Thursday 13 January 2011

Kembali, Pembunuhan Politik Yahudi


Sebelum membahas mengenai pembunuhan politik atas senator Gabrielle Giffords di Arizona baru-baru ini, kita kembali ke tahun 1960-an saat dua orang politisi terkenal Amerika, Presiden John F Kennedy dan saudaranya, Jaksa Agung Robert Kennedy, dibunuh karena alasan politik. Kedua tokoh tersebut adalah penentang kuat program nuklir Israel dan berniat menghentikan bantuan ekonomi dan militer Amerika kepada Israel karena menolak menghentikan program nuklirnya. John F Kennedy dibunuh saat masih menjabat sebagai presiden, sedangkan Robert Kennedy dibunuh saat hampir memenangkan pemilihan presiden Amerika. Keduanya dibunuh secara brutal di depan publik. Lalu pada tahun 2000-an kita juga menyaksikan pembunuhan brutal terhadap menlu Swedia Anna Lindh di siang hari bolong di sebuah pusat perbelanjaan kota Stockholm. Anna Lindh adalah politisi pro-Palestina dan anti-Israel yang pernah menyerukan gerakan boikot produk-produk Israel.

Ketiga pembunuhan brutal terhadap tokoh politik itu hanya sebagian kecil dari pembunuhan-pembunuhan politik lainnya yang melibatkan orang-orang yahudi di belakangnya. Dan kini peristiwa ini berulang dengan senator Gabrielle Giffords sebagai korbannya ditambah beberapa korban "collateral" lainnya.

Sebagaimana para pembunuh politik tokoh-tokoh besar dunia lainnya, Jared Loughner, sang pembunuh berdarah dingin atas Gabrielle Giffords adalah seorang yahudi. Informasi penting ini diperoleh dari sebuah artikel di majalah "Mother Jones", yang memuat wawancara dengan seorang sahabat lama Jared Loughner yang menyebutkan bahwa ibu dari Jared Loughner adalah seorang wanita yahudi. Berdasarkan hukum Israel, setiap orang yang beribu wanita yahudi otomatis menjadi warga negara Israel.


Untuk lebih lengkapnya mengenai Jared Loughner ini silakan link ke situs berikut:

http://www.davidduke.com/general/arizona-shooter-jared-loughner-is-jewish_22234.html#more-22234


Namun seperti biasa, media massa menyembunyikan fakta itu dan justru mengalihkan perhatian kepada gerakan ultranasionalis, neo-nazi, ekstremis kanan hingga gerakan Tea Party, sebagai motif di balik pembunuhan Gabrielle. Dan seolah sempurna dengan tipikal keyahudiannya, Jared adalah seorang nihilis dan anarkis yang terobsesi untuk menghancurkan segala "kemapanan" di sekitarnya.

Sangat boleh jadi juga Jared adalah manusia yang telah diprogram melalui "kontrol pikiran" untuk menjadi mesin pembunuh, suatu hal yang tidak lagi sekedar ada dalam film-film fiksi. Sekedar untuk menguji apakah metode lama ini masih bekerja, sembari mempermulus agenda yahudi membuat Amerika menjadi negara terbuka terhadap imigran asing sekaligus menerapkan undang-undang pelarangan kepemilikan senjata api, meski konstitusi Amerika menjamin warga negaranya untuk memiliki senjata api sebagai senjata terakhir untuk melawan pemerintahan otoriter yang mungkin muncul. Sebagaimana diketahui Arizona adalah negara bagian yang baru saja mengesahkan undang-undang pembatasan imigran asing yang membuat tokoh-tokoh yahudi dan liberal idiot binaan yahudi, termasuk Presiden Obama, kebakaran jenggot. Dan Gabrielle adalah politisi anti imigran asing dan anti pelarangan senjata api.

Dan seolah menemukan momentum, orang-orang liberal idiot dengan dibantu media massa "jew ass sucker" kembali menyerukan pelarangan senjata api di Amerika. Hal yang diinginkan para kapitalis yahudi global setelah berhasil memperbudak seluruh manusia dengan sistem perbankan-ekonomi-nya, adalah tidak ada seorang pun yang memiliki senjata untuk melawan mereka. Sementara Amerika yang lahir dari pemberontakan bersenjata rakyatnya melawan penguasa Inggris yang otoriter, justru melindungi rakyatnya untuk memiliki senjata api.

Saya pernah mengatakan di blog ini bahwa hal-hal yang sangat buruk karena kejahatan konspirasi mungkin saja terjadi, menyusul pidato kemenangan SBY yang menggunakan bahwa Inggris yang saya intepretasikan bahwa SBY siap mengemban misi kepentingan asing di Indonesia. Dan hal-hal buruk itu telah mulai menampakkan diri: Skandal Century, kasus Gayus, skandal pembangunan gedung DPR/MPR, dan melambungnya harga cabai yang ditanggapi menteri perdagangan dengan santai. Pembunuhan politik? Kita juga sudah sering mengalaminya: pembunuhan Munir, kematian Jendral Agus WH, pembunuhan pengusaha Nasrudin yang menjerat ketua KPK Antasari Azhar, dan kematian misterius seorang Jaksa Agung di Arab Saudi.

Dengan banyaknya agen asing (yahudi) di Indonesia --- mantan Kasad Jendral Ryamizard Ryacudu mengatakan ada 40 ribu agen rahasia asing di Indonesia. Saya berani mengatakan angkanya jauh lebih banyak dari itu---, sebagian bahkan mulai menampakkan wujudnya di media massa, berbagai peristiwa buruk lainnya, termasuk pembunuhan politik, sangat mungkin akan terjadi di Indonesia.

No comments: