Tuesday, 18 January 2011

PEMBUNUHAN KONSPIRASI TERBARU


Anda boleh menyebutnya pembunuhan konspirasi. Dan mungkin ini adalah kasus pembunuhan konspirasi teraktual meski, sebagaimana biasa, media-media massa besar mengabaikannya.

Pada saat warga kota Newark, Delaware, Amerika bersiap-siap menyambut tahun baru 2011, mereka dikejutkan dengan penemuan mayat lelaki tua di dalam bak sampah dengan kondisi terluka parah. Namun yang mengejutkan adalah mayat tersebut ternyata mayat seorang mantan pejabat senior inteligen Amerika pada masa pemerintahan George W Bush, John Wheeler.

Menurut keterangan petugas medis Newark yang memeriksa mayat tersebut dipastikan kematian Wheeler karena pembunuhan. Namun polisi belum memberikan laporan resminya karena masih memerlukan penyidikan kematian tersebut lebih mendalam.

Media massa menyebut Wheeler sebagai mantan pejabat sebagai asisten khusus kepala staff AU Amerika pada masa George W Bush dan telah bekerja pada pemerintah sejak masa pemerintahan Ronald Reagan. Media massa juga menyebutkan Wheeler pada saat terakhirnya masih bekerja di Mitre Corporation yang bekerja untuk inteligen militer Amerika. Namun tentu saja media massa tidak menyebutkan bahwa Mitre Corporation memiliki hubungan kuat dengan inteligen Israel.

Wheeler, kemungkinan besar adalah pejabat yang mengetahui dengan pasti apa yang sebenarnya terjadi dalam peristiwa Serangan WTC 9/11 2001. Ia paling tidak mengetahui siapa yang menghentikan saluran komunikasi udara saat terjadi pembajakan hingga serangan ke WTC dan Pentagon. Ia mungkin juga mengetahui pesawat yang ditembak jatuh hari itu (pesawat penumpang yang jatuh di Pensylvania). Dengan informasi yang dimilikinya, ia sangat membahayakan bagi keamanan “konspirator” Serangan WTC 2001. Maka program “pensiun akhirat” pun diberikan kepadanya. Pembunuhan itu sekaligus juga menjadi peringatan pada siapapun yang mengetahui konspirasi WTC 2001 untuk tidak mencoba membocorkan informasi tersebut ke publik. Namun mungkin saja suatu saat nanti akan ada orang yang memilih membuka informasi tersebut daripada menyimpannya di dalam kubur.

Presiden Amerika Franklin Delano Roosevelt suatu saat pernah berkata, “dalam politik, tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan.”

Berdasar penyelidikan Christopher Bollyn, seorang wartawan investigatif independen Amerika, Mitre Corporation berbagi ruangan dengan Ptech corporation di markas FAA (otoritas penerbangan sipil Amerika) saat terjadi Serangan WTC 2001. Sebagaimana biasa operator dinas inteligen Israel, Mossad, perusahaan itu mempekerjakan warga keturunan Arab dan beberapa investornya pun orang-orang kaya Arab hanya untuk menutupi pemilik sebenarnya perusahaan itu.

Ptech adalah pemilik program komputer PROMIS yang memiliki kemampuan inteligen tinggi dan menjadi andalan hampir semua lembaga inteligen, keamanan dan militer Amerika dan Uni Eropa seperti US Secret Service, FBI, FAA, US Army, US NAVI, NATO, US Postal Servis, US Custom dll. Program PROMIS ditemukan oleh pendiri perusahaan INSLAW yang dibajak oleh Mossad bekerjasama dengan aparat keamanan Amerika “jew ass sucker” melalui sebuah konspirasi yang sempat menggegerkan Amerika dan dikenal dengan Skandal INSLAW (silahkan searching di blog ini mengenai Skandal INSLAW atau baca buku “The New Jerussalem” karya Michael Collins Piper).

“Ptech bersama MITRE Corporation berkantor di basemen FAA selama dua tahun sebelum terjadi Serangan WTC 2001. Pekerjaan spesifik mereka adalah memandu dan memantau lalulintas informasi FAA, NORAD (komando pertahanan udara Amerika dan Kanada) dan angkatan udara Amerika saat terjadi kondisi darurat. Jika seseorang yang memiliki kesempatan untuk merekayasa informasi FAA , maka itu adalah orang-orang Ptech dan MITRE,” ungkap Indira Singh, seorang Wall Street Risk and IT Specialist kepada Bollyn sebagaimana ditulis di blog Bollyn, bollyn.com.

No comments: