN dan CBS News baru-baru ini menyebutkan Afrika Selatan tengah memperkenalkan produk kondom penjerat untuk menghukum jera para pemerkosa Afrika Selatan. Kondom tersebut digunakan oleh para wanita untuk menjerat kemaluan yang kurang ajar. Kondom ini dirancang untuk tidak bisa dilepaskan kecuali melalui operasi di rumah sakit.
"Itu menyakitkan. Pelaku pemerkosaan tidak bisa berjalan dan buang air. Dan jika berusaha melepaskan, alat ini justru semakin menggigit. Ini hanya bisa dilepaskan melalui operasi di rumahsakit. Tentunya setelah polisi menangkapnya," kata Dr. Sonnet Ehlers, perancang kondom tersebut kepada CNN.
Menurut Dr. Sonnet, ia telah menjual rumah dan mobilnya untuk membiayai proyek pembuatan kondom tersebut. Kini ia tengah mengawasi pendistribusian 30.000 kondom gratis di kota-kota penyelenggara turnamen piala dunia. Saat sudah dijual secara komersial, nantinya kondom ini akan dijual seharga $2.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment